Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok


Memahami sebuah konsep atau teori merupakan
keniscayaan. Karena, perbedaan bahkan kesalahan dalam memahami
konsep atau teori akan menimbulkan perbedaan dan kesalahan
dalam merealisasikannya pada tataran kenyataan. Misalnya,
kesalahan dalam memahani konsep sebuah kajian atau teori yang
bersifat aplikatif, maka visi dan misi, maksud dan tujuan serta peran
dan fungsi akan sulit tercapai. Sebaliknya, kegagalan yang akan
diraih, bahkan bukan hal yang tidak mungkin kesalahan dalam
pemahaman tersebut akan berakibat patal, yakni kita yang akan
menjadi sumber masalah dan menjadi beban orang lain, kelompok
ataupun organisasi.
Menurut Faizal, banyak orang memahami bahwa pemimpin
atau kepemimpinan adalah otoritas, penguasaan, dominasi, atau
kekuasaan. Sebagian lagi mengangggap kepemimpinan merupakan
pusat kekuasaan atau kedudukan, sehingga pemimpin sebagai
kekuatan aspirasional, kekuatan kreatif, kekuatan semangat dan
kekutan moral yang mampu menjadi inisiator, motivator, stimulator,
administrator dan inovator dalam sebuah lembaga menjadi
pemimpin lemah dalam keimanan dan pemahaman. Ia berubah
menjadi pribadi yang berbeda dari aslinya, berbuat semaunya, egois,
otoriter demi kepentingan pribadi atau kelompok. 1 Perubahan
prilaku tersebut juga dipicu oleh pemahaman sebagian orang yang
memahami bahwa pemimpin adalah seseorang yang ditempatkan
pada kedudukan tertentu dan diharapkan memberikan manfaat bagi
kelompoknya.2
1
Faizal, Fungsi Kepemimpinan dan Urgrnsinya dalam Pengembangan
Prodi, Jurnal Bina al-‘Ummah Fakultas Dakwah IAIN Raden Intan Lampung,
Edisi 2009
2
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 2

Untuk itu, maka memahami judul buku yang berjudul


“Kepemimpinan Sosial” ini merupakan hal yang wajar.
Untuk mempermudah memahami kajian tentang
kepemimpian dan Dinamika Kelompok, diperlukan pemahaman
tentang makna atau definisi judul atau masalah yang akan kita kaji.
Secara etimologi (ilmu asal kata), kepemimpinan berasal dari kata
pimpin (lead) dengan mendapat awalan me –memimpin (to lead)
yang berarti; menuntun, menunjukkan jalan, dan membimbing. Juga,
berasal dari kata pemimpin (leader) yang berarti mempelopori,
berjalan dimuka, menuntun, membimbing, mendorong dan
menggerakkan. Dengan kata lain, kata memimpin menunjukkan
suatu pekerjaan seseorang, sedangkan kata pemimpin menunjukkan
subyek atau orang yang melakukan suatu pekerjaan. Berarti,
keduanya baik memimpin maupun pemimpin dapat diartikan; orang
yang mempelopori, berjalan dimuka, menuntun, membimbing,
mendorong dan menggerakkan orang lain. Kata pemimpin mendapat
awalan ke- dan mendapat akhiran -an, maka muncul kata
kepemimpinan (leadership) yang menunjukkan pada semua aspek
pekerjaan seorang pemimpin. Sedangkan kata sosial pada ilmu-ilmu
sosial atau sosiety menunjuk pada obyeknya, yaitu masyarakat.3
Ditinjau dari pendekatan terminology (istilah), para ahli
memisahkan antara definisi pemimpin dengan kepemimpinan.
Diantara pendapat para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
Menurut Hisham al-Thalib, pemimpin adalah Anggota dari
suatu perkumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan
dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya. Atau, pemimpin
adalah seseorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan
menggunakan pengaruhnya dalam mewujudkan dan mencapai
tujuan kelompok.4 Dan, menurut Bingham, yang dikutip oleh
?
Hisham Al-Thalib, Panduan Latihan Bagi Juru Dakwah: Terjemahan
oleh Faruk Zabidi dkk., (Jakarta: Media Dakwah, 1996), cet. Ke-11, hal. 51
3
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu pengantar, hal. 11
4 2
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 3

Mar’at, mendifinisikan pemimpin Sebagai seorang individu yang


memilki sifat-sifat kepribadian dan karakter yang diinginkan.5
Sedangkan menurut Winardi, pemimpin adalah Seseorang yang
karena kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengengkatan resmi
dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
mengerahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran
tertentu.6 Dan, menurut Bernard yang dikutip oleh Mar’at, pemimpin
adalah Seorang individu yang lebih efisien dalam melontarkan
ransangan psikososial terhadap orang lain dan secara efektif
mensyaratkan resfon secara kolektif.7
Menurut Hisham al-Thalib, Kepemimpinan adalah Suatu
proses untuk menggerakkan sekumpulan manusia menuju suatu
tujuan yang telah ditentukan dengan mendorong mereka bertindak
dengan cara yang tidak memaksa.8 Dan, menurut G.R. Teryy,
kepemimpinan adalah Leadership is the relationship in which one
person, the leader, influences the others to work together willingly
on related task to attain the which the leader desire. (Kepemimpinan
adalah hubungan dimana didalamnya antara orang dan pemimpin
saling mempengaruhi agar mau bekerjasama dalam berbagai tugas
untuk mencapai keinginan seorang pemimpin). Sedangkan, menurut
Sutarto, kepemimpinan adalah Rangkaian kegiatan penataan berupa
kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi
tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

?
Hisham al-Thalib, op., cit., hal. 51
5

Mar’at, Leader and Leadership,( Jakarta: Ghalia Indonesia,


?

1983), hal. 10
6
?
Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), Cet. Ke-2, hal. 2
7

?
Mar’at, op., cit., hal. 10)
8
?
Hisham al-Thalib, op., cit., hal. 51 3
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 4

Sedangkan dinamika kelompok terdiri dari dua kata, yakni


dinamika dan kelompok. Dinamika berasal dari Bahasa Yunani
Dynamics yang bermakna “Kekuatan” (force). “Dynamics is facts or
concepts which refer to conditions of change, expecially to forces”
Menurut Slamet Santoso (2004: 5), Dinamika berarti tingkah laku
warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain
secara imbal balik. Dinamika berarti adanya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan
anggota kelompok secara keseluruhan. Karenanya, dapat
disimpulkan bahwa dinamika ialah kedinamisan atau keteraturan
yang jelas dalam hubungan secara psikologis.
Menurut Slamet Santoso (2004: 5), Dinamika berarti
tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi
warga yang lain secara timbal balik. Dinamika berarti adanya
interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu
dengan anggota kelompok secara keseluruhan. Karenanya, dapat
disimpulkan bahwa dinamika ialah kedinamisan atau keteraturan
yang jelas dalam hubungan secara psikologis.
Jadi, definisi dinamika kelompok dikemukakan oleh
Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok
adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara
anggotakelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat
pada perkembangan kelompok. Slamet Santosa (2004: 5),
mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang
teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai
hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu
dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan
psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara
bersama-sama.
Berdasarkan definisi kepemimpinan di atas, kepemimpinan
dalam sebuah proses paling tidak memenuhi tiga unsur penting di
dalamnya, yaitu: 4
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 5

1. Ada orang yang menjadi pemimpin/pimpinan (leader) dan ada


yang dipimpin/pengikut (follower/jamaah) didalam kelompok,
berdasarkan tugas dan fungsinya.
2. Ada suatu proses interaksi dan saling mempengaruhi (influences)
antara bawahan dan pimpinan dalam kelompok.
3. Antara pemimpin dengan yang dipimpin berusaha mencapai
tujuan yang sama, yaitu tujuan kelompok atau komunitas, baik
yang bersifat formal maupun informal.
Jadi, kepemimpinan dan dinamika kelompok adalah suatu
proses pempengaruhi antara pemimpin dengan yang dipimpin dalam
sebuah kelompok atau komunitas sosial kemasyarakatan untuk
mencapai suatu tujuan bersama dengan menggunakan prinsip-
prinsip yang Islami.

B. Istilah-Istilah Kepemimpinan dalam Islam


Kata kepemimpinan dalam lisanul Islam disamakan dengan
kata Imamah dan Khalifah. Juga, dikenal dengan istilah Amir dan
Sulthan. Kata Imamah lazim dipakai oleh mazhab Syi’ah dan kata
Khalifah dipakai oleh mazhab Ahhlu as-Sunnah. Imamah berasal
dari kata imam, yang berarti orang yang diikuti atau pimpinan.
Istilah Imam, juga digunakan dalam kegiatan sholat berjama’ah,
yang berarti orang yang dipercaya untuk memimpin sholat
berjama’ah dan berdiri pada posisi paling depan serta semua gerak-
gerik dan bacaannya diikuti oleh jama’ah yang menjadi makmum. 9
Dalam bidang pemerintahan, imam berarti pemimpin suatu kaum,
komunitas, masyarakat dan atau negara. Imam yang pertama dalam
sejarah kepemimpinan umat Islam adalah Nabi Muhammad SAW,
baik dalam bidang agama dan pemerintahan maupun sebagai uswah
hasanah dalam kepemimpinan keluarga.

9
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Fas-Kal 2,
(Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hal. 205 5
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 6

Menurut Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, fungsi


Rosulullah sebagai nabi tidak dapat digantikan, tetapi fungsi beliau
sebagai pemimpin masyarakat dan pemerintahan dilanjutkan oleh
para khalifah (al-khalifah ar-Rasyidin). Sedangkan, untuk
menggantikan fungsi kenabian (an-nubuwwah) dibentuk lembaga
imamah yang bertujuan untuk memelihara agama dan mengatur
urusan dunia.10
Al-Mawardi, merumuskan pengertian imamah, sebagai
berikut:
Artinya :”Imamah adalah kedudukan atau lembaga yang
dibentuk untuk menggantikan fungsi kenabian dalam memelihara
agama dan mengatur urusan dunia.”11
Menurut al-Mawardi yang dikutip oleh Dewan Redaksi
Ensiklopedi Islam, pencalonan seorang imam dilakukan oleh ahl al-
Imamah12 dan pengangkatannya dilakukan secara musyawarah oleh
ahl al-Ikhtiyar.13
Golongan Sunni dan Syi’ah, berselisih faham tentang dasar
penetapan imamah, apakah masalah imamah bersifat ijtihadiyah
atau merupakan ketentuan Allah SWT. Kaum Sunni berpendapat
10
Ibid.,
11
Al- Mawardi, Al-Ahkam al-Sulthaniyah, dar al-Kitab, Beirut Libanon,
tt. Hal. 5.
12
Ahl al-Imamah adalah mereka yang memenuhi syarat dan berhak
menjadi imam. Syarat-syarat Ahl al-Imamah; (1) bersifat adil dengan segala
syarat yang berkaitan dengannya; (2) berpengetahuan luar sebagai alat untuk
melakukan pertimbangan dan berijtihad; (3) sehat pendengaran, penglihatan, dan
lisan; (4) sempurna organ pisik, sehingga dapat bergerak dengan bebas dan tepat;
(5) berwawasan memadai; (6) memiliki keberanian dan kekuatan, sehingga
mampu melindungi dan mempertahankan negara dari musuh; (7) berasal dari
keturunan Quraisy. Hal yang terakhir ini dibatasi pada periode khulafa’ ar-
Rasyidin. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op., cit., hal 205
13

Ahl al-Ikhtiyar adalah mereka yang berweweng memilih imam. Syarat-


?

syarat Ahl-al-Ikhtiyar; (1) Adil; (2) memilki ilmu pengetahuan tentang calon yang
memenuhi syarat menjadi imam; (3) memiliki kearifan dan berwawasan luas.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, ibid., 6
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 7

bahwa masalah imamah merupakan urusan keduniaan. Oleh karena


itu, pembentukan dan pemilihannya diserahkan kepada umat.
Sedangkan, kaum Syi’ah berpendapat bahwa imamah adalah
masalah sentral dan bagian dari rukun iman. Untuk itu, maka
persoalan imamah telah ditentukan oleh Allah SWT melalui nas,
baik dalam arti zahir maupun batin. Arti zahir disampaikan Nabi
SAW kepada para sahabat, sedangkan arti batin hanya disampaikan
kepada Ali bin Abi Thalib dan secara turu temurun diwariskan Ali
bin Abi Thalib kepada anak cucunya.14
Sementara itu, istilah khalifah erat kaitannya dengan khilafah
atau siyasah. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan tentang khalifah
terlebih dahulu diuraikan secara singkat tentang siyasah.
Terdapat dua pendapat mengenai asal kata politik (siyasah)
di kalangan para ulama ahlul fiqh. Pertama, al-Maqrizy menyatakan,
siyasah berasal dari bahasa mongol, yakni dari kata yasah yang
mendapat imbuhan huruf sin berbaris kasrah di awalnya sehingga
dibaca lengkap;siyasah. Pendapat tersebut diperkuat sebuah kitab
undang-undang milik Jenghis Khan yang berjudul Ilyasa yang berisi
panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat
bagi pelaku tindak pidana tertentu. 15
Pendapat lain dikemukakan Ibnu Mandzhur yang
mengatakan bahwa siyasah berasal dari Bahasa Arab, yakni bentuk
mashdar dari tashrifan kata sasa-yasusu-siyasatan, yang berarti
mengatur, menjaga, memelihara, dan melatih. Adapun secara istilah,
siyasah dalam Islam adalah menjaga (mengatur) urusan umat dengan
syariat Islam. Sebagaimana Rasul SAW bersabda.16

14
?
Ibid., hal. 105-106
15
?
http://www.facebook.com/notes/danyputra-ip/khilafah-dan-khalifah-
sistem pemerintahan-islam, diunduh pada tanggal 8 Des 2013
16
?
Ibid., 7
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 8

“Adalah Bani Israil, mereka diurusi urusannya oleh para


nabi. Ketika seorang Nabi wafat, maka nabi yang lain
menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada lagi nabi setelahku, akan
tetapi banyak para khalifah.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Sedangkan pengertian khilafah menurut Ibrahim Hasan,
“Khilafah adalah bentuk kekuasaan yang umum dalam urusan
agama dan dunia sebagai pengganti Nabi SAW.”17 Sementara itu,
Khilafah Menurut Ibnu Khaldun adalah suatu tanggung jawab
umum yang dikehendaki oleh peraturan syari’at untuk mewujudkan
kemaslahatan dunia dan akherat bagi umat, dengan menunjuk
kepadanya.
Menurut Dawam Raharjo, yang dikutip oleh Imam
Moedjiono, kata khalifah mengandung makna ganda, yaitu khalifah
yang diartikan sebagai kepala negara dalam pemerintahan. Dalam
kontek pemerintahan kerajaan, khalifah dikenal dengan istilah
sulthan. Dilain pihak, khalifah diartikan sebagai “wakil tuhan”
dimuka bumi.18 Atau, Khalifah adalah mas’ul (penanggung jawab),
yang diamanahi oleh kaum muslimin di seluruh dunia untuk
menerapkan hukum-hukum Islam di berbagai aspek kehidupan
(ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, hudud/peradilan dan
sebagainya. Termasuk dalam hal penentuan 1 Ramadhan dan
syawal, ijtihad khalifah sangat diperlukan demi menghindari
perbedaan sebagaimana yang kita alami sekarang.19 Hal ini
didasarkan pada firman Allah SWT dalam Surat al-Baqoroh ayat 30:

17
?
Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Siyasi, Juz I, Maktab an-Nahdah al-
Misriyah, 1979, hal 438
18

?
Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan Keorganisasian, (Yogyakarta:
UII Press, 2002), hal. 10
19
?
http://www.facebook.com/notes/danyputra-ip/khilafah-dan-khalifah-
sistem pemerintahan-islam, diunduh pada tanggal 8 Des 2013 8
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 9

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para


malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka
bumi...”QS. Al Baqarah:30)
Selain istilah imamah, khilafah, khalifah dan sulthan, istilah
pemimpin dalamkepemimpinan Islam, juga dikenal dengan istilah
ulil amri, rain, dan wali.
Ulil amri didefinisikan oleh al-Maraghi dan Mahmud
Syaltout, sebagaimana dikutip oleh Imam Moedjiono, menngartikan:
ulil amri menurut al-Maraghi adalah sebagai pemerintah, ulama,
cendikiawan, pemimpin militer atau tokoh-tokok masyarakat yang
menerima kepercayaan dan amanah dari masyarakat untuk
masyarakat. Dan, menurut Mahmud Syaltout, ulil amri adalah
orang-orang cerdik pandai yang dikenal oleh umat sebagai orang
yang ahli dalam berbagai bidang serta mengerti kepentingan umat.20
Menurut Prof. Dr. Hamka yang dikutip oleh Qomari Anwar,
tentang perbedaan antara imam, ra’in, dan khalifah. Beliau
menjelaskan, istilah yang dapat mewakili kata/terjemahan
pemimpin, antara lain, imam, ra’in, khalifah, dan lain-lain. Imam
mengesankan pemimpin yang di depan, memberi komando kepada
yang dipimpinnya. Juga terkandung maksud bahwa seorang imam
berfungsi memberikan teladan. Sedangkan ra’in dikesankan sebagai
pemimpin yang berada di tengah-tengah jamaah/pengikutnya,
bersikap merakyat untuk memberi motivasi, membangun karsa,
menggerakkan jama’ah agar melakukan/tidak melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Adapun
khalifah, dikesankan sebagai pemimpin yang berada di belakang
dengan sikap tutwuri handayani, mengayomi dan memberikan
dorongan dari belakang kepada para jamaahnya. Kesan makna
seperti tersebut di atas bukanlah suatu yang mutlak, dan masih dapat
dipahami.21
20

?
Imam Moedjiono, op., cit., hal. 10
21
http://directory.umm.ac.id/Suara_Muhammadiyah/.doc, diunduh pada
tanggal 12 Desember 2013 9
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 10

Rasulullah SAW. Bersabda yang driwayatkan oleh al-


Bukhari dari Abdullah ibn Umar, yaitu:
‫ أال كلكم‬:‫ أن رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم قال‬:‫عن عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عنهما‬
‫راع وكلكم مس ؤول عن رعيت ه فاإلم ام االعظم ال ذي على الن اس راع وه و مس ؤول عن‬
‫رعيته والرجل راع على أهل بيته وهو مسؤول عن رعيته واملرأة راعية على أهل بيت زوجها‬
‫وولده وهي مسؤولة عنهم وعبد الرج ل راع على م ال س يده وهو مسؤول عنه أال فكلكم‬
‫راع وكلكم مسؤول عن رعيته‬
"…… Abdullah bin Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw telah
bersabda, “Ketahuilah: kalian semua adalah pemimpin
(pemelihara) dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya.
Pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang rakyat
yang dipimmpinnya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan
akan dimintai pertanggungjawabannya tentang keluarga yang
dipimpinnya. Isteri adalah pemelihara rumah suami dan anak-
anaknya. Budak adalah pemelihara harta tuannya dan ia
bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah bahwa
kalian semua adalah pemimpin dan akan dituntut (diminta
pertanggungjawaban) tentang hal yang dipimpinnya”.22
Kata wali adalah suatu istilah yang dapat ditemui dalam al-
Qur’an. Misalnya, pada firman Allah yang artinya: “Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang
beriman dan selalu bertaqwa.” (Q.S. Yunus: 62–64)
Maka wali Allah adalah orang yang selalu berusaha
mendekat dan berbuat untuk agama Allah atau orang yang didekati
dan ditolong Allah. Menurut Ibnu Katsir rohimakumulloh dalam
tafsir Ibn Katsir yang dikutip oleh Abu Isma’il Muhammad Abduh
Tuasikal menafsirkan: Allah Ta’ala menginformasikan bahwa para

22
?
Abu 'Abdillah Muhammad ibn Isma'il al-Bukhari, al-Jami' al-Sahih al-
Musnad min Hadis Rasulillah Sallallahu 'alaihi wa Sallam wa Sunanihi wa
Ayyamihi, jil. III, (Kairo: al-Matba'ah al-Salafiyyah, 1403 H), h. 328.
10
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 11

wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Siapa


saja yang bertaqwa maka dia adalah wali Allah.23
Berdasarkan uraian tentang istilah-istilah pemimpin dalam
kepemimpinan dalam perspektif Islam di atas, dapat difahami bahwa
kepemimpinan dalam perspektif Islam adalah pelayan masyarakat,
baik dalam urusan dunia atau ibadah khairu mahdhoh termasuk
dalam bidang mu’amalah maupun dalam bidang aqidah, ibadah
mahdhoh, syari’ah dan akhlak. Karena, seorang pemimpin dipilih
dan diangkat oleh masyarakat untuk menjalankan hak-hak Allah
yang diberikan kepada manusia sebagai khalifatullah fil ardhi.

C. Kepengikutan (Followership)
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa kepemimpinan
adalah sebuah sistem. Dan, kepengikutan merupakan salah satu
Sistem dalam proses interaksi atau saling mempengaruhi untuk
mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, kepengikutan merupakan
keniscayaan dalam proses kepemimpinan. Kepengikutan adalah
suatu sikap atau kecendrungan seseorang untuk mengikuti orang
lain, baik sikap yang dinyatakan dengan lisan dan secara ekplisit
direalisasikan dalam posisi keanggotaan dalam sebuah organisasi
atau lembaga, maupun sikap yang dinyatakan secara inplisit yang
didapat diamati dari kecenderungan-kecenderungan seseorang
bahwa sesungguhnya ia memiliki sifat dan karakter bukan sebagai
pemimpin..
Menurut M. Arifin, ada lima macam kepengikutan ditinjau
dari pendekatan psikologis,24 yaitu:

23
http://muslim.or.id/aqidah/wali-allah-siapakah-dia.html, diunduh
tanggal 8 Des 2013
24
M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1993), cet. Ke-2, hal. 90 11
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 12

1. Kepengikutan karena naluri, misalnya anak mengikuti orang


tuanya, masyarakat suku terasing mengikuti pemimpin
kharismatik.
2. Kepengikutan karena tradisi atau adat kebiasaan. Misalnya,
masyarakat pedesaan sangat berpegang kepada adat istiadat yang
diwarisi secara turun temurun (keharusan karena tuntutan hukum
adat).

3. Kepengikutan karena agama. Misalnya, mengikuti pemimpin


karena ajaran agama mengatur dan mewajibkan untuk taat dan
patuh terhadap segala hal yang menjadi keputusan pemimpin atau
pemerintahan. Secara tegas Allah SWT perintahkan melalui
firman-Nya dalam surat An-Nisa’ ayat 59:

‫َّس```و َل‬ ُ ‫ُ```وا ٱلر‬ْ ‫ُ```وا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع‬ ْ ‫```و ْا َأ ِطيع‬ ٓ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
‫َوُأ ْولِي ٱَأۡلمۡ ِر ِمن ُكمۡۖ فَِإن تَ ٰنَ` َز ۡعتُمۡ فِي َش` ۡي ٖء فَ` ُر ُّدوهُ ِإلَى‬
‫ك‬َ ِ‫ون بِٱهَّلل ِ َو ۡٱليَ ۡو ِم ٱأۡل ٓ ِخ ۚ ِر ٰ َذل‬
َ ُ‫ُول ِإن ُكنتُمۡ تُ ۡؤ ِمن‬ِ ‫ٱهَّلل ِ َوٱل َّرس‬
ۡ
]59-59:̀‫ [ النساء‬٥٩ ‫وياًل‬ ِ ‫ر َوَأ ۡح َس ُ`ن تَأ‬ٞ ‫َخ ۡي‬
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An
Nisa":59] Kepengikutan karena rasio. Misalnya, orang terpelajar
mengikuti pemimpin yang dapat meyakinkan orang melalui
pikiran secara rasional.
4. Kepengikutan karena peraturan atau hukum. Misalnya,
dikalangan masyarakat modern dimana hubungan antar manusia
telah diatur dalam peraturan dan hukum yang berlaku. Negara
yang menganut sistem demokrasi dalam pemilihan pemimpin,
sekalipun kita tidak ikut memilih tetapi 50 % lebih 1, maka
12
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 13

kewajiban semua masyarakat menerimanya. Demikian juga,


keputusan-keputusannya.25
Ada bebarapa sebab yang membuat seseorang mengikuti
orang lain secara psikologis:
1. Adanya dorongan mengikuti pemimpin
2. Adanya sifat-sifat khusus pada pemimpin yaitu sifat-sifat dan ciri
kepemimpinan yang mampu mempengaruhi jiwa orang lain
sehingga tertarik kepadanya.
3. Adanya kemampuan pemimpin untuk menggunakan teknik dan
metode kepemimpinan.26

D. Dasar-Dasar Kepemimpinan dalam Islam

1. Dasar Filosofis
Manusia adalah makhluk yang bersifat zoon politicon atau
selalu ingin berkelompok dan berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Ketika terjadi interaksi karena berbagai kepentingan, baik
kepentingan individu maupun kelompok, maka akan terjadi
kelompok-kelompok baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial,
budaya maupun pendidikan dan agama. Sekaligus terbentuk strata
sosial di dalamnya. Untuk menciptakan keharmonisan dalam
berinteraksi dan mencapai tujuan, maka seseorang yang mempunyai
inisiatif dan kreativitas yang lebih dari yang lain untuk mengarahkan
dan memobilisir serta mengorganisis sekelompok individu sehingga
terhindar dari konplik. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan
inisisatif lebih itulah yang disebut pemimpin, dan kemampuannya
untuk memobilisir dan mengorganisir sekelompok orang tersebut
disebut dengan kepemimpinan.

25
M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1993), cet. Ke-2, hal. 90
26
?
Ibid., hal. 94 13
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 14

2. Dasar Normatif (al-Qur.an dan hadits)


Pada dasarnya, kepemimpinan dalam Islam telah ada sejak
Allah SWT menciptakan Siti Hawa sebagai pasangan hidup Nabi
Adam AS. Dan, dari keduanya diciptakan laki-laki dan perempuan
yang Demikian banyak. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam
Surat an-Nisa’ ayat 1:
‫ق ِم ۡنهَا ز َۡو َجهَا‬ ۡ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّق‬
ٖ ‫وا َربَّ ُك ُم ٱلَّ ِذي خَ لَقَ ُكم ِّمن نَّف‬
َ َ‫س ٰ َو ِحد َٖة َوخَ ل‬
ْ ُ‫```يرا َونِ َس```ٓاءٗۚ َوٱتَّق‬
‫```وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذي ت ََس```ٓا َءلُونَ بِِۦه‬ ٗ ِ‫ث ِم ۡنهُ َما ِر َج``` ااٗل َكث‬ َّ َ‫َوب‬
]1-1:‫ [ النساء‬١ ‫َوٱَأۡل ۡر َحا ۚ َم ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلَ ۡي ُكمۡ َرقِيبٗ ا‬
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
Mengawasi kamu.
Bila kita analisis dengan pengertian organisasi, 27 maka
diciptakannya sepasang manusia (Nabi Adam as dan Siti Hawa)
sudah menjadi prasyarat terciptanya sebuah organisasi. Kedudukan
dan fungsi sangat konkrit, sebagimana dijelaskan Allah dalam
firmannya surat An-Nisa ayat 34 yang berbunyi:

ۡ‫ض `هُم‬َ ‫ض ` َل ٱهَّلل ُ بَ ۡع‬


َّ َ‫`ون َعلَى ٱلنِّ َس `ٓا ِء بِ َما ف‬ َ `‫ٱلرِّ َج``ا ُل قَ ٰ َّو ُم‬
ٌ َ‫ت ٰقَنِ ٰت‬
‫ت‬ َّ ٰ َ‫`وا ِم ۡن َأمۡ ` ٰ َولِ ِهمۡۚ ف‬
ُ ‫ٱلص `لِ ٰ َح‬ ْ `ُ‫َعلَ ٰى بَ ۡعض َوبِ َمٓا َأنفَق‬
ٖ
Menurut Sondang P. Siagian yang dikutip oleh Kartini Karttono,
27

organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu
ikatan hirarki dan terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang
disebut pemimpin dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), hal. 6 14
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 15

ٰ
‫ون نُ ُش `و َزهُ َّن‬ ِ ‫ت لِّ ۡل َغ ۡي‬ٞ َ‫ٰ َحفِ ٰظ‬
َ ُ‫ب بِ َما َحفِظَ ٱهَّلل ۚ ُ َوٱلَّتِي تَ َخ``اف‬
‫ٱض ِربُوهُ ۖ َّن فَِإ ۡن‬
ۡ ‫اج ِع َو‬ ِ ‫ض‬ َ ‫ٱه ُجرُوهُ َّن فِي ۡٱل َم‬ ۡ ‫فَ ِعظُوهُ َّن َو‬
َ ‫```وا َعلَ ۡي ِه َّن َس```بِياًل ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َك‬
‫```ان َعلِ ٗيّ̀ا‬ ْ ‫َأطَ ۡعنَ ُكمۡ فَاَل تَ ۡب ُغ‬
]34-34:‫ [ النساء‬٣٤ ‫يرا‬ ٗ ِ‫َكب‬
Artinya: “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum
wanita, karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-
laki)atas sebahagian yang lainnya (wanita), dan karena laki-laki
telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Oleh sebab itu,
wanita yang sholeh adalah yang taat kepada Allah dan memelihara
diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara
mereka. Wanita-wanita yang dikhawatirkan nusyuz, maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka ditempat tidur mereka
dan pukullah mereka. Kemudian, jika mereka mentaatimu, maka,
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar. (QS. An-
Nisa’ :34)
Kepemimpinan laki-laki atas perempuan sebagaimana yang
bukanlah bermakna dominasi, pemaksaan atau pemerasan lelaki
terhadap perempuan, melainkan sebagaimana yang dikatakan oleh
para ahli linguistik dan mufssir bahwa kata “qawwâm” bermakna
pengayom, penyelenggara dan penjaga. Karena keluarga merupakan
sebuah institusi kecil masyarakat, wajarlah apabila ia juga menuntut
kehadiran seorang pemimpin dan pengayom tunggal sebagaimana
halnya masyarakat besar. Ketaatan atas perintah ayat tersebut
disebabkan karena adanya karakteristik-karakteristik berikut terdapat
dalam diri pria, seperti: 1. Kekuatan rasional lelaki lebih dominan
dari perasaan dan kasih sayangnya, 2. Lelaki memiliki stamina dan
kekuatan fisik yang lebih besar untuk membela kehormatan
keluarga, dan 3. Memiliki komitmen keuangan atas para wanita dan
anak-anak dalam memenuhi kebutuhan dan biaya hidup, oleh karena
15
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 16

itulah sehingga tanggung jawab kepemimpinan ini diletakkan di atas


pundak kaum lelaki.28
Bersatunya dua insan yang berda jenis kelamin sebagaimana
surata an-Nisa ayat 1 dan adanya karakteristik serta kewajiban-
kewajiban antara suami (pemimpin) dengan istri (yang dipimpin)
merupakan tuntutan persyaratan diakuinya sebuah organisasi, baik
formal maunpun non formal.
Berawal dari bersatunya nabi Adam as dan Siti Hawa,
kemudian berkembang menjadi banyak bahkan milyaran manusia
hingga kini, maka Allah memerintahkan kepada umat manusia
sebagaimana termaktub dalam firman-Nya: al-Hujarat 13:

‫`ر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكمۡ ُش` ُعوبٗ ا َوقَبَٓاِئ َل‬ ٰۡ


ٖ `‫يََٰٓأيُّهَا ٱلنَّ ۚاسُ ِإنَّا َخلَقنَ ُكم ِّمن َذ َك‬
١٣ ‫`ير‬ ٞ `ِ‫`ارفُ ٓو ْا ِإ َّن َأ ۡك` َر َم ُكمۡ ِعن ` َد ٱهَّلل ِ َأ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخب‬
َ `‫لِتَ َع‬
]13-13:‫[ الحُـجُـرات‬
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal”.
Berkembangnya manusia dalam kuantitas tersebut,
membentuk sebuah komunitas atau dalam istilah syu’ub dan qobail
pada ayat di atas. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar
belakang dalam komunitas tersebut saling beradaptasi dan
berinteraksi (ta’aruf), bukan hanya untuk mencapai tujuan bersama
tetapi juga dalam mencapai tujuan pribadi.
Oleh karena itu, ta’aruf melahirkan prilaku baik dan buruk.
Kemudian, terjadilah proses mengajak kepada kebaikan dan

28
http://www.islamquest.net/id, diunduh pada tanggal 12 Desember 2013 16
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 17

mencegah kepada kemungkaran. Allah SWT berfirman dalam surat


Ali Imran atay 104:

ِ ‫`ٱل َم ۡعر‬
‫ُوف‬ َ ‫ون ِإلَى ۡٱل َخ ۡي` ِر َويَ` ۡ`أ ُمر‬
ۡ `ِ‫ُون ب‬ َ ‫ة يَ` ۡ`د ُع‬ٞ ‫َو ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ ُأ َّم‬
ٓ
١٠٤ ‫ُون‬ َ ‫ك هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِح‬ َ ‫َويَ ۡنهَ ۡو َن َع ِن ۡٱل ُمن َك ۚ ِر َوُأ ْو ٰلَِئ‬
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung”. (QS. Ali-Imran: 104)
Tugas amar ma’ruf nahyi munkar diperintahkan bagi orang-
orang yang memiliki kemampuan, baik aspek mental, materi, dan
metodologis maupun kekuasaan (pemimpin). Orang-orang yang
mempunyai kemampuan untuk ber’amar ma’ruf nahyi mungkar,
sehingga terwujud khairu ummah, ditegaskan Allah dalam surat Ali
Imran ayat 110:

ِ ‫ُون بِ ۡٱل َم ۡعر‬


‫ُوف َوتَ ۡنهَ` ۡ`و َن‬ َ ‫اس تَ ۡأ ُمر‬ ِ َّ‫ُكنتُمۡ َخ ۡي َر ُأ َّم ٍة ُأ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬
‫ان َخ ۡي ٗرا‬ ِ َ‫ون بِٱهَّلل ۗ ِ َولَ ۡو َءا َم َن َأ ۡه ُل ۡٱل ِك ٰت‬
َ ‫ب لَ َك‬ َ ُ‫َع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمن‬
١١٠ ‫ون‬ َ ُ‫ون َوَأ ۡكثَ ُرهُ ُم ۡٱل ٰفَ ِسق‬
َ ُ‫لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan


untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik”. (QS. Ali Imran : 110)
Pemimpin-pemimpin yang telah melaksanakan tugas ‘amar
ma’ruf nahyi munkar sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT
berhak untuk ditaati oleh pengikutnya. Allah berfirman dalam surat
An-Nisa ayat 59:
17
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 18

‫َّس``و َل َوُأ ْولِي‬ ْ ‫ُ``وا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع‬


ُ ‫ُ``وا ٱلر‬ ْ ‫``و ْا َأ ِطيع‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ٓ ُ‫ين َءا َمن‬
ُ ‫ٱَأۡلمۡ ِر ِمن ُكمۡۖ فَِإن تَ ٰنَ َز ۡعتُمۡ فِي َش ۡي ٖء فَ ُر ُّدوهُ ِإلَى ٱهَّلل ِ َوٱلر‬
‫َّس `و ِل‬
َ ِ‫``وِ`م ٱأۡل ٓ ِخ`` ۚ ِر ٰ َذل‬
‫ر َوَأ ۡح َس`` ُن‬ٞ ``‫``ك َخ ۡي‬ ۡ َ‫``ون بِٱهَّلل ِ َو ۡٱلي‬
َ ُ‫ِإن ُكنتُمۡ تُ ۡؤ ِمن‬
‫تَ ۡأ ِوياًل‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan


taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An-Nisa :59)

ِ ‫ون بَِأمۡ ِرنَا َوَأ ۡو َح ۡينَٓا ِإلَ ۡي ِهمۡ فِ ۡع`` َل ۡٱل َخ ۡي`` ٰ َر‬
‫ت‬ َ ‫َو َج َع ۡل ٰنَهُمۡ َأِئ َّم ٗة يَ ۡه`` ُد‬
[ ٧٣ ‫ين‬ َ ‫وا لَنَا ٰ َعبِ ِد‬ ْ ُ‫صلَ ٰو ِة َوِإيتَٓا َ`ء ٱل َّز َك ٰو ۖ ِة َو َكان‬
َّ ‫َوِإقَا َم ٱل‬
Artinya: “Kami Telah menjadikan mereka itu sebagai
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami
dan Telah kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan,
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan Hanya kepada
kamilah mereka selalu menyembah”.(QS. Al-Anbiya’ : 73)
Selain al-Qur’an, yang menjadi dasar keberadaan pemimpin
dalam Islam juga dijelaskan dalam hadits Rosulummah SAW.

a. Hadits.
,‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬ ٍ ‫ ُكلُّ ُك ْم َر‬:‫ قَ َال‬,      ‫اهلل‬ ِ ‫َأن رس ل‬, ِ ِ
ٌ ‫اع فَ َم ْس ُئ‬ ُ ُ َ َّ        ‫َعْب د اهلل بْ ُن عُ َم ُر‬
‫ َو ُه َو‬,‫راع َعلَى َْأه ِل َبْيتِ ِه‬ٍ ‫الر ُج ُل‬ َّ ‫ َو‬,‫ول َعْن ُه ْم‬ٌ ‫اع َو ُه َو َم ْس ُئ‬ ِ ‫اَألمْي ُر الَّ ِذ ْي َعلَى الن‬
ٍ ‫َّاس َر‬ ِ َ‫ف‬
ٍ ‫ َوالْ َعْب ُد َر‬,‫ت َب ْعلِ َه ا َو َولَ ِد ِه َو ِه َي َم ْس ُئولَةٌ َعْن ُه ْم‬
‫اع‬ ِ ‫ والْمرَأةُ ر ِاعي ةٌ علَى بي‬,‫ول عْنهم‬
َْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ٌ ‫َم ْسُئ‬
‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ه(أخرجه‬ ٌ ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْس ُئ‬ ٌ ‫َعلَى َم ِال َس يِّ ِد ِه َو ُه َو َم ْس ُئ‬
ٍ ‫َأالَ فَ ُكلُّ ُك ْم َر‬, ُ‫ول َعْن ه‬
)‫ باب كراهية التطاول على الرقيق‬١٧:‫ كتاب العتق‬٤٩ : ‫البخري يف‬ 18
Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok | 19

Artintya: “Abdullah bin Umar      berkata: Rasulullah


bersabda “Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab
terhadap rakyat yang dipimpinnya. Seorang raja memimpin
rakyatnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya itu. Seorang
suami memimpin keluarganya, dan akan ditanya kepemimpinannya
itu. Seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya, dan
dia akan ditanya tentang kepemimpinannyau. Seorang budak
mengelola harta majikannya dan akan ditanya tentang
pengelolaanya. Ingatlah bahwa kalian semua memimpin dan akan
ditanya pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya itu.”(H.R.
al-Bukhari)
Selain hadits di atas, perintah yang mewajibkan adanya
pemimpin dijelaskan oleh Rosulullah dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud, yang artinya:“Jika tiga orang
berjalan dalam suatu perjalanan, angkatlah salah satu diantara
mereka sebagai pemimpin”. (H.R. Abu Dawud)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diyakini bahwa,
secara rasional kepemimpinan suatu kebutuhan manusia dan
merupakan tuntutan normatif.
Menjadi contoh, mengayomi membimbing, mengatur,
mempengaruhi, memberdayakan

19

Anda mungkin juga menyukai