Anda di halaman 1dari 4

BAB VI

TEKNIK-TEKNIK KEPEMIMPINAM

Teknik kepemimpinan ialah kemampuan dan keterampilan


teknis dan social pemimpin dalam menerapkan tiori-tiori
kepemimpinan pada praktek kehidupan atau praktek social,
melingkupi konsep-konsep penelitian, prilaku, dan semua sarana dan
prasarana yang diperlukan. Pemimpin yang menguasai teknik
kepemimpinan akan mendorong sikap pemimpin dan anggota
kelompok untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dengan kesadaran
serta tanggung jawab.1 Menurut Kartini Kartono, yang termasuk
dalam teknik kepemimpinan adalah etika profesi dan etiket, motivasi,
komunikasi, kemampuan mengambil keputusan.2
A. Kemampuan Mengambil Keputusan
Kepemimpinan merupakan kekuatan dinamis yang dapat
menumbuhkan motivasi, aspirasi, koordinasi, dan integrasi dalam
organisasi. Oleh karena itu, kepemimpinan dianggap sangat penting
dalam mencapai tujuan. Apalagi bila organisasi berada dalam keadaan
ketidak pastian, banyak perubahan yang tidak diduga, maka
pengambilan keputusan merupakan hal yang paling sulit dilakukan
dalam manajemen, tetapi merupakan usaha yang paling berharga bagi
pemimpin. Pengambilan keputusan terasa sangat sulit ditengah-tengah
masyarakat atau komunitas plural yang memiliki macam-macam
idiologi, keinginan dan interest sendiri. Sebab, pada komunitas yang
demikian, pasti banyak keanekaragaman, rivalitas, dan konplik disatu
sisi. Tetapi, apabila seorang pemimpin mampu dengan cepat, tepat,
dan arif dalam mengambil keputusan, maka pemimpin berfungsi
efektif dan produktif. Dalam mengambiil keputusan perlu adanya

1
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT.Raja
grafindo : 2002), cet. ke-10, hal. 82
2
Ibid., hal. 177
Kepemimpinan Sosial | 84

kemahiran dalam melihat dan menyeleksi fakta, menetapkan


keputusan yang cepat, tepat, dan mendasar.
Untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan mendasar,
maka dalam proses pengambilan keputusan harus melalui
prosedur/langkah-langkah tertentu dan diperlukan sikap positif dari
sang leaders. Prosedur pengambilan keputusan, diantaranya; melihat
sesuatu yang tampak, mengumpulkan fakta, mengatur fakta,
menunjukkan masalah yang sebenarnya, mengembangkan alternative-
alternatif pemecahan masalah, dan memilih alternative yang terbaik.3
Sikap positif yang diperlukan untuk menghasilkan keputusan
yang berharga, diantaranya; (1) Pelajari terlebih dahulu segala aspek,
jangan sampai terkesan terburu-buru dalam mengambil keputusan; (2)
Analisa masalah yang dihadapi, bedakan antara masalah primer
dengan masalah sekunder, masalah simple dan masalah kompleks,
beri bobot nilai stiap masalah dan tetapkan prioritas permasalahan
yang harus dipecahkan dengan bijak; (3) tentukan alternative
pemecahan masalah yang dapat mendatangkan kebaikan bersama,
ekonomis, mudah dilaksanakan, dan tepat waktu.4
]17-17:‫ [ الـطارق‬١٧ ‫فَ َمه ِِّل ۡٱل ٰ َكفِ ِرينَ َأمۡ ِه ۡلهُمۡ ُر َو ۡي ۢ َدا‬
karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu Yaitu beri
tangguhlah mereka itu barang sebentar. (At-Thariq : 17)

A.F. James Stoner, ada 7 Langkah dalam pengambilan keputusan,


yakni:
1. Diagnosa dan mendefinisikan masalah
2. Mengumpulkan dan menganalisa fakta
3. Mengembangkan beberapa alternatif pemecahan masalah
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih satu alternatif yang terbaik
6. Meramalkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi
3
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
cet. Ke-4, hal 50-52
4
Ibid., hal. 55

88
Kepemimpinan Sosial | 85

7. Membuat keputusan.5
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
Posisi, masalah, situasi.6

B. Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab


Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab adalah
penyerahan sebagian dari tugas-tugas manajer kepada bawahan-
bawahannya yang dipercaya dan untuk disertai pula wewenang dan
tanggung jawab.7 Wewenang adalah hak seseorang dalam jabatannya
sebagai pemimpin untuk mengambil keputusan dan melakukan
tindakan dalam rangka mewujudkan eksistensi organisasinya.8
Sebab-sebab terjadinya pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab:
1. Menyerahkan sebagian tugas dan tanggung jawab, karena tidak
semua pekerjaan mampu dilaksanakan oleh pemimpin.
2. Menciptakan efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan
organisasi/lembaga.
3. Suatu pekerjaan akan lebih efektif apabila dikerjakan orang lain
yang lebih ahli atau sesuai dengan bidang keahliannya.

‫اس َأن‬
ِ َّ‫ت ِإلَ ٰ ٓى َأ ۡهلِهَا َوِإ َذا َح َكمۡ تُم بَ ۡينَ ٱلن‬ ْ ‫۞ِإ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡأ ُم ُر ُكمۡ َأن تَُؤ ُّد‬
ِ َ‫وا ٱَأۡل ٰ َم ٰن‬
٥٨ ‫يرا‬ٗ ‫صـ‬ ِ َ‫وا بِ ۡٱل َعـ ۡـد ۚ ِل ِإ َّن ٱهَّلل َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم بِ ۗ ِٓۦه ِإ َّن ٱهَّلل َ َكــانَ َسـ ِمي ۢ َعا ب‬
ْ ‫ت َۡح ُك ُم‬
]58-58:‫[ النساء‬

5
Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Prilaku Organisasi, Aplikasi,
dan Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 652
6
John Adair, Menjadi pemimpin yang Efektif, (Jakarta: PT. Pustaka
Binaman Presendo, 1994), h. 71
7
Alex S. Nitisemito, Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1983), hal. 215
8
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: UGM Press,
1993), h. 56

88
Kepemimpinan Sosial | 86

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha melihat. (An-Nisa’ : 58)
Pendelegasian wewenang mempunyai dua sifat, yakni:
pendelegasian wewenang yang bersifat fungsional /rutin atau budaya
organisasi dan pendelegasian wewenang yang bersifat insidental.

‫ـوا ٱهَّلل َ َو ۡٱليَـ ۡـو َم‬


ْ ‫َة لِّ َمن َكــانَ يَ ۡر ُجـ‬ٞ ‫لَّقَـ ۡـد َكــانَ لَ ُكمۡ فِي َر ُسـو ِل ٱهَّلل ِ ُأ ۡسـ َوةٌ َح َسـن‬
]21-21:‫ [ األحزاب‬٢١ ‫يرا‬ ٗ ِ‫ٱأۡل ٓ ِخ َر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكث‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (al-
Ahzab: 21).

Pendelegasian yang bersifat fungsianal adalah seorang


pemimpin mendelegasikan weweang karena secara fungsional
wewenang yang didelegasikan sesuai tugas dan fungsi yang melekat
pada struktur jabatan. Sedangkan pendelegasian weweang dan tagging
jawab yang bersifat incidental adalah seorang pemimpin
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan
secara incidental karena sesuatu hal. Misalnya, pemimpin mewakilkan
wewenang dan tanggung jawabnya untuk mengahdiri undangan dan
atau menyelesaikan suatu persoalan.

88

Anda mungkin juga menyukai