Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR PAI

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam aspek filosofis pendidikan agama Islam telah memberikan
landasan filosofis antara lain secara epistimologis dan aksilogis.
Pendidikan Agama Islam pada taran filosofis adalah kajian filosofis terhadap
hakekat pendidikan agama Islam yang dibahas dalam bidang ilmu filsafat
Pendidikan Agama Islam. yang dibahas secara mendalam. mendasar.
sistematis. terpadu. logis. menyeluruh serta universal yang tertuang atau
tersusun ke dalam suatu bentuk pemikiran atau konsepsi sebagai suatu sistem.
Pendidikan Agama Islam pada tataran epistimologis ialah kajian
ilmiah terhadap konsep dan teori Pendidikan Agama Islam yang dibahas
dalam bidang ilmu Pendidikan Agama Islam yang membahas tentang seluk-
beluk Pendidikan Agama Islam. Sistem Pendidikan Agama Islam yang
mencakup tentang pandangan Islam terhadap manusia. konsep dasar
Pendidikan Agama Islam. hakekat sistem Pendidikan Agama Islam. Pelaku
Pendidikan Agama Islam. yang mencakup tentang pendidik dalam
Pendidikan Agama Islam. dan peserta didik dalam Pendidikan Agama Islam.
Komponen-komponen dasar Pendidikan Agama Islam. yang mencakup
tentang dasar Pendidikan Agama Islam. tujuan Pendidikan Agama Islam.
kurikulum Pendidikan Agama Islam. pendekatan dan komunikasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. metode dan teknik pembelajaran
dalam Pendidikan Agama Islam. media dan sumber pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. evaluasi dalam Pendidikan Agama Islam. proses pembelajaran
dalam Pendidikan Agama Islam. managemen Pendidikan Agama Islam. dan
lembaga Pendidikan Agama Islam.
Oleh karena itu perlu adanya pengkajian lebih terhadap dasar filosofis
pembelajaran agama islam. serca cakupan materi yang ada didalamnya atau
lebih luasnya yaitu kurikulum pendidikan agama islam dimana didalamnya
juga terdapt komponen komponen yaang sngat berperan penting dalam

1
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik. seperti strategi.
model maupun pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam. Maka dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai
hal-hal di atas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa dasar filosofis dan sifat materi Pendidikan Agama Islam (PAI)?
2. Apa sajakah pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari
lebih dalam lagi pengenai Pendidikn Agama Islam. dan untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Psikologi Belajar PAI.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Filosofis Pendidikan Agama Islam


Dasar dan fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan
yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan yang menjadikan tetap berdiri
tegaknya bangunan itu (Nata. 2010: 77). Dengan demikian. fungsi dari suatu
landasan Pendidikan Agama Islam adalah di samping tegaknya suatu
bangunan dalam dunia Pendidikan Agama Islam. juga agar bangunan itu
tidak akan terombang-ambing oleh berbagai “persoalan” yang
mempengaruhinya dan bahkan dia akan semakin kuat dan tegar di dalam
menghadapinya.
Dasar filosofis Pendidikan Agama Islam merupakan kajian filosofis
mengenai Pendidikan Agama Islam yang didasarkan al-Qur’an dan al-Hadits
sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli khususnya para sahabat nabi
SAW sebagai sumber sekunder. Dengan demikian secara singkat dapat
dikatakan filsafat Islam adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran
Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam (Yusuf. 1977
:25).
Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam secara prinsipil diletakkan pada
dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-
dasarpembentukan dan pengembangan Pendidikan Agama Islam yang
pertama dan utamatentu saja al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an misalnya
memberikan prinsip penghormatan kepada akal. bimbingan ilmiah. tidak
menentang fitrah manusiadan memelihara kebutuhan sosial yang hal ini
sangat penting bagi pendidikan.
Dasar Pendidikan Agama Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial
kemasyarakatanyang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Sunnah atas
prinsipmendatangkan kemashlahatan dan menjauhkan kemudharatan bagi
manusia.Kemudian warisan pemikiran para ulama dan cendekiawan muslim
yang merupakan dasar penting dalam Pendidikan Agama Islam. Di samping

3
itu. di bagianlain Azyumardi Azra juga mengemukakan mengenai sumber dan
dasar Pendidikan Agama Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah serta nilai-
nilai. norma dantradisi sosial yang memberi corak keislaman dan dapat
mengikuti perkembangannya (Arifin. 1991: 222).
Pendidikan Agama Islam berpangkal dari ajaran Ilahiyah. maka tentu
harusbersumber dari kebenaran dan kebesaran Ilahi. Bagi kita sumber
kebenaranIlahi telah diperkenalkan kepada manusia melalui para nabi berupa
kitab suci.Dari empat kitab suci yang pernah diturunkan sebagai petunjuk
umat manusia. maka sejak kehadiran Rasulullah SAW. di muka bumi ini satu
yang harusditegakkokohkan yakni al-Qur’an. Di samping itu ketetapan-
ketetapan Rasul SAW juga merupakan sumber utama Pendidikan Agama
Islam (Hasbullah. 2003: 4).
Pada dasarnya bangunan syari’at dan moralitas Islam itu mempunyai
dua sumber pokok yaitu al-Qur’an al-Karim dan sunnah Nabi SAW. Al-
Qur’an adalah kitabullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad bin
Abdillah.dengan bahasa Arab yang jelas dan fasih yang secara kronologis
diturunkan dalam rentangan waktu kurang lebih 23 tahun. yang memiliki
nilai-nilai ibadah. Serta sumber Islam yang kedua adalah al-Sunnah sebagai
landasanberfikir dan syari’at terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari
Rasul saw.
1. Al-Qur’an (kalamullah)
Al-Qur’an sebagai kalamullah yang mencakup segala
aspekpersoalan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan pencipta-
Nya.sesama manusia dan alam semesta yang merupakan persoalan
mendasardalam setiap kehidupan manusia. Al-Qur’an memiliki gagasan
mendasaryang amat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang
semuanyadapat dan harus dijadikan sebagai landasan dasar utama
dalampengembangan Pendidikan Agama Islam. Kedudukan al-Qur’an
dalam kerangkaPendidikan Agama Islam bukan saja sebagai dasar bahkan
menjadi sumber yangsangat berharga untuk terus digali. dipahami dan

4
diambil intisarinya untuksenantiasa diaktualisasikan dalam hidup dan
kehidupan manusia.

2. Al-Sunnah al-Shohihah
Al-Sunnah bermakna seluruh sikap. perkataan dan perbuatan
Rasulullah SAW dalam menerapkan ajaran Islam serta
mengembangkankehidupan umat manusia yang benar-benar membawa
kepada kerahmatanbagi semua alam. termasuk manusia dalam
mengaktualisasikan diri dankehidupannya secara utuh dan bertanggung
jawab bagi keselamatan dalam kehidupannya. Kedudukan al-Sunnah
dalam kehidupan dan pemikiranIslam sangat penting. karena di samping
memperkuat dan memperjelasberbagai persoalan dalam al-Qur’an. juga
banyak memberikan dasarpemikiran yang lebih kongkret mengenai
penerapan berbagai aktivitasyang mesti dikembangkan dalam kerangka
hidup dan kehidupan umatmanusia.

3. Pemikiran Islam
Pemikiran Islam yakni penggunaan akal budi manusia dalamrangka
memberikan makna dan aktualisasi terhadap berbagai ajaran Islamyang
disesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zamanyang
muncul dalam kehidupan umat manusia dalam berbagai bentukpersoalan
untuk dicarikan solusinya yang diharapkan sesuai dengan ajaranIslam.

4. Sejarah Islam
Sejarah(kebudayaan)Islammerupakansegaladinamikakehidupan
dan hasil karya masa lampau yang pernah dan terusdikembangkan dalam
kehidupan umat Islam secara terus menerus. Semuaini akan memberikan
gambaran bagi pembinaan dan pengembanganPendidikan Agama Islam
yang dapat dijadikan landasan sebagai sumber pentingPendidikan Agama
Islam.

5
5. Realitas Kehidupan
Realitas kehidupan sekarang ini. yakni kenyataan realitas
yangtampak dalam kehidupan secara keseluruhan terutama
menyangkutmanusia dengan segala dinamikanya. kenyataan alam semesta
dengansegala ketersediaannya. Dengan demikian realitas ini
menyangkutkehidupan manusia dan berbagai makhluk lainnya serta alam
semesta inisemuanya merupakan sumber dalam rangka pengembangan
PendidikanIslam.
Dari uraian di atas. dapat dipahami bahwa landasan dasar filosofis
pendidikanIslam adalah suatu dasar, landasan yang menjadi sumber
dibangun dan dikembangkannya Pendidikan Agama Islam baik secara
filosofis, maupun teoritis danempiris dalam dunia Pendidikan Agama
Islam. Dengan demikian dapat dinyatakanbahwa pemikiran mengenai
landasan yang menjadi sumber dasar Pendidikan Agama Islam adalah al-
Qur’an dan al-Sunnah yang menjadi sumber primer lalu pemikiran Islam.
sejarah Islam dan realitaskehidupan yang menjadi cabang (furu’) dari
pengembangan dua sumber primer tersebut.

B. Sifat Materi Pendidikan Agama Islam


Sifat materi pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum mempunyai
sifat-sifat atau karakteristik yang membedakan dengan pengajaran lainnya .
hal tersebut tercermin dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. yang
ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut: (Ulwan. 2006: 15)
1. Kurikulum PAI mempunyai dua sisi muatan
Dua sisi muatan dalam kurikulum PAI yang dimaksud adalah:
a. Sisi muatan keagamaan berisi wahyu Ilahi dan sunah Rasul yang
bersifat mutlak dan berada di luar jangkauan akal dan indera
manusia (beyond of human’s mind and instinct). Wahyu Allah swt
dan sunah Rasul saw berfungsi memberikan petunjuk kepada manusia
dalam upaya mendekatkan diri kepada-Nya. Dan cara-cara

6
mengadakan hubungan antar sesama makhluk Allah lainnya dan
lingkungan hidupnya.
b. Sisi muatan pengetahuan yang berisi hal-hal yang dapat di usahakan
manusia dalam bentuk pengalaman factual maupun pengalaman
berfikir. Pengetahuan yang dimaksud ada kemungkinan hasil analisis
dari wahyu ilahi atau sunah Rasul (tafsir) atau mungkin pula hasil
analisis dari lingkungan alam sekitarnya. Peranan kurikulum PAI
dalam hal ini ialah mengupayakan agar kedua muatan diatas dapat
lebih dipahami. dihayati. dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kurikulum PAI bersifat memihak tidak netral/moderat


Kurikulum PAI mempunyai garis yang jelas dan tegas (qath’I dan
mutlak). jika dalam ajaran islam sesuatu tersebut ditetapkan sebagai wajib.
maka semua umat islam berkewajiban untuk melaksanakannya, demikian
pula sebaliknya, jika dalam ajaran islam menegaskan bahwa sesuatu itu
haram dan harus ditinggalkan, maka semua kaum muslimin wajib
meninggalkannya. Bagi orang yang melanggar kewajiban dan larangan yang
telah digariskan dalam islam konsekwensinya ia akan mendapat sanksinya
tidak didunia diakhirat sudah pasti.
Berbeda dengan kurikulum umum, ia bersifat netral atau moderat
artinya tidak memihak. dengan demikiaan kurikulum tersebut diberikan
kepada siswa terserah mereka, apakah pengetahuan yang diperolehnya mau
diamalkan atau tidak hal ini didasarkan kepada untung dan rugi dan
pertimbangan pribadi yang bersangkutan.

3. Kurikulum PAI mengarahkan kepada pembentukan akhlak yang mulia


Ajaran islam yang bersumber wahyu ilahi sangat menekankan kepada
umatnya agar mereka mempunyai akhlak yang mulia. Kriteria untuk
menentukan apakah akhlak seseorang itu terpuji atau tercela ialah kriteria
yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Quran dan sunah Rasul. Kriteria dari dua
sumber tersebut bersifat pasti dan permanen dan tidak berubah-ubah sampai

7
kapanpun. Sementara kurikulum umum lebih bersifat atas pertimbangan akal
pikiran.
4. Kurikulum PAI bersifat fungsional terpakai sepanjang masa
Agama bagi seseorang dalam tingkatan status apapun. baik ia orang
kaya. atau orang miskin. pejabat atau rakyat jelata. pada saat bagaimanapun
saat gembira atau sedih. sehat atau sakit. Pengetahuan agama ini tetap aktual
dan fungsional. terpakai dalam seluruh aspek kehidupan. Tidak ada satu ajaran
yang sekomplit dan selengkap ajaran islam. yaitu seorang muslim diatur oleh
islam sejak dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi. dari hal-hal yang kecil
masuk ke WC sampai kepada menjadi dan mengelola negara semua diatur
dalam islam. Aturan-aturan tersebut 14 abad yang silam sampai sekarang dan
yang akan datang akan tetap uptodate dan fungsional. Ajaran islam yang
terkandung dalam kurikulum PAI berfungsi untuk memberikan kesejahteraan
dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Berbeda kurikulum pengetahuan lain yang bersifat nisbi dan relatif
berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi tertentu. Tidak jarang kita
menemukan teori-teori yang dianggap hebat dan menggemparkan dunia
namun belakangan ini teori-teori tersebut tertolak. Bahkan ada sesuatu yang
dianggap buruk pada masa lalu dianggap masalah biasa atau baik sekarang.
atau sebaliknya.

5. Materi kurikulum PAI sudah ada pada setiap peserta didik sejak dari
rumah
Peserta didik yang tinggal dirumah bersama-sama dengan keluarganya
sebenarnya secara langsung atau tidak langsung. Mereka sudah terisi
pengetahuan agamanya. apa yang telah dimiliki peserta didik harus menjadi
perhatian guru. Pengajaran kurikulum PAI disekolah berfungsi
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik agar lebih berkembang secara optimal dan meluruskan pengetahuan
peserta didik yang kurang tepat. Dengan demikian pengajaran agama di
sekolah tidak memulai dari nol sama sekali. Tetapi karena peserta didik

8
datangnya dari macam-macam keluarga yang pengetahuan. penghayatan. dan
pengamalan agama bervariasi. maka guru harus dapat menyamakan persepsi
mereka terlebih dahulu.

C. Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


(PAI)
Pengertian Pendekatan Pendekatan pembelajaran (instruction) ialah
proses atau upaya yang dilakukan seseorang (misal guru) agar orang lain
(dalam hal ini murid) melakukan belajar. Jadi. belajar tidak indetik dengan
belajar sebagaimana yang dipahami sebagian orang selama ini. Sebaliknya
pembelajaran amat mirip kalau tidak persis-dengan proses mengajar belajar
(the teaching-learning process) dalam arti di satu sisi guru mengajarkan atau
menyajikan materi sedangkan murid belajar atau menyerap materi tersebut
dalam situasi interaksi edukatif (Muhibbinsyah. 2010:215). Pendekatan juga
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction). pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan. pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri
serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya. 2008:127). Pendekatan atau
Approach dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “came near”
(menghampiri). go to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan). Dalam
pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau
mendatangi sesuatu.”
M Habib Thaha mendefiniskan pendekatan adalah cara pemrosesan
subyek atas obyek untuk mencapai tujuan. Pendekatan ini juga berarti cara
pandang terhadap sebuah obyek permasalahan. dimana cara pandang tersebut
adalah cara pandang yang luas (Ramayulis. 2005:127). Sedangkan Oteng
Sutisna (1983:35-36) lebih praktis dalam memahami pengertian
”pendekatan”. Pendekatan adalah apa yang hendak ia kerjakan dan

9
bagaimana ia akan mengerjakan sesuatu. Yang pertama disebut dengan
pendekatan pengertian ”tugas” dan yang kedua adalah pendekatan dalam
pengertian ”proses”. Penggunaan istilah ”pendekatan” memiliki arti yang
berbedabeda tergantung kepada obyek apa yang akan menjadi tema sentral
perencanaan kerja dan kajian pemikiran yang akan dikembangkan.
Dalam konteks belajar. approach dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang efesiensi dan
efektifitas dalam proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian
sesungguhnya approach adalah seperangkat langkah operasional yang
direkayasa sedemikian rupa. untuk memecahkan masalah atau untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. Pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam.

1. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning)


Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran
yang cocok dengan kinerja otak. untuk menyusun pola-pola yang
mewujudkan makna. dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan
konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar
informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek.
yang mudah dilupakan. tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang
sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas nantinya. CTL disebut
pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
masyarakat.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John
Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik
jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan
kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran ini
menekankan pada daya pikir yang tinggi. transfer ilmu pengetahuan.
mengumpulkan dan menganalisis data. memecahkan masalah-masalah

10
tertentu baik secara individu maupun kelompok (Badruzaman. 2006). Jawahir
(2005). mengemukakan bahwa guru PAI dapat menggunakan strategi
pembelajaran kontekstual dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut. yaitu:
a. Memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani
perbedaan individual siswa.
b. Lebih mengaktifkan siswa dan guru.
c. Mendorong berkembangnya kemampuan baru.
d. Menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah. rumah dan
lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang harus diperhatikan para
guru Pendidikan Agama Islam dalam mengimplementasikan
pendekatan kontestual :
1) Pembelajaran Berbasis Masalah
Langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah
mengobservasi suatu fenomena. misalnya:
Menyuruh siswa untuk menonton VCD tentang kejadian manusia.
rahasia Ilahi. Takdir Ilahi. tentang Alam Akhirat. azab Ilahi. dan
sebagainya; Menyuruh siswa untuk melaksanakan shaum pada
hari senin dan kamis. membayar zakat ke BAZ. mengikuti sholat
berjamaah di masjid. mengikuti ibadah qurban. menyantuni fakir
miskin.
Langkah kedua yang dilakukan oleh guru adalah
memerintahkan siswa untuk mencatat permasalahan-
permasalahan yang muncul. Setelah menonton VCD atau
mendengarkan kisah-kisah Al Qur`an. siswa diharuskan membuat
catatan tentang pengalaman yang mereka alami. melalui diskusi
dengan teman-temannya. Setelah mengamati dan melakukan
aktivitas keagamaan siswa diwajibkan untuk mencatat
permasalahan-permasalahan yang muncul serta mereka dapat
mengungkapkan perasaannya kemudian mendiskusikan dengan
teman sekelasnya.

11
Langkah ketiga tugas guru Pendidikan Agama Islam adalah
merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan
permasalahan yang ada.
Langkah keempat guru diharapkan mampu untuk
memotivasi siswa agar mereka berani bertanya. membuktikan
asumsi dan mendengarkan pendapat yang berbeda dengan
mereka.
2) Memanfaatkan Lingkungan Siswa untuk Memperoleh
Pengalaman Belajar.
Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan konteks
lingkungan siswa. antara lain di sekolah. keluarga dan
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
penugasan kepada siswa di luar kelas. Misalnya mengikuti sholat
berjamaah. mengikuti sholat jum`at. mengikuti kegiatan ibadah
qurban dan berkunjung ke pesantren untuk mewawancarai santri
atau ustadz yang berada di pesantren tersebut. Siswa diharapkan
dapat memperoleh pengalaman langsung dari kegiatan yang
mereka lakukan mengenai materi yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus
dilakukan siswa dalam rangka penguasaan standar kompetensi.
kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
Memberikan Aktivitas Kelompok
Di dalam kelas guru PAI diharapkan dapat melakukan
proses pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok
belajar. Siswa di bagi kedalam beberapa kelompok yang
heterogen. Aktivitas pembelajaran kelompok dapat memperluas
perspektif dan dapat membangun kecakapan interpersonal untuk
berhubungan dengan orang lain.

12
Aktivitas Belajar Mandiri
Melalui aktivitas ini peserta didik mampu mencari.
menganalisis dan menggunakan informasi sendiri dengan sedikit
bantuan atau bahkan tanpa bantuan guru. Supaya dapat
melakukannya. siswa harus lebih memperhatikan bagaimana
mereka memproses informasi. menerapkan strategi pemecahan
masalah. dan menggunakan pengetahuan yang telah mereka
peroleh. Pengalaman pembelajaran kontekstual harus mengikuti
uji-coba terlebih dahulu; menyediakan waktu yang cukup. dan
menyusun refleksi; serta berusaha tanpa meminta bantuan guru
supaya dapat melakukan proses pembelajaran secara mandiri
(independent learning).
Menyusun Refleksi
Dalam melakukan refleksi. misalnya ketika pelajaran
berakhir siswa merenungkan kembali pengalaman yang baru
mereka peroleh dari pelajaran tentang sholat berjama`ah. Melalui
pembelajaran ini. siswa menjadi lebih responsif dalam
menggunakan pengetahuan dan ketrampilan di kehidupan nyata
sehingga memiliki motivasi tinggi untuk belajar.

2. Pendekatan Sains
Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk
menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan
menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja
pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-
prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat. baik yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi
bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam. Melalui pendekatan sains
ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu pendidikan. dengan
berbagai cabangnya. seperti:

13
a. Sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi
dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial
dalam pendidikan.
b. Psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi
dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu
dalam belajar.
c. Administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji
tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
d. Teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi
dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik
belajar yang efektif dan efisien.
e. Evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi
dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.
f. Bimbingan dan konseling. suatu cabang ilmu pendidikan sebagai
aplikasi dari beberapa disiplin ilmu. seperti: sosiologi. teknologi dan
terutama psikologi. Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu
pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan
melalui berbagai kajian ilmiah.

3. Pendekatan filosofi
Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode
filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan
tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata. yang hanya
terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-
masalah yang lebih luas. kompleks dan lebih mendalam. yang tidak
terbatas oleh pengala-man inderawi maupun fakta-fakta faktual. yang tidak
mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut

14
diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup
manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup
memang merupakan fakta. namun pembahasannya tidak bisa dengan
menggunakan caracara yang dilakukan oleh sains. melainkan diperlukan
suatu perenungan yang lebih mendalam.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui
metode berfikir yang radikal. sistematis dan menyeluruh tentang
pendidikan. yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:
a. Model filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala
yang ada. merenungkan secara rasionalspekulatif seluruh persoalan
manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi
manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha
mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir
dan keseluruhan pengalaman.
b. Model filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran
(standar) penilaian tentang nilai-nilai. penilaian tentang perbuatan
manusia. penilaian tentang seni. menguji apa yang disebut baik dan
jahat. benar dan salah. bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada
dasarnya inherent dalam dirinya. atau hanya merupakan gambaran
dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan. filsafat preskriptif
memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang
bermanfaat.
c. Model filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada katakata.
istilah-istilah. dan pengertian-pengertian dalam bahasa. menguji suatu
ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah
yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun
suatu mazhab dalam sistem berfikir
Terdapat beberapa aliran dalam filsafat. diantaranya:
idealisme. materialisme. realisme dan pragmatisme (Ismaun. 2001).
Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian
menghasilkan filsafat pendidikan. yang selaras dengan aliran-aliran

15
filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami
pendidikan dalam keseluruhan. menafsirkannya dengan konsepkonsep
umum. yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan
kebijakan pendidikan.

4. Pendekatan Religius
Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun
teoriteori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran
agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan
yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan. metode
bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan. Cara kerja pendekatan religi
berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya
bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio. dalam pendekatan religi.
titik tolaknya adalah keimanan.
Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala
sesuatu yang diajarkan dalam agama. baru kemudian mengerti. bukan
sebaliknya. Terkait dengan teori Pendidikan Agama Islam. Ahmad Tafsir
(2000). mengemukakan dasar ilmu Pendidikan Agama Islam yaitu Al-
Quran. Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan
Hadis Rasulullah Saw sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan
untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan
kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis). yang memang telah
terjamin kebenarannya. Dengan demikian. teori Pendidikan Agama Islam
tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia. yang tidak
terjamin tingkat kebenaran-nya.
Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan. maka
untuk menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh
kiranya tidak bisa hanya dengan menggu-nakan satu pendekatan saja. Oleh
karena itu. diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga
pendekatan di atas yang terintegrasi dan memliki hubungan komple-
menter. saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Pendekatan

16
semacam ini biasa disebut pendekatan multidisipliner Dalam proses
perencanaan pembelajaran terkandung juga kegiatan pendekatan yang
akan dilakukan oleh seorang guru terhadap peserta didik. karena
pendekatan sangat menentukan interaksi antara guru dan siswa.
Pendekatan yang dapat digunakan secara garis besar adalah:
a. Pendekatan imposisi atau ekspositoris yaitu pendekatan dengan ciri
guru menyam-paikan materi pembelajaran dengan penuturan atau
dengan melontarkan (ekspositoris) materi pembelajaran. Metode ini
berkembang dari fakta empiris yang menyatakan bahwa manusia pada
mulanya tidak memiliki ide atau pengetahuan apa-apa sebagaimana
yang dikembangkan oleh John Locke dengan filosofi "Tabula Rasa"
lalu guru bertindak sebagai supliyer ilmu kepada siswa.
b. Pendekatan Teknologis yaitu pembelajaran dengan menggunakan
perangkat (wares). baik berupa perangkat benda atau perangkat keras
(hardware). misalnya Radio. Televisi. atau komputer dan perangkat
program (software).
c. Pendekatan Personalisasi yaitu pembelajaran dengan meengarahkan
pada siswa untuk menentukan apa yang ingin dipelajari. sehingga
yang bersangkutan mempertahankan keunggulan yang semula sudan
dimiliki dan mengembangkannya sesuai dengan dasar-dasar yang
sudah dimiliki. Dalam proses pembelajaran. siswa diarahkan pada
prinsip saling membutuhkan. aktif dan jiwa kemandirian. Proses
pembelajaran dengan pendekatan personalisasi didasarkan pada
filosofi progresifistis yang berpandangan bahwa manusia pada asalnya
adalah baik dan aktif.
d. Pendekatan Interaksional yaitu proses pembelajaran dengan pola
terjadinya interaksi yang seimbang antara guru dan siswa. Guru aktif
dalam memberi rangsangan maupun jawaban. demikian juga siswa.
Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat dalam
media pembelajaran. sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk
memecahkan masalah melalui penggunaan argumentasi verbal.

17
e. Pendekatan konstruktivis yaitu proses pembelajaran dimana siswa
melakukan preposisi yang sederhana dengan mengkonstruk pengertian
terhadap dunia tempatnya hidup. Manusia membangun pengetahuan
melalui interaksi dengan obyek. fenomena. pengalaman dan
lingkungannya.
f. Pendekatan Inquiri adalah pemberian mateeri pembelajaran pada
siswa untuk menangani permasalaha yang mereka hadapi ketika
berhadapan dengan dunia nyata melalui proses penelitian. Siswa
sebagai peneliti. maka ia harus melakukan prosedur mengenali
permasalahan. menjawab pertanyaan. melakukan research dan
investigasi dan menyiapkan kerangka berfikir. hipotesis. dan
penjelasan kompatibel dengan pengalaman pada dunia nyata.
g. Pendekatan Pemecahan Masalah yaitu pembelajaran dengan titik
tekan untuk mengembangkan higher order thinking skills (kerangka
ketrampilan berfikir tingkat tinggi) melaui proses solving atau
pemecahan masalah. Pendekatan Pemecahan Masalah akan
merangsang siswa mampu menjadi:
1) Eksplorer (mencari penemuan baru)
2) Inventor (mengembankan gagasan/ide dan pengujian baru
yang inovatif
3) Desainer (mengkreasi rencana dan model baru)
4) Desicion maker (pengambil keputusan-melatih menetapkan
pilihan yang bijaksana).
5) Komunikator (mengembangkan metode-teknik bertukar
pemikiran dan berinteraksi) (Sumiati dan Asra. 2008: 43- 49).
Dalam perspektif pembelajaran Qur'ani-ditemukan beberapa pola
atau model pendekatan yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran
pendidikan agama Islam adalah:
a. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman
keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai

18
keagamaan baik secara individual maupun kelompok. Pengalaman
adalah suatu hal yang sangat berharga dalam kehidupan manusia.
Syaiful Bachri Djamrah menjelaskan bahwa pengalaman adalah
”guru tanpa jiwa. namun selalu dicari oleh siapapun juga” (Djamrah
dan Zain. 1997:70).
Metode mengajar yang dapat dipakai dalam pendekatan
pengalaman. diantaranya adalah metode eksperimen (percobaan).
metode drill (latihan). metode sosiodrama dan bermain peran. dan
metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan lain sebagainya.
b. Pendekatan Pembiasaan.
Pendekatan ini dimaksudkan agar seseorang memiliki
kebiasaan berbuat hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama
Islam. Edi Suardi dalam bukunya. Pedagogik 2 (t.th.:123).
menjelaskan bahwa ”kebiasaan itu adalah suatu tingkah laku tertentu
yang sifatnya otomatis. tanpa direncanakan dulu. serta berlaku begitu
saja tanpa dipikir lagi”. Pembiasaan adalah suatu tingkah laku
tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu
dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi. Pembiasaan pendidikan
memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan
ajaran agamanya. baik secara individu maupun secara berkelompok
dalam kehidupan sehari-hari (Djamrah dan Zain. 1997:70).
Sebagai awal dalam proses pendidikan. pembiasaan
merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilainilai
moral ke dalam jiwa anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya
ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak
ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa. Pentingnya
penanaman pembiasaan ini sejalan dengan sabda Rasulullah Saw
yang artinya: Dari Umar bin Syuaib. dari bapaknya. dari kakeknya
berkata Rasulullah saw bersabda:
“Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat
ketika mereka berumur tujuh tahun; dan pukullah mereka

19
apabila meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh
tahun. dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR. Abu
Dawud).
c. Pendekatan Emosional.
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang.
Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan. karena itu
pendekatan emosional merupakan usaha untuk mengubah perasaan
dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat
merasakan mana yang baik dan yang buruk (Ramayulis. 1994:129).
Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu;
baik perasaan jasmaniah. maupun perasaan rokhaniyah. Di dalam
perasaan rokhaniyah tercakup perasaan intelektual. perasaan estetis
dan perasaan etis. perasaan sosial dan perasaan harga diri. Peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan akan menjadi bangunan emosi atau
perasaannya.
d. Pendekatan Rasional
Adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio (akal) dalam
memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Ajaran
agama Islam sebagian harus diyakini tanpa ada interpretasi karena
memang ajaran tersebut ”ghairu ma’qul”. tetapi dalam konteks yang
lain terdapat ajaran yang harus dicerna dengan pendekatan rasio.
Ayat-ayat yang berkaitan dengan penciptaan manusia. penciptaan
alam semesta. kekayaan dan keragaman hayati dan aspek-aspek lain
dari keindahan tata ruang angkasa membutuhkan kecermelangan
rasio untuk memahaminya.
e. Pendekatan Fungsional
Adalah usaha memberikan materi agama dengan menekankan
pada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendekatan fungsional
dilakukan di sekolah karena dinilai dapat menjadikan agama lebih
hidup dan dinamis. Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan

20
ini adalah metode latihan. ceramah. tanya jawab. pemberian tugas
dan demonstrasi.
f. Pendekatan Keteladanan
Adalah memperlihatkan keteladanan. baik yang langsung
melalui penciptaan kondisi. pergaulan yang akrab antara personal
sekolah. perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang
mencerminkan akhlaq terpuji. maupun yang tidak langsung melalui
suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan. (Ramayulis.
1994:181)
Secara natural. seorang anak dibekali kemampuan untuk
mengidentifikasi. mengasosiasi dan bahkan meniru apa yang pernah
dilihat atau dijumpainya. Oleh sebab itu diperlukan public figur yang
baik (berakhlaqul karimah) karena anak tersebut akan
menjadikannya sebagai bahan rujukan untuk memerankan dirinya
dalam kehidupan seharihari.
Kecenderungan anak untuk belajar melalui peniruan
menyebabkan pendekatan keteladanan menjadi sangat penting
artinya dalam proses pembelajaran. Bahkan manusia pada umumnya
senantiasa cenderung meniru yang lainnya. Rasulullah Saw
merupakan teladan yang baik bagi umat Islam. sebagaimana yang
dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an
     
   
  
   

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”.

21
g. Pendekatan Terpadu
Adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa
pendekatan. yaitu pendekatan keimanan (akidah). pengalaman
(experient). pembiasaan. rasional (akliah). emosional (gejolak
kejiwaan). fungsional (nilai kegunaan) dan keteladanan (uswah).

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa landasan dasar filosofis
pendidikanIslam adalah suatu dasar, landasan yang menjadi sumber dibangun
dan dikembangkannya Pendidikan Agama Islam baik secara filosofis,
maupun teoritis danempiris dalam dunia Pendidikan Agama Islam. Dengan
demikian dapat dinyatakanbahwa pemikiran mengenai landasan yang menjadi
sumber dasar Pendidikan Agama Islam adalah al-Qur’an dan al-Sunnah yang
menjadi sumber primer lalu pemikiran Islam. sejarah Islam dan
realitaskehidupan yang menjadi cabang (furu’) dari pengembangan dua
sumber primer tersebut.
Sifat materi Pendidikan Agama Islam memiliki beberapa diantaranya:
1. Materi PAI memiliki dua sisi muatan yaitu muatan agama dan muatan
pendidikan.
2. Materi PAI bersifat moderat
3. Materi PAI mengarahkan kepada pembentukan akhlak yang mulia
4. Marteri PAI bersifat fungsional terpakai sepanjang masa
5. Materi PAI sudah ada pda diri peserta didik sejak dari rumah.
Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam diantaranya: Pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching Learning), Pendekatan Sains, Pendekatan fiosofis dan Pendekatan
religius.

B. Saran
Semua ide dan gagasan baik yang ada dalam makalah ini adalah
milikNya, dan semua khilaf yang mungkin ada dalam makalah ini adalah
milik kami sendiri, dan kepada pembaca kami mohon kritik dan sarannya

23
yang konstruktif, sekiranya ada dalam makalah ini banyak salah dan janggal
yang harus diperbaiki dikesempatan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 2010. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Yusuf Al-Qardawi. 1977. Iman dan Kehidupan. Terj. H. Fachruddin Hs. Dari
jdul Al-Iman wa Al-Hayat. Jakarta: PT. Bulan Bintang.

M. Arifin.1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumu Aksara.

Hasbullah. 2003. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Abdullah Nashih Ulwan. 2006. Pedoman Pendidikan anak dalam islam. Bandung:
PT. Asy-Syifa.

Bachri Djamarah. Syaiful dan Aswan Zain.1977. “Strategi Belajar Mengajar”.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Badruzaman. Ahmad.2006. Strategi dan Pendekatan dalam Pembelajaran.


Yogyakarta. Ar Ruuz.

Jawahir. Mochamad. 2005. Teknik dan Strategi Pembelajaran. Cendekia Press.


Bandung.

Muhibbinsyah. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ramayulis. 1994 .“Pengantar Ilmu Pendidikan Islam”. Jakarta. Kalam Mulia.

Sadullah. Uyoh. 1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media

Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.

Sutisna. Oteng, 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoristis untuk Praktek


Profesional. Bandung: Angkasa.

24
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah_NYA sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kita
limpahkan kepada junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW yang kita
tunggu-tunggu syafaatnya nanti di hari akhir. Penulis ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu matakuliah Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan banyak ilmu dan pengarahan.
Akhir kata dari penulis mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada
penulisan kata-kata serta kalimat. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan
saran untuk lebih membangun dan menambah ilmu bagi penulis. Selanjutnya saya
berharap dari makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Pubian, September 2016

Penulis

25
DAFTAR ISI
i
Halaman Judul............................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ................................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II Pembahasan ................................................................................. 3


A. Dasar Filosofis Pendidikan Agama Islam ...................................... 3
B. Sifat Materi Pendidikan Agama Islam ........................................... 6
C. Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam ............................................................................................... 9
1. Pendekatan Kontekstual ............................................................ 10
2. Pendekatan Sains ...................................................................... 13
3. Pendekatan Filosofis ................................................................ 14
4. Pendekatan Religius .................................................................. 16

BAB III Penutup ..................................................................................... 23


A. Kesimpulan .................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................... 23
Daftar Pustaka

26
ii
27

Anda mungkin juga menyukai