Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

“SASTRA ANGKATAN 2000”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


SEJARAH SASTRA

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Hartono M.Hum.

Disusun oleh :

Gerardo Ega (18201244023)


Cucu Windyaning Arum (18201244024)
Putri Prihartini (18201244034)
Anisa Nurul Fauziyah (18201244037)
PBSI-C 2018

UNVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2018
A. Latar Belakang
Sastra Angkatan 2000 atau sering disebut dengan sastra mutakhir (Dekade 90-an dan
Angkatan 2000). Memasuki era Reformasi yang sangat anti KKN dan praktik otoriter, penuh
kebebasan ekspresi dan pemikiran, mengandung renungan religiusitas dan nuansa-nuansa
sufistik. Menampilkan euphoria menyuarakan hati nurani dan akal sehat untuk pencerahan
kehidupan multidimensional. Pada masa angkatan 2000 ini banyak sekali muncul pengarang
wanita. Mereka umumnya menulis dengan ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan
bebas. Ada di antara mereka yang sangat berani menampilkan nuansa-nuansa erotik, hal-hal
yang sensual bahkan seksual, yang justru lebih berani dibandingkan para sastrawan
seumumnya.
Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul,namun tidak
berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki ‘Juru bicara’. Korrie Layun Rampan pada tahun
2002 melempar wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal yang
diterbitkan oleh Gramedia,Jakarta tahun 2002, seratus lebih penyair, cerpennis, novelis, esais
dan kritikus sastra dimasukan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah
mulai menulis sejak tahun 1980-an, seperti Afrisal Malna,Abmadun Yossi Herfanda dan
Seno Gumira Ajidarma. Serta yang muncul pada akhir tahun 1990-an seperti Ayu Utami dan
Dorothea Rosa Herliany. Menurut Korrie,Afrisal Malna melansir estetik baru yang digali dari
sifat missal benda-benda dan manusia yang dihubungkan dengan peristiwa tertentu dari
interaksi missal.
Setelah terjadi reformasi,ruang gerak masyarakat pada awalnya merasa selalu dibekap
dan terganjal oleh gaya pemerintahan Orde Baru yang represif tiba-tiba memperoleh saluran
kebebasan yang leluasa. Kesusastraan seperti dalam sebuah pentas terbuka dan luas. Para
pemainnya boleh berbuat dan melakukan apa saja namun ada suasana tertentu yang
mematangkannya. Angkatan 2000 adalah nama yang diberikan oleh Korrie Layun
Rampan.Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen,
maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra
harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa
atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi
puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik. Sastrawan Angkatan Reformasi
merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring
dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak
melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada saat itu. Bahkan,
penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum
Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat, juga ikut
meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
Adapun para sastrawati Angkatan 2000 antara lain: Ayu Utami, Jenar Mahesa Ayu,
Fira Basuki, Herlinaties, Nukila Amal, Linda Kristianti, Ratih Kumala, Oka Rusmini, dan
lain-lain. Di antara mereka yang mengusung ideologi kebebasan wanita (woman libs) yang
dulu pernah dilakukan oleh Nh. Dini (namun ungkapan-ungkapan Dini tetap literik, tidak
vulgar). Sebenarnya minus idiom-idiom vulgar karya mereka termasuk berbobot, seperti juga
prosa liris karya Linus Surya diberi judul Pengakuan Pariyem. Di bagian-bagian tertentu
karya Jenar Mahesa Ayu dan Ayu Utami bahkan sangat puitis serta filosofis, menampilkan
ungkapan-ungkapan yang bernas dan cerdas, dengan imajinasi-imajinasi yang kaya renungan,
mungkin juga humanis dan religius. Jadi mengandung hal-hal yang kontrovesial.

B. Karakteristik Angkatan 2000an


Karakteristik karya sastra angkatan 2000-an yang mencakup semua genre, diantaranya:

1. Menggunakan kata-kata maupun frase yang bermakna konotatif


2. Banyak menyindir keadaan sekitar baik sosial, budaya, politik, atau lingkungan
3. Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan kecenderungan ke puisi
kongkret yang disebut antromofisme
4. Kritik sosial sering muncul lebih keras
5. Penggunaan estetika baru
6. Karya cenderung vulgar,
7. Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami,
8. Munculnya cyber sastra di Internet, dan
9. Ciri-ciri bahasa diambil dari bahasa sehari-hari yaitu ke rakyat jelataan
10. Sudah memasukkan filsafat dalam karya sastranya.

C. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000

1. Dewi Lestari
Lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976 yang biasa disapa “Dee”.
Karya yang dihasilkan:
a) Supernova 1; Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (2001, novel)
b) Supernova; Akar (2002)
c) Supernova, Petir (2004).
2. Ayu Utami
Kelahiran Bogor, 21 November 1968, seorang aktivis jurnalis dan sastrawan
berkebangsaan Indonesia. Karya yang dihasilkan:
a) Saman (1998)
b) Larung (2001).
3. Andrea Hirata
Nama saat lahir di Belitung, 24 Oktober 1967 adalah Aqil Barraq Badruddin Seman
Said Harun. Karya yang dihasilkan:
a) Laskar Pelangi (2005)
b) Sang Pemimpi (2006)
c) Edensor (2007)
d) Maryamah Karprov (2008)
e) Cinta Dalam Gelas.
4. Abdul Wachid B.S.
Karya yang dihasilkan:
a) Ode Bagai Burung
b) Tahajud
c) Bulan Telah Menjadi Sabit.
5. Habiburrahman El Shirazy
Dalam penobatan Insani UNDIP Award tahun 2008 beliau dinobatkan sebagai novelis
nomor 1 di Indonesia, lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Karya
yang dihasilkan:
a) Ayat-Ayat Cinta (2004)
b) Di Atas Sajadah Cinta (2004)
c) Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)
d) Pudarnya Pesona Cleopatra (2005)
e) Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
f) Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)
g) Dalam Mirhab Cinta.
6. Triyanto Triwikromo
Salah satu karyanya adalah “Sakerah”.
7. Rizal Mantovani
Hasil karyanya berupa film yaitu “Jailangkung”.
8. Afrizal Malna
Hasil karyanya pada periode ini:
a) Kalung dari Seorang Teman
b) Tangan di Pagi
c) Tangan di Pagi Hari.
9. Taufiq Ismail
Karya yang dihasilkan:
a) Malu Aku Jadi Orang Indonesia (puisi)
b) American CoruptionWords (puisi)
c) Aisyah Andinda Kita (puisi)
d) Politik Sepak Bola (puisi).
10. Remi Silado
Karya yang dihasilkan:
a) Ca Bau Kan
b) Kerudung Merah Kirmizi (2002).
11. Christian Hakim
karya yang dihasilkan adalah “Daun di Atas Bantal”.
12. Garin Nugroho
Karya yang dihasilkan adalah “Pasir Berbisik”
13. Seno GumiraAdjidarma
Penulis ini lahir di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958. Hasil karyanya:
a) Sepotong Senja untuk Pacarku
b) Ke Indonesiaan
c) Atas Nama Malam
d) Biola Tak Berdawai.
14. Ahmadun Yosi Hervanda
Karya yang dihasilkan:
a) Sembahyang Malam
b) Sejak Mabul Reformasi (sajak).
15. Doddy Ahmad Faudzy
Karya yang dihasilkan:
a) Yth. Nona Yumar (cerpen)
b) Kekasihku Desi Ratnasari (cerpen).
16. Dorothea
Karya yang dihasilkan:
a) Sebuah Alamat
b) Numpang Perahu Nuh.
17. Ahmad Fuadi
Novelis, pekerja sosial, dan mantan wartawan dari Indonesia ini lahir di Bayur
Maninjau, Sumatra Barat, 30 Desember 1972. Hasil karyanya:
a) Negeri 5 Menara (2009)
b) Ranah 3 Warna (2011)
c) Rantau 1 Muara (2013).
18. Cucuk Espe
Seorang penyair, sais, cerpenis, dan penulis naskah drama ini lahir di Jombang, Jawa
Timur, 19 Maret 1974. Hasil karyanya:
a) Mengejar Kereta Mimpi (2001)
b) Rembulan Retak (2003)
c) Juliet dan Juliet (2004)
d) 13 Pagi (2010).
19. Herlinatiens
Memiliki nama asli Herlina Tien Suhesti lahir di Ngawi, Jawa Timur, 26 April 1982
adalah seorang penulis. Hasil karyanya:
a) Garis Tepi Seorang Lesbian (2003)
b) Dejavu, Sayap yang Pecah (2004)
c) Jilbab Britney Spears (2004)
d) Sajak Cinta yang Pertama (2005)
20. Raudal Tanjung Banua
Sastrawan yang karyanya didominasi puisi dan cerpen ini lahir di Pesisir Selatan,
Sumatra Barat, 19 Januari 1975. Hasil karyanya:
a) Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
b) Ziarah bagi yang Hidup (2004)
c) Parang Tak Berulu (2005)
d) Gugusan Mata Ibu (2005).

D. Kekurangan dan Kelebihan Sastra Angkatan 2000


Menurut Kelas A.4.4 (2014:142—143), kelebihan dan kelemahan karya sastra tahun
2000 sebagai berikut:
 Kelebihan karya sastra tahun 2000 yaitu:
1. Pencerminan sebagai karya reformasi dimana terjadi revolusi
2. Penggunaan tema yang beragam
3. Kekuatan narasi yang lencer dan mengalir
4. Banyaknya muncul karya sastra pembangun jiwa
5. Kejadian menarik yang inspiratif banyak digunakan pengarang dalam menuliskan
karyanya.

 Kekurangan karya sastra tahun 2000 yaitu:

1. Banyak munculnya sastra perkelaminan yang cenderung merusak moral bangsa.


2. Adanya lapisan sastrawan muda dengan ekspresinya yang menggebu-gebu
berkata secara terbuka, bebas dan tidak terlalu memperhatikan nilai moral yang
berkembang di masyarakat.
3. Beberapa sastrawan cenderung sekuler dan feminis dalam menuliskan karyanya.

E. Peristiwa-Peristiwa Penting Angkatan 2000


1. Terbitnya Jurnal Cerpen (2002), oleh Joni Ariadinata,dkk.
2. Lomba Sayembara Menulis Novel, Dewan Kesenian Jakarta (2003).
3. Festival Seni Surabaya (2005).
4. Kongres cerpen yang dilaksanakan secara berkala 2 tahun sekali.
5. Cyber sastra.

Anda mungkin juga menyukai