Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hafiz Fadhlan

NIM : 2190120005

Mata Kuliah : Sejarah Islam Masa Klasik

Tugas : Laporan

Eksistensi Dinasti Mamluk di Mesir dan Kontribusinya terhadap Peradaban Islam

Dinasti Mamluk adalah dinasti yang dibentuk para budak dari berbagai macam suku
bangsa dan ras dengan bentuk pemerintahan oligarki di suatu negara yang bukan tumpah
darah mereka.1 Mamluk terdiri dari berbagai ras dan suku 2 yang tergabung dalam oligarki
militer. Dinasti Mamluk berkuasa di Mesir menggantikan Dinasti Ayubiyyah melalui kudeta
pada tahun 1250 M dengan Syajarat al Durr sebagai pemimpin (sulthanat). Pemerintahan
Dinasti Mamluk ini dikuasai oleh Mamluk Bahri sejak tahun 648 H/ 1250 M sampai tahun
792 H/ 13990 M, dan Mamluk Burji dari tahun 784 H/ 1382 M sampai tahun 922 H/ 1517 M.
Dalam sejarah, Dinasti Mamluk tercatat sebagai penghalau serangan Mongol, mengalahkan
Hulagu Khan dalam pertempuran ‘Ain Jalut pada tahun 658 H/1260 M. Selain itu, dinasti ini
pun membersihkan tentara Salib di pantai Syro-Palestina. 3 Pertempuran tersebut dikomandai
oleh dua jenderal, yaitu Jenderal Qutuz dan Jenderal Baybars.

Kemajuan yang dicapai Dinasti Mamluk ini adalah dalam bidang ilmu eksakta,
agama, dan sejarah. Dalam bidang eksakta terdapat tokoh-tokoh antara lain: (1) Nashir al Din
al Thusi (ahli astronomi), (2) Abu al Faraj al ‘Ibri (ahli matematika), (3) Abu al Hasan Ali al
Nafis (ahli ilmu kedokteran; penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia),
(4) al Juma’i (dokter dan penulis buku al Irsyad li Mashalih al Anfus wa al Arsyad), (5) Abd
al Mun’im Dimyathi (ahli kedokteran hewan, pengarang buku Fadl al Khail), (6) al Razi
(perintis psikoterapi), dan (7) Ibnu Abi al Mahasin dan Shalah al Din ibnu Yusuf (ahli
ophthamologi/ ilmu penyakit mata).

Dalam bidang agama terdapat tokoh-tokoh berikut; (1) Ibnu Taimyah (reformis
pemikiran Islam bermazhab Hambali), (2) Jalal al Din as Suyuthi (ahli tafsir dan fikih,

1
Philip K. Hitti, History of The Arabs, Tenth Edition, New York:Mc Millan, 1970
2
A. Syalabi, Mausu’ah al Tarikh al Islami, Juz 5, Mesir:Maktabah al Nahdhah al Misriyah, 1979
3
A. Syalabi, Mausu’ah al Tarikh al Islami, Juz 5, Mesir:Maktabah al Nahdhah al Misriyah, 1979

1
karyanya antara lain al Itqan fi ‘Ulum al Quran), (3) Ibnu Hajar al ‘Asqalani (ahli ilmu
hadits), dan (4) Ibnu Qayyim al Jauziyah (ahli fikih).

Sementara dalam bidang sejarah terdapat: (1) Ibnu Khalikan yang mengarang buku
Wafayat al A’yan wa Anba al Zaman, (2) Ibnu Taghri Badri al Attabaki, (3) Ibnu Khaldun,
(4) Ibnu Kalsun, dan (5) Abu al Fida.4

Di bawah kekuasaan Mamluk, Mesir dan Suriah mengalami kemakmuran ekonomi


dan perkembangan pesat seni dan budaya, dengan prestasi-prestasi khusus di bidang-bidang
seperti arsitektur, keramik, dan karya artistik dalam logam; asal usul ilmu heraldy (ilmu
lambang-lambang keturunan) tampaknya adalah dari zaman Mamluk. Selain itu, ada
hubungan perdagangan yang erat dengan negeri-negeri Kristen Mediterania, walaupun
Baybars mempunyai kebijakan militer anti-Kristen yang kuat di Timur Dekat, namun beliau
membuat perjanjian perdagangan dengan James I dari Aragon dan Charles dari Anjou, Raja
Sisilia. Hanya menjelang akhirnya, pelayaran keliling Portugis di Afrika mengancam
kemakmuran Mamluk, yaitu berupa pengalihan perdagangan transit melalui Timur Dekat dari
wilayah-wilayah mereka. Kekhawatiran inilah yang melatarbelakangi upaya Qanshuh untuk
menempatkan tentara di pantai-pantai Arabia, untuk melluncurkan armada di Samudera
Hindia dan untuk menghalangi Portugis agar tidak masuk ke Samudera Hindia.

Mamluk Bahri ini dipimpin oleh 20 sultan dari mulai Sultan Syajar al Durr 1250-1257
M hingga Sultan Hajj II 1389-1390 M. Sedangkan Mamluk Burji dipimpin oleh 27 Sultan
mulai dari Sultan al Zahir Saifuddin Barquq 1382-1389 M hingga Sultan al Asyraf Tuman
Bay 1516 M.5

Dinasti Mamluk akhirnya mengalami kemunduran sejak peralihan kepemimpinan


Mamluk Bahri ke Mamluk Burji pada tahun 1382 M. Mamluk Burji hanya mahir dalam
bidang militer namun tidak memiliki keterampilan manajerial untuk mengendalikan negara.
Selain itu, Mamluk Burji tidak menyukai ilmu pengetahuan dan sebagian sultannya menjadi
pemabuk. Pada tahun 922 H/1516 M, Dinasti Mamluk dikalahkan oleh Sultan Selim I dari
Kesultanan Usmaniyah dalam pertempuran di Marj Dabiq dekat Aleppo. Akhirnya pada
tahun 1517, wilayah Dinasti Mamluk menjadi bagian dari Kekhalifahan Usmaniyah.6

4
Philip K. Hitti, History of The Arabs, Tenth Edition, New York:Mc Millan, 1970
5
CE. Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam. Terj. Ilyas Hasan, Bandung:Mizan. 1993
6
CE. Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam. Terj. Ilyas Hasan, Bandung:Mizan. 1993

Anda mungkin juga menyukai