Anda di halaman 1dari 32

Biologi Ulat Sutra

Riyanto
Pendidikan Biologi FKIP Unsri
Siklus hidup Ulat Sutra

• Ulat sutra menetas pada musim semi mengalami


pertumbuhan secara sempurna dan meletakan telurnya, lalu
telur-telur melewati musim dingan dan menetas pada musim
semi (tahun berikutnya) diklasifikasikan sebagai Univoltine.
• Ada ulat sutra yang menetas pada musim semi lalu tumbuh
secara sempurna, meletakkan telur lagi, lalu telur tersebut
sekali lagi menetas dalam dua minggu sempurna siklus
pertumbuhannya. Telur-telur dari siklus yang berulang
melewati musim dingin dan menetas pada musim semi tahun
berikutnya disebut Bivoltine.
• Kembali, ada ulat sutra yang mengulang siklus hidupnya tiga
kali atau lebih dan diklasifikasikan sebagai Multivoltine atau
Polivoltine.
Siklus hidup ulat sutra.
Keterangan 1. Menetas, 2. 9-
12 hari, 3. Brushing, 4. Instar
pertama, 5. Tiga sampai
empat hari, 6. Moltong
pertama, 6.a, Instar ke dua,
7. 3-7 hari, 8. Molting ke
tiga, 9. Instar ke tiga, 10. 3-4
hari, 11. Morting ke tiga, 12.
Instar ke empat, 13. 5-6 hari,
14. Molting ke empat, 15.
Instar ke lima, 16. 6-8 hari,
17. Ulat sutra matang, 18.
Spining (menyulam benang),
19. Pupa 4-5 hari, 20. Pupa
dalam kokon, 21. 10-15 hari,
22. ngengat menetas, 23.
Ngengat, 24. Telur, Telur
diapause, 26. telur non
diapause, 27. penetasan
buatan hari 11-14, 28.
Musim dingin
Morfologi Ulat sutra

 Tubuh larva ulat sutra adalah silindris. Tubuh ulat sutra dapat
dibagi menjadi kepala dan trunkus (badan).
 Trunkus lanjutan kepala ditutupi oleh kutikula eksternal. Trunkus
mempunyai tiga segmen, merupakan toraks dan 10 segmen
merupakan abdomen.
 Toraks mempunyai tiga pasang apendik dan abdomen
mempunyai empat pasang apendik dan sepasang apendik kaudal.
 Pada permukaan dorsal segmen abdomen delapan, ada sebuah
tanduk kaudal. Ada sembilan pasang spirakel, sepasang berada
pada segmen toraks pertama dan tiap pasang ada pada segmen-
segmen abdomen (dari ke satu sampai ke delapan).
Penampakan eksternal larva ulat sutra. Keterangan : 1. I-II segmen toraks, 2.
1-10 segmen abdomen, 3. Titik mata, 4. kepala, 5. Apendik toraks, 6. Tanda
bulan sabit, 7. Spirakel, 8.Tanda bintang, 9. Apendik abdomen, 10, Apendik
kaudal, 11, Tanduk kaudal
Integumen

• Integumen merupakan lapisan terluar tersusun


dari bahan kitin dan protein serta dua lapis
epidermis. Lapisan terluar selanjutnya dapat
berdiferensiasi menjadi tiga lapisan.
• Diantara segmen tubuh ada suatu membran tipis
yang berperan sebagai membran sendi
(arthroidal).
• Karena ada membran ini, ada suatu persendian
bebas antara segmen-segmen dimana larva
mampu untuk meregang /menjulur atau
kontraksi tubuhnya.
Kepala
 Kepala ditutupi dalam suatu lapisan kitin. Permukaan dari bahan
kitin mempunyai sejumlah besar rambut (bristles).
 Ada enam pasang mata sederhana dalam bentuk titik-titik hitam
pada sisi kepala.
 Pada sisi ventral, ada sepasang antena yang mengandung rambut
sensoris. Dengan bantuan antena, larva mampu “merasa” dan
mencium. Pada sisi ventral kepala ada labium, maksila, mandibula
dan labrum. Maksila berwarna hitam dan membuat bahan kitin.
Larva menggigit daun-daun murbai dengan bantuan mandibula.
 Labrum dan labium papila dan palp-palp yang mana larva dapat
sensitif (sense) rasa. Pada pusat labium, ada sebuah Spinneret.
 Pada dua sisi, ada maksila, tiap satu maksila disusun oleh dua
segmen. Pada waktu memintal kokon, serabut kokon keluar dari
Spinneret.
Permukaan vertikal kepala. Keterangan; 1. Mandibula, 2. claypus, 3.
Labrum, 4. Antena, 5. Mata sederhana, 6. Labium, 7. Duktus salivari,
8. Pulp labium, 9. Koago, 10. Bristils of koago
Apendik toraks
 Tiap-tiap apendik tersusun atas tiga segmen-segmen
kecil. Apendik toraks berbentuk silindris dan lonjong
serta mempunyai cakar (claw) membengkok pada tiap
ujung apendik.
 Tiap-tiap segmen toraks mempunyai sepasang
apendik.
 Dari wilayah anterior, dapat diidentifikasi sebagai
apendik protoraks, mesotoraks dan metatoraks dan
pasangan terakhir adalah yang paling besar.
 Apendik-apendik toraks tidak untuk digunakan
berjalan, tapi untuk melipat daun-daun murbai ketika
makan.
Apendik abdominal
 Pada abdominal, ada satu pasang apendik dari
segmen abdominal ketiga sampai keenam.
 Tiap-tiap segmen apendik berbentuk silindris
dan ujungnya menggelembung (swollen).
Sekitar tepi terluar, apendik abdomen
mempunyai pita kitin hitam semisirkuler.
 Pada tepi dalam, ada beberapa cakar-cakar;
kecil dan besar tersusun mengarah ke
permukaan dalam. Cakar-cakar sangat dekat
satu dengan yang lain.
Apendik toraks dan abdomen. Keterangan: 1. Apendik toraks,
2. Cakar, 3. Apendik abdomen, 4. Curved claws (cakar-cakar
membengkok)
Apendik kaudal
Apendik kaudal ada pada segmen terakhir
(segmen abdomen kesepuluh) abdomen.
Apendik kaudal adalah tonjolan daging (freshy
protuberance) menyerupai apendik
abdominal. Apendik kaudal mempunyai suatu
cakar kecil bengkok.
Apendik abdomen dan kaudal digunakan
untuk penggerak (locomotion). Keduanya juga
dapat digunakan untuk merumput daun
murbai dan material lain.
Penampakan jenis kelamin larva ulat sutra. Keterangan: 1.
Kelenjar Ishiwata, 2. kelenjar herold, 3. Apendik kaudal. 7,8,9.
segmen abdominal, 10. Betina, 11. Jantan.
Spirakel
 Spirakel adalah suatu lubang luar untuk
organ-organ respirasi. Ada sembilan pasang
spirakel, ada satu pasang vestigial antara
segmen toraks pertama dan kedua.
 Spirakel memiliki bentuk oval hitam tepi kitin.
Pada sisi dalam, spirakel memiliki suatu
seperti penyaring terlihat karena ada batang-
batang kitin kekuning-kuningan. Pada
pusatnya, ada sebuah lobang kecil.
Karakteristik jantan dan betina
 Pertumbuhan cepat instrar dua, betina menjadi lebih besar
dari jantan. Meskipun, itu tidak mungkin membedakan sejak
awal antara jantan dan betina.
 Ketika larva mencapai tahap instar empat dan lima, mereka
mempunyai penampakan seksual berbeda pada permukaan
ventral segmen abdominal kedelapan dan kesembilan.
 Pada betina, ada sepasang titik putih pada tiap-tiap sisi kiri
dan kanan pada permukaan ventral segmen kedelapan dan
kesembilan. Itu disebut kelenjar Ishiwata.
 Pada jantan, ditengah, antara segmen abdomen kedelapan
dan kesembilan, ada sebuah badan secular putih susu dikenal
sebagai kelenjar Herold. Titik tersebut jelas dilihat pada tahap
awal instar IV dan V serta sebagian dari organ reproduksi ulat
sutra dewasa menjadi berbeda pada wilayah ini.
Warna dan tanda tubuh
• Larva pada instar pertama hitam atau berwarna gelap.
Setelah instar kedua, warna menjadi putih kebiru-biruan.
• Pada instar keempat, larva memperlihatkan warna tubuh
yang spesifik untuk suatu varietas khusus. Permukaan tubuh
sering memperlihatkan tanda yang berbeda.
• Tanda yang paling umum adalah tanda ocular pada segmen
toraks kedua, tanda bulan sabit pada segmen abdominal
kedua dan tanda bintang pada segmen abdomen keenam.
Ulat sutra dengan tanda itu disebut katako di Jepang.
• Ulat sutra tanpa tanda tubuhnya disebut Himeko di Jepang.
Berbagai tanda lain juga diobservasi pada larva tetapi itu
jarang diantara varietas-varietas secara umum reared
(terakhir).
Sistem pencernakan

Saluran pencernaan dapat dibedakan menjadi:


 Saluran pencernaan depan
 Saluran pencernaan tengah.
 Saluran pencernaan belakang
Sistem pencernaan ulat sutra.
Keterangan: 1. Faring, 2.
Esofagus, 3. Midgut, 4. Usus
halus, 5. Kolon, 6. Rektum.
Morfologi kelenjar sutra
Bagian anterior kelenjar sutra
Ada suatu saluran sempit dengan diameter seluruh hampir
sama. Bagian anterior kelenjar sutra tidak memiliki fleksura.
Pada dua sisi bagian kiri dan kanan kelenjar sutra bersatu, ada
sepasang kelenjar Filippi’s berbentuk buah anggur. Kelenjar
tersebut bermuara ke kelenjar sutra. Kelenjar menskret suatu
tipe mukus yang berhubungan dengan serabut sutra.

Bagian tengah kelenjar sutra


Bagian paling besar dan terfleksi membentuk huruf S. Dibagi lagi
menjadi anterior, tengah dan bagian posterior
Bagian posterior kelenjar sutra
 Masuk wilayah ini hampir seluruh diameter sama. Selama tahap
muda dari larva, bagian posterior kelenjar sutra tidak melilit. Seiring
pertumbuhan larva, wilayah ini menjadi berliku-liku tidak beraturan
dan lilitan menjadi bertambah selama tahap tengah (middle stage)
dari instar kelima.
 Ruang di dalam saluran kelenjar disebut rongga kelenjar. Sel-sel
kelenjar terlihat berbentuk heksagonal kasar. Sepasang kelenjar, pada
tiap sisi, dua sel kelenjar bertemu membentuk suatu cincin lengkap.
 Inti sel kelenjar berbentuk berbentuk batang pada instar pertama
dan setelah instar kedua berubah menjadi bentuk yang tidak
beraturan. Pada instar kelima, inti sel kelenjar menjadi sangat
bercabang.
 Jumlah sel kelenjar tetap konstan seluruh periode larva. Tetapi
jumlahnya berbeda diantara varietas ulat sutra. Jumlah sel-sel
kelenjar pada tiap kelenjar ulat sutra kira-kira 600.
Kelenjar sutra. Keterangan:
1. Bagian sekresi, 2. Kelenjar
Filippi,s, 3. Bagian anterior,
4. Bagian tengah, 5. Bagian
belakang
Organ reproduksi, spermatogenesis dan
oogenesis ulat sutra.

Organ reproduksi larva

organ-organ reproduksi ulat sutra.


Keterangan: 1. Testes, 2. Vas
deferens, 3. Kelenjar Herold’s, 4.
Ovari, 5. Oviduks, 6-9. Spirakel, 10.
Saraf, 11. Jantan, 12. Betina
Organ reproduksi jantan
 Pada jantan, organ reproduksi terdiri dari testis dan vasa
deferentia. Testis berbentuk a cow-pea (kacang lembu) dan
pembuluh dorsal, berjalan, melekat menurun pada sisi tubuh.
Testis terletak dibawah epidermis pada sisi dorsal segmen
abdominal ke lima.
 Tiap-tiap testis mempunyai empat ruang spermatik. Ketika
larva mencapai pada tahap instar lima, tiap ruangan spermatik
ditemukan memiliki sel-sel terminal, spermatogonia,
spermatosit dan spermatofor.
 Vas deferens meninggalkan testis terus turun kedua saluran,
dari tiap-tiap sisi, sepanjang dua sisi tubuh dan berhubungan
dengan kelenjar Herold’s pada tepi posterior segmen
abdominal kedelapan. Panjangnya secara keseluruhan,
diameternya dipertahankan sama.
Organ reproduksi betina

 Organ reproduksi betina tersusun oleh ovari dan oviduk. Ovari


berbentuk segitiga terletak pada tempat yang sama seperti
letak testis pada jantan.
 Tiap-tiap ovari mempunyai empat ruang terpisah. Seiring
pertumbuhan larva, ovari tumbuh lebih memanjang dan
menjadi berdiferensiasi menjadi empat ovariol.
 Oviduk muncul dari apeks pada sisi terluar ovari. Tiap-tiap
oviduk pada salah satu sisi tubuh terus turun secara terpisah
menjadi berhubungan dengan kelenjar Ishiwata pada sisi
ventral segmen abdominal kedelapan. Seperti pada jantan
kedua saluran mempunyai diameter yang sama.
Spermatogenesis dan Oogenesis

Diagram skematik
spermatogenesis dan
oogenesis. Keterangan :
sel germa reproduksi, 2.
Oogonia, 3. Oosit primer,
4. Oosit sekunder, 5.
Devisi Troposit, 5. Ovum,
6. Spermatogonia, 7.
Devisi 6, 8. Spermatoosit
primer, 9. spermatosit
sekunder, 10. Sperm
bundle (kelompok
sperma), 11.
Spermatozoa
PUPA DAN NGENGAT

• Pupa berwarna coklat dan berbentuk gelendong. Selama


tahap pupa, bentuk eksternal tidak banyak berubah.
Tubuh tersusun atas kepala dan toraks dengan tiga
segmen dan abdomen dengan sembilan segmen. Antena
dan mata terlihat pada kepala, tetapi bagian mulut
degenerasi dan berukuran kecil.
• Torak tersusun atas bagian protoraks, mesotoraks dan
metatoraks. Tiap-tiap segmen memiliki sepasang apendik
toraks. Mesotoraks dan metatoraks memiliki sepasang
sayap yang rapat dengan tubuh. Mesotorak memiliki
sayap depan dan metatoraks memiliki sayap belakang.
Sayap belakang secara sempurna melebihi sayap depan.
• Segmen abdomen pertama kecil dan belakang segmen
pertama, segmen lain berangsur-angsur menjadi lebih
besar. Segmen nomor 5, nomor 6 dan nomor 7 adalah
yang paling besar. Setelah segmen ketujuh ukuran
berubah menjadi menurun. Abdomen pupa betina
lebih besar dari abdomen pupa jantan dan bagian
ujungnya berbentuk sirkuler. Di pusat pada permukaan
ventral segmen abdomen ke delapan, terdapat lekuk
longitudinal. Lekuk akan membantu diferensiasi seks
pupa.
• Organ larva dan jaringan menjadi terdegenerasi pada
pupa dan segera organ dan jaringan berkembang
untuk tahap dewasa. Dengan kata lain, suatu yang
sangat hebat terjadi pada metamorfosis.
Penampakan eksternal pupa. Keterangan : 1. Antena, 2.
Sayap depan, 3. Mesototaks, 4. Spirakel, 5. Segmen
abdomen enam, 6. Toraks, 7. Abdomen.
Organ reproduksi
ngengat jantan.
Keterangan : 1. Testes,
2. Vas deferens, 3.
Kantong ejakulasi, 4.
Reseptakel seminal, 5.
Vesikula seminal, 6.
Duktus ejakulasi, 7.
Sersi.
Organ reproduksi ngengat betina. Keterangan ; Ovariol, 2. Kelenjar asesoori
reseptakel seminal, 3. Kelenjar mukus, 4. Reseptakel seminal, 5. Oviduks, 6.
kantong kopulasi, 7. Ovipositor, 8. Chamber (ruang), 9. Rektum.
• Referensi

• Veda, K., Nagai, L. dan Harikomi, M. 1997.


Silkworm Reasing. Translated from Japanese
Science Publihers, inc USA. P: 97-122
Tugas
• Aspek biologi lebah madu

Anda mungkin juga menyukai