Anda di halaman 1dari 10

I.

Judul Praktikum : Dermatoglifi

II. Tujuan Praktikum :


1. Untuk mengenal dan mengidentifikasi pola-pola sidik jari serta
perhitungan jumlah sulur pada populasi manusia
2. Mengetahui perbedaan distribusi pola pada sisik jari
3. Mengamati dan menghitung sudut ATD pada telapak tangan

III. Dasar Teori


Dermatoglifi adalah gambaran sulur-sulur dermal yang paralel pada jari-
jari tangan dan kaki, serta telapak tangan dan telapak kaki (Syahrum, et al.,
1993). Dermatoglifi pada setiap orang tidak mungkin persis sama, tetapi bersifat
sangat stabil dan tidak berubah sepanjang hidup kecuali bila terjadi kerusakan
yang sangat parah hingga lapisan sub dermis (Ramelan, 1999; Hidayati, et al.,
1980).
Dermatoglifi mempunyai bentuk yang tetap dan berbeda antara individu
yang satu dengan yang lainnya (Nurulchaq, 2008). Dermatoglifi mempunyai
empat karakter utama yaitu tipe pola sidik jari, jumlah triradius, jumlah sulur total
dan sudut ATD (Suryo, 1997).
Sudut ATD merupakan sudut yang terbentuk antara titik a, titik t dan titik
d. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa sudut ATD
memiliki hubungan dengan beberapa kelainan dan penyakit tertentu. Pada
penderita diabetes melitus memiliki rata-rata sudut ATD 41,07 (Siburian,
Anggreini dan Hayati, 2010).
Tidak seperti pembentukan pola dan sulur, sudut ATD dipengaruhi oleh
peristiwa setlah kelahiran, termasuk pertumbuhan tangan (Schaumann dan
Alter, 1976 dalam Sintaningtyas, 2010).

1
Gambar Bentuk Sudut ATD pada telapak tangan. Sudut ATD adalah sudut yang
dibentuk oleh titik triradius a, t dan d (Campbell, 1998)

Gambaran sulur-sulur dermal ditentukan oleh banyak gen yang


saling berpengaruh dan mungkin beberapa diantaranya bersifat dominan dan
tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah lahir, misalnya geografik, ekonomi,
dan lain-lain (Rafiah, et al., 1980). Sidik jari merupakan objek yang menarik
untuk diselidiki dan telah digunakan baik untuk keperluan identifikasi, hubungan
keturunan, maupun membantu diagnosis (Suryadi, 1999).
Istilah dermatoglifi diperkenalkan pertama kali oleh Cummin dan Midloo
pada tahun 1926. Secara anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan
kasar pada telapak dan jari tangan serta telapak dan jari kaki yang berfungsi
dalam membantu proses memegang atau berpijak sehingga tidak tergelincir.
Sidik jari ditemukan pada manusia dan beberapa hewan dan sangat unik
untuk tiap individu karena tidak ada dua jari yang memiliki pola yang persis
sama, tidak ada dua orang yang memiliki pola yang sama, tidak berubah seumur
hidup. Bentuk menetap sejak fetus berusia 4 bulan dalam kandungan dan hanya
bertambah dalam ukuran saja sesuai pertambahan usia. Pembetukan
dermatoglifi dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad
sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel kemudian
membentuk lipatan-lipatan dan menjadi rigi epidermis. Pada bulan ke-6
kehamilan pembentukan dermatoglifi berakhir sepenuhnya.

2
Beberapa peneliti berpendapat bahwa konfigurasi sidik jari kemungkinan
dibentuk oleh multiple gen pada multiple kromosom sehingga menarik untuk
diteliti dibandingkan dengan kelainan genetik yang bersifat monogenik. Sidik jari
bisa tetap diamati dengan cara menggulirkan jari ke permukaan kertas dengan
memberi cat atau tinta ke permukaan jari dan dicetak ke permukaan kertas.
Olivier membagi pola dermatoglifi berdasarkan klasifikasi Galton atas 3
pola dasar. Tiga tipe pola dasar sidik jari pada masyarakat ini distribusinya
sangat bervariasi tergantung dengan ras dan jari-jari yang berbeda, yaitu :
1. Arch : pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-
garis sejajar melengkung seperti busur garis yang dimulai dari satu sisi jari di
tengah sedikit meninggi dan keluar pada sisi yang berlawanan. Dua macam
pola arch yaitu plain arch dan tented arch. Pada pola tented arch didapati
paling tidak ada satu atau lebih garis lengkung yang membentuk sudut 45 0.
Pada pola arch tidak ditemukan adanya pola melainkan hanya garis lengkung
sehingga tidak ada titik triradius dan bila mau dilakukan penghitungan garis-
garis jumlahnya adalah nol.
2. Loop : berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik 1800. Untuk pola loop
terlihat satu atau lebih garis yang membentuk garis lengkung yang berawal
dan berakhir pada sisi yang sama. Terdapat 2 macam loop baik pada tangan
maupun kaki sesuai dengan alur membuka garis-garis penyusunnya. Pada
tangan dikenal dengan loop radial dan loop ulnar sedangkan pada kaki
dikenal dengan loop tibial dan loop fibular.
Tipe loop hanya mempunyai satu triradius, dekat titik pusat untuk menghitung
jumlah garis yang dibentuk oleh pola tertentu dengan menghubungkan pada
triradius.
3. Whorl : pola dermatoglifi yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang
memutar membentuk pusaran garis melingkar 3600 di bagian tengah pola
sidik jari. Empat macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket loop,
double loop dan accidental whorl.
Pola whorl ada dua triradius dan penghitungan jumlah garis bisa dilakukan
dua arah dimana biasanya jumlah garis berbeda pada masing-masing sisi
(Washington, 2003).

3
Gambar Pola Sidik Jari

Menurut Penrose (1971), rata-rata jumlah semua sulur pada jenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari perempuan. Distribusi dermatoglifi berbeda oleh jenis
kelamin maupun ras. Pria memiliki lebih banyak pola whorl daripada wanita dan
wanita memiliki pola arch yang lebih sederhana dari pria (Jones, 1993). Pola
guratan-guratan sidik jari tidak hanya bermanfaat untuk identifikasi tetapi juga
bisa bermanfaat untuk menemukan adanya abnormalitas dermatoglifi yang khas
yang seringkali berhubungan dengan banyak kelainan kromosom (Graham dan
Brown, 2005).
Menurut Wertelecki dan Plato, komponen pola dermatoglifi ada tiga yaitu
garis type line, delta dan pusat (core). Garis tipe adalah dua buah garis yang
paling dalam di daerah pola yang berjalan sejajar dan mengelilingi daerah pola.
Delta merupakan daerah yang berbentuk segitiga dengan pusat yang disebut
triradii. Adapun yang dimaksud dengan triradii adalah titik pertemuan tiga garis
dari asal yang berbeda. Titik tengah dari triradii disebut triradiant point.
Sedangkan core adalah pusat dari pola dermatoglifi.
Untuk menghitung jumlah sulur pada pola sidik jari, diambil garis dari triradiant
point sampai ke pusat lalu hitung jumlah garis yang dilewati yang disebut jumlah
total sulur jari (Total Ridge Count = TRC).

4
Pembentukan pola sangat kuat ditentukan secara genetik dan tidak
dipengaruhi oleh faktor luar sesudah lahir, sehingga para ilmuwan
mengembangkan dermatoglifi sebagai alat dalam mendiagnosis penyakit
genetik.

IV. Pelaksanaan Praktikum


Waktu dan Tempat :
Praktikum dermatoglifi dilaksanakan pada hari Selasa, 28 November 2017 di
Laboratorium Mikrotika, Fakultas Biologi, Universitas Nasional, Jakarta.

Alat dan Bahan :


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas, penggaris, busur, pensil,
bantalan tinta, dan kaca pembesar.

Cara Kerja :
Dibuat sudut telapak tangan kanan dan tangan kiri dengan cara menekan
telapak tangan pada bantalan tinta, lalu ditempelkan pada kertas kemudian
mengukur sudut ATD dengan menggunakan penggaris dan busur berdasarkan
hasil cetakan telapak tangan yang ditempelkan pada kertas.
Kemudian untuk menentukan pola sidik jari, jumlah sulur dan jumlah triradius
dilakukan dengan cara menekan ujung jari pada bantalan tinta lalu
menempelkannya pada kertas. Kemudian mengamati pola sidik jari dan
menghitung jumlah sulur maupun jumlah triradius berdasarkan hasil cetakan
pada kertas.

5
V. Hasil dan Pembahasan
Nama : Fiolita Nofrida
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bekasi
Suku Bapak : Padang / Sumatera Barat
Suku Ibu : Makasar / Sulawesi Selatan

Pola Sidik Jari :


Tangan Jenis Pola Jumlah
Pola Sidik Jari Jumlah Sulur
Kanan / Kiri Sidik Jari Triradius
Kanan
1 Loop Radial 15 1
2 Loop Radial 15 1
3 Loop Radial 13 1
4 Loop Double 33 2
5 Loop Radial 19 1
Sub total sulur kanan 213
Kiri
5 Loop Radial 17 1
4 Loop Double 34 2
3 Loop Radial 19 1
2 Loop Radial 13 1
1 Whorl - 36 2
Sub total sulur kiri 104
Total sulur kiri dan kanan 317

6
Sudut ATD :
Tangan kanan : 44o
Tangan kiri : 43o
Rata-rata sudut ATD :
ATD = 44o + 43o
2

= 87o
2

= 43,5o

7
VI. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan beragam pola sidik
jari. Pola sidik jari yang umum didapatkan adalah pola loop radial, sedangkan
pola sidik jari yang jarang didapatkan adalah whorl. Hal ini disebabkan karena
pada sidik jari manusia pola dasarnya adalah loop radial dan variasi gen
menyebabkan deviasi (penyimpangan) dari pola sidik jari dasar ini menjadi pola-
pola lain. Gen-gen yang berpengaruh antara lain gen semidominan untuk pola
whorl pada ibu jari tangan . Setiap pola sidik jari yang diciptakan tidak memiliki
bentuk yang sama. Campbell (1998) mengatakan bahwa pola loop dan whorl
lebih sering dijumpai pada sidik jari seseorang. Hal ini sesuai dengan hasil
pengamatan yang dilakukan terhadap pola sidik jari responden.
Menurut Penrose (1971), rata-rata jumlah semua sulur pada jenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari perempuan, adapun jumlah sulur yang terhitung
adalah sebanyak 317 sulur. Pola sidik jari yang dapat dihitung sulurnya adalah
loop (mempunyai 1 triradius), double loop (mempunyai 2 titik pusat dan 2
triradius) dan whorl (mempunyai 2 triradius).
Berdasarkan tabel dapat juga dilihat bahwa distribusi setiap pola sidik jari
tidak sama untuk setiap jari tangan. Hal ini dapat dijelaskan karena dermatoglifi
terbentuk oleh interaksi antara gen dan faktor lingkungan selama masa
kehamilan (Arrieta et al., 1991 dalam Panghiyangani et al., 2009). Gangguan
proliferasi sel epitel dermis, tekanan pada kulit, gangguan pembuluh daraf
perifer, kekurangan pasokan oksigen dan gangguan proses keratinisasi saat
pertumbuhan embrio dapat mempengaruhi variasi dermatoglifi terutama bila
terjadi pada kehamilan 19 minggu (Babler, 1979 dalam Panghiyangani et al.,
2009).
Tidak seperti pembentukan pola dan sulur, sudut ATD dipengaruhi oleh
peristiwa etelah kelahiran, termasuk pertumbuhan tangan (Schauman dan Alter,
1976 dalam Sintangtyas, 2010) dan karena itu kurang sensitif dan spesifik
dalam mempengaruhi ketidakstabilan perkembangan.

8
VII. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan :
1. Total sulur pada jari responden adalah sebanyak 317 sulur dengan dengan
pola dominan loop radial, diikuti oleh pola whorl.
2. Sudut ATD telapak tangan responden adalah sebesar 43,5o.
3. Dermatoglifi adalah gambaran sulur-sulur dermal yang paralel pada jari-jari
tangan dan kaki, serta telapak tangan dan telapak kaki.
4. Dermatoglifi mempunyai empat karakter utama yaitu tipe pola sidik jari,
jumlah triradius, jumlah sulur total dan sudut ATD.
5. Manusia mempunyai tiga tipe pola dasar sidik jari yaitu arch, loop dan
whorl.
6. Sudut ATD merupakan sudut yang terbentuk antara titik a, titik t dan titik d.

Saran :
Untuk pratikan disarankan agar lebih teliti dan cermat dalam melaksanakan
pratikum terutama ketika mengidentifikasi sidik jari dan menghitung jumlah
sulurnya. Pada saat praktikum perlu diperhatikan cara menempelkan tinta ke jari
atau ke telapak tangan dan cara menempelkan jari atau telapak tangan pada
kertas, agar didapatkan hasil yang baik.

9
Daftar Pustaka

Aida N, Roesmana D I, Tjong D H(2014). analisis sudut atd pada narapidana studies
of4doninmates.http://jbioua.fmipa.unand.ac.id/index.php/jbioua/article/view/11
0/102[02 Desember 2017]

Antari A J(Tanpa Tahun). jkki jurnal kedokteran dan kesehatan indonesia pola sidik
jari anak-anak sindrom down di slb bakhti kencana dan anak-anak normal di
sd budi mulia dua yogyakarta. https://www.academia.edu[30 November 2017]

Arif Mr.(Tanpa Tahun). dermatoglifi. https://www.academia.edu[30 November 2017]

Dr. Triwani(Tanpa Tahun). Pemeriksaan Dermatoglifi Sebagai Alat Identifikasi dan


Diagnostik.pdf. http://eprints.unsri.ac.id/3057/1/[02 Desember 2017]

http://bambangbns.blogspot.co.id/2013/12/genetika-manusia-dan-dermatoglifi.html

Kentaurus R(2014). laporan akhir praktikum genetika. https://www.academia.edu


[30 November 2017]

Tisyan A(Tanpa Tahun). genetika manusia dan dermatoglifi.


https://www.academia.edu [02 Desember 2017]

10

Anda mungkin juga menyukai