Anda di halaman 1dari 24

XI IPA 3

kelompok 1
Menganalisis cerita pendek
“Penangkapan” dari buku
“Robohnya surau kami” karya A.A
NAVIS
Anggota kelompok

Angel Kesi Ogan


Messy Raisya Dharmalina
Pratycia Anggraini Pranawa

salsabila Viola Melinda Zidane Putra Fadilah


Poin Analisis

01 02 03 04
Keterkaitan instrinsik Kemenarikan dalam
Unsur instrinsik Unsur ekstrinsik
dan ekstrinsik cerpen

05 06 07
sinopsis Nilai – nilai yang
kesimpulan
dapat diambil
01
Unsur
instrinsik
Tema,latar,alur,tokoh/penokohan,sudut
pandang,amanat.
Tema
Kehidupan mayarakat pada
masa orde baru
Latar

● Tempat :
perkotaan,rumah, kantor
polisi
● Waktu : sekitar tahun
1970an, malam, siang
● Suasana : haru
Alur
Cerita pendek ini memiliki alur maju
Tokoh

Aku Dali Alfonso Jimi

Leon Haris Neli


Sudut pandang
Sudut pandang dari cerita tersebut
adalah orang pertama tunggal
Amanat

Dalam menyuarakan kritik-kritik


terhadap pemerintah hendaklah disertai
dengan tekad yang kuat demi
membawa perubahan yang baik dalam
kehidupan serta solidaritas yang tinggi
di antara sesama aktivis . Bukan hanya
semata-mata untuk menguntungkan
pribadi masing-masing
02
Unsur
ekstrinsik
Sosial budaya,latar belakang penulis
Sosial Budaya
Menceritakan kejadian zaman dulu yang kelam. Mulai dari
sastrawan-sastrawan yang ditangkap oleh polisi, kehidupan
masyarakat yang belum sejahtera, dan berbagai penderitaan lain
terutama tokoh bernama Dali. Paham yang dianut pada masa itu
belum mencapai reformasi ditilik dari dialog Dali,"Masa itu,
rupanya orang-orang intel kewalahan menghadapi tingkah laku
sastrawan muda. Mau dilarang tidak ada alasan. Dibiarkan terus,
dikhawatirkan iklim bisa rawan. Lalu kami, yang tua-tua ditahan.
Lalu anak-anak muda itu mereka gerakkan mencari sumbangan
solidaritas kemana-mana. Maka kesibukan mereka beralih karena
kegairahan mendapat simpati. Demonstrasi baca puisi berhenti.
Dan memang sesudah peristiwa itu sampai sekarang tidak ada lagi
sastrawan baca-baca puisi." Cerpen tersebut juga mengisahkan
masa depan yang akan di jalani setiap manusia sudah diatur
menurut garis takdirnya masing-masing
Latar Belakang Penulis

Minat pokok Navis yang menjadi tema-tema


karya-karyanya berkisar di seputar masalah
manusia dan kemanusiaan seperti penderitaan,
kegetiran, kebahagiaan, dan harapan. Warna
lokal atau kedaerahan Minangkabau yang kuat
merupakan sisi lain yang menarik dalam karya
Navis. Melalui karya-karyanya, Navis berhasil
menempatkan idiom-idiom lokal Minangkabau
dengan tetap menempatkannya dalam konteks
yang lebih luas, yakni persoalan bangsa dengan
konsep yang universal
03
Keterkaitan antara
unsur instrinsik dan
ekstrinsik
Keterkaitan antara unsur instrinsik dan ekstrinsik
Unsur Intrinsik merupakan inti – inti yang
membangun sebuah karya sastra dari dalam.
Artinya, unsur – unsur ini murni berada di
dalam cerita. Berkebalikan dengannya, ada
unsur ekstrinsik yang membangun karya sastra
dari luar. Unsur ekstrinsik biasanya berasal dari
pengarang atau kondisi sosial yang terjadi saat
karya tersebut dibuat.

Melihat unsur instrinsik dan ekstrinsik pada cerpen


penangkapan karya A.A Navis, terdapat
hubungan keterikatan di antaranya, hal itu
dapat dilihat dari latar belakang kehidupan
pengarang dengan tema yang digarapnya yaitu
tentang kehidupan pada masa lampau yang
sudah terbiasa dengan hal-hal yang berkaitan
dengan pengkapan ,kriminal, dan lain
sebagainya.
04
Kemenarikan
dalam cerpen
Kemenarikan dalam cerpen
Bahasa yang digunakan mencapai tingkatan
baku untuk situasi tempo dulu. Juga
berbagai peristiwa yang menggambarkan
masa itu. Ditandai dengan Indikasi PRRI,
kesibaran peristiwa Malari, Para
Simpatisan, jeket danu, berjubel,
memidahkan. Selain itu, cerpen ini juga 
mengandung makna tersirat dan memiliki
sisi menggemaskan, seperti yang
digambarkan dengan tidak adanya tuduhan
tetapi asal tangkap saja, si Dali yang sedang
susah memikirkan nasib keluarganya
diujung tanduk merasa santai-santai dan
senang ditangkap adalah hal yg tidak logis
sehingga membutuhkan pengulangan
tersendiri untuk memahami inti dari cerita
pendek tersebut.
05
Ringkasan/sinopsis
Ringkasan / sinopsis
Cerita pendek ini menceritakan sebuah
penangkapan terhadap dua orang aktivis sastra
yang terjadi sekitar tahun 1970. Hal tersebut
menggambarkan hubungan kehidupan antara para
sastrawan tua dan muda yang selalu
menyelenggarakan aksi-aksi mengkritik
pemerintah dengan aparat yang tidak harmonis,
dimana aparat selalu mencurigai pergerakan
aktivis yang diindikasikan dengan gerakan
penantang pemerintah pada masa tersebut.
Namun, dalam cerita pendek ini juga terdapat
hubungan yang harmonis antara aparat dan juga
para aktivis, yang terjadi di dalam tahanan tempat
pelatihan. Lantas, bagaimanakah watak
pemberontak para aktivis sastra itu membawa
mereka menyusuri kehidupannya? Apakah
menuntun kea rah kesuksesan? Atau malah
sebaliknya?
06
Kesimpulan
Kesimpulan
Dari cerpen tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
kerelevanan antara cerpen yang berjudul Penangkapan dengan
realitas sosial budaya Minangkabau pada masanya sangatlah tinggi
bahkan serratus persen relevan dengan masa itu yaitu sekitar
tahun 70-an di mana selalu ada penangkapan dengan tuduhan
indikasi penentang pemerintah atau ektrim kiri dan ekstrim kanan.
Sebagai pencerminan realitas sosial budaya masyarakat
Minangkabau pada masa tersebut dan juga pada saat ini, cerpen
ini merupakan pembenaran dari pendapat Hoggart yang
mengatakan bahwa karya sastra pada semua tingkat disinari oleh
nilai-nilai yang ditetapkan dan nilai-nilai yang diterapkan
(Hoggart dalam Asri, 2011). Oleh sebab itu, cerpen yang ditulis oleh
AA Navis ini menunjukkan bahwa karyanya benar-benar
berintegrasi dengan kehidupan masyarakatnya.
07
Nilai yang dapat
diimplementasikan
Nilai yang dapat diimplementasikan

Menjujunjung tinggi
solidaritas dalam
pertemanan Menyalurkan
bantuan kepada
teman yang
Selalu membutuhkan
berempati
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai