Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH HADIS KEPEMIMPINAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. RIRIN APRILIA PUTRI (2003020110)
2. NURSYAMSIA (2003020112)

Dosen Pengampu : Dr. Helmi Kamal, M.HI.

INSITITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO


FAKULTAS SYARIAH
HUKUM TATA NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan merupakan variabel yang tidak boleh diabaikan
dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan hidup bernegara. Al-qur’an
dan Hadist telah banyak memberikan gambaran tentang adanya hubungan
positif antara pemimpin yang baik kesejahteraan masyarakatnya. Dalam
pandangan Islam, seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanat
dan akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Didalam Al-qur’an surat An-nisa ayat 58 dijelaskan bahwa Allah
menyuruh manusia yang diberikan amanat untuk menyampaikannya
kepada orang yang berhak menerimanya dan bersikap adil termasuk
seorang pemimpin. Hal yang semacam itu akan memberikan manfaat bagi
pemimpin yang melaksanakan tugasnya dengan baik. Dari beberapa
penjelasan dalam Al-qur’an, bagaimana pengertian dari pemimpin atas
tugas-tugas yang sudah menjadi kewajibannya.
Sebagai seorang pemimpin, bukan berarti menjadi orang yang
paling hebat, karena sesungguhnya pemimpin mempunyai tugas yang
sangat berat yakni melayani masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.
Bagaimana tanggungjawab yang seharusnya dilakukan oleh para
pemimpin dan bagaimana pula sikap bagi rakyat terhadap pemimpinnya,
dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan terkait tanggungjawab
bagi seorang pemimpin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian kepemimpinan?
2. Undang-Undang Hukum Tata Negara tentang Hadis Kepemimpinan?
3. Bagaimana Penjelasan Hadist Tentang Kepemimpinan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah,
Imaroh, yang mempunyai makna daya memimpin atau kualitas seorang
pemimpin atau tindakan dalam memimpin. Sedangkan secara
terminologinya adalah suatu kemampuan untuk mengajak orang lain agar
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
kepemimpinan adalah upaya untuk mentransformasi-kan semua potensi
yang terpendam menjadi kenyataan.
Tugas dan tanggungjawab seorang pemimpin adalah
menggerakkan dan mengarahkan, menuntun, memberi mutivasi serta
mendorong orang yang dipimpin untuk berbuat sesuatu guna mencapai
tujuan. Sedangkan tugas dan tanggungjawab yang dipimpin adalah
mengambil peran aktif dalam mensukseskan pekerjaan yang
dibebankannya. Tanpa adanya kesatuan komando yang didasarkan atas
satu perencanaan dan kebijakan yang jelas, maka rasanya sulit diharapkan
tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai dengan baik. Bahkan
sebaliknya, yang terjadi adalah kekacauan dalam pekerjaan. Inilah arti
penting komitmen dan kesadaran bersama untuk mentaati pemimpin dan
peraturan yang telah ditetapkan.
Secara Bahasa Kepemimpinan (leadership) adalah proses
mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang terhadap oranglain untuk
dapat bekerjasama dan mencapai tujuan atau sasaran bersama yang telah
ditetapkan. Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas, pemimpin
dapat didefinisikan sebagai individu yang memiliki pengaruh terhadap
individu lain dalam sebuah system untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut istilah, dalam Islam terdapat beberapa
istilah yang digunakan membahasakan istilah pemimpin, diantaranya
sebagai berikut :
1. Khalifah
Dilihat dari segi bahasa, termasuk Khalifah akar katanya terdiri dari
tiga huruf yaitu kha’, Iam dan fa. Menurut Prof.Dr.H. Mahmud Yunus
kata kholifah adalah bentuk isim fail dari bentuk madlykholafa yang
bentuk jamaknya adalah Khulafaa’. (Yunus, 1998:120).
Pengertian mengganti di sini dapat merujuk kepada pergantian
generasi ataupun pergantuan kedudukan kepemimpinan. Tetapi ada satu
hal yang perlu dicermati bahwa konsep yang ada pada kata kerja khalafah
disamping bermakna pergantian generasi dan pergantian kedudukan
kepemimpinan, juga berkonotasi fungsional artinya seseorang yang
diangkat sebagai pemimpin dan penguasa di muka bumi mengembangkan
fungsi dan tugas-tugas tertentu.
2. Amiir (Ulul Amr)
Dilihat dari akar katanya, tern al-Amr terdiri dari tiga huruf
hamzah, mim dan ra. Menurut Prof.Dr.H. Mahmud Yunus, Kata amiir
yang berarti pemimpin atau raja adalah bentuk isim fail dari madly amaro
yang berarti memerintah. (Yunus, 1998:48).
3. Imam (imaamah)
Menurut Prof.Dr.H. Mahmud Yunus, Kata Imam berarti imam,
ikutan, atau panutan, sedangkan imaamah berarti keimanan atau
kekepalan, yang semakna juga dengan kata imaaroh (amaro) yang berarti
keamiran,kekerajaan, atau pemerintahan. (Yunus, 1998:48).
Kata imam dalam kepemimpinan Islam lebih spesifik terhadap
aspek keteladanan, artinya seorang imam adalah seorang figur yang
mampu menjadi panutan dan memberi keteladanan (uswatun khasanah)
bagi rakyatnya.

B. Undang-Undang Hukum Tata Negara tentang HadisKepemimpinan?


Oleh karena itu, dibutuhkan seorang pemimpin
Negara/pemerintahan yang visioner dan kompeten dengan tujuan sebuah
negara.
 Adapun pasal tentang kepemimpinan
Pasal 3
(1) Pemimpin tertinggi gerakan sukarelawan Indonesia dipegang oleh
Presiden/Panglima Tinggi angkatan Bersenjata/Pemimpin besar
revolusi.
(2) Presiden/Panglima Tinggi angkatan bersenjata/pemimpin besar
revolusi selaku pemimpin tertinggi gerakan sukarelawan Indonesia,
sehari-hari dibantu oleh sebuah badan yang ditetapkan olehnya,
dengan berlandaskan :
a. Pengintegrasian antara pemerintah dengan rakyat.
b. Pendayagunaan sebesar-besarnya.
(3) Pemimpin Gerakan Sukarelawan Indonesia di daerah-daerah
dilaksanakan oleh Panca Tunggal di bawah pimpinan
Gubernur/Kepala daerah, kecuali bilamana Presiden/Panglima
Tertinggi Angkatan Bersenjata/Pimpinan Besar revolusi untuk
daerah tertentu menentukan lain.
C. Penjelasan Hadis Tentang Kepemimpinan
Pemimpin adalah seorang yang telah diberi tanggungjawab untuk
dapat melaksanakan tugas yang telah diembannya dengan baik. Berikut
hadist yang berkaitan dengan tanggungjawab pemimpin :
‫دﱠﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﷲﱠِ ﺑْﻦُ ﻣَﺴْﻠَﻤَﺔَ ﻋَﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﷲﱠِ ﺑْﻦِ دِﯾﻨَﺎرٍ ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﷲﱠِ ﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ أَنﱠ رَﺳُﻮلَ ﷲﱠِ ﺻَﻠﱠﻰ‬
ْ‫ أَﻻَ ﻛُﻠﱡﻜُﻢْ رَاعٍ وَﻛُﻠﱡﻜُﻢْ ﻣَﺴْﺌُﻮلٌ ﻋَﻦْ رَﻋِﯿﱠﺘِﮫِ ﻓَﺎﻷَْﻣِﯿﺮُ اﻟﱠﺬِي ﻋَﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺎسِ رَاعٍ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢ‬:َ‫ﷲﱠُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻗَﺎل‬
‫وَھُﻮَ ﻣَﺴْﺌُﻮلٌ ﻋَﻨْﮭُﻢْ وَاﻟﺮﱠﺟُﻞُ رَاعٍ ﻋَﻠَﻰ أَھْﻞِ ﺑَﯿْﺘِﮫِ وَھُﻮَ ﻣَﺴْﺌُﻮلٌ ﻋَﻨْﮭُﻢْ وَاﻟْﻤَﺮْأَةُ رَاﻋِﯿَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﯿْﺖِ ﺑَﻌْﻠِﮭَﺎ‬
ٌ‫وَوَﻟَﺪِهِ وَھِﻲَ ﻣَﺴْﺌُﻮﻟَﺔٌ ﻋَﻨْﮭُﻢْ وَاﻟْﻌَﺒْﺪُ رَاعٍ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎلِ ﺳَﯿﱢﺪِهِ وَھُﻮَ ﻣَﺴْﺌُﻮلٌ ﻋَﻨْﮫُ ﻓَﻜُﻠﱡﻜُﻢْ رَاعٍ وَﻛُﻠﱡﻜُﻢْ ﻣَﺴْﺌُﻮل‬
‫ﻋَﻦْ رَﻋِﯿﱠﺘِﮫ‬

Artinya : Diriwayatkan Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abdullah


bin Dinar dari Abdullah bin umar r.a berkata : Saya telah mendengar
rasulullah SAW bersabda : Setiap orang adalah pemimpin dan akan di
minta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala
negara akan diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang
dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang
dipimpinnya. Seorang Istri yang memelihara rumah tangga suaminya
akan ditanya perihal tanggung jawab dan tugasnya. Bahkan seorang
pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik
majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu
sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) dari
hal-hal yang dipimpinnya. (HR. Muslim) (Syafe’I, 2000:135).
Penjelasan hadist tersebut yakni, bahwa setiap orang yang hidup
diduniaerupakan seorang pemimpin. Oleh karena itu, setiap pemimpin
juga harus dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya kelak. Bukan
hanya bagi seorang kepala negara saja, yang telah diberikan amanah
untuk memimpin rakyatnya. Akan tetapi, bagi seorang suami, ibu rumah
tangga, bahkan pembantu rumah tangga juga akan dimintai
pertanggungjawabannya. Setiap orang minimal menjadi pemimpin bagi
dirinya sendiri, dan bisa juga menjadi pemimpin bagi orang lain.
‫و ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ أَﺑُﻮ ﻏَﺴﱠﺎنَ اﻟْﻤِﺴْﻤَﻌِﻲﱡ وَإِﺳْﺤَﻖُ ﺑْﻦُ إِﺑْﺮَاھِﯿﻢَ وَﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ اﻟْﻤُﺜَﻨﱠﻰ ﻗَﺎلَ إِﺳْﺤَﻖُ أَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ و ﻗَﺎلَ اﻵْﺧَﺮَانِ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ‬
‫ﻣُﻌَﺎذُ ﺑْﻦُ ھِﺸَﺎمٍ ﺣَﺪﱠﺛَﻨِﻲ أَﺑِﻲ ﻋَﻦْ ﻗَﺘَﺎدَةَ ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ اﻟْﻤَﻠِﯿﺢِ أَنﱠ ﻋُﺒَﯿْﺪَ ﷲﱠِ ﺑْﻦَ زِﯾَﺎدٍ دَﺧَﻞَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌْﻘِﻞِ ﺑْﻦِ ﯾَﺴَﺎرٍ ﻓِﻲ‬
ِ‫ﻣَﺮَﺿِﮫِ ﻓَﻘَﺎلَ ﻟَﮫُ ﻣَﻌْﻘِﻞٌ إِﻧﱢﻲ ﻣُﺤَﺪﱢﺛُﻚَ ﺑِﺤَﺪِﯾﺚٍ ﻟَﻮْﻻَ أَﻧﱢﻲ ﻓِﻲ اﻟْﻤَﻮْتِ ﻟَﻢْ أُﺣَﺪﱢﺛْﻚَ ﺑِﮫِ ﺳَﻤِﻌْﺖُ رَﺳُﻮلَ ﷲﱠِ ﺻَﻠﱠﻰ ﷲﱠُ ﻋَﻠَﯿْﮫ‬
ُ‫وَﺳَﻠﱠﻢَ ﯾَﻘُﻮلُ ﻣَﺎ ﻣِﻦْ أَﻣِﯿﺮٍ ﯾَﻠِﻲ أَﻣْﺮَ اﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﯿﻦَ ﺛُﻢﱠ ﻻَ ﯾَﺠْﮭَﺪُ ﻟَﮭُﻢْ وَﯾَﻨْﺼَﺢُ إِﻻﱠ ﻟَﻢْ ﯾَﺪْﺧُﻞْ ﻣَﻌَﮭُﻢْ اﻟْﺠَﻨﱠﺔَ و ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻋُﻘْﺒَﺔُ ﺑْﻦ‬
َ‫ﻣُﻜْﺮَمٍ اﻟْﻌَﻤﱢﻲﱡ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﯾَﻌْﻘُﻮبُ ﺑْﻦُ إِﺳْﺤَﻖَ أَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﺳَﻮَادَةُ ﺑْﻦُ أَﺑِﻲ اﻷَْﺳْﻮَدِ ﺣَﺪﱠﺛَﻨِﻲ أَﺑِﻲ أَنﱠ ﻣَﻌْﻘِﻞَ ﺑْﻦَ ﯾَﺴَﺎرٍ ﻣَﺮِض‬
ٍ‫ﻓَﺄَﺗَﺎهُ ﻋُﺒَﯿْﺪُ ﷲﱠِ ﺑْﻦُ زِﯾَﺎدٍ ﯾَﻌُﻮدُهُ ﻧَﺤْﻮَ ﺣَﺪِﯾﺚِ اﻟْﺤَﺴَﻦِ ﻋَﻦْ ﻣَﻌْﻘِﻞ‬
Artinya : “Rasulullah saw bersabda : Setiap pemimpin yang menangani urusan
kaum muslimin, tetapi tidak berusaha semaksimal mungkin untuk mengurusi
mereka dan memberikan arahan kepada mereka, maka dia tidak akan bisa
masuk surga bersama kaum muslimin itu. (HR.Muslim).
Penjelasan :
Seorang pemimpin tidak bisa sekedar berpikir dan bergulat dengan
wacana sambari memerintah bawahnya untuk mengerjakan perintahnya,
melainkan pemimpin juga dituntut untuk bekerja keras mengurus sendiri
persoalan-persoalan rakyatnya. Salah seorang khulafau rasyidin yaitu umar bin
utsman pernah berkeliling keseluruh negeri untuk mencari tahu adakah di antara
rakyatnya masih kekurangan pangan. Jika ada, maka khalifah umar tidak segan-
segan untuk memberinya uang (bekal) untuk menunjang kehidupan rakyatnya
tadi. Bahkan khalifah abu bakar harus turun tangan sendiri untuk memerangi
orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
Semua peristiwa yang dilakukan oleh dua sahabat nabi di atas adalah
contoh betapa islam sangat menekankan kepada pemimpin untuk selalu bekerja
keras agar rakyatnya benar-benar terjamin kesejahteraannya. Tidak bisa
seseorang pemimpin hanya duduk dan berceramah memberi sambutan di mana-
mana, tetapi semua tugas-tugas kepemimpinannya yang lebih kongkrit malah
diserahkan kepada bawahan-bawahannya. Memang betul bahwa bawahan
bertugas untuk membantu meringankan beban atasannya, akan tetapi tidak
serta-merta semua tugas harus diserahkan kepada bawahan. Suatu pekerjaan
yang memang menjadi tugas seseorang dan dia mampu melakukannya, maka
janganlah pekerjaan itu diserahkan kepada orang lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemimpin adalah pelaku atau seseorang yang melakukan kegiatan
kepemimpinan, yaitu seseorang yang melakukan proses yang berisi
rangkaian kegiatan saling pengaruh-mempengaruhi, berkesinambungan
dan terarah pada suatu tujuan. Dalam agama Islam, Seorang pemimpin
adalah orang yang dipercaya untuk mengemban tugas kepemimpinan, dan
akan mempertanggungjawabkannya dihadapan tuhan kelak.
Menjadi seorang pemimpin bukan berarti menjadi penguasa yang
bebas melakukan apapun sesuai dengan keinginannya, pemimpin
mempunyai tanggungjawab untuk memenuhi tugas sebagai wakil rakyat.
Oleh karena itu, menjadi pelayan atas apa yang menjadi kebutuhan rakyat
dalam pelayanan publik merupakan tugas yang harus dapat dipenuhi oleh
pemimpin.
B. Saran
Penulis menyarankan, setelah mempelajari materi tentang
pemimpin dan bagaimana tanggungjawab seorang pemimpin, maka sudah
sepatuhnya kita mengetahuinya. Agar tidak terjadi salah pengertian
terhadap apa itu pemimpin, bagi para pemimpin, hendaknya
melaksanakan tugas sesuai dengan yang ada dalam Al-Hadist.

Anda mungkin juga menyukai