Anda di halaman 1dari 77

MAKALAH

PENGEMBANGAN TEMA DI LEMBAGA PAUD DAN METODE


PEMBELAJARAN DI PAUD

Disusun Oleh :
Kelompok TPA
Silpa Nurjanah NIM (1930210050)
1930210050)
Mar’atus Sholekhah NIM (193021
1930210114)
Tantri Apriyani NIM (1930210047)
Fika Kurniati NIM (1930210056)
Nurjihan Rohadatul Aisy NIM (193021
1930210109)
Carlis Purnia NIM (1930210110)
Nurul Wathon NIM (1930210136)

Dosen Pengampu:
Lidia Oktamarina, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengembangan Tema di Lembaga PAUD dan Metode Pembelajaran di
PAUD dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Pengembangan Tema di Lembaga PAUD dan Metode
Pembelajaran di PAUD. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
dibuat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon
kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Palembang, 22 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR BAGAN..................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan ................................................................................4
B. Pengertian PAUD..............................................................................................4
C. Pengertian Tema ...............................................................................................5
D. Macam-macam Tema Yang Dapat Dikembangkan ..........................................7
E. Manfaat Tema ...................................................................................................9
F. Aspek Yang Dibangun Melalui Tema ............................................................10
G. Tujuan Tema Pembelajaran PAUD ................................................................10
H. Prinsip-prinsip Dalam Memilih Tema ............................................................11
I. Teknik Mengembangkan Tema ......................................................................14
J. Langkah-langkah Pengembangan Tema .........................................................21
K. Program Pengembangan Yang Dibangun Melalui Tema ...............................24
L. Penggunaan Tema Dalam Pembelajaran.........................................................25
M. Penerapan Tema Dengan Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran.........26
N. Transisi Antar Tema .......................................................................................29
O. Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Setiap Tema ................................................30
P. Puncak Tema ...................................................................................................31
Q. Program Kegiatan Pendidikan TK, KB, dan TPA ..........................................31
R. Penerapan Tema Dalam Pembelajaran PAUD ...............................................39

iii
S. Pengertian Metode Pembelajaran....................................................................40
T. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Yang Baik......................................................41
U. Prinsip-prinsip Menentukan Metode Pembelajaran ........................................42
V. Tujuan Metode Pembelajaran .........................................................................46
W. Macam-macam Metode Pembelajaran PAUD ................................................47
X. Penerapan Metode Pembelajaran Dalam PAUD ............................................61
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Mengembangkan Tema Menjadi Sub Tema ..........................................22

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Objek Yang Dapat Dijadikan Tema ........................................................21


Tabel 2 : Sub Tema Yang Dikembangkan Melalui Tema......................................23
Tabel 3 : Contoh Sub Tema Yang Dikembangkan Berdasarkan Tema .................23
Tabel 4 : Penerapan Tema Dengan Kompetensi Dasar ..........................................28

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Webbing Tema Diriku.........................................................................16


Gambar 2 : Webbing Tema Tubuhku.....................................................................16
Gambar 3 : Webbing Tema Tumbuh-tumbuhan ....................................................17
Gambar 4 : Webbing Tema Mangga ......................................................................18

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling
fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat
ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini.
Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan
dorongan atau upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara
optimal. Pembelajaran anak usia dini menggunakan esensi bermain. Esesnsi
bermain meliputi perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan
merdeka. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga
menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta dan tidak terpaksa.
Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut,
sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap
dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia
dini yang siap melanjutkan pendidikan tidak hanya terbatas pada kemampuan
anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga dalam keseluruhan aspek
perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersamaantara pemerintah,
pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat. Kurikulum
2013 memiliki ciri khusus dalam pelaksanaannya, yaitu pembelajaran
saintifik dan tematik (Permendikbud No. 146 tahun 2014).
Pembelajaran tematik diatur dalam kurikulum 2013 PAUD karena
pembelajaran tematik dipandang sesuai dengan pola kerja otak anak usia dini.
Pembelajaran tematik membahas satu tema dari berbagai konsep dan aspek
perkembangan secara tuntas. Kurikulum 2013 PAUD juga tidak kaku dalam
mengatur pemilihan dan pelaksanaan tema pembelajaran di PAUD, termasuk
Taman Kanak-kanak (TK). Pembelajaran anak usia dini dapat dikembangkan
dengan menggunakan tema. Melalui tema pembelajaran, peserta didik akan

1
lebih mudah mengenal suatu konsep pengetahuan dan dapat mempelajari
sesuatu yang bersifat konkret. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka guru
sebagai ujung tombak pendidikan anak usia dini harus mampu
mengembangkan pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang mampu
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, baik perkembangan
intelektual, fisik, maupun perkembangan mental emosionalnya dalam hal ini,
pemilihan dan penyusunan model dan metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan sarana belajar yang tersedia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan?
2. Apa yang dimaksud dengan PAUD?
3. Apa yang dimaksud dengan tema?
4. Apa saja macam-macam tema yang dapat dikembangkan?
5. Apa manfaat tema?
6. Aspek apa saja yang dapat dibangun melalui tema?
7. Apa tujuan tema pembelajaran di PAUD?
8. Apa saja prinsip-prinsip dalam memilih tema?
9. Bagaimana teknik mengembangkan tema?
10. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tema?
11. Bagaimana program pengembangan yang dibangun melalui tema?
12. Apa saja penggunaan tema didalam suatu pembelajaran?
13. Bagaimana penerapan tema dengan kompetensi dasar dan materi
pembelajaran?
14. Bagaimana transisi antar tema?
15. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam setiap tema?
16. Bagaimana terjadinya puncak tema?
17. Apa saja program kegiatan pendidikan pada TK/RA, KB, dan TPA?
18. Bagaimana penerapan tema dalam pembelajaran di PAUD?
19. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
20. Apa saja ciri-ciri metode pembelajaran?

2
21. Apa saja prinsip-prinsip dalam menentukan metode pembelajaran?
22. Apa tujuan dari metode pembelajaran?
23. Apa saja macam-macam metode pembelajaran PAUD?
24. Bagaimana penerapan metode pembelajaran dalam PAUD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pengembangan.
2. Untuk mengetahui definisi dari PAUD.
3. Untuk mengetahui definisi dari tema.
4. Untuk mengetahui macam-macam tema yang dapat dikembangkan di PAUD.
5. Untuk mengetahui manfaat dari tema.
6. Untuk mengetahui aspek yang dapat dibangun melalui tema.
7. Untuk mengetahui tujuan tema pembelajaran PAUD.
8. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam memilih tema.
9. Untuk mengetahui bagaimana teknik dalam mengembangkan suatu tema.
10. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengembangan suatu tema.
11. Untuk mengetahui program apa saja yang dapat dibangun melalui tema.
12. Untuk mengetahui penggunaan tema dalam pembelajaran.
13. Untuk mengetahui bagaimana penerapan tema dengan kompetensi dasar dan
materi pembelajaran.
14. Untuk mengetahui transisi antar tema.
15. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam setiap tema.
16. Untuk mengetahui puncak tema.
17. Untuk mengetahui program kegiatan pendidikan pada TK/ RA, KB, dan TPA.
18. Untuk mengetahui penerapan tema dalam pembelajaran PAUD.
19. Untuk mengetahui definisi metode pembelajaran.
20. Untuk mengetahui ciri-ciri dari metode pembelajaran.
21. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam metode pembelajaran.
22. Untuk mengetahui tuajuan metode pembelajaran.
23. Untuk mengetahui macam-macam metode pembelajaran dalam PAUD.
24. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran PAUD.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui
pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain
pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka menetapkan segala
sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan
memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik.1
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan,
pembangunanan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang
dikehendaki.2
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya pengembangan adalah suatu proses
untuk menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik dan
berguna dimana lebih menekankan pada usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral dan pengembangan
terfokus pada aspek jasmani seperti ketangkasan, kesehatan, cakap, kreatif
dan sebagainya. Pengembangan dilakukan dalam institusi dan juga luar
institusi seperti didalam keluarga maupun masyarakat.

B. Pengertian PAUD
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia dini tertulis pada
pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “ Pendidikan Anak Usia dini diselenggarakan
bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan
prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar’. Selanjutnya Pasal 1 ayat 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya

1
Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 24
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua : Balai
Pustaka, 2003), hlm 437

4
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.3
Pendidikan Anak Usia Dini, adalah suatu proses pembinaan tumbuh
kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang
mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi
perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal berpikir,
emosional, dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.4
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu jenjang pendidikan yang berupaya memberikan pembinaan atau
rangsanggan kepada anak usia dini sejak usia lahir sampai 6 tahun untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak baik jasmani dan rohani
agar anak dapat melanjutkan jenjang pendidikan lebih lanjut.

C. Pengertian Tema
Tema adalah gagasan utama yang akan digunakan untuk membingkai
seluruh muatan/materi pembelajaran selama anak mengikuti kegiatan. Sub
tema adalah penjabaran dari gagasan utamayang telah ditetapkan sebagai
tema. Sub tema minimum berisi dua gagasan dari setiap tema yang telah
ditetapkan. Sub-sub tema adalah hasil analisis dari sub tema yang lebih
operasional yang akan dijadikan landasan dalam menentukan topik-topik
yang akan dijadikan muatan atau materi pembelajaran.5

3
Yuliani Nurani Sujiono. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: PT Indeks, 2013),
hlm 6
4
Try Setiantono. 2012. Jurnal. ”Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini Dipaud Smart
Little Cilame Indah Bandung”
5
Harris Iskandar. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2018), hlm 3

5
Tema merupakan topik atau konsep yang luas bagi anak, seperti diri
sendiri, lingkungan, teman, ataupun musim. Tema disebut juga sebagai topik
penyatu ataupun jembatan penghubung seluruh kegiatan dalam satu hari.
Tema di Taman Kanak-kanak dalam kurikulum sebelumnya dimuat secara
baku sebanyak 11 tema. Tema-tema tersebut juga telah diatur lama
pembahasannya sehingga terjadi keseragaman di seluruh Indonesia.
Tema adalah topik yang menjadi payung untuk mengintegrasikan seluruh
konsep dan muatan pembelajaran melalui kegiatan main dalam mencapai
kompetensi dan tingkat perkembangan yang diharapkan. Tema bukan
merupakan tujuan pembelajaran melainkan sarana untuk mengintegrasikan
keseluruhan sikap dalam pengetahuan dan keterampilan yang ingin
dibangun.6
Tema di dalam kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini merupakan alat
atau wadah untuk mengenalkan konsep kepada anak didik secara utuh. Tema
digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia dini bertujuan membangun
pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak. Tema pada kegiatan pembelajaran ank usia dini bukan merupakan
tujuan pembelajaran melainkan sebagai perluasan wawasan dalam rangka
menghantarkan kematangan perkembangan anak. Pembelajaran menggunakan
tema memiliki kekuatannya sendiri dibanding pembelajaran bidang studi.7
Jadi dapat disimpulkan tema merupakan alat atau wadah untuk
mengenalkan berbagai konsep kepada ana didik secara utuh. Dalam
pembelajaran ,tema diberikan dengan maksud menyatuhkan isi kurikulum
dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak
didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna.

6
Gervasius Adam. 2019. Jurnal.” Pengembangan Tema Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”
7
Ika Budi Maryatun, 2017. Jurnal. ” Pengembangan Tema Pembelajaran Untuk Taman Kanak-
Kanak”

6
D. Macam-macam Tema Yang Dapat Dikembangkan
Banyak hal dilingkungan kehidupan kita dapat dijadikan tema, karena pada
dasarnya tema sebagai bingkai yang dapat dipelajari anak. Lembaga dapat
mengembangkan tema sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi. Dalam
buku panduan guru telah diberikan contoh sebanyak 9 Tema yang
dikembangkan menjadi 34 Sub/Sub-sub Tema. Bagi lembaga yang telah
mampu mengembangkan tema. berikut ini merupakan Contoh Tema
Pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan untuk di kembangkan
yaitu :
1. Tema : Diriku
a. Sub tema : identitasku
Cakupan Tema : nama, usia, jenis kelamin, alamat rumah lengkap.
b. Sub tema : tubuhku
Cakupan tema : anggota tubuh, bagian-bagian anggota tubuh, fungsi,
gerak, kebersihan, ciri-ciri khas, kesehatan dan keamanan diri.
c. Sub tema : kesukaanku
Cakupan tema : makanan, minuman, mainan, dan macam kegiatan.
2. Tema : Keluargaku
a. Sub tema : anggota keluargaku
Cakupan tema : ayah, ibu, kakak, adik, kakek, nenek, paman, bibi.
b. Sub tema : profesi anggota keluarga
Cakupan tema : macam-macam pekerjaan.
3. Tema : Lingkunganku
a. Sub tema : rumahku
Cakupan tema : fungsi rumah, bagian-bagian rumah, jenis peralatan rumah
tangga: kursi, meja, tempat tidur, kasur, peralatan makan (piring, gelas,
sendok, garpu), lemari es, radio, televisi, kaset, CD, telepon, fungsi
peralatan rumah tangga, cara menggun akan peralatan rumah tangga.

7
b. Sub tema : sekolahku
Cakupan tema : gedung dan halaman sekolah, ruang belajar, tempat
bermain dan alat-alat permainan, orang-orang yang ada di sekolah, tata
tertib sekolah.
4. Tema : Binatang
a. Sub tema : binatang di air, misalnya: ikan, lele, belut.
Cakupan tema : bagian tubuh binatang seperti makanan, bahaya, manfaat.
b. Sub tema : binatang di darat, misalnya: ayam, kucing, dan anjing.
Cakupan tema : bagian tubuh binatang seperti makanan, bahaya, manfaat.
c. Sub tema : binatang bersayap, misalnya: serangga, kupu-kupu, burung.
Cakupan tema : bagian tubuh binatang seperti makanan, bahaya, manfaat
d. Sub tema : binatang hutan, misalnya orang utan, gajah, harimau
Cakupan tema : bagian-bagian tubuh binatang. makanan, bahaya, manfaat.
5. Tema : Tanaman
a. Sub tema : tanaman buah
Cakupan tema : macam-macam tanaman buah, bagian-bagian tanaman
buah, manfaat tanaman buah, dan cara menanam dan merawat tanaman
buah.
b. Sub tema : tanaman sayur
Cakupan tema : macam-macam tanaman sayur, bagian-bagian tanaman
sayur, manfaat tanaman sayur, dan cara menanam dan merawat tanaman
sayur.
c. Sub tema : tanaman hias
Cakupan tema : macam-macam tanaman hias, bagian-bagian tanaman hias.
manfaat tanaman hias, dan cara menanam dan merawat tanaman hias.
d. Sub tema : tanaman obat
Cakupan tema : macam-macam tanaman obat, bagian-bagian tanaman
obat, manfaat tanaman obat, dan cara menanam dan merawat tanaman
obat.
6. Tema : Kendaraan
a. Sub tema : kendaraan di darat

8
Cakupan tema : jenis kendaraan di darat, fungsi dan kegunaan, nama
pengendara/pengemudi, tempat pemberhentian, dan bagian-bagian
kendaraan, serta tempat pemberhentian.
b. Sub tema : kendaraan di air
Cakupan tema : jenis kendaraan di air, fungsi dan kegunaan, nama
pengendara/pengemudi, dan tempat pemberhentian.
c. Sub tema : kendaraan di udara
Cakupan tema : jenis kendaraan di udara, fungsi dan kegunaan, nama
pengendara/pengemudi, dan tempat pemberhentian.
7. Tema : Alam Semesta
a. Sub tema : benda-benda alam
Cakupan tema : jenis benda-benda alam (tanah, air, pasir, batu, besi, emas,
perak). manfaat benda-benda alam.
b. Sub tema : benda-benda langit
Cakupan tema : jenis benda-benda langit. (matahari, bulan, bintang),
manfaat benda-benda langit.
c. Sub Tema : gejala alam
Cakupan tema : macam-macam gejala alam (siang, malam, banjir, gunung
meletus, banjir, tanah longsor, ombak, pelangi, petir, hujan, gempa bumi).
8. Tema : Negaraku
a. Sub tema : tanah air
Cakupan tema : nama Negara, lambang negara, presiden dan wakil
presiden, lagu kebangsaan, bendera, desa, kota, pegunungan, dan pesisir.8

E. Manfaat Tema
Adapun manfaat dari tema yaitu menyatukan semua program
pengembangan meliputi nilai moral agama, sosial emosional, kognitif,
bahasa, seni, menghubungkan pengetahuan sebelumnya yang sudah dimiliki

8
Paud Jateng,” Tema Subtema PAUD TK Kurikulum 2013 Lengkap 1 Tahun”.
https://www.paud.id/kumpulan-contoh-tema-dan-subtema-paud/ Diakses Pada 20 Desember
2020 Pukul 20.20 WIB

9
dengan pengetahuan yang baru, memudahkan guru PAUD dalam
pengembangan kegiatan belajar sesuai dengan konsep dan sarana yang
dimiliki lingkungan, menghubungkan bahasan satu dengan lainnya, sesuai
dengan cara berpikir anak, dan sebagai topik bahasan. Topik bahasan yang
dekat dan dikenal anak membuat anak lebih dapat terlibat di dalamnya.9

F. Aspek Yang Dibangun Melalui Tema

Adapun aspek yang dapat dibangun melalui tema yaitu aspek sikap
perilaku dimana sikap beragama, perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif,
estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, jujur, santun dalam berinteraksi dengan keluarga, teman
dan guru, lalu aspek pengetahuan dimana dapat dikembangkan berupa
pengetahuan tentang diri, keluarga, teman, guru, lingkungan sekitar,
teknologi, seni dan budaya. Kemudian aspek keterampilan dimana dapat
dikembangkan berupa kemampuan berpikir, berkomunikasi, bertindak
produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya dan gerakan sederhana. 10

G. Tujuan Tema Pembelajaran PAUD


Melalui tema pembelajaran peserta didik akan lebih mudah mengenal
suatu konsep pengetahuan, melalui tema pembelajaran dapat mempelajari
sesuatu yang bersifat nyata (kongkrit), dan melalui tema pembelajaran
indikator perkembangan anak dapat tercapai secara optimal agar apa yang
dipelajari oleh anak dapat diaplikasikan langsung dalam kehidupannya.11

9
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. “Pedoman
Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini”. Jakarta, hlm 4
10
Ibid
11
Tpa Sps Flamboyan.”Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia
Dini”https://flamboyantpa.blogspot.com/2016/09/pedoman-pengembangan-tema-
pembelajaran.html?m=1 Diakses Pada 19 Desember 2020 Pukul 19.45 WIB

10
H. Prinsip-prinsip Dalam Memilih Tema
Pemilihan tema dimulai dari hal atau topik yang terdekat dengan anak.
Sebagai contoh tema yang terdekat dengan anak adalah diri sendiri. Anak
mengenal identitas dirinya, bagian tubuhnya, makanan kesukaannya, olahraga
yang ia suka, dan permainan yang ia suka. Lebih jauh, tema juga bermanfaat
agar rencana belajar yang telah disusun guru mudah dipahami oleh anak.
Tema bebas dikembangkan oleh satuan PAUD. Satuan PAUD dapat
mengembangkan tema sesuai dengan karakteristik lingkungan atau tempat
tinggal anak. 12 tema seperti diri sendiri, lingkungan, tanaman, transportasi,
sampai alam semesta hanyalah sekedar contoh. Meskipun demikian, banyak
satuan paud yang kaku dan mengganggap tema tersebut sudah menjadi
patokan.
Pemilihan tema juga dapat disesuaikan dengan minat anak. Guru dapat
mengajak anak berdiskusi menentukan apa yang akan dibahas pada awal
bulan. Sebagai contoh ketika guru mengajak anak bermain di halaman
sekolah, lalu anak-anak tertarik dengan ulat bulu yang ada di sebuah tanaman.
Guru dapat menjadikan ulat bulu sebagai tema pada bulan itu.
1. Kedekatan,
Kedekatan artinya Tema dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat dengan
kehidupan anak, baik secara fisik maupun berdasarkan pengalaman
anak,sehingga menarik minat anak. Pemilihan tema yang sesuai dengan
pengalaman anak hendaknya disesuaikan pengetahuan yang telah dimiliki
oleh anak sebelumnya, termasuk senibudaya. Tema yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari anak, gagasannya dapat diambil dari lingkungan
sekitar.
Contoh tema yang terdekat dengan peserta didik misalnya diri sendiri. Di
dalam tema diri sendiri dapat dikembangkan menjadi sub tema aku
dengan topik bahasan antara lain :
a. Mengidentifikasi anggota tubuh
b. Fungsi masing-masing anggota tubuh
c. Siapa saja yang boleh menyentuh anggota tubuh tertentu dan alasan

11
diperbolehkannya
d. Cara melindungi anggota tubuh dari hal-hal yang membahayakan
Setelah tema diri sendiri pendidik dapat memilih tema lain yang dekat
dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Masing-masing lembaga tentu
memiliki kondisi yang berbeda-beda. Misalnya bagi lembaga PAUD yang
lingkungannya dekat dengan pantai, maka tema lingkunganku dengan sub
tema “pantaiku yang indah” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan
prinsip kedekatan. Bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat
dengan perkebunan, tema lingkunganku dengan sub tema “Kebun”
dengan topik bahasan “kebun mangga”, “kebun kelapa” atau lainnya.
“Kebun” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip kedekatan.
2. Kesederhanaan,
Kesederhanaan artinya Tema yang dipilih yang sudah dikenal anak agar
anak mudah memahami pokok bahasan dan dapat menggali lebih banyak
pengalamannya. Prinsip kesederhanaan berarti pemilihan atau
pengembangan tema diselaraskan dengan perkembangan anak. Tema
yang dipilih juga memungkinkan untuk dapat dipelajari oleh anak secara
optimal.
Contoh : Berdasarkan prinsip kesederhanaan kita dapat memilih tema
“lingkungan” dengan sub tema “Kebun Mangga” melalui topik bahasan
yang sederhana kepada peserta didik. Misalnya :
a. Macam-macam kebun mangga
b. Cara memelihara kebun mangga
c. Peralatan yang digunakan di kebun mangga
d. Manfaat buah mangga bagi kesehatan
e. Cara mengkonsumsi buah mangga
3. Kemenarikan,
Kemenarikan artinya tema yang dipilih harus mempertimbangkan minat
anak. Agar guru mengetahui bahwa tema menarik bagi anak, maka bisa
dilakukan identifikasi awal, misalnya dengan membaca bahasa tubuh
anak, kesukaan anak, kegiatan yang disenangi anak, dan lain-lain. Untuk

12
lebih memberikan kemenarikan minat belajar anak dan kebermaknaan
suatu tema, guru dapat merumuskan tema dalam bentuk kalimat yang
inspiratif, baik dalam rumusan satu kata tunggal, frase, maupun dalam
bentuk kalimat. Dalam memilih tema yang menarik bagi anak, guru dapat
melakukan pengamatan terhadap hal-halyang dekat dengan anak baik
secara fisik maupun pengalaman anak. Pengamatan terhadap hal-hal yang
menarik bagi anak dapat dilakukan oleh guru jauh-jauh hari sebelum guru
menyusun perencanaan pembelajaran
Contoh : tema lingkunganku dengan sub tema “Kebun Mangga” sangat
menarik bagi anak dengan aktifitas antara lain :
a. Menghitung jumlah buah mangga dengan macam-macam warna,
mengumpulkan daun mangga, mengklasifikasi daun mangga
berdasarkan warna/ukuran, menggambar pohon mangga, menggambar
buah mangga, menggambar kebun mangga, menjiplak tekstur kulit
batang mangga, dll.
b. Melakukan pengamatan terhadap pohon mangga yang ada di
lingkungan (tekstur kulit pohon mangga, warna batang mangga, tinggi
batang, jumlah ranting pada cabang, urutan ukuran daun, berbagai.
c. Melakukan kegiatan bersama orang tua dan guru misalnya membuat
jus, manisan dan berbagai makanan dari buah mangga dan membuka
bazar bersama.
d. Daya dukung, artinya pemilihan tema di-sesuaikan dengan
kemampuan guru memahami tema dan ketersediaan sarana-prasarana
pembelajaran yang ada dilingkungan sekitarnya. Pembahasan tema
harus didukung ketersediaan sumber belajar, misalnya buku-buku
terkait tema, alat permainan edukatif, dan narasumber (petani,
nelayan, dan lain-lain).
5. Keinsidentalan
Keinsidentalan artinya penetapan tema tetap bersifat fleksibel atau luwes.
Suatu tema diubah jika terdapat kejadian insidental yang bermakna, maka
kejadian tersebut disisipkan ke dalam pembelajaran yang diikuti oleh

13
anak, misalnya peristiwa banjir yang dialami anak dapat dijadikan tema
insidental menggantikan tema yangsudah direncanakan sebelumnya.
Contoh: Pada saat anak-anak mengamati pohon mangga yang berada di luar
kelas dan mendiskusikannya, tiba-tiba ada seekor kupu-kupu besar dan
berwarna indah melintas dan hinggap pada salah satu ranting bunga yang berada
di dekat pohon mangga, maka pendidik dapat mengajak anak untuk membahas
kupu-kupu tersebut, tentang warnanya, caranya terbang, apa yang dicari atau
dimakan, bagaimana berkembang biaknya dan lain-lain.
Pemilihan tema dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
lembaga masing-masing. Perumusan tema dapat dalam bentuk kata
tunggal, frasa atau kalimat. Tema dalam bentuk kalimat dapat berupa
kalimat pernyataan maupun pertanyaan.
Sumber gagasan untuk pemilihan tema jika ditanyakan sumber gagasan
tema dari mana maka jawabannya banyak sumber yang
dapatmenginspirasi munculnya tema, antara lain obyek yang dapat
dieksplorasi, benda, peristiwa, waktu-waktu penting, kekayaan seni
budaya, hingga ke negara.12

I. Teknik MengembangkanTema
Dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, tema tidak ditetapkan
oleh pemerintah, melainkan bersifat fleksibel penetapannya oleh lembaga
PAUD yang melibatkan seluruh guru pada saat pemilihan dan penetapannya.
Banyak hal di lingkungan kehidupan yang dapat dijadikan tema, artinya apa
yang terdapat di lingkungan terdekat seperti air, batu, kelapa, alat transportasi,
laut, dan lain-lainnya dapat diangkat menjadi tema. Oleh karenannya
pengembangan tema di setiap lembaga dapat berbeda-beda sesuai dengan
lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana dan prasarananya.
Selanjutnya tema yang telah ditetapkan akan dimasukan ke dalam program
semester yang dilengkapi dengan alokasi waktu yang akan digunakan pada

12
Harris Iskandar. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2018), hlm 5-6

14
setiap tema. Untuk mendukung hal tesebut diperlukan keterampilan guru
dalam memilih dan menetapkan tema yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip
pemilihan tema.
Teknik pemilihan tema dapat dilakukan dengan 2 tahap, yaitu:
merumuskan tema tema dan objek tema ;
1. Perumusan Tema
Mengidentifikasi tema, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan tema yaitu kedekatan, kemenarikan, kesederhanaan, dan
keinsidentalan. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam
mengidentifikasi tema antara lain adalah:
a. Mengamati lingkungan sekitar guru dalam mengidentifikasi tema dapat
melihat lingkungan sekitarnya seperti: sawah, ayam, mobil, matahari,
pohon, yang di lihat oleh guru tersebut dapat dijadikan sebagai tema.
b. Melihat sosial budaya kebudayaan yang terdapat di lingkungan sekitar
anak dapat diangkat menjadi tema, sebagai contoh Panjang Mulud di
Serang, Karapan Sapi di Madura, Perayaan Tabot di Bengkulu, dan
lain-lain.
c. Melihat minat dan kesukaan anak dalam mengidentifikasi tema guru
juga dapat melihat minat anak sebagai contoh banyak anak yang tertarik
dan menyukai kucing, ayam, dan lainnya.
d. Curah gagasan bersama semua guru, hasil mengamatan terhadap
lingkungan, sosial budaya dan minat anak diidentifikasi melalui curah
gagasan. Setiap guru diberikan kesempatan untuk menyampaikan
gagasan tema dengan bebas, dan setiap gagasan tema tidak perlu
dibahas dan dikomentari, melainkan ditampung sebagai referensi dalam
penetapan tema selanjutnya.
Membuat Webbing Tema/Maping Tema Salah satu teknik dalam
pengembangan tema melalui webbing tema (jaring-laba-laba). Setiap tema
yang telah diidentifikasi dikembangkan ke dalam sub-sub tema bahkan
sub-sub-sub tema dalam bentuk diagram seperti jaring laba-laba, sebagai
contoh webing tema sebagai berikut :

15
Gambar 1: Webbing Tema Diriku

Contoh di atas menunjukkan pengembangan tema “diriku” menjadi sub


tema: cita-citaku, identitasku, tubuhku, dan kesukaanku
Dari sub tema tersebut yang akan dikembangkan adalah sub tema
“tubuhku”

Gambar 2 : Webbing Tema Tubuhku

Setelah menetapkan sub tema yang akan dibahas, selanjutnya


dikembangkan menjadi topik yang akan dibahas bersama anak.

16
Contoh sub tema “Tubuhku” akan membahas bagian-bagian tubuh,
kegunaan setiap bagian tubuh, yang diperlukan agar tubuh sehat, cara
merawat tubuh, bagaimana bila sakit, dan apa penyebab tubuh menjadi
sakit
Penentuan topik yang akan dibahas ini sebaiknya melibatkan anak.
Jika tidak memungkinkan maka topik yang akan dibahas adalah
pengetahuan baru bagi anak. Untuk menentukan topik guru harus mencari
bacaan agar pengetahuan yang dibahas bersama anak tidak salah.
Guru dapat mengembangkan kembali sub tema menjadi sub-sub tema
bila dirasa sub tema bersifat umum. Cara mengembangkan sub tema
menjadi sub-sub tema sama dengan cara mengembangkan tema menjadi
sub tema. Di bawah ini dicantumkan contoh mengembangkan tema
menjadi sub tema dan sub tema menjadi sub-sub tema.

Gambar 3: Webbing Tema Tumbuh-tumbuhan

Tema tumbuhan pada contoh diatas dikembangkan menjadi sub tema


padi-padian, buah-buahan, sayur-sayuran dan umbi-umbian. Setiap sub
tema tersebut dikembangkan menjadi sub-sub tema. Misalnya sub tema
“buah-buahan” menjadi sub-sub tema mangga, nangka, rambutan,
manggis, pepaya, dan lain sebagainya.

17
Tidak semua sub tema atau sub-sub tema dibahas dalam kegiatan
bersama anak. pilihlah yang paling penting dan diperkirakan sangat
diminati anak dengan memperhatikan keragaman kegiatan yang dapat
disiapkan guru. Dalam contoh berikut dipilih sub-sub tema “mangga”.
Setelah menentukan sub-sub tema selanjutnya guru mengembangkan topik
pembahasan yang terkait dengan sub-sub tema yang dipilih.
Pengembangan topik pembahasan membantu guru untuk memperluas kosa
kata baru (term), pengetahuan (fact) baru bagi anak dan prosedur kegiatan
yang menarik.

Gambar 4 : Webbing Tema Mangga

2. Obyek Yang Dapat Dijadikan Tema


Jika ditanyakan obyek apa saja yang dapat dijadikan tema, maka
jawabannya semua obyek dapat dijadikan tema. Artinya apapun dapat
dijadikan tema, mulai dari benda, peristiwa, hingga ke negara. Dibawah ini
contoh tema-tema yang dapat dipilih.
NO TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA
BAGIAN-BAGIAN
TUBUHKU FUNGSI
1. DIRIKU CARA MERAWAT
MAKANAN
KESUKAANKU
KEGIATAN BERMAIN

18
TEMPAT
NAMA, UMUR
IDENTITASKU
NAMA ORANG TUA
ALAMAT
CIRI-CIRI
ANGGOTA
KELUARGAKU PEKERJAAN
KEGIATAN
BURUNG

UNGGAS AYAM
BEBEK
2. BINATANG
KAMBING
TERNAK AYAM
SAPI
WILAYAH LAUT
LAUT
BIODATA LAUT
JENIS GUNUNG
GUNUNG
TUMBUHAN DIGUNUNG
TANAMAN DISAWAH
LINGKUNGAN
3. SAWAH PERAIRAN UNTUN
KU
SAWAH
LAMBANG KOTAKU
TEMPAT BERSEJARAH
KOTAKU
ULANG TAHUN
KOTAKU
MATAHARI WAKTU,FUNGSI
ALAM FUNGSI,PROSES
4. ANGIN
SEMESTA TERJADI
BULAN WAKTU,FUNGSI

19
BINTANG WAKTU,TEMA

SEPEDA MOTOR DST


DARAT DOKAR
MOBIL
5. KENDARAAN
PERAHU
LAUT
KAPAL AIR

UDARA PESAWAT TERBANG


BURUNG GARUDA
LAMBANG
BENDERA MERAH
NEGARA
6. NEGARAKU PUTIH

LAGU LAGU KEBANGSAAN

NASIONAL LAGU WAJIB NASIONAL

PAKAIAN NASIONAL
PAKAIAN
PAKAIAN DAERAH
MAKNAN MAKANAN DAERAH
7. BUDAYAKU TARIAN MODERN
TARIAN
TARIAN DAERAH
PERMAINAN
PERMAINAN DAERAH
TRADISIONAL
PADI
PADI-PADIAN
JAGUNG
MANGGA
BUAH- NANGKA
TUMBUH- BUAHAN RAMBUTAN
8.
TUMBUHAN PEPAYA
KETELA POHON
KENTANG
UMBI-UMBIAN
BENGKOANG
WORTEL

20
KANGKUNG
BAYAM
SAYURAN KACANG PANJANG
KOL
BUNCIS
Tabel 1 :Objek Yang Dapat Dijadikan Tema

Guru dapat mengembangkan sebuah tema menjadi sangat luas sesuai


dengan kebutuhan. Tema dan subtema dan sub-sub tema dan seterusnya
merupakan hasil identifikasi, baik yang dapat dipilih keseluruhan maupun
sebagian, tergantung ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran yang konstektual. Artinya, bila guru yang banyak membaca
tentu akan mengembangkan tema menjadi sangat luas, tetapi dapat juga
sebaliknya.Walaupun demikian tema yang sudah kita tentukan akan lebih
baik jika anak diajak berpikir tentang pengetahuan yang lebih luas agar anak
tidak salah dalam memahami konsep dan ciri dari tema yang dibahas.
Berikut contoh pengembangan tema, subtema-sub-sub tema dan topik
pembahasan.13

J. Langkah-langkah Pengembangan Tema


1. Pemilihan Tema Langkah pertama yang harus dilakukan pendidik adalah
menetapkan tema apa yang akan dipakai untuk memfasilitasi kegiatan
belajar anak. Bila akan menggunakan tema yang ada di pedoman guru,
maka pilihlah tema yang paling dekat dengan kehidupan anak, yang paling
diminati oleh anak, dan memungkinkan dilakukan oleh guru. Menentukan
sebuah tema yang akan dipakai penting dilakukan sebagai persiapan agar
pendidik tidak hanyak menyiapkan diri tetapi juga menyiapkan alat dan
bahan main yang sesuai dengan tema.

13
Erman Syamsuddin. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini 2018), hlm 7-15

21
2. Mengembangkan tema menjadi sub tema. Apabila tema sudah ditetapkan,
cobalah mengembangkannya menjadi sub-sub tema. Sub tema artinya
bagian yang lebih khusus dari sebuah tema. Caranya dengan memikirkan
apa saja yang terkait dengan tanaman.
Contoh :

BAYAM KENTANG

PISANG TANAMAN MELATI

KUNYIT

Bagan 1 : Mengembangkan Tema Menjadi Sub Tema

3. Sub tema yang akan digunakan dari sekian banyak sub-sub tema yang
dikembangkan dari sebuah tema, pilihlah beberapa sub tema yang
diperkirakan paling menarik bagi anak. contoh di atas mengembangkan
dari Tema tanaman, bahasan tentang tanaman buah terdiri dari buah
pisang, mangga, papaya, jeruk. Dari keempat sub tema tersebut ditetapkan
apakah semuanya akan diambil atau hanya sebagian dari sub tema tersebut.
Misalnya akan diambil 1 sub tema yaitu: pisang.14

14
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. “Pedoman
Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini”. Jakarta, hlm 4

22
TEMA SUB TEMA WAKTU
1. Pisang 2 minggu
2. Bayam 1 minggu
Tanaman 3. Kentang 1 minggu
4. Melati 1 minggu
5. Kunyit 1 minggu
Tabel 2 : Sub Tema Yang Dikembangkan Melalui Tema

Contoh:
Tema : Tanaman
Sub tema : Pisang
Penetapan KD :
1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya (KD 1.1)
2. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat (KD 2.1)
3. Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara,tekstur, fungsi dan cirri-ciri lainnya) KD :
3.6
4. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air
batu-batuan, dll) KD : 3.8
Penetapan Muatan/Materi Pembelajaran (meliputi seluruh program
pengembangan) :
a. Pisang karunia Tuhan (nilai agama dan moral)
b. Mencuci tangan sebelum makan (perilaku hidup sehat)
c. Nama/jenis-jenis , warna, bentuk, ukuran, fungsi dan ciri-ciri
pisang (kognitif)
d. Bagian-bagian tumbuhan pisang
Tabel 3 : Contoh Sub Tema Yang Dikembangkan Berdasarkan Tema

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengidentifikasi


tema, antara lain:

a) Amati lingkungan sekitarGuru dapat mengidentifikasi tema de-ngan


melihat lingkungan sekitarnya, se perti sawah, ayam, mobil, matahari,

23
dan pohon. Hal-hal yang dilihat oleh guru tersebut dapat dijadikan
sebagai tema
b) Perhatikan sosial budaya Kebudayaan yang terdapat di lingkungan
sekitar anak dapat diangkat menjadi tema, sebagai contoh Panjang
Mulud di Serang, Karapan Sapi diMadura, dan Perayaan Tabot di
Bengkulu.
c) Perhatikan minat dan kesukaan anakGuru dapat melihat minat anak,
sebagai contoh banyak anak yang ter-tarik dan menyukai kucing, ayam,
dan lainnya.
d) Lakukan curah gagasan Bersama semua guru, hasil mengamatan
terhadap lingkungan, sosial bu-daya, dan minat anak
diidentifikasi melalui curah gagasan. Setiap guru diberikan kesempatan
untuk menyampaikan gagasan tema dengan bebas,dan setiap gagasan
tema tidak perlu dibahas dan dikomentari, melainkan ditampung
sebagai referensi dalam penetapan tema selanjutnya. Prosesini dapat
juga dilakukan dengan melibatkan anak.15

K. Program Pengembangan Dibangun Melalui Tema


Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun
program pengembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosio-emosional dan seni. Berbagai program pengembangan dicapai
melalui berbagai stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan
menggunakan tema-tema yang sesuai dengan kondisi lembaga PAUD / satuan
pendidikan dan anak.
Pada pelaksanaannya tema dan kompetensi dasar dikembangkan menjadi
muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada
pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan

15
Harris Iskandar. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini 2018), hlm 6-7

24
untuk mencapai kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampiilan.16
Lebih lanjut Nurani (2013) menyatakan tema digunakan dalam
pembelajaran untuk anak usia dini bertujuan membangun pengetahuan pada
anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Tema pada
kegiatan pembelajaran anak usia dini bukan merupakan tujuan pembelajaran
melainkan sebagai perluasan wawasan dalam rangka menghantarkan
kematangan perkembangan anak. Pembelajaran menggunakan tema memiliki
kekuatannya sendiri dibanding pembelajaran bidang studi. Kekuatan
pembelajaran yang dirancang menggunakan tema, yaitu:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak,
2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak,
3. Hasil belajar akan bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna,
4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang
dihadapi,
5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.17

L. Penggunaan Tema Dalam Pembelajaran


Tema pada akhirnya digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga
dapat membantu pendidik dalam menjelaskan konsep pengetahuan kepada
anak. Sebelumnya tema harus masuk dalam perencanaan pelaksanaan
pembelajaran, sehingga pendidik mempersiapkan diri untuk:
1. Mengumpulkan informasi tentang tema dan sub tema
2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan tentang tema dan sub tema
3. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan main
yang sesuai tema

16
Erman Syamsuddin. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini 2018), hlm 2-3
17
Gervasius Adam. 2019. Jurnal. ”Pengembangan Tema Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”

25
4. Membuat seting lingkungan yang menggambarkan tema
5. Menyiapkan kegiatan yang mendukung puncak tema.18
Penentuan tema tidak sekedar mudah diterapkan,tetapi perlu
memperhatikan beberapa prinsip agar pembelajaran yang dilaksanakan lebih
menarik dan mendalam. Keluasan tema bergantung pada kemampuan guru
dalam menguasai tema tersebut serta ketersediaan daya dukung pembelajaran.
Hal penting yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan tema
adalah kebermaknaan tema dalam membangun pengalaman belajar yang
bermutubagi anak usia dini. Oleh karena itu dalam menentukan tema menjadi
pentingbila diawali dengan identifikasi secara seksama dan sekaligus
ketertarikan anak terhadap tema tersebut.
Untuk memberikan wawasan kepada para guru PAUDdalam
mengembangkan tema pembelajaran, maka disusun “Pedoman Pengem-
bangan Tema dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”. Pedoman ini diharapkan
dapat menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan tema di lembaga
PAUD.

M. Penerapan Tema Dengan Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran


Muatan atau materi pembelajaran adalah topik-topik yang akan dipelajari
olehanak selama mengikuti kegiatan bermain selaras dengan tema, sub tema
atausub-sub tema yang telah ditetapkan. Dalam menentukan muatan atau
materi hendaklah memperhatikan kesulitan dan kemampuan anak untuk
mempelajarinya, karena apabila terlalu sulit akan mengakibatkan anak
tertekan dan akhirnya akan mengabaikan materi tersebut, sehingga minat atau
ketertarikan anak akan hilang. Muatan atau materi pembelajaran yang dipilih
juga jangan terlalu mudah karenaakan menyebabkan anak mengabaikannya.
Muatan atau materi pembelajaran yang tepat adalah yang tingkat
kesulitannya sedang, sehingga setiap anak dapat mempelajarinya dengan

18
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. “Pedoman
Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini”. Jakarta, hlm 14

26
optimal dan minat/ ketertarikan anak terhadap materi tersebut dapat
terpelihara. Untuk mengetahuigambaran tingkat kesulitan setiap materi yang
akan dipilih, salah satunya adalah dengan memperhatikan tahap
perkembangan anak dan pengalaman belajar anakyang telah dimiliki oleh
anak19. Proses pembelajaran menggunakan tema dapat membantu guru dalam
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Saat membahas tema bersama
anak, guru dapat memasukkan semua pengetahuan sikap dan keterampilan ke
dalam tema tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan.
Misalnya: tema diriku, sub tema tubuhku.
Aspek
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Pengembangan
Nilai Agama KD. 1.1 Mengenal Tuhan
Tubuhku ciptaan Tuhan
dan Moral melalui ciptaannya
KD 2.1 Memiliki perilaku Membiasakan anak untuk
Fisik Motorik yang mencerminkan hidup merawat tubuh : mandi,
sehat makan bergizi, dll
Warna kulit, mata, rambut
KD 3.6-4.6 Mengenal
Ukuran tinggi tubuh -
warna, ukuran, bilangan
Jumlah jari tangan
Kognitif Tempat untuk berobat jika
KD
sakit
D 3.7- 4.7 mengenal
lingkungan sosial

Sosial KD 2.5 memiliki perilaku Bangga dengan diriku,


emosonal yang mencerminkan sikap biasa menyapa teman dan
percaya diri guru saat bertemu

KD 2.6 memiliki perilaku Mengenal aturan yang


yang mencermin kan sikap berlaku

19
Harris Iskandar, Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2018).hlm 1-3

27
taat pada aturan untuk
melatih kedisiplinan
KD 2.14 memiliki perilaku
yang mencerminkan sikap Menyapa dengan ramah
Bahasa santun
KD 3.10- 4.10 memahami Mendengarkan cerita
bahasa reseptif tentang diriku
Membuat berbagai karya
KD 3.15- 4.15 memahami seni dengan menggunakan
Seni
berbagai karya seni berbagai bahan yang
tersedia
Tabel 4: Penerapan Tema Dengan Kompetensi Dasar

Untuk pengembangan tema, guru harus mempersiapkan hal-hal


sebagai berikut.
1. Mengumpulkan informasi terkait tema dan sub tema. Walaupun untuk
anak usia dini bukan pengetahuan kognitif yang diutamakan, informasi
yang dibahas tentang tema seharusnya berdasarkan keilmuan yang
sebenarnya. Dengan demikian guru harus banyak mencari tahu dan
membaca pengetahuan yang terkait dengan tema.
2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan terkait tema dan subtema. Tidak semua
satuan PAUD memiliki buku yang memadai untuk mendukung
tema, tetapi bukan alasan untuk tidak mengenalkan buku pada anak-anak
didiknya. Diupayakan setiap awal tema diawali dengan membacakan buku
yang sesuai dengan tema. Untuk mengatasi ketiadaan buku, guru dapat
membuka internet atau menggunakan majalah atau koran yang memuat
informasi tema yang dibahas.
3. Menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan
bermain yang sesuai dengan tema. Anak usia dini membutuhkan media
dan sumber belajar yang konkret. Pemilihan tema yang dekat dengan

28
lingkungan anak memudahkan mendapatkan media dan sumber belajar
tersebut.
4. Menyiapkan lingkungan main sesuai dengan tema. Lingkungan bermain
ditata yang menarik minat anak dan berhubungan dengan tema. Dalam
persiapan lingkungan bermain memakai prinsip kesederhanaan dalam
menggunakan bahan dan sumber belajar yang tersedia dilingkungan
sekitar.
5. Menyiapkan kegiatan-kegiatan main sesuai dengan tema (awal, selama,
dan puncak tema. Macam kegiatan akan selalu sama dari minggu
keminggu, tetapi isi kegiatan main disesuaikan dengan tema. Contohnya
untuk tema laut, main perannya menangkap ikan di laut, sedangkan saat
tema kotaku diisi dengan main peran pasar malam20

N. Transisi Antar Tema


Untuk mengawali penggunaan tema, sebaiknya anak diberikan
pengalaman langsung melalui :
1. Diskusi tentang pengalaman anak terkait tema
2. Berkunjung ke suatu tempat yang terkait dengan tema
3. Membacakan cerita yang terkait dengan tema
4. Berdiskusi sesuai dengan pengalaman anak yang terkait dengan tema
5. Mengundang narasumber yang memiliki keahlian/pengetahuan terkait
dengan tema
6. Membuat setting lingkungan sesuai dengan tema.
Untuk mengakhiri penggunaan suatu tema dapat dilakukan dengan cara :
a. Berdiskusi dengan anak tentang pengalaman yang berkaitan dengan tema
yang sudah digunakan
b. Mengajak anak untuk menceritakan kembali hasil karya selama
penggunaan tema kepada orang tua dan keluarga
c. Field trip dalam rangka penguatan pengetahuan yang sudah dimiliki anak
20
Erman Syamsuddin, Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2018), hlm 18-21

29
d. Mengundang orang tua untuk kegiatan bersama yang berkaitan dengan
tema. Misalnya : membuka bazar murah untuk masyarakat sekitar. Setelah
mengakhiri tema guru harus dapat mengkaitkan tema sebelum dan tema
yang akan digunakan selanjutnya dengan cara :
1) Bercerita, berdiskusi tentang kaitan antara tema sebelum dan tema yang
akan digunakan
2) Menggunakan tema saat ini sesuai dengan pilihan di atas
3) Saat mengakhiri tema dan akan masuk tema berikutnya sesuai dengan
pilihan di atas.
Contoh : Penggunaan tema dalam pembelajaran, dan transisi antar tema
a) Mencari informasi pengetahuan tentang pisang dari berbagai sumber
b) Berkunjung ke kebun pisang
c) Berkunjung ke toko buah
d) Penataan lingkungan yang mendukung tema dengan membuat
aksesoris/hiasan tentang pisang.21

O. Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Setiap Tema


Tidak ada ketentuan sebuah tema dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu.Artinya, sebuah tema bisa dilaksanakan lama dan bisa juga singkat,
tergantungkeluasan tema dan minat anak terhadap tema tersebut, juga
seberapa luasdan dalam guru dapat mengembangkan tema tersebut. Ada
kalanya satu temamembutuhkan waktu selama sebulan atau bahkan lebih, ada
juga yang kurangdari sebulan.
Alokasi waktu dalam satu semester minimal 17 minggu, sehingga
pengaturantema juga harus merujuk pada waktu yang tersedia dalam satu
semester tersebut. Penerapan tema dan alokasi waktunya dirumuskan di awal
semester, untuk jangkawaktu minimal satu semester, yang selanjutnya
dimasukkan ke dalam program semester.
21
Tpa Sps Flamboyan,”Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia
Dini” https://flamboyantpa.blogspot.com/2016/09/pedoman-pengembangan-tema-
pembelajaran.html?m=1 Diakses Pada 19 Desember 2020 Pukul 19.45 WIB

30
P. Puncak Tema
Untuk memberikan kebermaknaan pembahasan tema, maka pada setiap
akhir tema perlu dikokohkan dengan puncak tema. Kegiatan puncak tema
bersifat menggembirakan, penguatan sikap, pengetahuan, keterampilan yang
melibatkan berbagai pihak terutama orang tua/keluarga. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan dengan cara :
1. Berdiskusi dengan anak tentang pengalaman yang berkaitan dengan tema
yang sudah digunakan.
2. Mengajak anak untuk menceritakan kembali hasil karya selama
penggunaan tema kepada teman, orang tua dan atau keluarga.
3. Kunjungan lapangan dalam rangka penguatan kompetensi yang sudah
dimiliki anak.
4. Mengundang orang tua untuk kegiatan bersama yang berkaitan dengan
tema. Misalnya dalam mengakhiri penggunaan tema “kelapa” guru dapat
melibatkan orangtua untuk membuat makanan di satuan PAUD dengan
bahan-bahan dari kelapa (es kelapa, kue kelepon, dan lainnya). Selain itu
guru mengajak orangtua untuk mengapresiasi karya anak dari pohon dan
buah kelapa yang telah dibuat oleh anak seperti sapu lidi, gambar kolase
dan lainnya
Salah satu kegiatan puncak tema diisi dengan bazaar yang memamerkan
hasil karya anak untuk dilihat orang tua. Disaat tersebut terjadi dialog antara
anak dan orang tua. Kegiatan lainnya adalah karnaval.22

Q. Program Kegiatan Pendidikan TK, KB, dan TPA


1. Program Kegiatan Pendidikan TK
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program
pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.

22
Erman Syamsuddin, Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
(Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2018), hlm 18-22

31
Adapun fungsi pendidikan TK adalah untuk mengenalkan peraturan dan
menanamkan disiplin pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar,
menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan
keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak, menyiapkan
anak untuk memasuki pendidikan dasar. Sedangkan tujuannya adalah
untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis
dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, social, emosional,
kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk siap
memasuki pendidikan dasar.
Program kegiatan belajar pada tingkat TK meliputi bahan-bahan
pembelajaran yang dapat dicapai melalui tema yang sesuai dengan
lingkungan anak dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan
yang hendak dikembangkan. Biasanya dalam memudahkan pelaksanaan
program kegiatan belajar mengajar, anak-anak TK dikelompokkan menjadi
2 kelompok belajar, yakni kelompok A yang terdiri dari anak yang berusia
4-5 tahun dan kelompok B untuk anak yang berusia 5-6 tahun.Jumlah hari
dan layanan pada Taman kanak-kanak dilaksanakan minimal 5 hari setiap
minggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam
Tema yang dipilih hendaknya tema-tema yang menarik, yang
menantang dan yang bermakna bagi anak. Untuk memenuhi kriteria-
kriteria tersebut, sebaiknya tema itu berkaitan langsung, ada kaitannya
dengan diri anak. Sesusi dengan Departemen pendidikan dan Kebudayaan
(1994) telah menetapkan berbagai macam tema untuk membantu para guru
TK dalam melaksanakan program kegiatan bagi anak-anak TK dan juga
tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk mengembangkan tema-tema
sendiri. Adapun tema-tema tersebut sebagai berikut:

a. Tema aku yang meliputi: alat indra, fungsi alat indra, macam
pengamatan dengan indra.
b. Tema keluargaku yang meliputi: anggota keluarga, fungsi tiap anggota
keluarga, kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga, tata tertib keluarga,

32
binatang peliharaan keluarga.
c. Tema rumah yang meliputi: guna rumah, macam rumah, jenis rumah,
bagian-bagian rumah, alat dan perkakas rumah, lingkungan rumah.
d. Tema sekolah yang meliputi: kegunaan sekolah, gedung dan halaman
sekolah, orang-orang yang ada di sekolah, alat-alat yang ada dan
kegunaannya, tata tertib sekolah, lingkungan sekolah.
e. Tema makanan dan minuman yang meliputi: manfaat makanan/
minuman, jenis makanan/ minuman, asal makanan/minuman, tata tertib
makan/ minum, tata cara menyajikan.
f. Tema pakaian yang meliputi: manfaat pakaian, cara memakai, jenis
pakaian, penggunaan pakaian, pakaian daerah.
g. Tema kebersihan, kesehatan, keamanan yang meliputi: manfaat
kebersihan/ kesehatan, cara memelihara kebersihan/kesehatan, alat
kebersihan, akibat hidup tidak bersih/ tidak sehat, macam penyakit, cara
mencegah bahaya.
h. Tema binatang yang meliputi: jenis binatang, makanan binatang, tempat
hidup, berbiak, bahaya binatang, ciri-ciri binatang, kegunaan binatang.
i. Tema tanaman yang meliputi: macam tanaman, fungsi tanaman, cara
menanam, bagian tanaman.
j. Tema kendaran yang meliputi: macam kendaraan, guna kendaraan,
nama penggemudi kendaraan, tempat pemberangkatan dan
pemberhentian kendaraan, bagian-bagian kendaraan.
k. Tema pekerjaan yang meliputi: macam-macam pekerjaan, tugas
pekerjaan, tempat bekerja, perlengkapan bekerja.
l. Tema rekreasi yang meliputi: kegunaan , tempat, perlengkapan, tata
tertib berekreasi.
m. Tema air dan udara yang meliputi: manfaat air, bahaya air, asal air, sifat
air, kegunaan udara, angin.
n. Tema api yang meliputi: sumber api, warna, sifat, kegunaan, bahaya
api, arang,bara, asap, abu.
o. Tema negara yang meliputi: nama, lambing, bendera, kepala negara, ibu

33
kota, lagu kebangsaan, lagu wajib, suku bangsa, pahlawan, hari besar
nasional, bangsa lain, kota tempat tinggalku.
p. Tema alat komunikasi yang meliputi: macam, guna, bentuk, cara
menggunakan, macam-macam benda pos.
q. Tema gejala alam yang meliputi: macam-macam gejala alam, sebab
terjadinya, pemeliharaan lingkungan.
r. Tema matahari, bulan, bintang dan bumi yang meliputi: kegunaan,
penciptanya, kapan dapat dilihat.
s. Tema kehidupan kota, desa, pesisir, pegunungan yang meliputi:
keadaan lingkungan, tata cara kehidupan, mata pencarian.
t. Tema pancaindra yang meliputi: alat indra, fungsi alat indra, macam
pengamatan dengan indra.
Itulah beberapa tema yang dapat membantu guru TK dalam
melaksanakan program kegiatan bagi anak TK. Dari sekian banyak tema
yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diatas
seorang pendidik juga dapat mengembangkan tema-tema tersendiri sesuai
dengan materi yang akan diajarkan supaya peserta didik tidak bosan dan
jenuh dengan materi ataupun tema-tema yang disampaikan oleh pendidik.
Karena pada dasatnya anak usia dini itu mempunyai imajinasi dan rasa
ingin tahu yang kuat terkadang mereka juga akan bosan dan jenuh dengan
apa yang mereka pelajari, maka dari itu seorang pendidik harus pintar-
pintar membuat tema-tema dari materi yang telah ada yang berbeda dan
baru bagi peserta didik mereka supaya mereka tidak bosan dan jenuh.
2. Program Kegiatan Pendidikan Kelompok Belajar
Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur
pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan
sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun.
Sasaran KB adalah anak usia 2 – 4 tahun dan anak usia 4 – 6 tahun yang
tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat
rekomendasi dari pihak yang berwenang).

34
Layanan Program Kelompok Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3
kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. Minimal layanan dalam
satu tahun 144 hari atau 32 - 34 minggu. Berbeda dengan Dr. Suparyanto
yang mengatakan bahwa Jumlah hari dan layanan dalam Kelompok
bermain (KB) yaitu setiap hari atau maksimal 3 kali seminggu dengan
jumlah jam minimal 3 jam.
Materi belajar bagi anak usia dini dalam Kelompok Belajar dibagi
dalam 2 kelompok usia yakni:
Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi:
1) Pengenalan diri sendiri ( Perkembangan konsep diri)
2) Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi)
3) Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial)
4) Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik)
5) Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa)
6) Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)
Materi untuk anak usia 3 – 6 tahun meliputi :
1) Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran
phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku,
dan teks lainnya.
2) Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan
hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan
data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
3) Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan,
bumi dan lingkungan.
4) Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja,
berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh
lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup
manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain,
juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari
tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu,
ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar

35
rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam
jarak dekat atau jauh.
5) Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan
melukis. Menari, adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh
dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan. Musik,
adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan
suara yang menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan cerita
melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis,
menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah
liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap
dengan stempel, dan lain-lain.
6) Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran
Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang
digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga.
Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan
oleh manusia sehari-hari.
7) Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen,
pemecahan masalah; dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan
informasi yang mewakili.
Materi-materi itulah yang akan diterima dan diajarkan oleh pendidik
pada anak-anak usia dini dalam Kelompok Bermain. Dari matri-materi
tersebut sang pendidik dapat mengeksplorasi ataupun dapat
mengembangkan materi-materi tersebut yang sudah ada. Sehingga anak-
anak usia dini tidak bosan dan jenuh dengan materi-materi yang mereka
terima dalam Kelompok Belajar tersebut.
3. Program Kegiatan Pendidikan TPA (Tempat Penitipan Anak)
Tempat Penitipan Anak atau Day Care adalah sarana pengasuhan anak
dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. Day Care
merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak diluar
rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan
orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap.

36
Jadi TPA adalah lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada
anak-anak bayi dibawah usia lima tahun (balita) yang dikhawatirkan akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang
tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan
gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial. Dalam hal ini TPA
hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai
pengganti asuhan orang tua. Atau dengan kata lain TPA adalah layanan
pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat bagi anak
usia lahir – 6 tahun yang orang tuanya bekerja. Adapun peserta didik pada
TPA yaitu anak usia lahir – 6 tahun.
Adapun keuntungan dengan adanya TPA adalah:
a. Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap pancaindra.
b. Anak akan memiliki ruang bermain (baik didalam maupun diluar
ruang) yang relative lebih luas bila dibandingkan rumah mereka sendiri
c. Anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan
teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerjasama dan
keterampilan berbahasa.
d. Para orang tuanya mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan
staf TPA yang memungkinkan terjadinya peningkatan keterampilan,
pengetahuan dan tatacara pengasuhan anak.
e. Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas.
f. Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih.
g. Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan program
pendidikan, pengasuh, serta kegiatan yang terencana.
h. Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri,
berteman dan mendapat kesempatan mempelajari berbagai
keterampilan.
Yang penting dalam hal ini adalah asuhan yang konsisten, interaksi
social yang kerap, kesempatan untuk eksplorasi, dan perbandingan anak
orang dewasa yang kecil, agar setiap anak menerima perhatian yang cukup

37
dan sering berinteraksi dengan orang dewasa yang tanggap. Adapun
beberapa kelemahan dari TPA antara lain:
1) Pengasuhan yang rutin di TPA kurang bervariasi dan sifatnya kurang
memperhatikan pemenuhan kebutuhan masing-masing anak secara
pribadi karena pengasuh kurang memiliki waktu cukup.
2) Anak-anak ternyata sering kurang memperoleh kesempatan untuk
mandiri atau terpisah dari kelompok.
3) Sosialisasi lebih mengarah pada kepatuhan daripada otonomi.
4) Para orang tua cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai
pengasuh kepada TPA.
5) Kurang diperhatikan kebutuhan anak secara individual.
6) Berganti-gantinya pengasuh seringkali menimbulkan kesulitan pada
anak untuk menyesuaikan diri dengan pengasuh.
7) Anak mudah tertular penyakit dari orang lain.
Dengan adanya kelebihan dan kekurangan dari TPA itu sendiri maka
hanya sebagian orang yang mau menitipkan anaknya dalam TPA karena
ada yang mengatakan bahwa anak atau bayi yang dititipkan di tempat
penitipan anak dapat terganggu secara psikologis. Disamping itu juga ada
beberapa alas an mengapa orang tua tidak mau menitipkan anaknya di
tempat penitipan anak. Alasan yang pertama adalah anggapan bahwa bayi
membutuhkan seorang pengasuh utama, dengan siapa mereka dapat
mengembangkan rasa terikat yang kuat. Jika mereka diasuh bermacam-
macam orang, proses keterikatan akan terhalang dan menumbuhkan rasa
cemas. Alasan kedua adalah adanya keyakinan bahwa bayi hanya
menerima sedikit perhatian, kasih sayang, dan rangsangan, akibatnya
perkembangan social dan kognitif terhambat.
Adapun jumlah hari dan layanan di Tempat penitipan anak (TPA)
dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam. Tidak terlalu banyak
orang menitipkan anaknya pada Tempat Penitipan Anak (TPA) hanya
orang-orang tertentu yang membutuhkan jasa TPA. Kebanyakan dari
mereka yang menitipkan anaknya di TPA karena mereka terlalu sibuk

38
dengan pekerjaannya dan mereka ingin istirahat sejenak dari urusan
mengurus rumah tangga dalam hal ini anak.
Disamping itu juga TPA akan laku dan ramai di kota saja apabila
terdapat TPA di desa itu akan sangat jarang sekali peserta didiknya karena
sebagian besar dari mereka lebih berfikiran bahwa lebih baik anak diasuh
oleh orang tua sendiri daripada diasuh oleh orang lain begitulah pikiran
mereka. Akan tetapi akan sangat berbeda jauh dengan di daerah perkotaan
mereka tidak asing lagi dengan yang namanya TPA karena bagi mereka
sama saja anak diasuh oleh orang tua ataupun di TPA selain itu juga
mereka tidak mempunyai waktu untuk mengasuh anak mereka karena
mereka sibuk bekerja mencari uang.23

R. Penerapan Tema Dalam Pembelajaran PAUD


Penerapan tema dalam pembelajaran anak usia dini karena Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental,
sehingga perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh
berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan
anak juga dianggap masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau
upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. Sehingga
penerapan tema pun harusnya disesuaikan dengan perkembangan anak.
Penerapan tema sangat terbuka dalam Artian, satuan PAUD dapat
menentukan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan
minat anak, situasi dan kondisi lingkungan, serta kesiapan guru mengelola
kegiatan. Penentuan tema tidak sekadar mudah diterapkan, tetapi perlu
memperhatikan beberapa prinsip agar pembelajaran yang dilaksanakan lebih
menarik dan mendalam. Dan untuk keluasan tema sendiri bergantung pada
kemampuan guru dalam menguasai tema tersebut.

23
Multazim,”Program Kegiatan Pendidikan TK, KB Dan TPA” http://multazam-
einstein.blogspot.com/2013/01/programkegiatan-pendidikan-tk-kb-tpa.html?m=1 Diakses
Pada 20 Desember 2020 Pukul 20.20 WIB

39
Hal penting yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan tema
adalah kebermaknaan tema dalam membangun pengalaman belajar yang
bermutu bagi anak usia dini. Oleh karena itu dalam menentukan tema menjadi
penting bila diawali dengan identifikasi tema dan sekaligus ketertarikan anak
terhadap topik tertentu. Agar dalam penerapan tema pembelajaran anak pun
bisa selalu berkembang. Sehingga dalam penggunaan tema-tema
pembelajaran guru dan anak menyesuaikan yang sudah ada. Yang kemudian
penerapan tema pada anak tersebut mencakup kedekatan, kesederhanaan,
kemenarikan dan keinsidentalan tema pertama kedekatan yang artinya tema
hendaknya dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat dengan kehidupan anak.
dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dan juga dekat secara emosi atau
minat anak.
Selanjutnya kesederhanaan, artinya tema yang dipilih yang sudah dikenal
anak agar anak mudah memahami pokok bahasan dan dapat menggali lebih
banyak pengalamannya. Lalu kemenarikan, artinya tema yang dipilih harus
menarik bagi anak dan mampu menarik minat belajar anak. Dan terakhir
Keinsidentalan, artinya pemilihan tema tidak selalu yang direncanakan di
awal tahun, dapat juga menyisipkan kejadian luar biasa yang dialami anak,
misalnya peristiwabanjir yang dialami anak dapat dijadikantema insidental
menggantikan tema yang sudah direncanakan sebelumnya.

S. Pengertian Metode Pembelajaran


Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan
proses belajar mengajar yang telah ditetapkan.
Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara
atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan
serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses
pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran
adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan

40
materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau
secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh murid dengan baik.
Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan
untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh
faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan
demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran
yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung
pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran kepada anak
untuk mencapai kompetensi tertentu.Metode pembelajaran dirancang dalam
kegiatan bermain yang bermakna dan menyenangkan bagi anak.

T. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Yang Baik


Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Oleh karena itu setiap guru yang akan mengajar diharapkan untuk
memilih metode yang baik. Karena Baik dan tidaknya suatu metode yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar terletak pada ketepatan
memilih suatu metode sesuai dengan tuntutan proses belajar mengajar.
Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
1. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak
murid dan materi.
2. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik serta
mengantarkan murid pada kemampuan praktis.
3. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
4. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.

41
5. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus
memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah
belajar murid.
b. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian murid.
c. Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid
untuk mewujudkan hasil karya.
d. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.
e. Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata
dan bertujuan.
g. Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara
bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika
metode itu bisa mengembangkan potensi peserta didik.

U. Prinsip-prinsip Penentuan Metode Pembelajaran


Dalam proses belajar mengajar guru dalam menentukan metode hendaknya
tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode harus melalui seleksi yang
sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun yang dipilih
dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan ketepatan
(efektifitas) metode pemebelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar.

42
Acuan memilih metode pembelajaran untuk anak usia 0 sampai 6 tahun
menurut Penasehat Hipunan Tenaga kependidikan Usia Dini, Anggani
Sudono, adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurutnya ada beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan
tahap usia anak. Anak usia 0 sampai 3 tahun dapat mengikuti kegiatan di
sekolah taman bermain. Adapun metodenya yang harus diperhatikan adalah
hubungan komunikasi antara guru dengan anak dan bagaimana cara guru
berkomunikasi.
Ketika mengajar sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak.
Sedangkan untuk usia 4 sampai 6 tahun dapat diberikan kegiatan yang dapat
memberi kesempatan pada anak mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik
tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikutinya. Biarkan anak mencoba-
coba, misalnya anak menggambar bunga dengan warna hijau kuning atau
biru. Pendidik dapat memberikan kosa kata baru pada anak dan membiarkan
mereka merangkai kalimat. Ketika seorang guru dalam memilih metode
pembelajaran untuk digunakan dalam praktik mengajar, maka harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tidak ada metode yang paling unggul karena semua metode mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan serta
keunggulannya masing-masing.
2. Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi
tertentu dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya.
3. Setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang
spesifik sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan metode
tertentu yang mungkin tidak sama dengan kompetensi yang lain.
4. Setiap siswa memiliki sensitifitas berbeda terhadap metode pembelajaran.
5. Setiap siswa memiliki bekal perilaku yang berbeda serta tingkat
kecerdasan yang berbeda pula.
6. Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda.
7. Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas lainnya yang lengkap.

43
8. Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam
menerapkan suatu metode pembelajaran.
Dengan alasan di atas, jalan terbaik adalah menggunakan kombinasi dari
metode yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan, karakteristik
siswa, kompetensi guru dalam metode yang akan digunakan dan ketersediaan
sarana prasarana dan waktu. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penentuan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses
belajar mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru dalam
menentukan metode apa yang dipakai (serasi).
b) Kemampuan guru. Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran juga sangat
dipengaruhi pada kemampuan guru dalam menggunakannya. Misalnya
seorang guru yang mahir dalam berbicara, maka bisa menggunakan
metode ceramah disamping metode yang lain sebagai pendukungnya.
c) Anak didik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan
anak didik. Karena mereka mempunyai kemampuan, bakat, minat,
kecerdasan, karakter, latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu dengan latar belakang yang berbedabeda guru harus pandai
dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
d) Situasi dan kondisi proses belajar mengajar dimana berlangsung.
e) Situasi dan konsidi proses belajar mengajar yang berada dilingkungan
dekat pasar yang ramai akan berdampak pada metode pembelajaran yang
akan digunakan. Sehingga guru bisa menentukan metode pembelajaran
yang sesuai di lingkungan tersebut.
f) Fasilitas yang tersedia. Tersdianya fasilitas seperti, alat peraga, media
pengajaran dan fasilitas-fasilitas lainnya sangat menentukan terhadap
efektif tidaknya suatu metode.
g) Waktu yang tersedia. Disamping hal-hal di atas, masalah waktu yang
tersedia juga harus diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika
menggunakan metode yang akan dipakai atau tidak.

44
h) Kebaikan dan kekurangan suatu metode. Dari masing-masing metode yang
ada, tentu memiliki kebaikan dan kekurangan. Kekurangan suatu metode
bisa dilengkapi dengan metode yang lain. Oleh karena itu guru harus bisa
mepertimbangkan metode mana yang akan digunakan.
Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut :
1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang
sangat dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi
seperti badan tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar mengajar
yang tidak mempunyai tujuan yang jelas akan tidak terarah.
2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan pada
anak memiliki tempo yang berbeda-beda, karena itu setiap guru agar
memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak, motif, intelegensi
dan emosi kecepatan menangkap pelajaran, serta pembawaan dan faktor
lingkungan.
3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan
memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan
pengalaman langsung akan lebih memiliki makna dari pada belajar
verbalistik.
4) Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan
pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu
menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar mengajar.
5) Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang
bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak
bisa lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis
atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
6) Prinsip penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut
tanpa henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang.
Berkaitan dengan kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode
mengajar jangan sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran
pada anak untuk belajar cepat berakhir.

45
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran di
atas, diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien
dan dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan yang hendak dicapai, karena
dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut seorang guru bisa
mempertimbangkan mana metode yang sesuai yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar24.

V. Tujuan Metode Pembelajaran


Adapun tujuan metode pembelajaran adalah:
1. Untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan individunya
sehingga bisa mengatasi permasalahannya dengan terobosan solusi
alternatif.
2. Untuk membantu menemukan, menguji, dan menyusun data yang
dibutuhkan dalam upaya pengembangan disiplin suatu ilmu.
3. Untuk membantu proses belajar mengajar sehingga pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan cara terbaik.
4. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dalam suasana menyenangkan
dan penuh motivasi sehingga materi pembelajaran lebih mudah dimengerti
oleh siswa.
5. Untuk memudahkan proses pembelajaran dengan hasil yang baik sehingga
tujuan pengajaran dapat tercapai.
6. Untuk menghantarkan sebuah pembelajaran ke arah yang ideal dengan
tepat, cepat, dan sesuai dengan yang diharapkan.25

24
Ketut Tanu, 2018. Jurnal. ”Penggunaan Metode Mengajar Dipaud Dalam Rangka
Menumbuhkan Minat Belajar Anak”
25
Portal Media Pengetahuan Online Seputar Pengetahuan.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/10/pengertian-metode-pembelajaran.html
Diakses Pada 21 Desember 2020 Pukul 21.00 WIB

46
W. Macam-macam Metode Pembelajaran PAUD
Didunia pendidikan, banyak ragam metode pembelajaran. Dari sekian
metode yang ada, seorang guru dapat menggunakan dua, tiga bahkan lebih
metode pembelajaran sekaligus dalam proses belajar mengajar di kelas atau di
luar kelas. Hal ini bisa dilakukan agar perhatian dan minat para murid dapat
tercurahkan pada materi pelajaran yang disampaikan.
Banyaknya macam metode pembelajaran tersebut, disebabkan oleh karena
metode tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor berikut :
1. Tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing materi yang disampaikan.
2. Perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing peserta
didik/murid.
3. Perbedaan orientasi, sifat dan kepribadian serta kemampuan dari masing-
masing guru.
4. Faktor situasi dan kondisi, dimana proses pendidikan dan pembelajaran
berlangsung. Termasuk dalam hal ini jenis lembaga pendidikan dan faktor
geografis yang berbeda-beda.
5. Tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda, baik secara kuantitas
maupun secara kualitasnya.
Agar tujuan pembelajaran yang hendak dicapai bisa terealisasi secara
optimal, maka seorang guru bisa menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran yang digunakan pada pendidikan anak usia dini, sebagai berikut.
a) Metode Bermain
Bermain adalah aktifitas anak sehari-hari. Sebagaian besar orang mengerti
apa yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka tidak dapat
memberikan batasan apa yang dimaksud dengan bermain. Beberapa ahli
peneliti memberikan batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-
aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain. Sedikitnya ada lima
kreteria dalam bermain, yaitu :
1) Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri
anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena
tuntutan masyarakat atau fungsi-fungsi tubuh.

47
2) Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau
menggembirakan untuk dilakukan.
3) Bukan dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil
lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya,
melainkan lebih bersifat pura-pura.
4) Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya. Anak
lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada yang dihasilkan.
5) Kelenturan. Bermain itu perilaku yang lentur. Kelenturan ditunjukkan
baik dalam bentuk maupun hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.

Langkah-langkah dalam Metode Bermain


a) Tahap Persiapan
(1) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai
(2) Guru menjelaskan manfaat dari permainan yang akan dilakukan
(3) Menentukan macam kegiatan bermain
(4) Menentukan ruang dan tempat bermain
(5) Mempersiapkan bahan, alat atau media yang digunakan dalam
bermain
b) Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1) Tahap Pembukaan. Pada tahap ini guru memberikan arahan kepada
murid apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya
2) Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini para murid memainkan permainan
yang sudah ditentukan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah
ditentukan pula.
3) Tahap Penutupan. Pada tahap ini guru memberikan reward kepada
murid-murid yang telah melakukan permainan dengan baik dan benar.
Selain member reward guru memberikan arahan kepada anak yang
belum baik dan benar dalam bermain dan menyuruh mengulangi lagi
sampai bisa melakukan dengan baik dan benar.
Kelebihan Metode Bermain

48
(1) Merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam bermain
membutuhkan gerakan-gerakan
(2) Merangsang perkembangan berfikir anak, karena dalam bermain
membutuhkan pemecahan masalah bagaiman melakukan permainan
itu dengan baik dan benar
(3) Melatih kemandirian anak dalam melakukan sesuatu secara mandiri
tidak menggantungkan diri pada orang lain.
(4) Melatih kedisiplinan anak, karena dalam permainan ada aturan-
aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan.
(5) Anak lebih semangat dalam belajar, karena naluri anak usia dini
belajar adalah bermain yang didalamnya mengandung pelajaran.

Kekurangan Metode Bermain


(1) Membutuhkan biaya yang lebih, karena dalam metode bermain
membutuhkan alat atau media yang harus dipersiapkan terlebih
dahulu.
(2) Membutuhkan ruang atau tempat yang khusus sesuai dengan tipe
permainan yang dilakukan.
(3) Sering terjadi saling berebut alat atau media bermain antara anak
yang satu dengan yang lainnya apabila alat atau medianya tidak
mencukupi.
b) Metode Cerita.
Metode cerita adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana
seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid
yang pada umumnya bersifat pasif. Dalam hal ini biasanya guru
menyampaikan cerita tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu pula.
Dalam pengajaran yang menggunakan metode cerita, perhatian terpusat
sedangkan murid hanya menerima secara pasif. Sehingga timbul kesan
murid hanya sebagai obyek yang selalu menganggap benar apa yang
disampaikan oleh guru.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode cerita

49
Dalam menggunakan metode cerita, hendaknya guru melakukan
beberapa hal, baik dalam langkah persiapan, tahap pelaksanaannya
maupun tahap penutup, yaitu :
1. Tahap Persiapan
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai. Proses pembelajaran adalah
proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas
merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan oleh seorang guru
dalam menggunakan metode cerita ini agar siswa dapat memahami
tujuan dari cerita tersebut.
b) Menentukan materi yang akan diceritakan. Dalam metode cerita ini
guru harus menetukan materi cerita yang akan disampaikan, agar
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam materi cerita.
c) Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu digunakan untuk memperjelas
materi cerita dan dapat lebih menarik dalam penyampaian materi
cerita.
2) Tahap pelaksanaan. Dalam tahap pelaksanaan ini ada tiga langkah
yang perlu dilakukan, yaitu :
a) Langkah pembukaan. Meyakinkan murid untuk memahami tujuan
yang akan dicapai. Dengan meyakinkan pada murid pada tujuan
yang hendak dicapai akan merangsang murid termotivasi
mengikuti jalannya materi cerita yang akan disampaikan.
b) Langkah penyajian Tahap penyajian adalah tahap penyampaian
materi cerita secara lisan, dimana guru menceritakan kepada
murid materi cerita sambil menjaga perhatian murid agar tetap
terarah pada materi yang diceritakan. Untuk menjaga perhatian ini
ada beberapa beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
(1) Menjaga kontak mata secara kontinyu kepada murid. Kontak
mata adalah suatu isarat dari guru kepada murid agar murid
mau memperhatikan. Selain itu kontak mata juga berarti
sebuah penghargaan dari guru kepada murid karena merasa
diperhatikan.

50
(2) Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami
oleh murid. Oleh sebab itu guru sebaiknya tidak
menggunakan istilah-istilah yang kurang populer yang
membuat murid sulit memahami materi cerita yang
disampaikan.
(3) Guru dalam menyajikan materi cerita hendaknya runtut,
sehingga alur cerita mudah dipahami oleh murid.
(4) Menanggapi respon murid dengan segera, agar murid merasa
diperhatikan. Apabila murid memberikan respon yang tepat
segeralah diberi penguatan dan bila responnya kurang tepat
maka segeralah tunjukkan bahwa respon itu perlu diperbaiki
dengan tidak menyinggung perasaan murid.
(5) Menjaga suasana kelas tetap kondusif dan menggairahkan.
Untuk menjaga kelas agar tetap kondusif guru bisa
menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah
dalam menyampaikan cerita serta sesekali memberikan
humor yang segar yang menyenangkan.
c) Langkah penutup Dalam mengakhiri proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode cerita, seorang guru hendaknya menciptakan
kegiatan-kegiatan yang memungkinkan murid tetap mengingat materi
cerita yang telah disampaikan. Dengan harapan materi cerita yang telah
disampaikan tadi bisa menjadi pelajaran bagi siswa mana yang baik dan
mana yang buruk. Oleh karena itu dalam menutup kegiatan belajar
mengajar guru menyimpulkan dan sedikit mengulangi lagi materi cerita
yang telah disampaikan.

Kelebihan Metode Cerita


(a) Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu pengelompokan murid-
murid seperti pada metode lain.
(b) Guru dapat menguasai kelas dengan mudah walaupun murid dalam
jumlah yang cukup besar apabila cerita yang disampaikan mampu
menarik perhatian murid.

51
(c) Bila guru dalam bercerita berhasil dengan baik, maka dapat
menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif dan bisa merangsang
para murid untuk melakukan tugas atau pekerjaan.
(d) Metode ini lebih fleksibel dalam arti jika waktu terbatas materi cerita
dapat dipersingkat dengan mengambil garis besarnya saja, jika waktu
yang tersedia cukup banyak materi cerita yang diberikan dapat
diperluas dan diperdalam.
(e) Guru dapat menguasai seluruh arah pembicaraan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Kekurangan Metode Cerita
(a) Guru sulit mengetahui sampai dimana batas kemampuan murid dalam
memahami materi cerita yang disampaikan.
(b) Para murid lebih cenderung bersifat pasif dan menganggap bahwa yang
diceritakan itu benar, sehingga dengan demikian bentuk pelajaran
menjadi bersifat verbalisme.
(c) Guru dalam bercerita sering tidak memperhatikan segi psikologis dan
didaktis, pembicaraan dapat tidak terarah sehingga membosankan para
murid, atau kadang terlalu banyak humor sehingga tujuan utamanya
terabaikan.
c) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dengan memperlihatkan kepada seluruh murid tentang cara
melakukan sesuatu. Langkah-langkah dalam menggunakan metode
demonstrasi yang perlu dilakukan dalam metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan. Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh seorang guru, yaitu :
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai. Tujuan ini meliputi beberapa
aspek seperti pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

52
b) Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan. Garis besar langkahlangkah demonstrasi diperlukan
sebagai panduan untuk melakukan demonstrasi.
c) Melakukan uji coba demonstrasi dengan menggunakan alat-alat yang
dibutuhkan. Uji coba ini dilakukan untuk menghindari kegagalan
dalam demonstrasi.
2. Tahap pelaksanaan
Langkah pembukaan. Dalam tahap pembukaan metode demonstrasi ini
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua murid dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
b) Mengemukakan tujuan yang hendak dicapai oleh murid.
c) Mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh murid.
Langkah pelaksanaan demonstrasi
1) Guru memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang bisa
merangsang murid untuk berfikir.
2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana
yang menegangkan.
3) Meyakinkan murid untuk mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi murid.
4) Memberikan kesempatan murid secara aktif untuk berfikir lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
tersebut.
3. Langkah Penutup
Dalam mengakhiri proses belajar mengajar yang menggunakan metode
demonstrasi hendaknya guru memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan demonstrasi yang telah dilakukan. Hal ini perlu
dilakukan, untuk mengetahui apakah demonstrasi yang dilakukan oleh
guru dapat dipahami oleh murid atau tidak. Selain guru memeberikan
tugas, guru bisa melakukan evaluasi kepada murid untuk
memperagakan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru.

53
Kelebihan Metode Demonstrasi
(1) Dengan metode ini, terjadinya proses belajar mengajar yang bersifat
verbalisme bisa dihindari karena murid secara langsung disuruh
untuk memperhatikan materi yang didemonstrasikan.
(2) Proses belajar mengajar akan lebih menarik, karena murid tidak
hanya mendengarkan saja, tetapi juga melihat secara langsung
peristiwa yang terjadi.
(3) Dengan mengamati secara langsung, murid dapat lebih mudah
bagaimana cara melakukan suatu pekerjaan yang telah
didemonstrasikan.

Kekurangan Metode Demonstrasi

(1) Bila tidak ada persiapan yang matang, guru sering gagal dalam
mendemonstrasikan materi yang akan diajarkan, sehingga
terkadang guru mencoba beberapa kali baru berhasil, dan itu akan
memakan waktu yang cukup lama.
(2) Dalam metode demonstrasi ini membutuhkan peralatan atau bahan
serta tempat yang memadai. Ini berarti penggunaan metode ini
memerlukan biaya yang lebih dibandingkan dengan metode yang
lain.
(3) Guru dituntut mempunyai ketrampilan khusus untuk
memperagakan materi pelajaran yang diajarkan, sehingga metode
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru serta
ketrampilan yang bagus untuk keberhasilan proses belajar
mengajar.
d) Metode Simulasi
Kata simulasi beasal dari kata bahasa Inggris yaitu simulation yang berarti
pekerjaan tiruan/menirukan. Metode simulasi adalah metode belajar
mengajar dengan cara menirukan situasi tiruan untuk memahami konsep,
prinsip atau ketrampilan tertentu. Metode ini digunakan sebagai asumsi

54
bahwa tidak semua proses pembelajaran bisa dilakukan secara langsung
pada obyek yang sebenarnya.
Metode simulasi terbagi menjadi beberapa jenis metode, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antar manusia.
2. Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang
bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Metode ini
biasanya digunakan untuk terapi agar murid memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang dirinya.
3. Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai
bagian simulasi yang menekankan keikutsertaan murid untuk
menirukan masalah-masalah situasi sosial. Metode ini sering digunakan
untuk kalangan anak-anak usia dini.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode simulasi
a) Langkah persiapan
1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai.
2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan.
3) Guru menetapkan pemain yang terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
4) Memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya khususnya yang
terlibat dalam pemeran stimulasi.
b) Langkah pelaksanaan
(1)Simulasi mulai dimainkan oleh pemeran.
(2)Para murid lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
(3)Guru memberikan bantuan kepada para pemeran yang mempunyai
kesulitan.

55
(4) Simulasi hendaknya berhenti pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mendorong para murid untuk berfikir dalam menyelesaikan
masalah yang sedang disimulasikan.
c) Langkah penutup
(1)Melakukan dialog baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita
yang disimulasikan.
(2)Memberi kesimpulan dari apa yang telah disimulasikan.

Kelebihan metode simulasi


(a) Metode ini dapat dijadikan sebagai bekal bagi para murid dalam
menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat maupun dunia kerja.
(b) Dapat mengembangkan kreatifitas murid, karena melalui simulasi para
murid diberikan kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan
topik yang disimulasikan.
(c) Dapat memupuk keberanian dan percaya diri murid.
(d) Menambah pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam
menghadapi situasi sosial.
(e) Meningkatkan gairah murid dalam proses belajar mengajar.

Kelemahan metode simulasi


(a) Pengelolaan yang kurang baik sering dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran yang sebenarnya menjadi terabaikan.
(b) Rasa takut dan malu sering mempengaruhi murid dalam melakukan
simulasi.
(c) Pengalaman yang diperoleh dalam simulasi tidak selalu sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
e. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan jalan
mengajak para murid keluar kelas mengunjungi suatu tempat untuk
mempelajari atau menyelidiki hal tertentu, dibawah bimbingan guru.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode karya wisata

56
1. Langkah Persiapan
a) Menentukan tujuan yang hendak dicapai
b) Guru merencanakan obyek-obyek tertentu yang akan diunjungi, apakah
obyek itu ada hubungannya dengan materi pelajaran atau tidak.
c) Memberikan pengertian kepada murid tentang tujuan yang akan dicapai.
d) Menentukan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh murid ditempat yang
dituju.
2. Langkah Pelaksanaan
a) Guru menjelaskan kepada murid tujuan yang hendak dicapai dalam
karya wisata tersebut.
b) Mengajak para murid mengunjungi tempat yang sudah direncanakan.
c) Menyuruh para murid untuk mengamati secara langsung obyek yang
mereka kunjungi.
d) Setelah mengamati secara langsung, guru mengajak berdialog kepada
para murid tentang hasil pengamatan yang mereka lakukan.
3. Langkah Penutup
Guru menyimpulkan materi pelajaran dari hasil pengamatan para murid,
agar mereka bisa mempunyai pemehaman yang sebenarnya tentang
obyek yang mereka amati.

Kelebihan Metode Karya Wisata


(1) Dapat memberi kepuasan kepada para murid, karena dapat melihat
secara langsung obyek yang diamati
(2) Melalui karya wisata guru lebih mudah menerangkan materi pelajaran,
karena bisa mengamati secara langsung obyek yang dipelajari.
(3) Para murid bisa mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif.

Kelemahan Metode Karya Wisata


(1) Metode ini akan mengganggu pelajaran yang lain, jika sering
dilakukan. Karena menyita banyak waktu, lebih-lebih kalau tempatnya
berada jauh dari lokasi belajar.
(2) Membutuhkan perencanaan yang matang dan persiapan yang panjang.

57
(3) Membutuhkan biaya yang lebih dibanding dengan menggunakan
metode yang lain.
f. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru
kepada murid. Metode ini bertujuan untuk merangsang perhatian siswa dan
mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang dibahas.
Metode ini tepat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan proses
berfikir dan digunakan sebagai selingan dalam metode cerita atau ceramah.
Langkah-langkah menggunakan tanya jawab
1) Langkah persiapan
a) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai
b) Menuyusun bahan-bahan pertanyaan yang dapat membangkitkan
minat dan perhatian murid serta bisa mendorong inisiatif murid.
2) Langkah pelaksanaan
a) Guru bertanya kepada murid sekitar materi yang dibahas pada saat
itu secara bergiliran dan merata agar perhatian murid tertuju pada
materi.
b) Ketika murid menjawab pertanyaan dari guru, dan jawabannya
benar, maka guru bisa memberikan reward kepada murid dan bila
jawabannya salah guru dapat melempar pertanyaan itu kepada murid
yang lain, sampai jawaban yang diberikan oleh murid benar. Dan
bila tidak ada satupun jawaban yang benar dari seluruh murid maka
guru bisa sedikit membuka jawabannya untuk memancing murid
barangkali ada yang bisa menjawabnya. Kalau setelah jawabannya
dibuka sedikit dan ternyata murid tidak bisa guru baru boleh
menjawab pertanyaan yang diberikan.
3) Langkah penutup
Dalam mengakhiri metode pembelajaran tanyajawab ini guru bisa
memberikan penguatan-penguatan dari jawaban para murid dengan cara
mengulas sedikit dari materi pertanyaan yang telah disampaikan kepada

58
murid. Hal ini perlu dilakukan untuk menguatkan ingatan para murid
agar materi yang ditanyakan tidak cepat lupa.

Kelebihan metode Tanya jawab


(1) Suasana kelas lebih hidup karena para murid akatif berfikir dan
menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban dari pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
(2) Sangat positif untuk melatih keberanian anak mengemukakan pendapat
secara lisan.
(3) Meskipun pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat mengontrol
terhadap pemahaman dan pengertian murid tentang materi yang
dibicarakan.
Kelemahan metode Tanya Jawab
Memakan waktu yang cukup lama, karena waktu yang tersedia habis untuk
kegiatan tanya jawab dengan seluruh murid. Bagi seorang guru yang telah
berhasil dengan baik mengidentifikasi cara mengajar yang tepat dalam
menggunakan metode tertentu, maka perlu mendapatkan implementasi
konsep pengajaran yang sesuai dengan karakter dan kemampuan anak
didik..26
Beberapa Metode Pembelajaran Yang Dianggap Sesuai Untuk PAUD
Berdasarkan Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan republik
Indonesia nomor 146 tahun 2014 tentang kueikulum 2013 pendidikan anak
usia dini Lampiran IV tentang pedoman Pembelajaran sebagai berikut :
1. Bercerita
Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita secara lisan.
cerita harus diberika secara menarik. Anak diberi kesempatan untuk
bertanya dan memberikan tanggapan. Pendidik dapat menggunakan
buku sebagai alat bantu bercerita.

26
Ketut Tanu. 2018. Jurnal. ”Penggunaan Metode Mengajar Dipaud Dalam Rangka
Menumbuhkan Minat Belajar Anak”

59
2. Demonstrasi
Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan atau memeragakan cara
untuk membuat atau melakukan sesuatu.
3. Bercakap-cakap
Bercakap-cakap dapat dilaukan dalam bentuk tanya jawab antara anak
dengan pendidik atau antara anak dengan anak lain.
4. Pemberian Tugas
Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk member pengalaman
yang nyata kepada anak baik secara individu maupun secara
berkelompok.
5. Sosio-drama/bermain peran
Sosio-drama atau bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya
khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi dan kreativitas anak yang
diinspirasi dari tokoh-tokoh atau benda-benda yang ada dalam cerita.
6. Karyawisata
Karyawisata adalah kujungan secara langsung keobjek-objek
dilingkungan kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang sedang
dibahas.
7. Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang berdiri atas rangkaian kegiatan
yang diberikan oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun
secara berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar maupun
kegiatan sehari-hari
8. Eksperimen
Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak
dengan melakukan percobaan secara langsung dan mengamati
hasilnya.27

27
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Lampiran IV tentang Pedoman
Pembelajaran

60
X. Penerapan Metode Dalam Pembelajaran PAUD
Penerapan metode dalam pembelajaran anak usia dini dan untuk penerapan
metode dalam pembelajaran anak usia dini karena di metode pembelajaran
anak usia dini ini mencangkup banyak sekali metode Sehingga dalam
penerapannya guru lebih baik mengutamakan apa yang diminati oleh anak
agar anak memiliki kepuasan dalam setiap pembelajarannya dan selalu
bertambah wawasan melalui metode metode yang diajarkan Dalam proses
pembelajaran anak usia dini sehingga penerapan yang sangat baik itu adalah
dengan menyesuaikan kepribadian dari sang anak.

61
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan potensi yang ada
menjadi sesuatu yang lebih baik dan berguna dimana lebih menekankan pada
usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan
moral dan pengembangan terfokus pada aspek jasmani seperti ketangkasan,
kesehatan, cakap, kreatif dan sebagainya. Pengembangan dilakukan dalam
institusi dan juga luar institusi seperti didalam keluarga maupun masyarakat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu jenjang pendidikan yang
berupaya memberikan pembinaan atau rangsanggan kepada anak usia dini
sejak usia lahir sampai 6 tahun untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak baik jasmani dan rohani agar anak dapat melanjutkan
jenjang pendidikan lebih lanjut.
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep
kepada ana didik secara utuh. Dalam pembelajaran ,tema diberikan dengan
maksud menyatuhkan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh,
memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran
lebih bermakna.
Macam-macam tema yang dapat dikembangkan tema diriku, tema
keluargaku, tema lingkunganku, tema binatang, tema tanaman, tema
kendaraan, tema alam semesta, dan tema negaraku. Manfaat tema yaitu
menyatukan semua program pengembangan meliputi nilai moral agama,
sosial emosional, kognitif, bahasa, seni, menghubungkan pengetahuan
sebelumnya yang sudah dimiliki dengan pengetahuan yang baru,
memudahkan guru PAUD dalam pengembangan kegiatan belajar sesuai
dengan konsep dan sarana yang dimiliki lingkungan, menghubungkan
bahasan satu dengan lainnya, sesuai dengan cara berpikir anak, dan sebagai
topik bahasan. Topik bahasan yang dekat dan dikenal anak membuat anak
lebih dapat terlibat di dalamnya.

62
Aspek yang dibangun melalui tema yaitu aspek sikap perilaku sikap
beragama, perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya
diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan
diri, jujur, santun dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, aspek
pengetahuan dapat dikembangkan berupa pengetahuan tentang diri, keluarga,
teman, guru, lingkungan sekitar, teknologi, seni dan budaya, aspek
keterampilan dapat dikembangkan berupa kemampuan berpikir,
berkomunikasi, bertindak produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya
dan gerakan sederhana. Tujuan tema pembelajaran pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yaitu melalui tema pembelajaran peserta didik akan lebih mudah
mengenal suatu konsep pengetahuan, melalui tema pembelajaran dapat
mempelajari sesuatu yang bersifat nyata (kongkrit), melalui tema
pembelajaran indikator perkembangan anak dapat tercapai secara optimal, agar
apa yang dipelajari oleh anak dapat diaplikasikan langsung dalam
kehidupannya.
Prinsip-Prinsip dalam memilih tema yaitu kedekatan, kesederhanaan,
kemenarikan, daya dukung, dan keinsidentalan. Teknik pemilihan tema dapat
dilakukan dengan 2 tahap, yaitu merumuskan tema tema dan objek tema.
Langkah-langkah pengembangan tema yaitu pemilihan tema langkah pertama
yang harus dilakukan pendidik adalah menetapkan tema apa yang akan dipakai
untuk memfasilitasi kegiatan belajar anak, mengembangkan tema menjadi sub
tema, dan menentukan sub tema yang akan digunakan.
Program pengembangan yang dibangun melalui tema, tema yang
dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun program
pengembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosio-
emosional dan seni. Berbagai program pengembangan dicapai melalui
berbagai stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan menggunakan tema-
tema yang sesuai dengan kondisi lembaga PAUD / satuan pendidikan dan
anak. Pada pelaksanaannya tema dan kompetensi dasar dikembangkan menjadi
muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada
pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan

63
untuk mencapai kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan. Penggunaan tema dalam pembelajaran, tema pada akhirnya
digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat membantu pendidik
dalam menjelaskan konsep pengetahuan kepada anak. Sebelumnya tema harus
masuk dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran, sehingga pendidik
mempersiapkan diri untuk mengumpulkan informasi tentang tema dan sub
tema, menyiapkan bahan-bahan bacaan tentang tema dan sub tema,
menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan main yang
sesuai tema, membuat seting lingkungan yang menggambarkan tema,
menyiapkan kegiatan yang mendukung puncak tema.
Penerapan tema dengan kompetensi dasar dan materi pembelajaran muatan
atau materi pembelajaran adalah topik-topik yang akan dipelajari oleh anak
selama mengikuti kegiatan bermain selaras dengan tema, sub tema atau sub-sub
tema yang telah ditetapkan. Dalam menentukan muatan atau materi hendaklah
memperhatikan kesulitan dan kemampuan anak untuk mempelajarinya,karena
apabila terlalu sulit akan mengakibatkan anak tertekan dan akhirnya akan
mengabaikan materi tersebut, sehingga minat atau ketertarikan anak akan
hilang. Muatan atau materi pembelajaran yang dipilih juga jangan terlalu
mudah karenaakan menyebabkan anak mengabaikannya. Muatan atau materi
pembelajaran yang tepat adalah yang tingkat kesulitannya sedang, sehingga
setiap anak dapat mempelajarinya dengan optimal dan minat/ ketertarikan anak
terhadap materi tersebut dapat terpelihara. Untuk mengetahuigambaran tingkat
kesulitan setiap materi yang akan dipilih, salah satunya adalahdengan
memperhatikan tahap perkembangan anak dan pengalaman belajar anakyang
telah dimiliki oleh anak
Transisi antar tema untuk mengawali penggunaan tema, sebaiknya anak
diberikan pengalaman langsung melalui diskusi tentang pengalaman anak
terkait tema, berkunjung ke suatu tempat yang terkait dengan tema,
membacakan cerita yang terkait dengan tema, berdiskusi sesuai dengan
pengalaman anak yang terkait dengan tema, mengundang narasumber yang
memiliki keahlian/pengetahuan terkait dengan tema, membuat setting

64
lingkungan sesuai dengan tema. Untuk mengakhiri penggunaan suatu tema
dapat dilakukan dengan cara berdiskusi dengan anak tentang pengalaman yang
berkaitan dengan tema yang sudah digunakan, mengajak anak untuk
menceritakan kembali hasil karya selama penggunaan tema kepada orang tua
dan keluarga, field trip dalam rangka penguatan pengetahuan yang sudah
dimiliki anak, dan mengundang orang tua untuk kegiatan bersama yang
berkaitan dengan tema.
Waktu yang dibutuhkan untuk setiap tema tidak ada ketentuan sebuah
tema dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Artinya, sebuah tema bisa
dilaksanakan lama dan bisa juga singkat, tergantungkeluasan tema dan minat
anak terhadap tema tersebut, juga seberapa luasdan dalam guru dapat
mengembangkan tema tersebut. Ada kalanya satu tema membutuhkan waktu
selama sebulan atau bahkan lebih, ada juga yang kurangdari sebulan. Puncak
tema untuk memberikan kebermaknaan pembahasan tema, maka pada setiap
akhir tema perlu dikokohkan dengan puncak tema. Kegiatan puncak tema
bersifat menggembirakan, penguatan sikap, pengetahuan, keterampilan yang
melibatkan berbagai pihak terutama orang tua/keluarga.
Program kegiatan pendidikan TK, KB, dan TPA. program kegiatan
pendidikan TK Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program
pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun. Adapun fungsi
pendidikan TK adalah untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin
pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan
perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan
bersosialisasi, mengembangkan keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang
dimiliki anak, menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar. Program
kegiatan pendidikan kelompok belajar kelompok bermain adalah salah satu
bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan
program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai
dengan 4 tahun. Sasaran KB adalah anak usia 2 – 4 tahun dan anak usia 4 – 6
tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat

65
rekomendasi dari pihak yang berwenang). Layanan Program Kelompok
Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam
minimal 3 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 hari atau 32 - 34
minggu. Berbeda dengan Dr. Suparyanto yang mengatakan bahwa Jumlah hari
dan layanan dalam Kelompok bermain (KB) yaitu setiap hari atau maksimal 3
kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. Program kegiatan
pendidikan TPA (Tempat Penitipan Anak) tempat penitipan anak atau day care
adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada
saat jam kerja. Day care merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh
anak-anak diluar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana
asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Jadi TPA adalah
lembaga social yang memberikan pelayanan kepada anak-anak bayi dibawah
usia lima tahun (balita) yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya.
Penerapan tema dalam pembelajaran anak usia dini Karena Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental,
sehingga perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh
berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan
anak juga dianggap masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau
upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. Sehingga
penerapan tema pun harusnya disesuaikan dengan perkembangan anak.
Penerapan tema sangat terbuka dalam Artian, satuan PAUD dapat menentukan
tema yang akan digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan minat anak,
situasi dan kondisi lingkungan, serta kesiapan guru mengelola kegiatan.
Penentuan tema tidak sekadar mudah diterapkan, tetapi perlu memperhatikan
beberapa prinsip agar pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik dan
mendalam. dan untuk keluasan tema sendiri bergantung pada kemampuan guru
dalam menguasai tema tersebut. Hal penting yang harus diperhatikan guru
dalam mengembangkan tema adalah kebermaknaan tema dalam membangun
pengalaman belajar yang bermutu bagi anak usia dini. Oleh karena itu dalam
menentukan tema menjadi penting bila diawali dengan identifikasi tema dan

66
sekaligus ketertarikan anak terhadap topik tertentu. Agar dalam penerapan tema
pembelajaran anak pun bisa selalu berkembang. Sehingga dalam penggunaan
tema-tema pembelajaran guru dan anak menyesuaikan yang sudah ada. Yang
kemudian penerapan tema pada anak tersebut mencakup kedekatan,
kesederhanaan, kemenarikan dan keinsidentalan tema Pertama kedekatan yang
artinya tema hendaknya dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat dengan
kehidupan anak. Dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dan juga dekat secara
emosi atau minat anak. Selanjutnya kesederhanaan, artinya tema yang dipilih
yang sudah dikenal anak agar anak mudah memahami pokok bahasan dan
dapat menggali lebih banyak pengalamannya. Lalu kemenarikan, artinya tema
yang dipilih harus menarik bagi anak dan mampu menarik minat belajar anak.
dan terakhir keinsidentalan, artinya pemilihan tema tidak selalu yang
direncanakan di awal tahun, dapat juga menyisipkan kejadian luar biasa yang
dialami anak, misalnya peristiwa banjir yang dialami anak dapat dijadikan tema
insidental menggantikan tema yang sudah direncanakan sebelumnya.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai kompetensi tertentu.
Metode pembelajaran dirancang dalam kegiatan bermain yang bermakna dan
menyenangkan bagi anak. Ciri-ciri metode pembelajaran yang baik yaitu
bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid
dan materi, bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan
mengantarkan murid pada kemampuan praktis, tidak mereduksi materi, bahkan
sebaliknya mengembangkan materi, memberikan keleluasaan pada murid untuk
menyatakan pendapat, mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat,
terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran yaitu prinsip motivasi dan
tujuan belajar, prinsip kematangan dan perbedaan individual, prinsip
penyediaan peluang dan pengalaman praktis, integrasi pemahaman dan
pengalaman, prinsip fungsional, dan prinsip penggembiraan.
Tujuan metode pembelajaran yaitu untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan individunya sehingga bisa mengatasi

67
permasalahannya dengan terobosan solusi alternatif. untuk membantu
menemukan, menguji, dan menyusun data yang dibutuhkan dalam upaya
pengembangan disiplin suatu ilmu, untuk membantu proses belajar mengajar
sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara
terbaik, agar proses pembelajaran dapat berjalan dalam suasana menyenangkan
dan penuh motivasi sehingga materi pembelajaran lebih mudah dimengerti oleh
siswa, untuk memudahkan proses pembelajaran dengan hasil yang baik
sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai, untuk menghantarkan sebuah
pembelajaran ke arah yang ideal dengan tepat, cepat, dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Macam-macam metode pembelajaran pendidikan anak usia dini yaitu
metode bermain, metode cerita, metode demonstrasi, metode simulasi, metode
karya wisata, dan metode tanya jawab. Beberapa metode pembelajaran yang
dianggap sesuai untuk PAUD berdasarkan Peraturan Menteri pendidikan dan
kebudayaan republik Indonesia nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013
pendidikan anak usia dini Lampiran IV tentang pedoman pembelajaran sebagai
berikut : bercerita, demonstrasi, bercakap-cakap, pemberian tugas, sosio-
drama/bermain peran, karyawisata, proyek, dan eksperimen.
Penerapan metode dalam pembelajaran anak usia dini dan untuk
penerapan metode dalam pembelajaran anak usia dini karena di metode
pembelajaran anak usia dini ini mencangkup banyak sekali metode. Sehingga
dalam penerapannya guru lebih baik mengutamakan apa yang diminati oleh
anak agar anak memiliki kepuasan dalam setiap pembelajarannya dan selalu
bertambah wawasan melalui metode metode yang diajarkan dalam proses
pembelajaran anak usia dini sehingga penerapan yang sangat baik itu adalah
dengan menyesuaikan kepribadian dari sang anak.

68
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Gervasius. 2019. Jurnal. ”Pengembangan Tema Dalam Pembelajaran


Anak Usia Dini”
Budi Maryatun, Ika. 2017. Jurnal. ” Pengembangan Tema Pembelajaran Untuk
Taman Kanak-Kanak”
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Kedua : Balai Pustaka
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jendral Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan. “Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini” Jakarta
Iskandar, Harris. 2018. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anak Usia Dini
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Multazim,”Program Kegiatan Pendidikan TK, KB Dan TPA” http://multazam-
einstein.blogspot.com/2013/01/programkegiatan-pendidikan-tk-kb-
tpa.html?m=1 Diakses Pada 20 Desember 2020 Pukul 20.20 WIB
Nurani Sujiono, Yuliani. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks
Paud Jateng,” Tema Subtema PAUD TK Kurikulum 2013 Lengkap 1 Tahun”
https://www.paud.id/kumpulan-contoh-tema-dan-subtema-paud/ Diakses
Pada 20 Desember 2020 Pukul 20.20 WIB
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Lampiran
IV tentang Pedoman Pembelajaran
Portal Media Pengetahuan Online Seputar Pengetahuan
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/10/pengertian-metode-
pembelajaran.html Diakses Pada 21 Desember 2020 Pukul 21.00 WIB
Setiantono, Try. 2012. Jurnal. ”Penggunaan Metode Bercerita Bagi Anak Usia
Dini Dipaud Smart Little Cilame Indah Bandung”
Sps Flamboyan, Tpa. ”Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini” https://flamboyantpa.blogspot.com/2016/09/pedoman-
pengembangan-tema-pembelajaran.html?m=1 Diakses Pada 19 Desember
2020 Pukul 19.45 WIB
Syamsuddin, Erman. 2018. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anak Usia Dini
Tanu, Ketut. 2018. Jurnal. ”Penggunaan Metode Mengajar Dipaud Dalam
Rangka Menumbuhkan Minat Belajar Anak”

Anda mungkin juga menyukai