Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM SERTA

IMPLEMENTASINYA DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)


AHSANI KOTA BANDUNG

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pendidikan Islam


Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Dosen : Dr. H. Moh. Sulhan, M.Ag.

Disusun Oleh:
ASEP IRFAN FANANI (NIM 2220060048)
DESSY AFRIYANI (NIM 2220060054)

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022

1
LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM SERTA
IMPLEMENTASINYA DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
AHSANI KOTA BANDUNG

ASEP IRFAN FANANI (NIM 2220060048)


DESSY AFRIYANI (NIM 2220060054)

ABSTRAK
Pendidikan memerlukan landasan sebagai pijakan dalam melaksanakan proses untuk
tercapainya tujuan Pendidikan tersebut. Pendidikan yang dilaksanakan di suatu negara
harus berlandaskan pada falsafah dan pandangan hidup negara tersebut. Tujuan Pendidikan
yang ingin dicapai di suatu negara juga harus selaras dengan tujuan negara tersebut.
Demikian pula dengan Pendidikan Islam yang telah memiliki dasar dan tujuan yang selaras
dengan ajaran Islam. Prinsip dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagi pencapaian sebuah
tujuan. Dalam hal ini prinsip dalam Pendidikan Islam. Setiap lembaga pendidikan Islam
haruslah memegang teguh prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh agama dan negara.
PKBM Ahsani adalah sebuah lembaga Pendidikan nonformal yang salah satu programnya
menyelenggarakan Program Pendidikan Kesetaraan bagi siswa-siswi homeschooling. Secara
agama, PKBM Ahsani berupaya untuk melaksanakan program pendidikan sesuai tuntunan
Al-Qur’an dan Hadits, baik dari sisi manajemen, kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan guru dengan siswa, maupun pembinaan lembaga kepada orangtua siswa
berupa bimbingan parenting yang dilaksanakan secara rutin. Kegiatan pembinaan
senantiasa dilakukan agar seluruh komponen memiliki visi pendidikan yang sama.
Kajian ini ingin memaparkan landasan-landasan dan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang
tercakup pada standar nasional pendidikan. Kajian akan diformat secara deskriptif-analitik,
didahului dengan pemaparan sistem pendidikan Islam, landasan pendidikan Islam dan
analisis kebijakan standar nasional pendidikan. Dari kajian ini diharapkan akan ditemukan
pemenuhan standar pendidikan yang berlandaskan Islam dalam sistem Pendidikan nasional.

2
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses bimbingan yang dilakukan orang dewasa secara sadar
terhadap anak untuk dapat hidup layak sesuai tuntutan zaman. Sebagai suatu proses bimbingan,
Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Pelaku proses
Pendidikan adalah seorang atau suatu Lembaga (institusi) yang dikenal dengan keluarga sebagai
Pendidikan informal, sekolah atau madrasah sebagai Lembaga Pendidikan formal dan pesantren serta
kegiatan lainnya di masyarakat dikenal sebagai Pendidikan non formal.
Sebagai suatu proses yang dilakukan secara terencana dan sistematis, Pendidikan
memerlukan landasan sebagai pijakan dalam melaksanakan proses untuk tercapainya tujuan
Pendidikan tersebut. Pendidikan yang dilaksanakan di suatu negara harus berlandaskan pada falsafah
dan pandangan hidup negara tersebut. Tujuan Pendidikan yang ingin dicapai di suatu negara juga
harus selaras dengan tujuan negara tersebut. Demikian pula dengan Pendidikan Islam yang telah
memiliki dasar dan tujuan yang selaras dengan ajaran Islam.
Agar landasan-landasan tersebut lebih kuat dan terarah, maka dibutuhkan prinsip-prinsip
dalam Pendidikan Islam. Prinsip dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagi pencapaian sebuah tujuan.
Dalam hal ini prinsip dalam Pendidikan Islam. Setiap lembaga pendidikan Islam haruslah memegang
teguh prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh agama dan negara.
Berbicara mengenai Pendidikan Islam, PKBM Ahsani adalah sebuah lembaga Pendidikan
nonformal yang salah satu programnya menyelenggarakan Program Pendidikan Kesetaraan bagi
siswa-siswi homeschooling. Secara agama, PKBM Ahsani berupaya untuk melaksanakan program
pendidikan sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits, baik dari sisi manajemen, kegiatan belajar

3
mengajar yang dilaksanakan guru dengan siswa, maupun pembinaan lembaga kepada orangtua siswa
berupa bimbingan parenting yang dilaksanakan secara rutin. Kegiatan pembinaan senantiasa
dilakukan agar seluruh komponen memiliki visi pendidikan yang sama.
Kajian ini ingin memaparkan landasan-landasan dan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang
tercakup pada standar nasional pendidikan. Kajian akan diformat secara deskriptif-analitik, didahului
dengan pemaparan sistem pendidikan Islam, landasan pendidikan Islam dan analisis kebijakan standar
nasional pendidikan. Dari kajian ini diharapkan akan ditemukan pemenuhan standar pendidikan yang
berlandaskan Islam dalam sistem Pendidikan nasional.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif analitis. Penelitian kualitatif juga merupakan jenis penelitian yang mengumpulkan
data berupa kata-kata yang digunakan sebagai sumber data dan bukan menggunakan angka
sebagai objek penelitiannya. Penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk memahami fenomena
yang terjadi didalam kehidupan oleh subjek penelitian di lapangan (Hadari, 1991). Adapun
jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dimana peneliti tidak hanya menjelaskan
fenomena tertentu, tetapi peneliti turut serta melakukan analisis terhadap fenomena yang
terjadi sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Seperti yang telah dijelaskan diatas penelitian
ini menggunakan Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka untuk mengumpulkan data-
data sebagi sumber utama penelitian ini sehingga penelitian ini validasi yang tinggi sesuai
yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2019). Kemudian, setelah peneliti mendapatkan studi
pustaka yang sesuai dengan penelitian ini, peneliti melakukan content analysis yang
mendalam sehingga mendapatkan informasi, data, referensi yang sesuai dengan permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. LANDASAN PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM

1. Definisi Landasan Pendidikan Islam


Landasan Pendidikan merupakan pandangan yang mendasari seluruh aktivitas
Pendidikan. Landasan tersebut menyangkut masalah yang ideal dan fundamental.
Untuk mendukung masalah yang ideal dan fundamental tersebut diperlukan landasan
pandangan hidup yang kokoh, komprehensif serta tidak mudah berubah. Hal tersebut
diyakini karena memiliki kebenaran yang telah diuji oleh sejarah. (Achmadi, 2005)

4
Landasan pendidikan merupakan tempat bertumpu atau dasar dalam melakukan
analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang kebijakan dan praktik
pendidikan. Kajian analisis kritis terhadap kaidah dan kenyataan tersebut dapat
dijadikan titik tumpu atau dasar dalam upaya penemuan kebijakan dan Pratik
pendidikan yang tepat guna dan bernilai guna. Dengan kata lain, dapat dikatakan
bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan
kependidikan dalam segala aspeknya.
Landasan Pendidikan Islam yang paling pokok adalah al-Qur’an dan al-Sunah
karena pandangan hidup (teologi) seorang Muslim berdasarkan pada al-Qur’an dan al-
Sunah. Hal tersebut karena dalam teologi umat Islam, al-Qur’an dan al-Sunah
diyakini mengandung kebenaran mutlak yang bersifat transcendental, universal dan
sternal (abadi), sehingga selalu diyakini oleh para pemeluknya sesuai dengan fitrah
manusia. (Abudin Nata)
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa landasan Pendidikan Islam
merupakan tempat bertumpu proses pelaksanaan Pendidikan Islam berdasarkan
berbagai kaidah, pandangan, kajian dan . Landasan Pendidikan Islam yang pokok
adalah Al-Qur’an dan Hadits karena merupakan pedoman hidup umat Islam.

2. Macam-Macam Landasan Pendidikan Islam


Landasan atau dasar pendidikan Islam yang pokok adalah Al-Qur’an dan
Sunnah/Al-Hadits, selain itu sifat dan perbuatan para sahabat dan Ijtihad. Sedangkan
dasar pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia disesuaikan dengan dasar filsafat
negaranya dan perundang-undangan yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah-sekolah atau di lembaga formal lainnya. Dasar
pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia ada tiga jenis yaitu dasar hukum yuridis,
dasar hukum agama dan dasar hukum sosial psikologis.(Masdudi, 2014)
Berikut merupakan macam-macam landasan Pendidikan Islam:
a. Landasan Hukum Yuridis
Landasan hukum yuridis pendidikan Islam yaitu Undang-undang dan berbagai
peraturan pemerintah yang meliputi dasar ideal (Pancasila sila pertama: Ketuhanaan
Yang Maha Esa); dasar konstitusional (UUD 1945 Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2; ayat
1: negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; ayat 2: negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu); dasar operasional yaitu dasar

5
yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah di
Indonesia (Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1983 tentang GBHN) (Masdudi, 2014)
b. Landasan Hukum Agama
Landasan hukum agama dalam Pendidikan Islam yaitu dasar-dasar yang
bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaibany merumuskan landasan Pendidikan Islam
sebagai dasar tujuan Islam yang digali dari sumber yang sama, yaitu Alquran dan
Hadis. Atas dasar pemikiran tersebut, dikembangkan pemikiran mengenai pendidikan
Islam dengan merujuk kedua sumber utama ini, dengan bantuan berbagai metode dan
pendekatan seperti qiyās, ijmā’, ijtihād dan tafsīr. (Al-Syaibany, 1979) Dari
pemahaman yang komprehensif terhadap sumber-sumber pendidikan Islam tersebut
diperoleh suatu rumusan landasan pengetahuan tentang alam semesta, manusia,
masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusian dan akhlak.
Menurut Zakiyah Daradjat, landasan Pendidikan Islam yaitu al-Qur’an dan
hadits nabi Muhammad SAW. Yang dapat dikembangkan melalui ijtihad, al-maslahah
al-mursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya (Darajat, 2000). Sedangkan menurut
Hasan Langgulung, landasan Pendidikan Islam terdiri dari 6 macam, yaitu al-Qur’an,
al-sunnah, qaul sahabat, masalih al-mursalah, ‘urf dan hasil pemikiran ijtihad para
intelektual Muslim. (Langgulung, 1980).
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui Malaikat Jibril sebagai pedoman hidup manusia bagi yang membacanya
merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala 5. Sebagian ulama menyebutkan bahwa
penamaan kitab ini dengan nama Al-Qur’an di antara kitab-kitab Allah itu karena
kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab Nya. Hal ini diisyaratkan dalam firman-Nya
QS.An-Nahl ayat 89:
‫َو َيْو َم َنْبَع ُث ِفْي ُك ِّل ُاَّمٍة َش ِهْيًدا َع َلْيِهْم ِّم ْن َاْنُفِس ِهْم َو ِج ْئَنا ِبَك َش ِهْيًدا َع ٰل ى ٰٓهُؤ ۤاَل ِۗء َو َنَّز ْلَنا َع َلْيَك اْلِكٰت َب‬
ࣖ ‫ِتْبَياًنا ِّلُك ِّل َش ْي ٍء َّو ُهًدى َّو َر ْح َم ًة َّوُبْش ٰر ى ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن‬
Artinya : “(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul)
kepada setiap umat dari (kalangan) mereka sendiri dan Kami mendatangkan engkau
(Nabi Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an)
kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar
gembira bagi orang-orang Muslim.”
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, kalimat ”segala sesuatu" ini banyak
ditafsirkan oleh para mufasir sebagai berbagai macam ilmu pengetahuan. IImu

6
pengetahuan itu menurut al-Qur'an harus dicari melalui analogi (qiyas) dan hadits
Nabi Muhammad saw yang merupakan bagian dari syari'at Islam. Kalimat "segala
sesuatu" menyatakan kandungan asas-asas dasar Qur'ani yang mampu memberi
petunjuk tingkah laku manusia. Sebagian penafsir berpendapat bahwa al-Qur'an
menyodorkan kepada manusia ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Ilmu yang
bermanfaat tersebut mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, dengan
sesamanya dan dengan lingkungan sekitamya. Aspek pendidikan dalam al-Qur'an
dapat dilihat ddari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam al-Qur'an, antara lain
adalah kata tarbiyah yang berasal dari kata rabb yang berarti mendidik dan
memelihara.
2) Hadits
Nabi Muhammad SAW sendiri mengidentifikasikan pesan dakwahnya sebagai
pendidik atau pengajar. Banyak sekali hadis-hadits yang membicarakan tentang
pentingnya pendidikan.
Barang siapa mempelaiari suatu ilmu yang tidak mencari keridaan Allah, tetapi
hanya untuk mendapatkan nilai-nilai material dari kehidupan duniawi, ia tidak akan
mencium harumnya surga. (H.R. Ahmad, Abu Daud, Ibn Maiah)
Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu yang diketahuinya, lalu ia
menyembunyiknnnya, maka ia akan dikekang pada hari kiamat dengan kekangan dari
neraka. (H-R. Ahmad, Abu Daud, dan al-Tarmidzi)
Barang siapa melewati suatu ialan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan
untuknya jalan ke surga. (H'R' Muslim)
Menurut Abuddin Nata, nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur'an dan al-
Hadits dapat diklasifikasikan ke dalam nilai dasar (intrinsik), yaitu nilai yang ada
dengan sendirinya, bukan sebagai prasarat atau alat bagi nilai yang lain; dan nilai
instrumental, yaitu nilai yang menjadi prasarat dan alat bagi nilai yang lain. Nilai yang
menjadi dasar pendidikan Islam itu adalah tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat,
keseimbangan, dan rahmatan lil alamin.
c. Dasar hukum sosial psikologis, yaitu pranata sosial tentang kebutuhan terhadap
nilai-nilai agama, sehingga mereka merasa tenang dan tentram hatinya ketika
mereka dapat mendekatkan diri dan mengabdi kepada Allah SWT.

B. PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM

7
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip diartikan sebagai asas yang benar
yang menjadi pokok dasar untuk berpikir dan bertindak. Sebuah prinsip merupakan
persoalan yang mendasar yang terdapat pada sebuah konsep atau teori.
Terry (1967: 12) mendefinisikan prinsip-prinsip sebagai pernyataan fundamental
yang menjadi pedoman tindakan. Merujuk pendapat Terry ini, jika dihubungkan dengan
prinsip-prinsip perencanaan pendidikan adalah merupakan nilai, norma, dan dasar-dasar
yang menjadi pedoman tindakan dalam menyusun perencanaan pendidikan baik pada
tingkat sekolah atau madrasah, dinas pendidikan di tingkat kota/kabupaten, dinas
pendidikan propinsi, maupun perencanaan pendidikan tingkat nasional. 1
Sebuah perencanaan pendidikan merupakan pedoman umum dan pegangan
utama dalam proses pelaksanaan pendidikan, yang dapat mendorong pada percepatan
dan arah menuju tujuan pendidikan. Oleh karenanya perlu menetapkan beberapa prinsip
pendidikan sebagai pegangan, baik dalam proses penyusunan rancangan maupun dalam
proses implementasi-nya. Diantara beberapa prinsip tersebut adalah (Jaelani et al.,
2020): 1. Prinsip Ikhlas
Proses pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran yang melibatkan
pendidik dan peserta didik secara langsung, oleh karenanya seorang pendidik adalah
penanggungjawab dan pemegang amanah bagi peserta didik. Seorang pendidik harus
ikhlas menjalankan amanah yang diembannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-Anfal ayat 27:
‫ٰۤي ـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا اَل َتُخ ۡو ُنوا َهّٰللا َو الَّرُس ۡو َل َو َتُخ ۡو ُنۤۡو ا َاٰم ٰن ِتُك ۡم َو َاۡن ـُتۡم َتۡع َلُم ۡو َن‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
Ayat di atas secara tegas menyampaikan bahwa seorang yang beriman adalah
orang yang menjaga amanah, menjaga kepercayaan yang telah Allah SWT berikan
kepadanya. Hal ini disebabkan oleh kedudukan peserta didik sebagai generasi penerus
yang akan membawa agama dan negara ini selanjutnya.

2. Prinsip Kreatif dan Inovatif

1
Dr.Drs.H. Suhadi Winoto, B.A.M.Pd. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Bidung. 2020. Hal.44-
45.

8
Sebuah proses pendidikan harus menghadirkan seorang pendidik yang kreatif
dan inovaif agar pendidik mampu menyusun suatu perencanaan pembelajaran yang
menarik, mudah dipahami, serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Oleh karenanya dituntut kesungguhan dalam menjalankan tugas sebagai
seorang pendidik sehingga pendidik mampu menyajikan perencanaan pembelajaran
yang diharapkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 dan surat
ASy-Syarh ayat 7:
‫ِهّٰللاؕ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَقۡو ٍم َح ّٰت ى ُيَغ ِّيُر ۡو ا‬
‌ ‫َلٗه ُمَع ِّقٰب ٌت ِّم ۢۡن َبۡي ِن َيَد ۡي ِه َو ِم ۡن َخ ۡل ِفٖه َيۡح َفُظۡو َنٗه ِم ۡن َاۡم ِر‬
‫َم ا ِبَاۡن ُفِس ِهۡم‌ؕ َو ِاَذ ۤا َاَر اَد ُهّٰللا ِبَقۡو ٍم ُس ۤۡو ًء ا َفاَل َم َر َّد َلٗه‌ۚ َو َم ا َلُهۡم ِّم ۡن ُدۡو ِنٖه ِم ۡن َّو اٍل‬
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,
dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.”

‫َفِاَذ ا َفَر ۡغ َت َفاۡن َص ۙۡب‬


“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan yang lain),”
Ayat-ayat ini memberikan penjelasan pentingnya kreatif dan inovatif dalam hal
inibagi pendidik. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka memberikan pengajaran
kepada peserta didik tidak berhenti pada satu target, tetapi senatiasa dituntut untuk
terus berinovasi.

3. Prinsip Efektif dan Efisien


Prinsip efektif dan efisien artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan
didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang,
sehingga perencanaan itu berhasil guna dan bernilai guna dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Berkaian dengan prinsip ini, dalam AlQur’an terdapat beberapa ayat, yaitu
surat Al-Kahf ayat 103-104 dan surat Al-A’raf ayat 31:
‫ُقۡل َهۡل ُنـَنِّبُئُك ۡم ِباَاۡلۡخ َس ِر ۡي َن َاۡع َم ااًل‬
‫َا َّلِذ ۡي َن َض َّل َس ۡع ُيُهۡم ِفى اۡل َح ٰي وِة الُّد ۡن َيا َو ُهۡم َيۡح َس ُبۡو َن َاَّنُهۡم ُيۡح ِس ُنۡو َن ُص ۡن ًعا‬

9
“Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang
orang yang paling rugi perbuatannya? (Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.”

‫ٰي َبِنۤۡى ٰا َد َم ُخ ُذ ۡو ا ِز ۡي َنَتُك ۡم ِع ۡن َد ُك ِّل َم ۡس ِج ٍد َّو ُك ُلۡو ا َو اۡش َر ُبۡو ا َو اَل ُتۡس ِرُفۡو ا‌ۚ ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّباۡل ُم ۡس ِرِفۡي َن‬
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.”

4. Prinsip Berkelanjutan (Kontinyu)


Proses pendidikan membutuhkan waktu yang panjang, oleh karenanya prinsip
berkelanjutan atau berkesinambungan adalah sangat dibutuhkan.
“Al-Aswad berkata, Saya berkata kepada Aisyah, ‘tolong ceritakan kepadaku
amalan yang paling disukai oleh Rasulullah’. Aisyah berkata, ‘Amalan yang paling
beliau sukai adalah yang dilakukan oleh seseorang secara terus-menerus walaupun
amalan itu ringan’.” (HR Ahmad).
Hadis di atas memberikan gambaran bahwa sebuah amalan yang paling disukai
adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus walaupun secara kuantitas tidak
banyak, hal ini adalah batas minimal. Terlebih lagi jika amalan yang dilakukan dengan
kuantitasnya tinggi dan banyak serta berkualitas.

5. Prinsip Pertanggungjawaban Menyeluruh Dunia dan Akhirat.


a. Secara pribadi dan berkelompok di dunia.
Dalam sebuah lembaga pendidikan tentunya tidak luput dari berbagai penyimpang.
Penyimpangan yang terjadi dalam sebuah lembaga akan mengakibatkan kerusakan
yang akan dirasakan oleh semua orang yang terlibat dalam lembaga tersebut. Oleh
karenanya setiap orang dan kelompok yang terlibat dalam sebuah lembaga
pendidikan patut kiranya memahami firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 25:

‫َو اَّتُقۡو ا ِفۡت َنًة اَّل ُتِص ۡي َبَّن اَّلِذ ۡي َن َظَلُم ۡو ا ِم ۡن ُك ۡم َخٓاَّص ‌ًةۚ َو اۡع َلُم ۤۡو ا َاَّن َهّٰللا َش ِد ۡي ُد اۡل ِع َقاِب‬
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang
zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.”
Ayat di atas memberikan petunjuk bahwa manusia adalah mahluk sosial yang mana
amalan baik dan buruknya terkait oleh kehadiran manusia lainnya yang berada

10
disekitarnya. Oleh karenanya semasa kehadiran manusia di dunia, penyimpangan
yang dilakukan oleh seseorang akan akan berimbas pada dirinya dan lembaga
pendidikan yang menaunginya. Akibatnya selain pertanggung jawaban secara
pribadi, maka pertanggung jawaban secara kelompok akan dilakukan jika terjadi
penyimpangan dalam perjalanan proses pendidikan tersebut.

b. Secara pribadi di akhirat.


Berbeda dengan pertanggung jawaban dunia, yang dilakukan secara pribadi dan
kelompok. Pertanggung jawaban di akhirat dilakukan secara individual. Tergantung
kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dan sesuai dengan kadarnya.
Sebagaimana disampaikan dalam surat Al-An’am ayat 164:

‫ُقۡل َاَغ ۡي َر ِهّٰللا َاۡب ِغ ۡى َر ًّبا َّو ُهَو َر ُّب ُك ِّل َش ۡى ٍء‌ؕ َو اَل َتۡك ِس ُب ُك ُّل َنـۡف ٍس ِااَّل َع َلۡي َها‌ۚ َو اَل َتِزُر َو اِزَر ٌة ِّو ۡز َر‬
‫ُاۡخ ٰر ى‌ۚ ُثَّم ِاٰل ى َر ِّبُك ۡم َّم ۡر ِج ُع ُك ۡم َفُيَنِّبُئُك ۡم ِبَم ا ُك ۡن ـُتۡم ِفۡي ِه َتۡخ َتِلُفۡو َن‬
“Katakanlah (Muhammad), "Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah,
padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang,
dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban
dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan."
Terhitung sejak seorang anak manusia mencapai umur aqil baligh maka, segala
amal perbuatannya di dunia menjadi tanggung jawabnya sendiri di akhirat kelak.
Oleh karenanya setiap manusia harus memperhatikan amal perbuatannya di dunia,
yang akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

C. IMPLEMENTASI LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM


DI PKBM AHSANI KOTA BANDUNG
PKBM Ahsani adalah sebuah lembaga Pendidikan nonformal yang salah satu
programnya menyelenggarakan Program Pendidikan Kesetaraan bagi siswa-siswi
homeschooling. PKBM Ahsani berlokasi di jalan Galunggung Dalam II No.7-9 Kelurahan
Lingkar Selatan Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Berdiri pada tahun 2017 yang pada
saat itu memiliki siswa berjumlah 64 siswa homeschooling. Tahun ajaran 2022-2023 ini
tercatat jumlah siswa di Dapodik sebanyak 467 siswa.

11
Paparan tentang landasan dan prinsip-prinsip perencanaan pendidikan islam di atas
menjadi acuan dalam perencanaan serta pelaksanaan program pembelajaran di PKBM
Ahsani. Hal ini tercermin dalam visi serta misi lembaganya sebagai berikut:
 Visi PKBM Ahsani
Menjadi lembaga pendidikan nonformal yang mampu melahirkan calon ahli ilmu
yang beriman, berilmu dan beradab, yang berbasis pada islamic home education.
 Misi PKBM Ahsani
1. Memfasilitasi kebutuhan legalitas siswa pendidikan nonformal dengan teknis
pelaksanaan yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.
2. Memberikan rujukan Islamic Home Education kepada keluarga-keluarga muslim.
3. Memberikan program pembinaan kepada keluarga-keluarga muslim.
4. Membuat program-program pembelajaran yang dibutuhkan para siswa dalam
pemenuhan pengembangan keimanan, karakter, pengetahuan, dan keterampilan.
Secara Yuridis, PKBM Ahsani adalah Lembaga Pendidikan nonformal yang terdaftar
secara resmi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sejak tahun
2018. Menjalankan program Pendidikan kesetaraan sesuai aturan yang berlaku, mulai
dari Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, maupun peraturan pemerintah
mulai dari pusat sampai daerah. Setiap kegiatan mendapat pengawasan dan arahan dari
bagian Pendidikan Masyarakat di bawah Dinas Pendidikan kota Bandung serta Penilik
Pendidikan Masyarakat Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
Secara agama, PKBM Ahsani berupaya untuk melaksanakan program pendidikan
sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits, baik dari sisi manajemen, kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan guru dengan siswa, maupun pembinaan lembaga kepada
orangtua siswa berupa bimbingan parenting yang dilaksanakan secara rutin. Kegiatan
pembinaan senantiasa dilakukan agar seluruh komponen memiliki visi pendidikan yang
sama.

D. KESIMPULAN
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam
adalah melalui penerapan pengelolaan pendidikan yang baik. Karena perencanaan adalah
berpikir sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam
rangka untuk mencapai suatu tujuan sedangkan fungsi perencanaan adalah menetukan

12
tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan pencapaian tujuan tertentu. Ini bukanlah
hal yang mudah. Diperlukan pondasi yang kuat dalam menyusun perencanaan
pendidikan. Islam sudah memiliki standar sendiri dalam setiap lini kehidupan manusia,
termasuk pendidikan. Oleh karena itu dalam perencanaan pendidikan sudah seharusnya
berpijak pada landasan serta prinsip-prinsip perencanaan pendidikan islam.

DAFTAR PUSTAKA

Winoto, Suhadi. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Bidung. 2020.


Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2010.
Nuraeni. Jurnal Landasan dan Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan Islam. Bogor. UIKA.
2021.
Hendro Widodo. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 473-486.
Nawawi, Hadari. (1991). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian: Kuantitaif & Kualitatif. Bandung: R&D Publikasi.
Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 32.
Masdudi, Landasan Pendidikan Islam Kajian Konsep Pembelajaran. Cirebon: CV Elsi. 2014
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta. Bumi Aksara. 2000
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Bandung. Al-Ma’arif.
1980
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigmu Hunranisme T'eosinlris, (Yogyakarta: Puslaka
Pelajar, 2005.

13

Anda mungkin juga menyukai