Anda di halaman 1dari 13

KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

1. Pengertian kurikulum Merdeka

Kurikulum pada hakekatnya merupakan suatu rencana yang menjadi pedoman

dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Apa yang dituangkan dalam

rencana banyak dipengaruhi oleh perencanaan-perencanaan kependidikan.

Adapun pandangan tentang eksistensi pendidikan diwarnai dengan filosofi

pendidikan yang dianut perencana. Perlu diperhatikan bahwa setiap manusia atau

individu, dan ilmuwan pendidikan, masing-masing memiliki sudut pandang

perspektif sendiri tentang makna kurikulum. Para ahli berpendapat bahwa sudut

pandang kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi tradisional dan dari

sisi modern (Cholilah et al., 2023, p. 64).

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran

intrakurikuler yang beragam, dimana materi mata pelajaran akan dioptimalkan

agar siswa memiliki waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan

memperkuat kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai

perangkat pengajaran agar pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan

dan minat belajar siswa. Kurikulum merdeka merupakan salah satu bagian dari

upaya pemulihan pembelajaran, dimana sebelumnya kurikulum merdeka disebut

sebagai kurikulum prototipe yang kemudian dikembangkan sebagai kerangka

kurikulum yang lebih fleksibel, dengan tetap fokus pada materi esensial dan

pengembangan karakter serta kompetensi siswa (Alkatiri et al., 2022, p. 78).


Karakteristik utama kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran

adalah (Noviani, 2023, p. 63):

a. Pembelajaran berbasis projek untuk soft skill dan pengembangan karakter

sesuai profil pelajar Pancasila

b. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu yang cukup untuk

mempelajari kompetensi dasar secara mendalam seperti literasi dan

numerasi.

c. Fleksibilitas bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang

berdiferensiasi sesuai dengan kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian

dengan konteks dan muatan lokal.

Maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum merdeka memberikan kesempatan

kepada guru untuk lebih leluasa dalam mengembangkan perangkat pembelajaran

serta memberikan kebebasan untuk siswa menyesuaikan kebutuhan dan minat

belajarnya.

2. Kurikulum Merdeka belajar di Madrasah

Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mengembalikan learning loss yang

terjadi pada masa Covid-19. Learning loss adalah terjadinya penurunan

pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara akademis akibat

berlangsungnya pembelajaran di rumah dalam waktu yang cukup lama. Penurunan

akademik dan keterampilan tersebut diikuti pula dengan penurunan karakter/moral

(adab) (Alami, 2023, p. 45). Kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan inovasi
peserta didik. Sebagaimana kita ketahui bahwa muatan mata pelajaran pada

kurikulum pendidikan di madrasah terbagi menjadi dua; rumpun mata pelajaran

umum dan rumpun mata pelajaran PAI ditambah Bahasa Arab. Urgensi IKM di

sekolah atau madrasah salah satunya adalah untuk memulihkan pembelajaran yang

terhenti karena pandemi Covid-19.

Terhentinya pembelajaran berakibat menurunnya minat belajar dan

karakter/moral/akhlak peserta didik. Kemendikbudristek dan Kemenag sebagai

wakil pemerintah berupaya menumbuhkan karakter peserta didik menjadi

pembelajar sepanjang hayat melalui IKM. Dalam panduan IKM di madrasah

dikemukakan bahwa secara bertahap IKM akan dilakukan di madrasah dimulai

pada tahun Pelajaran 2022/2023 (Alami, 2023, p. 50).

Dijelaskan pula bahwa madrasah dapat memilih dua opsi dalam IKM yaitu,

pertama, madrasah masih menggunakan Kurikulum 2013, dengan menerapkan

beberapa prinsip Kurikulum Merdeka. Dan kedua, madrasah melaksanakan IKM

secara penuh Madrasah yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara Kurikulum

Merdeka melaksanakan tahapan-tahapan. Pertama, tahun pertama, Kurikulum

Merdeka diterapkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Meliputi

jenjang RA, MI, MTs, MA, dan MAK secara terbatas pada madrasah piloting.

IKM untuk kelompok peserta didik jenjang usia 4 sampai 5 tahun pada jenjang

RA, kelas 1 dan 4 pada jenjang MI, kelas 7 jenjang MTs, dan kelas 10 pada

jenjang MA dan MAK (Novianto, 2023, p. 45).


Sementara itu, untuk peserta didik pada jenjang MI kelas 2, 3, 5, dan 6, MTs

kelas 8 dan 9, serta MA dan MAK kelas 11 dan 12 masih menggunakan

Kurikulum 2013. Kedua, tahun kedua, Kurikulum Merdeka pada jenjang RA

diimplementasikan pada peserta didik usia 4 sampai 6 tahun, jenjang MI kelas 1, 2,

4, dan 5, jenjang MTs kelas 7 dan 8, dan jenjang MA dan MAK kelas 10 dan 11.

Sedangkan peserta didik kelas 3, 6, 9, dan 12 masih menggunakan Kurikulum

2013 (Alami, 2023, p. 56). Ketiga, tahun ketiga, Kurikulum Merdeka sudah

diimplementasikan pada semua satuan pendidikan madrasah baik dasar maupun

menengah untuk semua tingkatan kelas. Pelaksanaan IKM pada jenjang MI untuk

peserta didik kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6, pada jenjang MTs untuk peserta didik kelas 7, 8,

9, dan pada jenjang MA/MAK untuk peserta didik kelas 10, 11, 12. Artinya, mulai

tahun pelajaran 2024/2025 semua satuan pendidikan madrasah (RA, MI, MTs, dan

MA/MAK) hanya mengimplementasikan Kurikulum Merdeka atau tidak

melaksanakan dua kurikulum (Mufid, 2023, p. 150).

3. Kebijakan/landasan Merdeka belajar

Merdeka belajar merupakan kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum Merdeka diterapkan dengan tujuan

untuk melatih kemerdekaan dalam berpikir peserta didik. Inti paling penting dari

kemerdekaan berpikir ditujukan kepada guru. Jika guru dalam mengajar belum

merdeka dalam mengajar, tentu peserta didik juga ikut tidak merdeka dalam

berpikir (Zainuri, 2023, p. 228). Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh

Mendikbud Nadiem Makarim, bahwa ada dua poin terpenting dalam pendidikan,
yaitu merdeka belajar dan guru penggerak. Merdeka belajar artinya guru dan

muridnya memiliki kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar mandiri

dan kreatif.

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran internal yang

bervariasi, yang isinya lebih optimal untuk memberikan waktu yang cukup bagi

siswa untuk membiasakan diri dengan konsep dan memperkuat keterampilan

mereka. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai sumber pengajaran

untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat belajar siswa.

Proyek-proyek dikembangkan berdasarkan tema-tema tertentu yang ditentukan

oleh pemerintah, yang memperkuat pencapaian profil siswa Pancasila. Proyek

tidak bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Muhammad

Afriansyah et.al, 2023, p. 244).

4. Tujuan kurikulum Merdeka

Implementasi kurikulum merupakan realisasi atau penerapan dari pengelolaan

kurikulum yang akan dilaksanakan. Implementasi kurikulum juga dapat di artikan

sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk

pembelajaran. Bahwa implementasi kurikulum merupakan suatupenerapan konseb,

ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau berbagai

aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang

diharapkan untuk berubah (Putri, 2022, p. 194). Dengan demikian, implementasi

kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program urikulum yang telah

dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian di ujicobakan dengan


pelaksaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuain terhadap

situasi lapangan dan karakteristik peserta didik,baik perkembangan intelektual,

emosional, serta fisiknya (Retno Ekaningrum et al., 2018, p. 127).

Menurut Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)

terkait implementasi kurikulum merdeka secara mandiri, harus memperhatikan 4

(empat) hal (Mahdzuroh, 2023, p. 16):

a. IKM Mandiri merupakan alternatif satuan pendidikan tahun pelajaran

2022/2023,

b. Terdapat 6 (enam) strategi yang difokuskan pada penguatan komunitas belajar

pendidik dan satuan pendidikan yang digunakan oleh Kemdikbud

c. IKM didukung dan dikendalikan langsung oleh dinas pendidikan kabupaten

dan kabupaten/kota melalui peran dinas pendidikan kota,

d. Satuan pendidikan yang diterjunkan oleh IKM mempersiapkan diri secara

mandiri sesuai pilihan pelaksanaan dan persiapan.

Berikut ini 3 (tiga) pilihan dalam penerapan atau implementasi kurikulum

merdeka (IKM) di berbagai satuan pendidikan yaitu (Alami, 2023, p. 50):

a. Kategori belajar mandiri, yaitu. sekolah atau satuan pendidikan tetap

menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum K13/mendesak sesuai bagian

dan prinsip kurikulum bebas.

b. Pergantian kelas mandiri yaitu pada tahun pelajaran 2022/2023 Satuan

pendidikan mulai menggunakan kurikulum merdeka, jadi bahan ajar , yang

PMM (Platform Pengajaran Bebas) disiapkan satuan pendidikan sesuai


jenjangnya. alat peraga untuk jenjang PAUD, Kelas I dan Kelas IV SD/MI,

Kelas VII SMP/MT dan Kelas X SMA/MA.

c. Kategori sebar mandiri. sekolah menerapkan kurikulum mandiri dan

mengembangkan sendiri bahan ajar jenjang PAUD, Kelas I dan IV SD/MI,

Kelas VII SMP/MT dan Kelas X SMA/MA mulai tahun pelajaran 2022/2023.

Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk menjawab permasalahan

pendidikan terdahulu. Adanya kurikulum ini akan mengarahkan dalam

mengembangkan potensi dan kompetensi peserta didik. Kurikulum ini berfungsi

untuk mengembangkan potensi, salah satunya proses pembelajaran yang dirancang

dengan relevan dan interaktif. Pembelajaran yang interaktif salah satunya dengan

membuat proyek. Pembelajaran tersebut akan membuat peserta didik lebih tertarik

dan bisa mengembangkan isu-isu yang berkembang di lingkungan

5. Struktur kurikulum Merdeka Tingkat MA

Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang Pendidikan menengah tingkat atas

pada Pendidikan formal di Indonesia yang setara dengan Sekolah Menengah Atas.

Pengelolaan Madrasah Aliyah dilakukan oleh Kementerian Agama. Jenjang

kelasnya sama halnya seperti SMA. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di

Madrasah dua Amanah besar, yakni harus mengembangkan Proyek Penguatan

Profil Pelajar Pancasila yang selanjutnya disingkat (P5) serta mengembangkan

Proyek Penguatan Pelajar Rahmatan Lilalamin yang seterusnya disingkat (PPRA).

Adapun dimensi nya adalah sebagai berikut (Kemendikbudristek, 2021):


Profil pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi, yakni; Beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;

Berkebhinekaan global; Gotongroyong; Mandiri; Bernalar kritis; Kreatif.

Sedangkan PPRA memiliki 10 dimensi yaitu; Berkeadaban (Ta’addub;

Keteladanan (Qudwah); Kewarganegaraan dan kebangsaan (Muwatanah);

Mengambil jalan tengah (tawassut); Berimbang (tawazun); Lurus dan tegas

(I’tidal); Kesetaraan (Musawah); Musyawarah (Syura); Toleransi

(Tasamuh); Dinamis dan Inovatif (Tatawur wa Ibtikar.

Implementasi kurikulum merdeka di Madrasah pada dasarnya mengikuti

kebijakan yang diterapkan di sekolah oleh Kemdikbudristek, namun dalam kondisi

tertentu Madrasah melakukan adaptasi sesuai kebutuhan. Selanjutnya Kementerian

Agama menetapkan kebijakan IKM melalui KMA 347 Tahun 2022.

Struktur kurikulum Merdeka di MA sesuai KMA Nomor 347 Tahun 2022

secara umum dibagi menjadi dua, yaitu tahap pembelajaran instrakurikuler dan

pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter profil pelajar Pancasila.

Namun dalam impementasinya di madrasah Aliyah pembelajaran instrakurikuler

dan pembelajaran berbasis proyek dapat dilaksanakan sebagai suatu kesatuan,

bahkan memungkinkan disleenggarakan lintas mata Pelajaran pada MA

(Kementerian Agama Republik Indonesia, 2022).

Struktur kurkulum MA terdiri dari fase, yaitu fase E dan fase F. madrasah

dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran

berbasis proyek secara terpadu dan simultan dalam kaitan ini madrasah dapat
menggunakan atau memilik pendekatan mata pelajaran atau tematik secara bebas

sesuai kebutuhan pembelajaran siswa yang diprogramkan. Bentuk pembalajaran

dapat dilakukan secara kolaboratif beberapa mata Pelajaran dalam mendukung

satu tema yang didalamnya dikelola melalui pembelajaran berbasis proyek,

sehingga capaian intrakurikuler dapat diwujudkan sekaligus penguatan karakter

pelajar Pancasila (Ramah, 2023, p. 95).

a. Fase E untuk kelas X

Mata Pelajaran ilmu ppengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial di

kelas X MA tidak dapat dipisahkan menjadi mata Pelajaran yang lebih

spesifik. Namun demikian, satuan pendidikan dapat menentukan bagaimana

muata Pelajaran diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran ilmu dapat

dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut (Cholilah et al., 2023,

p. 61):

a) Mengajarkan muatan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahuan

sosial secara terintegrasi

b) Mengajarkan muatan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahuan

sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah

c) Mengajarkan muatan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahuan

sosial secara parallel, dengan JP terpisah seperti mata Pelajaran yang

berbeda-beda, diikuti dengan unit pembelajaran unkuiri yang

megintegrasikan muatan Pelajaran ilmu pengetahuan alam atau ilmu

pengetahuan sosial tersebut.


b. Fase F untuk kelas XI dan kelas XII

Fase F untuk kelas XI dan kelas XII, struktur mata Pelajaran dibagi

menjadi enam kelompok utama yaitu (Cholilah et al., 2023, p. 62):

a) Kelompok mata pelajaran umum, setiap MA wajib membuka dan

mengajarkan seluruh mara Pelajaran dalam keelompok ini

danwajib diikuti oeh semua peserta didik MA.

b) Kelompok mata Pelajaran agama, setiap MA wajib menyedikan

paling sedikit empat mata Pelajaran dalam kelompok ini.

c) Kelompok mata Pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam

(MIPA), setiap MA wajib menyediakan paing sedikit tiga mata

Pelajaran dalam kelompok ini

d) Kelompok mata Pelajaran ilmu pengetahuan sosial, setiap MA

wajib menyediakan paling sedikit tiga mata Pelajaran dalam

kelompok ini.

e) Kelompok mata Pelajaran Bahasa dan budaya, kelompok mata

Pelajaran ini dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di

MA, kelompok mata Pelajaran vokasi dan prakarya.

f) Kelompok mata Pelajaran vokasi dan prakarya dibuka sesuai

dengan sumber daya yang tersedia di MA.


Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di MA menyediakan

layanan program kebutuhan khusus sesuai kondisi peserta didik berdasarkan hasil
asesmen. Beban belajar bagi penyelenggara pendidikan dengan beban belajar

penyelnggara pendidikan dengan sisten kredit semester (SKS) dilaksanak sesuai

peraturan perundang-undangan yang mengautur mengenai SKS. Teknis

pembelajaran pada MA yang ditetapkan melakukan diversifikasi layanan sebagai

MA program keagamaan (MAPK), MA Akademik, dan MA plus keterampilan

diatur pada ketentuan yang ditetapkan oleh direktur jenderal pendidikan Islam

(Rohman, 2023, p. 102).

6. Kelebihan dan kekurangan kurikulum Merdeka

Suatu program pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam setiap

proses pelaksanaannya. Pada pembahasan ini akan dijabarkan kelebihan dan

kekurangan dari program kurikulum merdeka belajar. Hasil dari studi literatur

menyebutkan bahwa kelebihan kurikulum merdeka belajar yaitu (Alami, 2023, p.

56):

a. Menjadikan dunia pendidikan lebih fleksibel, yang artinya melepas belenggu

dunia Pendidikan agar lebih mudah bergerak

b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendalami pelajaran

yang diambil sesuai kebutuhan

c. Memberikan wadah untuk para peserta didik mengeksplor pengetahuan

umum dengan terjun ke masyarakat

d. Peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan

Kemudian kekurangan kurikulum merdeka belajar yakni (Yasni, 2023, p. 57):


a. Persiapan yang dilakukan harus dimatangkan terlebih dahulu baru

dilaksanakan, itu membutuhkan pelatihan yang jangka waktunya cukup

lama.

b. Perencanaan pendidikan dan pengajaran belum tersusun dengan baik untuk

saat ini.

c. SDM dalam menjalankan program kurikulum merdeka belajar harus dibekali

dengan pelatihan yang memerlukan anggaran lebih.

Anda mungkin juga menyukai