Anda di halaman 1dari 5

RESUME JURNAL

(Laela Nur Fauziah 1908203)

Minggu Ke- 4
Topik Mingguan Model Analisis Kebijakan Pendidikan
Judul Buku Analisis Kebijakan Pendidikan
Pembahasan Dalam buku ini membahas mengenai BAB I :
Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan
A. Definisi Kebijakan Pendidikan
Kata kebijakan (Hasbullah, 2015: 37) adalah terjemahan
dari kata "policy" dalam bahasa Inggris yang berarti
mengurus masalah atau kepentingan umum, sehingga
penekanannya bertuju kepada tindakan (produk). Kata
"kebijakan" jika disandingkan dengan "pendidikan" maka
merupakan hasil terjemahan dari kata "educational policy"
yang berasal dari dua kata, sehingga (Hasbullah, 2015:
40) mengatakan kebijakan pendidikan memiliki arti yang
sama dengan kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan. Jika dilihat lagi maka kebijakan pendidikan
ini adalah hasil produk dari orang/satuan yang terpilih,
produk dari beberapa masukan dari semua pihak demi
perbaikan mutu pendidikan.
Ada beberapa para ahli juga yang mengemukakan definisi
mengenai kebijakan pendidikan, yaitu :
 Carter V.Good
 H.A.R Tilaar dan Rian Nugroho
 Arif Rohman
 Mark Olsen, John Codd & Anne Marie O'neil
B. Batasan Kebijakan Pendidikan
Pembahasan yang terarah dan memiliki titik temu yang
tepat memiliki suatu batasan-batasan, demi menghindari
pembahasan yang melebar dan sia-sia, maka terlebih
dahulu dipahami konsep kebijakan.
C. Karakteristik Kebijakan Pendidikan Ali Imron (1995: 20)
dalam Rijal (2016) bahwa karakteristik kebijakan
pendidikan meliputi sebagai berikut :
1. Memiliki Tujuan Pendidikan
2. Memiliki Aspek legal-formal
3. Memiliki konsep operasional
D. Dasar dan Tujuan Kebijakan Pendidikan
1. Dasar Kebijakan Pendidikan
Dasar kebijakan pendidikan ditinjau dari segi
sosiolollogis adalah selain sebagai makhluk sosial,
manusia adalah makhluk yang dapat dididik dan
proses pendidikan tersebut harus sesuai dengan
hakikat manusia yang bebas (H.A. R. Tilaar dan
Rian Nugroho, 2008: 140).
2. Tujuan Kebijakan Pendidikan
Terbentuknya rancangan kebijakan diperlukan
rumusan kebijakan dalam pendidikan, guna
terarahnya pandangan-pandangan yang sesuai
dengan tujuan kebijakan (Irianto: 29-32), yaitu (1)
tujuan kebijakan dilihat dari tingkatan masyarakat,
(2) tujuan kebijakan dilihat dari tingkatatan
politisi, dan (3) tujuan kebijakan dilihat dari
tingkatan ekonomi.
E. Unsur-Unsur Pokok Kebijakan Pendidikan
Unsur yang harus diperhatikan :
1. Unsur Masalah
2. Unsur Tujuan
3. Cara Kerja atau Cara Pemecahan Masalah
F. Aspek yang Harus Dikaji dalam Analisis Kebijakan
Pendidikan
Aspek yang harus dikaji dalam analisis kebijakan
pendidikan adalah konteks kebijakan.
Aspek selanjutnya yang harus dikaji dalam analisis
kebijakan pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Pelaku kebijakan/Aktor Kebijakan
2. Implementasi Kebijakan
Aspek yang tercakup dalam kebijakan pendidikan
menurut H. A. R. Tilaar & Riant Nugroho dalam Arif
Rohman (2009: 120) :
1. Kebijakan pendidikan merupakan suatu
keseluruhan mengenai hakikat manusia sebagai
makhluk yang menjadi manusia dalam lingkungan
kemanusiaan.
2. Kebijakan pendidikan dilahirkan dari ilmu
pendidikan sebagai ilmu praktis yaitu kesatuan
antara teori dan praktik pendidikan.
3. Kebijakan pendidikan haruslah mempunyai
validitas dalam perkembangan pribadi serta
masyarakat yang memiliki pendidikan itu.
4. Keterbukaan (opennes). Proses pendidikan sebagai
proses pemanusiaan terjadi dalam interaksi sosial.
5. Kebijakan pendidikan didukung oleh riset dan
pengembangan.
6. Analisis kebijakan sebagaimana pula dengan
berbagai jenis kebijakan seperti kebijakan
ekonomi, kebijakan pertahanan nasional dan
semua jenis kebijakan dalam kebijakan publik
memerlukan analisis kebijakan.
7. Kebijakan pendidikan pertama-tama ditujukan
kepada kebutuhan peserta didik.
8. Kebijakan pendidikan diarahkan pada
terbentuknya masyarakat demokratis,
9. Kebijakan pendidikan berkaitan dengan
penjabaran misi pendidikan dalam pencapaian
tujuan-tujuan tertentu.
10. Kebijakan pendidikan harus berdasarkan efisiensi.
11. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan pada
kekuasaan tetapi kepada kebutuhan peserta didik
12. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan intuisi
atau kebijaksanaan yang rasional.
13. Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan
pendidikan yang tepat.
Kesimpulan yang Kebijakan pendidikan memiliki arti yang sama dengan kebijakan
Didapat pemerintah dalam bidang pendidikan. Jika dilihat lagi maka
kebijakan pendidikan ini adalah hasil produk dari orang/satuan
yang terpilih, produk dari beberapa masukan dari semua pihak
demi perbaikan mutu pendidikan. Dalam kebijakan pendidikan ini
terdapat batasan, karakteristik, dasar dan tujuan, unsur-unsur
pokok, dan aspek yang harus dikaji.
Hal Baru yang Dipelajari Hal baru yang dipelajari adalah mengenai batasan kebijakan
pendidikan. Ternyata kebijakan pendidikan mempunyai batasan-
batasan, demi menghindari pembahasan yang melebar dan sia-sia,
maka terlebih dahulu dipahami konsep kebijakannya.
Nilai Resume ( Diisi
Dosen )
Minggu Ke- 5
Topik Mingguan Formulasi dan Pengesahan Kebijakan Pendidikan
Judul Buku Analisis Kebijakan Pendidikan
Pembahasan Dalam buku ini membahas mengenai BAB II :
Formulasi Kebijakan Pendidikan
A. Pendahuluan
Kebijakan sebagai modal utama yang dimiliki pemerintah
untuk menata kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupan.
Kebijakan publik merupakan keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur
pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam,
finansial dan manusia demi kepentingan publik, yakni
rakyat banyak penduduk, masyarakat atau warga negara.
Pendidikan adalah masalah fundamental bagi suatu bangsa
yang selalu dan pasti terkait dengan kultur, persepsi
bahkan keyakinan masyarakat, sehingga sistem serta
tujuan pendidikan bagi suatu masyarakat atau negara tidak
dapat diimpor atau diekspor dari suatu negara atau
masyarakat.
Formulasi kebijakan sebagai tahap yang paling krusial
karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat
dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah
selesai. Kebijakan pendidikan sangat penting terkait moral
anak didik.
B. Pengertian Formulasi Kebijakan Pendidikan
Formulasi berarti perumusan (Daryanto, 1997:206),
sedangkan kebijakan secara umum, istilah "kebijakan"
atau"policy" digunakan untuk menunjuk perilaku seorang
aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun
suatu lembaga pemerintahan) atau sejumlah aktor dalam
suatu bidang kegiatan tertentu (Abdul Hamid, 2015:625).
Formulasi kebijakan pendidikan ialah cara untuk
memecahkan suatu masalah yang dibentuk oleh para aktor
pembuat kebijakan dalam menyelesaikan masalah yang
ada dan dari sekian alternatif pemecahan yang ada maka
dipilih alternatif kebijakan yang ternaik.
C. Tahap-tahap Proses Pembuatan Kebijakan Pendidikan
1. Tahapan perumusan masalah
2. Tahapan penyesuaian agenda
3. Fase formulasi kebijakan
4. Tahapan adopsi kebijakan
5. Tahapan implementasi kebijakan
6. Tahapan penilaian kebijakan
D. Aktivitas Formulasi Dalam Kebijakan
Ada beberapa pilar dalam mengopraskan program
tersebut, yaitu : (1) pengorganisasian (2) interpretasi (3)
aplikasi
E. Masalah Dalam Formulasi Kebijakan Pendidikan
Meskipun sebuah kebijakan telah disahkan, bukan berarti
rumusan kebijakan telah bebas dari berbagai
permasalahan. Banyak problem yang muncul disekitar
rumusan atau statemennnya yang kurang atau tidak jelas.
F. Aktor-aktor Dalam Formulasi Kebijakan Pendidikan
1. Legislatif
2. Eksekutif
3. Administarator
4. Partai Politik
5. Interest Group
6. Ormas
7. Perguruan tinggi
8. Tokoh perorangan
G. Pendekatan Dalam Formulasi Kebijakan Pendidikan
1. Pendekatan deskriptif atau positif
2. Pendekatan normatif atau preskriptif
3. Pendekatan evaluatif
Kesimpulan yang Formulasi berarti perumusan (Daryanto, 1997:206), sedangkan
Didapat kebijakan secara umum, istilah "kebijakan" atau"policy"
digunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya
seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga
pemerintahan) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan
tertentu (Abdul Hamid, 2015:625). Kebijakan publik merupakan
suatu rangkaian keputusan dan tindakan yang memiliki tahapan
dan diatur menurut waktu. Aktivitas kebijakan adalah suatu
proses penerapan keputusan kebijakan yang biasanya diawali
dengan penyusunan program proyek hingga ke kegiatan-kegiatan
untuk pemecahan suatu masalah yang menjadi agenda kebijakan.
Meskipun sebuah kebijakan telah disahkan, bukan berarti
rumusan kebijakan telah bebas dari berbagai permasalahan.
Banyak problem yang muncul disekitar rumusan atau
statemennnya yang kurang atau tidak jelas. Aktor adalah orang
yang terlibat dalam proses formulasi kebijakan. Pendekatan
perumusan kebijakan pendidikan tidak jauh beda dengan
pendekatan perumusan kebijakan publik.

Hal Baru yang Dipelajari Hal yang baru dipelajari adalah masalah formulasi kebijakan
pendidikan, dimana meskipun sebuah kebijakan telah disahkan,
bukan berarti rumusan kebijakan telah bebas dari berbagai
permasalahan. Banyak problem yang muncul disekitar rumusan
atau statemennnya yang kurang atau tidak jelas
Nilai Resume ( Diisi
Dosen )

Anda mungkin juga menyukai