Anda di halaman 1dari 12

0

KONSEP DASAR KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan Kebijakan Pendidikan Islam

Disusun oleh:
Kelompok I Mpi A
Dwi Nikasari (502190009)
Elok Kuneta Faradila (502190012)

Dosen pengampu:
Dr. Moh. Miftachul Choiri, M.A.

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
2020
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kebijakan negara di bidang pendidikan merupakan produk dari sebuah
proses politik yang melibatkan berbagai elemen politik yang berlangsung di
lembaga legislative dan eksekutif. Sebagai produk dari keputusan politik,
kebijakan yang dilakukan negara di bidang pendidikan merupakan cermin dari
politik pendidikan nasional yang memberikan implitasi terhadap sistem,
kelembagaan, kurikulum dan proses pendidikan. Hal ini juga termasuk
terhadap pendidikan islam yang secara faktual sejak semula merupakan bagian
dari sistem pendidikan nasional.
Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan Islam mengalami
berbagai dinamika, baik sebagai implikasi maupun imbas dari kebijakan yang
diperkuat oleh negara mengenai pendidikan, maupun dari hasil dinamika
internal sistem pendidikan Islam sendiri dalam merespons perubahan tuntutan
dan aspirasi masyarakat serta penyesuaian terhadap kebijakan yang berlaku.
Posisi pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional secara normatif
dapat dilihat dari perkembangan kebijakan negara terhadap pendidikan Islam
itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan diatas, pemakalah akan membahas sebuah
makalah yang berjudul Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan Islam, dengan
tujuan agar pembaca mengetahui dan memahami konsep dasar kebijakan
pendidikan Islam serta mengetahui betapa pentingnya kebijakan Pendidikan di
suatu lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebijakan Pendidikan Islam?
2. Apa tujuan kebijakan Pendidikan Islam?
3. Apa fungsi kebijakan Pendidikan Islam?
4. Apa ruang lingkup kebijakan Pendidikan Islam?

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Pendidikan Islam


Istilah kebijakan (policy) seringkali diterjemahkan dengan politik, aturan,
program, keputusan, undang-undang, peraturan, konvensi, ketentuan,
kesepahaman, dan rencana strategis lainnya.1 Menurut Hasbullah kebijakan
adalah terjemahan dari kata “policy” dalam bahasa Inggris yang berarti
mengurus masalah atau kepentingan umum, sehingga penekanannya tertuju
kepada tindakan (produk).2Kebijakan (policy) umumnya digunakan untuk
memilih dan menunjukkan pilihan terpenting untuk mempererat kehidupan,
baik dalam kehidupan organisasi, pemerintahan, maupun privat.3
Kebijakan pendidikan (educational policy) merupakan penggabungan
dari kata education dan policy. Kebijakan adalah seperangkat aturannya,
sedangkan pendidikan menunjukkan pada bidangnya. Dengan demikian,
kebijakan pendidikan tidak terlalu berbeda dengan kebijakan pemerintah dalam
bidang pendidikan.4 Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan
hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi
dan misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pendidikan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu tertentu.5
Kebijakan pendidikan sebagai kunci keunggulan, bahkan menyangkut
keberadaan bagi bangsa-bangsa dalam persaingan global, Sehingga kebijakan
pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam era globalisasi. Salah satu
yang menjadi argumen utamanya adalah bahwa globalisasi membawa nilai
demokrasi. Demokrasi yang memberikan hasil adalah demokrasi yang
didukung oleh pendidikan. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dipahami

1
Arwildayanto, Analisis Kebijakan Pendidikan Kajian Teoretis, Eksploratif, dan Aplikatif
(Bandung: CV Cendekia Press, 2018), 1.
2
Abd Madjid, Analisis Kebijakan Pendidikan (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), 8.
3
A. Rusdiana, Kebijakan Pendidikan dari Filosofi ke Implementasi (Bandung: CV Pustaka Setia,
2015), 25.
4
Ibid.,37.
5
Ibid., 38.

2
3

bahwa Kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik (public


policy), atau dengan kata lain kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang
memuat perencanaan umum, jangka panjang, menengah dan pendek, serta
langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan.6
Dari sudut etimologi, pengertian pendidikan Islam diwakili oleh istilah
taklim, dan tarbiyah yang berasal dari kata dasar ‘allama dan rabba
sebagaimana digunakan dalam Al Qur’an , sekalipun dalam konotasi kata
tarbiyah lebih karena mengandung arti memelihara, membesarkan dan
mendidik sekaligus mengandung makna mengajar (‘allama). Dalam
pelaksanaannya, dasar pendidikan Islam di Indonesia adalah Al-quran dan As-
Sunnah (hukum tertulis), hukum yang tidak tertulis serta hasil pemikiran
manusia tentang hukum-hukum tersebut, antara lain seperti pancasila, Undang
Undang Dasar 1945 serta ketentuan pelaksanaannya.7
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang didirikan dan
diselenggarakan atas dasar hasrat ketauhidan, motivasi ibadah, dan semangat
dakwah untuk memanifestasikan/mengejawantahkan nilai-nilai Islam, baik
nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan, melalui kegiatan pendidikan
sebagaimana tercakup dalam lima program dan praktek pendidikan Islam.
Sedangkan Ahmat Tafsir memberikan pengertian bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.8
Kebijakan pendidikan Islam (Islamic education policy) secara
sederhana dapat diartikan sebagai seperangkat aturan atau keputusan yang
dibuat dan dirumuskan melalui proses pengambilan keputusan oleh pejabat

6
Madjid, Analisis Kebijakan Pendidikan,11.
7
Mohammad Emnis Anwar, “Menelusuri Kebijakan Pendidikan Islam Di Indonesia”, (Jurnal
Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 03, Januari 2014), 490.
8
Moh. Sakir,“Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, (Jurnal Cendekia Vol. 12
No. 1 Juni 2014), 107.
4

publik (pemerintah) mengenai pendidikan Islam dalam rangka mencapai tujuan


tertentu.9
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan Islam adalah
pengambilan keputusan rangkaian konsep yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak
dalam pendidikan Islam itu sendiri.

B. Tujuan Kebijakan Pendidikan Islam


Secara umum, tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk
memanusiakan manusia (humanisasi). Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan
upaya agar peserta didik menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap
Tuhannya, dirinya, keluarganya, bangsa dan negaranya. Memanusiakan
manusia yang dimaksudkan adalah bahwa proses pendidikan tidak hanya
bertumpu pada peningkatan kemampuan intelektual saja, tetapi juga harus
mampu menggali dan meningkatkan seluruh potensi yang tertanam dalam diri
manusia. Baik itu kemampuan intelektual, kemampuan emosional, dan
kemampuan spiritual.10
Tujuan dari pendidikan Islam adalah melahirkan pribadi-pribadi yang
Islami (kepribadian muslim). Karena itu, kebijakan-kebijakan pendidikan yang
diambil harus mendukung tujuan tersebut.Konkritnya seperti merancang ulang
(mendesain) kurikulum pembelajaran, khususnya pendidikan agama. Salah satu
tantangan bagi civitas akademika pendidikan Islam untuk terus menerus
merumuskan jati dirinya agar lebih dapat diterima bagi masyarakat luas.
Karena itu pendidikan Islam sudah harus selalu memperbarui sumber daya
kependidikannya agar relevan bagi masyarakat penggunanya, agar arah
pendidikan Islam di masa depan tidak sekedar mengikuti arus perubahan yang
tengah terjadi, maka pendidikan Islam perlu untuk kembalimemikirkan filsafat,
teori, dan kurikulum pendidikannya. Dengan demikian, pendidikan Islam tidak

9
Imam Machali,“Pendekatan Integrasi-Interkoneksi Dalam Kajian Manajemen Dan Kebijakan
Pendidikan Islam”, (Jurnal eL-Tarbawi Volume VIII, No.1, 2015), 40.
10
Saifullah Idris,Tabrani. Za, “Realitas Konsep Pendidikan Humanisme Dalam Konteks
Pendidikan Islam”, (Jurnal Edukasi Jurnal Bimbingan Konseling), 99.
5

akan kehilangan jati dirinya sendiri, tetapi justru yang terjadi pendidikan Islam
akan memainkan peranan aktif dalam arus pergaulan global yang sedang
berjalan ini.11
Untuk menentukan pilihan dalam merumuskan kebijakan dalam
pendidikan, perlu pemahaman tentang pandangan terhadap tujuan kebijakan,
yaitu:12
1. Tujuan kebijakan berdasarkan tingkatan masyarakat
Tujuan kebijakan berdasarkan tingkatan masyarakat, dapat
ditelusuri dari hakikat tujuan pendidikan yang universal. Secara umum
Pendidikan merupakan proses penyempurnaan demi mencapai harkat dan
martabat manusia dengan upaya yang terus menerus. Sehingga pendidikan
memiliki nilai-nilai yang dalam, oleh karenanya perlu untuk membentuk
pendidikan yang sesuai dengan keinginan masyarakat dengan penuh
kebhinekaan. Sekalipun pendidikan tidak bebas nilai dan budaya akan
tetapilebih diarahkan pada pembentukan warga negara, oleh karenanya
semua komponen bangsa memiliki tanggung jawab.
2. Tujuan kebijakan berdasarkan tingkatan politisi
Tujuan kebijakan berdasarkan tingkatan politisi dapat ditelusuri dari
sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial
yang berbeda. Pada masyarakat pluralistik, tujuan pendidikan yang lebih
praktis masih sangat bervariasi sehingga tidak ada kesamaan Bahasa dan
terminology terhadap tujuab-tujuab kebijakan Pendidikan tidak kunjung
selesai. Orangtua, masyarakat, dan pemerintah mempunyai tanggung jawab
dalam pelaksanaan pendidikan. Akan tetapi ketika kebijakan
penyelenggaraan Pendidikan menjadi otoritas pemerintah pusat, praktik
manajemen Pendidikan pada level pusat, regional, lokal, dan kelembagaan
pun menjadi sarana pencapaian tujuan politik Yang diarahkan pada
reproduksi ideologi kelompok masyarakat yang dominan.

11
Ali Maksum, Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Post
Modern Mencari Visi Baru Atas Realitas Baru Pendidikan Kita (Yogyakarta: IRCiSoD, 2004),
249-250.
12
Rusdiana, Kebijakan Pendidikan dari Filosofi ke Implementasi, 39.
6

3. Tujuan kebijakan berdasarkan tingkatan ekonomi


Suatu keniscayaan bahwa pendidikan adalah suatu investasi jangka
panjang, adapun alasannya sebagai berikut:Pertama, pendidikan adalah alat
untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan adalah fasilitas yang
dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan
demikehidupan, sebagai bukti umum bahwa pendapatan seseorang
tergantung akan tingkat pendidikannya karena lebih produktif.
Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai umpan balik (rate of
return) yang lebih dibanding investasi yang lain. Nilai balik yang
dikeluarkan dengan pendapatan yang akan diperoleh setelah memasuki
dunia kerja. Pilihan ini pula harus mempertimbangkan tingkatan pendidikan.
Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka manfaat sosialnya semakin kecil.13

C. Fungsi Kebijakan Pendidikan Islam


Faktor penentu perubahan, pengembangan, atau strukturisasi organisasi
pendidikan adalah terlaksananya kebijakan dalam organisasi pendidikan
dengan baik, berupa keputusan-keputusan yang memuat tujuan, prinsip dan
aturan dapat menggerakkan sumber daya organisasi pendidikan dengan
maksimal. Format kebijakan pendidikan itu biasanya dicatat, dituliskan untuk
pedoman pimpinan, staf, dan personel organisasi pendidikan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Pembuatan kebijakan (policy making) dibidang
pendidikan memperhatikan faktor lingkungan eksternal, masukan (input),
proses (process), keluaran (output), dan umpan balik (feedback) dari kebijakan
pendidikan itu sendiri. Analisis kebijakan pendidikan dilakukan untuk
pedoman bertindak, dalam mengarahkan kegiatan pendidikan, organisasi
sekolah atau lembaga pendidikan sebagai penyelenggara dapat mencapai tujuan
yang telah direncanakan.

13
Ibid., 40.
7

Pedoman untuk bertindak bagi pengambil keputusan dari analisis


kebijakan pendidikan yang dilaksanakan berfungsi:
1. Mencapai ketertiban layanan pendidikan
2. Menjamin hak asasi setiap warga mendapatkan layanan pendidikan
3. Program kegiatan layanan pendidikan berjalan efektif
4. Aktor pendidikan dapat melaksanakan pendidikan
5. Tertib administrasi bisa diwujudkan.
Sedangkan fungsi lainnya dari analisis kebijakan pendidikan, antara lain:
a. Fungsi alokasi untuk pengembangan dan kajian tingkatan makro
b. Fungsi inkuiri, setiap bahasan isu dan masalah pendidikan integral dengan
isu strategis lainnya, misalnya analisis metodologis dan substansi,evaluasi
dan meta analisis kebijakan dan argumentasi kebijakan
c. Fungsi komunikasi bagi pihak terkait misalnya pembuat keputusan,
perencana dan pengelola, peneliti, pelaksana dan masyarakat sebagai
pelanggan pendidikan.14

D. Ruang Lingkup Kebijakan Pendidikan Islam


Kebijakan pendidikan sangat penting terkait dengan moral anak didik.
Kebijakan pendidikan mencakup seperangkat ketetapan, peraturan mengenai
pendidikan yang dirumuskan berdasarkan permasalahan dengan latar
belakang masyarakat yang diawali dengan perumusan, penetapan,
implementasi hingga pada evaluasi. Wujud dari kebijakan pendidikan ini
biasanya berupa UndangUndang pendidikan, peraturan pemerintah, peraturan
menteri, keputusan menteri, instruksi dan sebagainya menyangkut
pendidikan.15
Analisis kebijakan Pendidikan dilakukan secara komprehensif, yang
mencakup rumusan, implementasi dan dampak kebijakan, tetapi fokusnya pada
implementasi kebijakan. Analisis terhadap kondisi implementasi dari setiap
rumusan kebijakan merujuk gambaran ideal pelaksanaan kebijakan pada semua

14
Arwildayanto, Analisis Kebijakan Pendidikan Kajian Teoretis, Eksploratif, dan Aplikatif, 21.
15
Abd Madjid, Analisis Kebijakan Pendidikan, 29.
8

tingkatan pelaku kebijakan sebagaimana tertuang dalam rumusan


kebijakannya.16
Aspek yang harus dikaji dalam analisis kebijakan pendidikan adalah
konteks kebijakan.Hal ini harus dilakukan karena kebijakan tidak muncul
dalam kehampaan, melainkan dikembangkan dalam konteks seperangkat nilai,
tekanan, kendala, dan dalam pengaturan struktural tertentu. Kebijakan juga
merupakan tanggapan terhadap masalah-masalah tertentu, kebutuhan serta
aspirasi yang berkembang.
Aspek selanjutnya yang harus dikaji dalam analisis kebijakan pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Pelaku Kebijakan/Aktor kebijakan
Aktor kebijakan pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
para pelaku resmi dan pelaku tak resmi. Pelaku resmi kebijakan pendidikan
adalah perorangan atau lembaga yang secara legal memiliki tanggungjawab
berkenaan dengan pendidikan.Aktortak resmi kebijakan pendidikan adalah
individu atau organisasi yang terdiri dari kelompok kepentingan, partai
politik, dan media.
2. Implementasi Kebijakan
Dalam memahami suatu proses kebijakan, terdapat aspek yang sangat
penting yaitu implementasi kebijakan. Tolok ukur keberhasilan suatu
kebijakan adalah pada tahap implementasi.Menurut Dunn seperti yang
dikutip Yoyon Bahtiar Irianto, implementasi kebijakan lebih bersifat
kegiatan praktis, termasuk di dalamnya mengeksekusi dan mengarahkan.
Dengan demikian, implementasi kebijakan dapat disebut sebagai rangkaian
kegiatan tindak lanjut setelah sebuah kebijakan ditetapkan, baik yang terdiri
atas pengambilan keputusan, langkah-langkah yang stratejik, maupun
operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu program atau kebijakan
menjadi kenyataan, guna mencapai sasaran dari kebijakan yang telah
ditetapkan tersebut. Tingkat keberhasilan proses ini akan dipengaruhi

16
Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaharuan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), 51.
9

berbagai unsur, baik yang bersifat mendukung atau menghambat, serta


lingkungan, baik fisik, sosial maupun budaya.17
Berhasil atau tidaknya suatu kebijakan akan ditentukan oleh banyak
faktor. misalnya, mengemukakan faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Kompleksitas kebijakan yang telah dirumuskan
b. Kejelasan rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
c. Sumber-sumber potensial yang mendukung
d. Keahlian pelaksanaan kebijakan
e. Dukungan dari khalayak sasaran
f. Efektifitas dan efisiensi birokrasi.
Keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan dapat dievaluasi
kemampuannya secara nyata dalam mengoperasikan program-program yang
telah dirancang sebelumnya. Sebaliknya proses implementasi kebijakan
dievaluasi dengan cara mengukur dan membandingkan antara hasil akhir
program-program tersebut dengan tujuan-tujuan kebijakan.18

17
Abd Madjid, Analisis Kebijakan Pendidikan, 22.
18
Ibid., 23.
10

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai


berikut:
1. Kebijakan pendidikan Islam (Islamic education policy)adalah seperangkat
aturan atau keputusan yang dibuat dan dirumuskan melalui proses pengambilan
keputusan oleh pejabat publik (pemerintah) mengenai pendidikan Islam dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Kebijakan pendidikan Islam dijadikan
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak dalam pendidikan Islam itu sendiri.
2. Tujuan dari pendidikan Islam adalah melahirkan pribadi-pribadi yang Islami
(kepribadian muslim). Karena itu, kebijakan-kebijakan pendidikan yang
diambil harus mendukung tujuan tersebut. Konkritnya seperti merancang ulang
(mendesain) kurikulum pembelajaran, khususnya pendidikan agama.
3. Kebijakan pendidikan yang dilaksanakan berfungsi: mencapai ketertiban
layanan pendidikan, menjamin hak asasi setiap warga mendapatkan layanan
pendidikan, program kegiatan layanan pendidikan berjalan efektif, aktor
pendidikan dapat melaksanakan pendidikan, dan tertib administrasi bisa
diwujudkan.
4. Kebijakan pendidikan sangat penting terkait dengan moral anak didik.
Kebijakan pendidikan mencakup seperangkat ketetapan, peraturan mengenai
pendidikan yang dirumuskan berdasarkan permasalahan dengan latar
belakang masyarakat yang diawali dengan perumusan, penetapan,
implementasi hingga pada evaluasi. Wujud dari kebijakan pendidikan ini
biasanya berupa Undang-Undang pendidikan, peraturan pemerintah,
peraturan menteri, keputusan menteri, instruksi dan sebagainya menyangkut
pendidikan.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Arwildayanto. Analisis Kebijakan Pendidikan Kajian Teoretis, Eksploratif, dan Aplikatif.


Bandung: CV Cendekia Press, 2018.

Bahtiar Irianto, Yoyon. Kebijakan Pembaharuan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model. Jakarta:
Rajawali Pers, 2012.

Idris, Saifullah, Tabrani. Za. “Realitas Konsep Pendidikan Humanisme Dalam Konteks Pendidikan
Islam”, (Jurnal Edukasi Jurnal Bimbingan Konseling).

Machali, Imam.“Pendekatan Integrasi-Interkoneksi Dalam Kajian Manajemen Dan Kebijakan


Pendidikan Islam”, (Jurnal eL-Tarbawi Volume VIII, No.1, 2015).

Madjid, Abd. Analisis Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Samudra Biru, 2018.

Maksum, Luluk Yunan Ruhendi, Ali. Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Post
Modern Mencari Visi Baru Atas Realitas Baru Pendidikan Kita. Yogyakarta: IRCiSoD,
2004.

Mohammad Emnis Anwar, “Menelusuri Kebijakan Pendidikan Islam Di Indonesia”, (Jurnal


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam VOL. 03, Januari 2014).

Rusdiana, A. Kebijakan Pendidikan dari Filosofi ke Implementasi. Bandung: CV Pustaka Setia,


2015.

Sakir, Moh. “Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, (Jurnal Cendekia Vol. 12
No. 1 Juni 2014).

Anda mungkin juga menyukai