Dosen Pengampu :
Oleh :
Na’imatussalwa
Cava Billah
FAKULTAS USHULUDDIN
2020 M/1441 H
BAB I
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Mamalik?
2. Apa strategi dalam pemerintahan Mamluk Bahri?
3. Bagaimana masa pemerintahan Mamluk Burji?
4. Mengapa Dinasti Mamalik mengalami kemunduran dan
keruntuhan?
5. Apa saja sejarah peninggalan Dinasti Mamalik?
C. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Mamalik
2. Agar mengetahui strategi dalam pemerintahan Mamluk Bahri
3. Agar mengetahui keadaan dalam pemerintahan Mamluk Burji
4. Agar mengetahui sebab kemunduran dan keruntuhan Dinasti
Mamalik
5. Agar mengetahui sejarah peninggalan Dinasti Mamalik
BAB II
PEMBAHASAN
1
Amany Burhanuddin Umar Lubis, Ensiklopedia Tematis, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2002), hlm. 218.
2
Dedi Supriyadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h.
236.
3
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, (Yogyakarta: Noktah,
2017), hlm. 278.
Sementara itu, golongan yang kedua dinamakan Mamluk Burji.
Para budak ini berasal dari etnik Syracuse di wilayah Kaukakus. Golongan
kedua inilah yang berhasil bertahan untuk berkuasa pada Dinasti Mamluk.
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja Garavindo
Persada, 2001), hlm. 125.
sultan Dinasti Mamluk, menjadi sultan Mesir pertama yang mengangkat 4
hakim mewakili empat madzhab, mengatur keberangkatan haji secara
sistematis dan permanen. Ia juga seorang sultan yang shalih menjalankan
perintah agama.
5
Abdul Syukur Al Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam; Menelusuri Jejak-Jejak
Agung Peradaban Islam di Barat dan Timur, (Yogyakarta: Noktah, 2017), hlm.284.
Pada masa ini, terjadi penyerangan dari Turki Utsmani, para
penguasa Mamluk pun terus dilanda krisis dan perang. Sultan terakhir
adalah Asyraf Tumanbai yang tidak mendapat dukungan dari golongan
Mamluk untuk menghadapi Turki Utsmani. Sampai pada akhirnya
Tumanbai ditangkap dan digantung di salah satu gerbang kota Kairo, Bab
Al Zuwailah, pada tahun 923 H oleh Turki Utsmani. Berakhirlah
pemerintahan Dinasti Mamluk.
6
Ibid, hlm. 286.
7
Dedy Supriyadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm.
246.
Sementara itu, faktor eksternal yang menyebabkan keruntuhan
Dinasti Mamluk adalah karena para penguasa Mamluk Burji sangat tidak
peduli dengan urusan luar negerinya, mereka lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk mengurusi persoalan domestik. Akibatnya, mereka tidak
mampu menghadapi tekanan dan serangan dari musuh-musuh lama
mereka,seperti tentara Mongol yang berkeinginan untuk merebut kembali
kekuasaan Mamluk.
Salah satu dari peniggalan Dinasti Mamluk yang masih ada hingga
saat ini adalah masjid Sultan Hasan. Masjid paling megah dan besar di
Mesir, paling tinggi bangunannya, paling indah bentuk dan modelnya.
Dibangun atas perintah Sultan Hasan bin Al Nashir Muhammad bin
Qalawun pada 1356 M. Pengerjaannya memakan waktu selama 7 tahun
dari bebatuan yang didatangkan langsung dari kompleks piramida di Giza
Necropolis, Kairo. Mempunyai 2 menara di sisi kiri dan kanan,
mempunyai 4 ruangan besar atau hall dan dipisahkan oleh sebuah halaman
terbuka. Di empat sisi terdapat pintu yang tembus ke salah satu madrasah
fiqh empat madzhab, dengan yang paling besar madrasah Hanafi.
8
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, (Yogyakarta: Noktah,
2017), hlm. 287
Ada juga Mausoleum Qalawun yang terindah setelah Taj Mahal di
India. Didalamnya terdapat makan Qalawun dan putranya. Dalam sejarah
selanjutnya, gubernur Turki Utsmani pernah menghancurkan Mausoleum
ini dan menggantinya dengan arsitektur Turki. Maka pada 1908, komisi
perlindungan Arab membangun kubah lain untuk menggantikan arsitektur
Mausoleum Qalawun.
BAB III
PENUTUP
Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan
yang tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat, dan stabilitas negara yang aman
dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, dinasti
Mamalik sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Semenjak masuknya
budak-budak dari Sirkasia yang kemudian dikenal dengan nama Mamluk Burji
yang untuk pertama kalinya dibawa oleh Qalawun, solidaritas antar sesama militer
menurun, terutama setelah Mamluk Burji berkuasa. Banyak penguasa Mamluk
Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai ilmu pengetahuan. Kemewahan
dan kebiasaan berfoya-foya di kalangan penguasa menyebabkan pajak dinaikkan.
Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun dan perekonomian negara tidak stabil.
Di pihak lain, suatu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai
tantangan bagi Mamalik, yaitu kerajaan Utsmani. Kerajaan inilah yang
mengakhiri riwayat Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik kalah melawan pasukan
Utsmani dalam pertempuran menentukan di luar kota Kairo tahun 1517 M. Sejak
itu wilayah Mesir berada di bawah kekuasaan Kerajaan Utsmani sebagai salah
satu provinsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Azizi Abdul Syukur, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, (Yogyakarta:
Noktah, 2017).
Lubis Amany Burhanuddin Umar, Ensiklopedia Tematis, (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2002).
Supriyadi Dedi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2008).
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja
Garavindo Persada, 2001)