Modul 13
Konsep muamalah tentang kepemimpinan (imamah)
Dr. Neneng Nurhasanah, Dra. M.Hum.
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
Konsep muamalah tentang kepemimpinan (imamah)
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung
jawaban atas yang di pimpinnya (H.R Al-Bukhari Muslim). Hadist ini menjelaskan
tentang sudah jelas bahwasannya setiap orang itu ialah pemimpin. Tidak memandang
dari suku, golongan maupun ras. Bahkan juga di ayat Al-quran dijelaskan bahwa
manusia diturunkan di bumi ini memiliki tugas yang salah satunya yaitu menjadi
khalifah (pemimpin), oleh karena itu manusia tidak bisa terlepas dari tugas dan
perannya sebagai pemimpin yang minimal memimpin dirinya sendiri. Dan semua itu
akan di mintai pertanggung jawabannya. Dan ketika menjadi pemimpin hendaklah pula
bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, dan juga menjadi pemimpin itu harus
bisa memberikan contoh ataupun tauladan yang baik untuk yang di pimpinnya.
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Khilafah menurut makna bahasa merupakan mashdar dari fi‘il madhi khalafa,
berarti : menggantikan atau menempati tempatnya tempatnya Makna Khilafah menurut
Ibrahim Anis adalah orang yang datang setelah orang lain lalu menggantikan tempatnya
(jaa`a ba‘dahu fa-shaara makaanahu). Menurut Imam Ath-Thabari, makna bahasa
inilah yang menjadi alasan mengapa as-sulthan al-a‘zham (penguasa besar umat Islam)
disebut sebagai Khalifah, karena dia menggantikan penguasa sebelumnya, lalu
menggantikan posisinya.
Selain istilah khalifatur rasul atau khalifatun nubuwwah yaitu pengganti nabi
sebagai pembawa risalah atau syariat, memberantas kelaliman dan menegakkan
keadilan. Sayyid Rasyid Ridho dalam Al Manar memberikan batasan sebagai sosok
manusia yang dibekali dengan akal dan pikiraan serta ilmu pengetahuan yang tidak
dimiliki mahluk lain.
Istilah berikutnya adalah Imam atau Imamah sering diartikan secara spesifik
untuk meyebut pemuka agama, pemimpin keagamaan, atau pemimpin spiritual yang
diikuti dan diteladani fatwa atau nasihat-nasihatnya secara patuh oleh pengikut-
pengikutnya dalam beberapa hadis nabi,imam sering diartikan dengan pemimpin,
penguasa atau amir, yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur masyarakat.
Berdasarkan Firman Allah Ta’ala yang berbunyi
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
12. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata
(Lauh Mahfuzh).
Dan
79. maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu
benar-benar terletak di jalan umum yang terang.
Ulil Amri ini lebih lanjut. Secara etimologi, Ulil Amri berasal dari bahasa Arab
yang terdiri dari dua unsur kata, yaitu; ‖ ‖ ىألyang merupakan jamak dari ‖ ‖ ىلوyang berarti
menguasai, memiliki dan berarti pula mengurus atau mewakili dan memiliki otoritas
dan sedangkan kata ‖ ‖ رماَلyang dalam bentuk jamaknya ‖ ‖ روماَلdengan arti pekerjaan,
urusan dan atau diartikan dengan perkara. Dan, dalam bahasa Indonsesia dilafalkan
seperti bunyi aslinya dalam bahasa Arab, yaitu ‖Ulil Amri” atau ‖Uli al-Amr‖. Istilah
Ulil Amri adalah diangkat dan bersumber dari alQuran Surat an-Nisa‘/4, ayat 59.
Dengan demikian, arti etimologi Ulil Amri itu adalah yang mepunyai urusan atau orang
yang memiliki otoritas atas sesuatu urusan/pekerjaan..
bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan dia akan akan diminta
pertanggung jawaban terhadap kepemimpinannya itu.
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
Selain kata-kata diatas ada lagi istilah-istilah lain yang berkaitaan dengan
kepemimpinan dalam Islam seperti kata wali, rais dan wakil, yang mempunyai
pengertian yang hampir sama dengan sedikit perbedaan dan spesifikasi.
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
Islam. Pada masa Rasulullah pemimpin dalam urusan tertentu ditentukan melalui
penunjukan atau proses Musyawarah dengan para sahabat. Sedangkan setelah masanya,
terdapat beberapa bentuk proses pemilihan diantaranya.
1. Musyawarah
Akhirnya dalam suasana tegang dan tarik ulur ini, Abu Bakar terpilih menjadi
khalifah.Umarlah orang pertama yang melakukan bai’at terhadap Abu Bakar, diikuti
oleh Abu „Ubaidah dan kaum Muslimin lainnya. Sementara Sa‟ad ibn „Ubadah sampai
akhir kepemimpinan Abu Bakar tidak pernah memberikan bai’at kepada Abu Bakar.
Menjelang akhir hayatnya, Abu Bakar memilih Umar bin Khattab menjadi
penggantinya. Namun, Abu Bakar tetap mengedepankan musyawarah bersama sahabat-
sahabat lainnya. Diantaranya, Abd. Al-Rahman ibn „Auf, Ustman bin Affan serta Asid
ibn Khudaid. Setelah bermusyawarah dengan tiga tokoh sahabat di atas, Abu Bakar
meminta Ustman bin Affan untuk menuliskan pesan tentang penunjukkan Umar ibn
Khattab sebagai penggantinya.
3. Musyawarah keterwakilan
Dalam masalah suksesi, Umar menempuh cara yang berbeda dengan Abu
Bakar. Setelah mengalami luka parah akibat tikaman seorang budak Persia bernama
Abu Lu‟luah. Para sahabat merasa khawatir jika Umar meninggal dunia dan tidak
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
sempat meninggalkan pesan tentang penggantinya. Mulanya Umar bin Khattab
menolak memenuhi permintaan para sahabat. Namun karena urgensinya penerus
kepemimpinannya maka Umar bin Khattab memilih 6 (enam) sahabat senior yang
terdiri dari Ustman, „Ali, Abd Al-Rahman ibn „Auf, Thalhah ibn “Ubaidillah, Zubeir
ibn „Awwam, Sa‟ad ibn Abi Waqqas, dan putranya sendiri, Abdullah. Mereka inilah
Tim Formatur yang akan menunjuk siapa diantara mereka yang akan menjadi
penggantinya.
Akhirnya dipilihlah antara Usman dan „Ali. Yang akhirnya dipilihlah Usman
untuk dibai’at sebagai khalifah pengganti Umar. Sebab Usman menjawab dengan tegas
pertanyaan daripada „Ali bahwa ia sanggup melaksanakan tugas berdasarkan Al-
Qur‟an dan Sunnah Rasulullah saw. serta kebijaksanaan Abu Bakar dan Ustman bin
Affan sebelumnya
Pada masa ini kepemimpinan Ustman bin Affan tidak terlalu bagus daripada
khalifah sebelumnya. Kebijakan Ustman bin Affan lebih banyak menguntungkan
keluarganya. Kemudian ditambah kontrol terhadap kepemimpinan Ustman bin Affan
berkurang sebab sahabat-sahabat senior banyak yang meninggalkan Madinah dan
kuatnya arus oposisi terhadap kepemimpinan Ustman bin Affan yang tidak adil
dibandingkan kepemimpinan Umar Hal itulah yang membuat Ustman bin Affan
dibunuh tanpa sempat menentukan siapa penggantinya, sehingga menimbulkan
kekacauan.
Pada awalnya „Ali bin Abi Thalib tidak bersedia, karena pengangkatannya tidak
didukung oleh kesepakatan penduduk Madinah dan veteran perang Badr (sahabat
senior). Menurutnya, orang yang didukung oleh komunitas inilah yang lebih berhak
menjadi khalifah. Kaum Ansar dan Muhajirin lebih menginginkan Ali bin Abi Thalib
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
menjadi khalifah, namun Ali menolak. Sebab ia menghendaki agar urusan itu
diselesaikan melalui musyawarah dan akhirnya mendapat persetujuan dari sahabat-
sahabat senior. Akhirnya Malik al-Asytar al-Nakha‟i melakukan bai’at dan diikuti
keesokan harinya oleh sahabat besar seperti Thalhah dan Zubeir.
1. Beragama Islam
Agama merupakan sarana mengikatkan diri dengan sang Khaliq sebagai Tuhan
pemilik alam semesta. Hanya dengan agama yang benar seseorang akan mampu
mencapai kebahagiaan dan kesenangan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, cukup
beralasan apabila dalam suatu komunitas mayoritas, seorang pemimpin masyarakat
adalah sesuai agama yang dianut oleh komunitas tersebut. Di samping itu, umat Islam
dilarang memilih pemimpin yang tidak seagama dengan mereka. Firman Allah Swt:
2. Adil
Definisi adil bagi seorang pemimpin dalam perspektif luas yaitu taat beragama
dan tidak pernah melakukan dosa besar yang zahir dan tidak membiasakan diri dengan
dosa-dosa kecil serta tindakan-tindakan lain yang dapat meruntuhkan harga diri.
Standar keadilan menurut para ahli fiqih adalah apabila seseorang telah
melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya dan juga keutamaan-keutamaan dalam
agama, meninggalkan kemaksiatan, hal-hal yang hina dan semua hal yang bisa
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
menghilangkan kewiraan dan kehormatan. Sebagian ulama mensyaratkan sifat adil
harus muncul dari kebiasaan diri bukan karena keterpaksaan. Namun sebagian ulama
berpendapat bahwa meskipun sifat adil berawal dari keterpaksaan namun akhirnya
nanti juga akan menjadi kebiasaan pribadi seseorang berdasarkan firman Allah
ۡ َّ ۞إ َّن
ِ شا َٰٓ ِء َو ۡٱل ُمنك َِر َو ۡٱل َب ۡغ ۚۡي
َ ع ِن ۡٱلف َۡح
َ س ِن َو ِإيتَآَٰي ِٕ ذِي ۡٱلقُ ۡر َبى َو َي ۡن َهى ِ ۡ ٱَّللَ َيأ ُم ُر ِب ۡٱل َع ۡد ِل َو
َ ٱۡل ۡح ِ
َظ ُك ۡم لَعَلَّ ُك ۡم تَذَ َّك ُرون
ُ يَ ِع
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran. QS an Nahl 90
Dan juga
3. Amanah
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. QS al Anfal 27
4. Kuat
Allah berfirman
26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya". QS al Qasash 26
Dan juga
Pemimpin yang kuat adalah yang mampu menegakkan tugas dan menanggung
beban pemerintahannya. Pemimpin harus mampu menjaga dan memelihara agama,
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
berjuang melawan musuh, mengatur siasat umat dan mengurus kemaslahatannya
sebagaimana mestinya menurut syara’.
Pemimpin yang memiliki kriteria kuat dan amanah sekaligus sangat jarang
ditemukan. Akan tetapi jika kriteria yang dimiliki pemimpin hanya salah satu diantara
kedua kriteria tersebut, maka prioritas utama ditentukan menurut kebutuhan di wilayah
yang dipimpinnya. Dalam suasana yang tidak aman, pemimpin yang kuat dan berani
lebih bermanfaat daripada pemimpin yang jujur namun lemah.
Didalam buku Ahkam Sulthaniyah dijelaskan apabila ada dua orang yang
memenuhi syarat untuk diangkat sebagai pemimpin, jika salah satu dari keduanya lebih
pandai sementara yang satunya lebih berani, maka yang layak untuk dipilih adalah
sosok yang lebih dibutuhkan untuk periode saat itu. Jika kondisi saat itu lebih
membutuhkan sifat keberanian lantaran merebaknya usaha pemisahan wilayah dan
menjamunya pemberontakan, sosok pemimpin yang lebih layak dipilih adalah yang
lebih memiliki keberanian. Akan tetapi jika kondisi saat itu lebih membutuhkan
keilmuan lantaran meratanya sikap hidup jumud dan menyebarnya para ahli bid’ah,
sosok pemimpin yang lebih layak dipilih adalah yang lebih memiliki ilmu
(cendekiawan).
Pada kenyataannya, tidak mudah terhimpun dalam diri seseorang berbagai sifat
tersebut secara sempurna, tetapi ketika harus memilih maka pilihlah yang paling sedikit
kekurangannya. Dan lakukan pilihan setelah upaya bersungguhsungguh untuk
mendapatkan yang terbaik.
Ada beberapa kriteria lain yang tertulis di dalam hadis maupun hasil interpretasi
dari ulama dan cendikiawan diantaranya
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
Kafa’ah : memiliki kemampuan untuk memimpin ummat, mengetahui ilmu yang
berkaitan dengan pengaturan masyarakat, cerdas, matang secara kejiwaan dan ruhani.
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
bertebaran ke seluruh daerah dengan sentosa, tanpa ancaman dan gangguan pada jiwa
dan harta bendanya
Pada bagian ini, ternyata al-Mawardi terpengaruhi oleh situasi dan kondisi pada
zamannya. Ia membawa pengertian kekuasaan ini pada arti sempit, yang berpengaruh
di zamannya. Dan memandang masalah ini dari sudut keagamaan, sehingga pengertian
musuh di sini diartikan musuh Islam.
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
Agama Islam yang berpendirian luas, tidak mengungkung diri dalam arti
sempit. Kekuasaan harus memiliki interpretasi yang lebih politis daripada keagamaan.
Pendeknya, Negara dan golongan manapun yang mengancam kedaulatan Negara, baik
datang dari luar maupun timbul di dalam negeri, maka Pemimpin berkuasa untuk
menyatakan perang kalau ancaman dari luar atau keadaan bahaya di dalam negeri.
Namun demikian, pernyataan ini harus dengan persetujuan Ulil Amri sebagai dewan
perwakilan rakyat.
Di sini ada juga suatu hak yang termasuk tegas, yaitu hak mengangkat
wakilwakil negara dan mengirimkannya ke luar negeri. Demikian juga menerima duta
Negara lain. Dalam artian umum, hak ini juga dalam kekuasaan mengangkat pegawai.
inaba.ac.id
Pendidikan Agama Islam
Modul 13
Inilah sepuluh macam kekuasaan kepala negara Islam (Pemimpin). Jelas bahwa
dalam hampir semua kekuasaannya didampingi oleh badan-badan kekuasaan yang
masing-masing memiliki pembagian kerja. Ia merupakan simbol negara, tetapi bukan
symbol mati,yang hanya takluk kepada badan-badan yang mendampinginya Ia masih
tetap menjadi symbol aktif, yang sewaktu-waktu dapat bertindak untuk menyelamatkan
agama, umat dan negara.
inaba.ac.id