Anda di halaman 1dari 13

A.

Dasar Teori
Pola sidik jari merupakan salah satu contoh poligen (gen ganda/multipel
gen) pada manusia. Berdasarkan sistem Galton ada tiga bentuk sidik jari yaitu
busur (arch), sangkutan (loop), dan lingkaran (whorl). Bentuk pokok tersebut
terbagi lagi menjadi beberapa sub-group, yaitu bentuk busur terbagi menjadi plain
arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi ulnar loop dan radial loop,
sedangkan bentuk lingkaran terbagi menjadi plain whorl, central pocket loop
whorl, double loopwhorl, dan accidental whorl. Perbedaan utama dari ketiga
bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik
jarinya.

Arch (lengkung) loop (sosok)) whorl (lingkaran

Sidik jari seseorang akan tetap semenjak 3 bulan dalam kandungan dan
tidak akan berubah oleh lingkungan.
Sidik jari adalah pola-pola guratan-guratan pada jari manusia. Ridge atau
pola garis yang menonjol pada jari manusia akan berkembang secara acak dan
unik. Sifat unik dari sidik jari ini disatu sisi menguntungkan sebagai alat
identifikasi seseorang, tetapi disisi lain mempersulit proses pencocokannya karena
jumlahnya sebanyak orang yang diidentifikasi. Selain itu, kalau cara
penyimpanannya tidak teratur maka proses pencocokannya akan semakin sulit dan
memakan waktu. Salah satu usaha untuk menyederhanakan dan sekaligus
mempercepat proses pencocokan sidik jari adalah dengan cara mengelompokkan
atau mengklasifikasikannya berdasarkan ciri-ciri tertentu. Apabila klasifikasi
sudah dilakukan maka proses pencarian akan lebih cepat karena pencariannya
difokuskan pada kelas atau grub yang sesuai [2]. Sidik jari merupakan salah satu
contoh aplikasi untuk mengidentifikasi secara pasti terdakwa kasus kriminal atau
uji paternitas. Hanya untuk kembar identik, teknik ini tidak dapat digunakan
karena kembar identik memiliki gen yang identik. Dalam suatu kasus kriminal,
sidik jari menyediakan bukti tentang identitas tersangka yang diduga sebagai
pelaku kejahatan.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh sidik jari, antara lain: Perennial nature,
Immutability, Individuality. Ciri khas sidik jari yang digunakan adalah guratan
sidik jari yang dapat diidentifikasi dengan cara menganalisis detail dari guratan-
guratan sidik jari yang dinamakan dengan minutiae. Berdasarkan klasifikasi,
pola sidik jari dapat dinyatakan secara umum ke dalam tiga bentuk yaitu busur
(arch), sangkutan (loop), dan lingkaran (whorl). Pengklasifikasian sidik jari
menggunakan klasifikasian eksklusif, dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan
ciri makro.
Diketahui bahwa sifat dikendalikan oleh sepasang alel pada suatu lokus
gen. Namaun pada kenyataannya banyak sifat yang dikendalikan oleh lebih dari
satu gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau bahkan dalam
kromosom yang berlainan, fenomena ini dinamakan poligen atau gen majemuk.1
Susunan rigi pada epidermis dapat di amati pada telapak tangan, jari tangan,
telapak kaki, tetapi yang paling mudah di amati adalah jari tangan. Pembentukan
rigi dermal ini terjadi pada fetus usia 3 sampai 4 bulan dalam kandungan. Dan
apabila sudah terbentuk sempurna maka polanya tidak akan berubah selama
hidup. Sidik jari adalah gambaran yang menunjukkan aur-alur pada ujung jari
manusia. Gambaran ini bisa didapat dengan cara menyentuhkan ujung jari pada
tinta atau zat warna lainnya, kemudian di tempelkan pada kertas atau media lain
yang dapat mencetak gambar. Setiap orang memiliki sidik jari berbeda-beda,
bahkan orang kembar identik sekalipun, karena itu sidik jari bisa menjadi sarana

1
Suryo
identifikasi seseorang yang paling aman. Mengapa demikian? Karena sidik jari
tidak dapat di palsukan oleh orang lain. Berbeda dari identifikasi berupa tanda
tangan yang sangat mudah di palsukan.
Sidik jari terdiri atas garis-garis timbul pada kulit yang berbeda diatas
pori-pori keringat. Garis-garis itu memanjang, membelok, bercabang, beranting,
dan mengambil bentuk tertentu pada setiap orang. Telah terbukti bahwa di dunia
ini tidak ada dua sisdik jari yang sama, bahkan antar saudara kembar yang berasal
dari satu sel telur sekalipun. Sir Francis Galton telah membuktikan pada tahun
1982 bentuk sidik jariakan tetap hidup bersama pemiliknya dan tidak akan
berubah.

B. Tujuan Praktikum
C. Alat dan Bahan
D. Cara Kerja
E. Data Praktikum
Pola sidik jari
Prakti
Tangan Jari Jari Jari kelingk
kan Ibu jari
telunjuk tengah manis ing
Aziza kanan Loop Ulnar Ulnar Radial Loop
Loop Loop Loop
kiri Loop Loop Ulnar Ulnar Loop
Loop Loop
Novi Kanan Whorl Whorl Ulnar Whorl Whorl
Loop
kiri Whorl Loop Radial Loop Loop
Loop
Ifa Kanan Double Loop Loop Loop Whorl
loop
Whrol
Kiri Loop Loop Loop Whorl Loop
Rizal Kanan Loop Unlar Ulnar Whorl Loop
Loop Loop
Kiri Loop Radial Radial Whrol Radial
Loopp Loop Loop
Fahrur Kanan Whorl Arch Loop Loop Arch
Kiri Whorl Arch Arch Loop Arch

F. Analisis Data dan Pembahasan


1) Analisis Data
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan data
praktikan yang bernama aziza pada jari tangan kanan mempunyai pola sidik
jariloop pada ibu jari dan jari kelingking, ulnar loop pada jari telunjuk dan jai
tengah, dan radial loop pada jari manis. sedangkan jari tangan kiri mempunyai
pola sidik jari loop pada ibi jari, jari telunjuk dan jari kelingking, dan pola unlar
loop pada jari tengah dan manis.
Praktikan yang bernama novi pada jari tangan kanan mempunyai pola
sidik jari whorl pada ibu jari, jari telunjuk, jari manis, dan jari keligking dan pada
jari tengah memiliki pola ulnar loop. Sedangkan pada jari tangan kiri mempunyai
pola sidik jari whorl pada ibu jari, pola loop pada jari teelunjuk,kelingking, manis
dan pola radial loop pada jari tengah.
Praktikan yang bernama novi pada jari tangan kanan mempunyai pola
sidik jari double loop whorl pada ibu jari, pola loop pada jari telunjuk, tengah dan
manis, dan pola whorl terdapaat pada jari kelingkig. Sedangkan pada jari tangan
kiri mempunyai pola sidik jari loop pada ibu jari, jari telunjuk, tengah, dan
kelingking dan pola whorl pada jari manis.
Praktikan yang bernama rizal pada jari tangan kanan mempunya pola
sidik jari loop pada ibu jari, dan jari kelingking, pola ulnar loop pada jari telunjuk
dan jari tengah, dan pola whorl pada jari manis. Sedangkan pada jari tangan kiri
mempunyai pola loop pada ibu jari, rradial loop pada jari telunjuk, jari tengah, dan
jari kelingking, dan pola whorl pada jari manis.
Praktikan yang bernsma fahrur pada jari tangan kanan mempunyai pola
whorl pada ibu jari, pola arch padaa jari kelingking dan jari telunjuk dan pola loop
pada jari tengah daan manis. Sedangkan pada jari tangan kiri mempunyai pola
whorl pada ibu jari, pola arch pada jari telunjuk, tengah dan klingking dan pola
loop pada jari manis.
Berdasarkan data di atas didapat yang memiliki tipe sidik jari loop ada 5
praktikan, ulnr loop ada 3 praktikan, radial loop ada 2 praktikan, double loop
whorl ada 1 pratikan, arch sebanyak 1 praktikan dan whorl sebanyak 4 parktikan.
Dalam praktikum ini nampak ada perbedaan pola sidik jari pada tiap praktikan
yang diujikan.
2) Pembahasan
Poligen merupakan suatu seri gen ganda yang menentukan sifat secara
kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat dikendalikan oleh lebih dari satu gen
pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau berlainan. Timbulnya
berbagai variasi di dalam suatu kelas fenotip disebabkan oleh pengaruh poligen.
Sifat yang disebabkan oleh pengaruh poligen tidak mudah digolongkan ke dalam
kategori fenotip yang jelas. Hal ini menandakan fenotipnya membentuk suatu
spektrum tergantung pada jumlah gen yang berkonstribusi.
Sidik jari adalah salah satu bagian yang diperiksa pada dermatoglifi yang
merupakan gambaran yang terdapat pada kulit ujung jari yang terbentuk sejak
embrio menurut Loesch, 1971 dan tetap dipertahankan tanpa perubahan sampai
mati. Gambaran sidik jari khas untuk seseorang, karena perwujudan gen-gen
dalam dirinya. Hal ini mengakibatkan pola gambaran sidik jari ini dapat dipakai
sebagai cap pribadi. Pola dermatoglifi merupakan salah satu variasi biologis yang
berbeda dari satu kelompok ras dengan kelompok yang lain, antara perempuan
dan laki-laki bahkan monozigot twin. Sebelum kehamilan 12 minggu faktor
lingkungan dapat mempengaruhi dermatoglifi. Hal inilah yang menyebabkan
banyak ahli yang menduga setiap gangguan lingkungan sebelum usia 12 minggu
kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan embrio dan juga dapat
mempengaruhi garis tangan dan sidik jari. Pola dermatoglifi ini juga tidak akan
berubah sejak usia kehamilan 21 minggu, sehingga sudah sejak lama dermatoglifi
digunakan sebagai alat identifikasi diri.2
Dermatoglifi adalah ilmu tentang bentuk atau pola sidik jari. Penelitian
tentang sidik jari telah dilakukan sejak 200 tahun yang lalu. Sidik jari mempunyai

2
JKKI Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
bentuk yang tetap, tidak akan mengalami perubahan dan berbeda antara idividu
yang satu dengan yang lain. Sidik jari adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit
ujung jari. Fungsinya adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat
memegang benda-benda lebih erat.
Gambaran salur-salur dermal ditentukan oleh banyak gen yang
pengaruhnya saling menambah dan mungkin beberapa diantaranya bersifat
dominan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah lahir, misalnya geografik,
ekonomi, dan lainlain. Sidik jari merupakan obyek yang menarik untuk diselidiki
dan telah digunakan baik untuk keperluan identifikasi, hubungan keturunan,
maupun membantu diagnosis.
Pola sidik jari atau dermatoglifi ditentukan oleh banyak gen yang saling
berinteraksi dan dibantu oleh faktor lingkungan. Pola penurunan seperti ini
disebut dengan multifaktor. Proses pembentukan sidik jari akan terjadi pada fetus
saat dalam kandungan. Dimana pada kehamilan sebelum 12 minggu pembentukan
pola sidik jari sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan dari fetus,
sehingga adanya kelainan kromosom dapat juga ditunjukkan dengan bentuk pola
sidik jari yang berbeda dibandingkan dengan manusia normal.
Sidik jari terdiri atas garis-garis timbul pada kulit yang berbeda diatas
pori-pori keringat. Garis-garis itu memanjang, membelok, bercabang, beranting,
dan mengambil bentuk tertentu pada setiap orang. Telah terbukti bahwa di dunia
ini tidak ada dua sisdik jari yang sama, bahkan antar saudara kembar yang berasal
dari satu sel telur sekalipun. Sir Francis Galton telah membuktikan pada tahun
1982 bentuk sidik jariakan tetap hidup bersama pemiliknya dan tidak akan beruba.
Sidik jari yaitu pola guratan-guratan menonjol yang khas pada ujung jari manusia
bersifat unik bagi setiap individu. Jari tangan dan kaki, serta telapak tangan dan
kaki dipenuhi guratan-guratan teratur yang membentuk suatu pola. Istilahnya
Dermatoglifik dipakai untuk konfigurasi guratan-guratan tersebut. Jika
diperhatikan dengan cermat, akan terlihat adanya guratan-guratan tipis, yang
berbeda dengan lipatan kulit.
Pola guratan-guratan sidim jari tidak hanya bermanfaat untuk identifikasi
tetapi bisa untuk menemukan abnormalitas dermatoglifik yang khas yang sring
sekali behubungan dengan banyak kelainan kromosom. Frekuensi pola sulur ini
berbeda utuk setiap bangsa, juga berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Pada
populasi kulit putih dan kulit hitam bnanyak dijumpai pola loop, sedangkan whorl
banyak dijumpai pada populasi bangsa Mongoloid, populasi penduduk Australia
dan populasi bangsa Melanesiadan Pasifik.
Pola arch paling sedikit ditemukan untuk semua
populasi baangsa, biasanya kurang dari 10 %. Hanya pada populasi Bushman(Ban
gsa Negroid yang hidup di Afrika Selatan) pola arch dijumpai lebihdari 10 %.
Dalam populasi rata-rata pola arch dijumpai 5%, pola loop 65-75% dan whorl 25-
30%.Metode ini melibatkan perhitungan jumlah rigi mulai dari triradius
sampai pusat rigi. Oleh karena itu pola arch jumlah rigi adalah nol. Jika ada duatri
radius, maka rigi dari semua jari tangan dijumlahkan sehingga disebut total finger
ridge count. Pada perempuan jumlah rigi rata-rata 127 dan laki-laki 144.
Timbulnya berbagai variasi di dalam suatu kelas fenotip disebabkan oleh
pengaruh poligen. Sifat yang disebabkan oleh pengaruh poligen tidak mudah
digolongkan ke dalam kategori fenotip yang jelas. Hal ini menandakan fenotipnya
membentuk suatu spektrum tergantung pada jumlah gen yang berkonstribusi.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data praktikan
yang memiliki tipe sidik jari arch 1 orang, whorl sebanyak 3 praktikan dan loop
sebanyak 5 praktikan, semua data diambil dari 5 praktikan. Dapatdilihat bahwa
tipe pola sidik jari yang paling banyak dimiliki mahasiswa dari 5 praktikan yang
di uji didapatkan paling banyak bertipe loop dengan jumlah 5 orang. Hal ini
dikarenakan sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Galton (1892) yang
mengklasifikasikan pola sulur rigi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah
triradius yang terdapat pada ujung jari yaitu: Arch, Whorldan Loop. Galton (1892)
menyatakan pola sidik jari yang paling banyak ditemukan adalah pola sidik jari
Loop yang banyak ditemukan baik pada populasi orang kulit putih maupun
kulit hitam. Pola Arch, tidak ada triradius. Pola ini paling sedikit ditemukan,
paling banyak ditemukan pada populasi Bushman. Pada pola Arch, jumlah rigi
adalah nol. Ini sesuai dengan data yangdiambil yang menunjukan jumlah pola
arch paling sedikit, 1 praktikann saja. Pola Wohrl, terdapat dua triradius. Banyak
ditemukanpada populasi Mongoloid, penduduk asli Australia, dan Melanesia di Pa
sifik.
Sidik jari telah terbukti cukup akurat, aman, mudah dan nyaman untuk
dipakai sebagai identifikasi karea sifat yang dimiliki sidik jari antara lain:
a. Prennial nature, yaitu guratan-guratan pada iidik jari yang lekat pada
kulit manusia seumur hidup.
b. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak prnah berubah kecuali
mndapatkan kecelakaan yang serius.
c. Idividuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap
orang.3
Jenis sidik jari dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1.Visible impression adalah sidik jari yang dapat langsung dilihat
tanpamenggunakan alat bantu.
2.Laten impression adalah sidik jari yang biasanya tidak dapat
dilihatlangsung tetapi harus menggunakan beberapa cara
pengembanganterlebih dahulu supaya dapat nampak lebih jelas.
3.Plastic impression adalah sidik jari yang berbekas pada benda
yanglunak seperti sabun, gemuk, permen, coklat.
Sedangkan untuk sidik jari yang mengalami kerusakan atau cacat
dibagimenjadi dua, yaitu :
1. Cacat sementara adalah cacat pada bagian kulit luar (epidermal)
dan garis yang cacat/rusak tersebut dapat sembuh kembali seperti
semula.
2. Cacat tetap adalah cacat yang disebabkan ikut rusaknya garis
sampai lapisan dermal. Sidik jari yang cacat tetap atau sementara
biasanya tidak akan mempengaruhi identifikasi terhadap jari kecuali
apabila sidik jari rusak sama sekali.
Bentuk sidik jari terbagi atas tiga bagian dasar4 :

3
4
suryo
a. Pola arrch atau legkung
Pola ini sering dinamakan pola A, initial dari Arch. Bentuknya
melengkung, melintang terhadap arah jari. Bentuk sidik jari ini
merupakan bentuk yang paling sederhana, tidak mempunyai triadius
sehingga tidak dapaat dilakukan pehitunga rigi. Pola ini memiliki
prekuensi kehadiran hanya 25%. Bahkan tidak semua indvidu
memiliki pola ini. Ada dua macam pola arch yaitu plain arch dan
tented arch.
b. Pola loop atau pola sinus
Bentuknya seperti tali untuk menjeraat, mulai pinggir menuju ke
tengh, balik lagi ke pinggir, terbuka ke arah kiri atau kanan jari. Ciri
utama pola ini adalah terdapat satu triple-as yakni satu titik dengan
tiga sumbu. Pola loop dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Loop Radial, yaitu bagian yang terbuka dari bentuk sosok
menuju ke arah ujung jari.
Loop ilnar, yaitu bagian yang terbuka menuju ke pangkal jari.
Bentuk loop kira-kira 65%-70% terdapat pada setiap individu.
Bentuk loop ini sering ditemukan pada sidik jari. Frekuensi
kehadiran yang sering ditemukan membuat betuk loop lebih
banyak dikenal dari pada bentuk yang lainya.
c. Pola whorl atau pusaran
Bentuk pola ini seperti pusaran air, terdapat pusat di tengah,
melingkar, semakin lebar semakin kepinggir, ciri utama adalah dua
triple-as yakni titik yang masing-masing dengan tiga sumbu.
Frekuensi kehadiran pola ini 25%-30%.

Dalam praktikum ini nampak ada perbedaan pola sidik jari pada tiap-tiap
individu yang dujikan. Timbulnya berbagai variasi di dalam suatu kelas fenotip
ini disebabkan karena pengaruh gen ganda ( poligen atau multiplegen). Poligen
merupakan suatu seri gen ganda yang menentukan sifat secara kuantitatif. Dalam
hal ini, pewarisan sifat dikendalikan oleh lebih dari satugen pada lokus yang
berbeda dalam kromosom yang sama atau berlainan. Perbedaan pola sulur bukan
hanya terlihat dari orang yang berbeda saja namun dari yang berbeda walaupun
pada tangan yang sama dapat berbeda pula pola sulurnya.
Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam
dunia kepolisian, rumus jari digunakan sebagai cara untuk
mengidentifikasi seseorang. karena sidik jari merupakan bentuk-
bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang, maka rumus sidik jari pun akan
berbeda pada tiap orang.perumusan sidik jari (classification formula) merupakan
pembubuhan tanda tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukkan interpretasi
mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya garis.5
Jumlah rigi sidik jari manusia tergantung pada pola sulurnya, rigi dapat
dihitung dan setiap orang tidak memiliki jumlah rigi yang sama. Bahkan pada

5
Ros Diana, Lapoan Genetika Dermatologifli,
https://id.scribd.com/document/336144717/Laporan-Genetika-Sidik-Jari , (online).
penyakit tertentu, terutama penyakit genetik, jumlah rigi sidik jarinya berbeda
nyata. Biasanya jumlah rigi sidik jari pada kelompok tidak normal lebih rendah
daripada kelompok normal.6
Perbandingan rata-rata jumlah rigi sidik jari kelompok retardasi mental
lebih rendah daripada kelompok normal. Penelitian ini sesuai dengan penelitian
Katznelson, 1973 (dalam Bartsocas, 1981) menyatakan bahwa rata-rata jumlah
rigi sidik jari sindrom Down di Inggris (127,36) lebih rendah bila dibandingkan
dengan rata-rata jumlah rigi sidik jari laki-laki normal di Inggris (136,07).
Sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu, faktor lingkungan dapat
mempengaruhi dermatoglifi (jumlah rigi sidik jari). Faktor lingkungan ini dapat
berupa kondisi ibu ketika hamil (misalnya stress berat), makanan, obat-obatan dan
lain sebagainya.7
Saat ini, pola guratan-guratan sidik jari tidak hanya digunakan untuk
mengidentifikasi pelaku-pelaku kejahatan, tetapi juga bermanfaat dalam bidang
kedokteran klinik. Sidik yang diperoleh dari ujung jari-jari, telapak tangan serta
telapak kaki sering menunjukan pola abnormalitas yang khas pada kelainan
kromosom, sehingga dapat membantu dalam penegakkan diagnosa. Salah satu
kelainan kromosom itu adalah Sindrom Down (trisomi 21). Penyakit ini pertama
kali diperkenalkan oleh Langdon Down pada tahun 1866 yang merupakan suatu
kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan
adanya abnormalitas perkembangan kromosom, yaitu adanya tambahan
kromosom no. 21 dengan kemungkinan mekanisme yaitu non-disjunction (94%),
translokasi (3%), dan mozaikisme (3%).8
Pola sidik jari untuk manusia normal memiliki frekuensi pola arch
kurang dari 5%, bahkan tidak setiap individu yang memiliki pola arch, pola loop =
67-75%, pola whorl = 25-30%9. Berbeda dengan penderita sindrom down,
Menurut Dalton bahwa lebih dari setengah jumlah anak penderita sindrom down
mempunyai semua sidik jari bentuk whorl atau lingkaran.10

6
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 (online).
7
JKKI Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
8
Ibid.
9
suryo
10
Ibid.
Diagnosa Sindrom Down selain ditegakkan berdasarkan ciri-ciri klinis
dan pemeriksaan sitogenetik, dapat juga ditunjang dengan
pemeriksaan dermatoglifi. Pembentukan pola sangat kuat ditentukan secara
genetik dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah lahir, sehingga para
ilmuwan mengembangkan dermatoglifi sebagai alat dalam mendiagnosis penyakit
genetik. Hal ini terkait dengan beberapa bukti bahwa pada orang-orang yang
mengalami kelainan genetik seperti Sindrom Down ternyata memiliki
dermatoglifi yang khas dan berbeda dengan orang normal.11

G. Bahan Diskusi
H. Kesimpulan
I. Daftar Pustaka

Ros Diana, Lapoan Genetika Dermatologifli,

(https://id.scribd.com/document/336144717/Laporan-Genetika-Sidik-

Jari) .

https://id.scribd.com/doc/244359384/Lap-Genetika-Sidik-Jari-Fix. Diakses

pada tanggal 20/05/2017.

https://www.academia.edu/16006778/Laporan_Praktikum_Genetika_dan_Bi

ologi_Molekuler_Gen_Ganda_ pdf. Diakses pada tanggal 20/05/2017.

https://id.scribd.com/doc/248685102/PEWARISAN-GEN-GANDA-

PENENTUAN-POLA-DAN-JUMLAH-SULUR-JARI-TANGAN.

Diakses pada tanggal 20/05/2017.

suftini. Pola Sidik Jari pada Kelompok Retardasi Mental dan Kelompok Normal.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18734/mkn-

11
Ibid.
sep2007-

40%20(9).pdf;jsessionid=A4AE601C93D9DFB55BA12C403E859993

?sequence=1). Pdf. 2007. Diakses pada tanggal 19/05/2017.

Annisa Ainur, Janatin Hastuti, Zainuri Sabta Nugraha. Pola Sidik Jari Anak-Anak

Sindrom Down Di Slb Bakhtikencana Dan Anak-Anak Normal Di Sd

Budi Mulia Dua Yogyakarta. JKKI Jurnal Kedokteran dan Kesehatan

Indonesia.(https://www.academia.edu/8752162/JKKI_Jurnal_Kedokt

eran_dan_Kesehatan_Indonesia_POLA_SIDIK_JARI_ANAK-

ANAK_SINDROM_DOWN_DI_SLB_BAKHTI_KENCANA_DAN_

ANAK-

ANAK_NORMAL_DI_SD_BUDI_MULIA_DUA_YOGYAKARTA).

Diakses pada tanggal 20/05/2017.

http://biologi.usu.ac.id/images/Laboratorium/Penuntun-Praktikum-

Genetika_2014_Edited_Aan.pdf . Diakses pada 21/05/2017.

Anda mungkin juga menyukai