PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika dunia Islam mengalami perpecahan politik pada awal abad ke-13,
muncul sebuah dinasti di Mesir yang membawa warna baru dalam sejarah politik
Islam. Dinasti itu bernama Mamluk, sering juga disebut mamalik. Posisi Dinasti
Mamluk dalam sejarah peradaban Islam sangatlah penting karena momentum
keberadaannya di abad pertengahan (abad ke 7-11 H/13-17 M), dimana sejarah
pada masa ini umumnya kurang mendapatkan perhatian karena banyaknya distorsi
sejarah yang terjadi, sebagaimana diungkap Maria Rosa Monecal: “In the popular
imagination and even in the vision of most well-educated people, the very
adjective ‘medieval’ is ofte a synonim for unenlihtened, backward dan intelorant
culture”. Penulis Barat ini menyatakan, abad pertengahan adalah masa kegelapan
dan keterbelakangan, sehingga para sejarawan kurang memperhatikan era ini.
Demikian ini pula dalam beberapa literatur Islam, masa ini dipersepsikan sebagai
masa kemunduran peradaban Islam.
Ketika Dinasti Abbasiyah jatuh dan secara politik kekuasaannya runtuh, para
sejarawan mengatakan bahwa masa setelah itu adalah masa kemunduran politik
Islam. Periodisasi dengan cara ini dapat dikatakan sebagai khilafah-sentris, tentang
kesatuan khilafah yang memimpin seluruh wilayah umat Islam. Tetapi ketika
wilayah Islam semakin luas dan banyak bermunculan dinasti-dinasti lain, maka
teori satu khilafah ini dengan sendirinya tidak relevan lagi. Terbukti pada Dinasti
Mamluk, politik Islam masih kuat dan peradaban Islam tetap berkembang
berbagaisegi kehidupan.
1
mamluk memiliki sejarah yang unik dari masa pembentukan, kejayaan, dan
keruntuhannya. Sebagai dinasti yang didirikan oleh para mamluk (budak), Dinasti
Mamluk mencapai banyak prestasi. Untuk itu perlu dikaji kembali tentang sejarah
Dinasti Mamluk, khususnya sejarah sosial pendidikan yang berkembang pada masa
Dinasti Mamluk.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Mamluk di Mesir
Tahun Tahun
Pemerintahan Pemerintahan
No. Nama Sultan
(Hijriyah) (Masehi)
1. Syajar al-Dur 648 1250
2. Muiz Aybak 648 1250
5
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Noktah, h.279-283
7
3. Nur Al-Din Ali 655 1257
4. Syaf al-Din Qutuz 657 1259
5. Zahir Bayabars 658 1260
6. Baraka Khan 678 1277
7. Bar al-Din Salamish 678 1279
8. Mansur Qalawun 678 1279
9. Asyraf Khalil 689 1290
10. Nasir al-Din Muhammad 693 1293
11. Zayn al-Din Kitbugh 694 1294
12. Husam al-Din Lajim 696 1296
13. Nasir Muhammad 698 1298
14. Rukh al-Din Baybar 708 1308
15. Nasir Muhammad 709 1309
16. Sayf al-Din Abu Bakar 741 1340
17. Shihab al-Din Ahmad 742 1342
18. Imad al-Din Ismail 742 1342
19. Sayf al-Din Sya’ban 746 1345
20. Sayf al-Din Hajji 747 1346
21. Nasir al-Din Hassan 748 1347
22. Salah al-Din Shalih 752 1351
23. Nasir Hassan 1354 755 1354
24. Mansur Muhammad 762 1361
25. Ashraf Sya’ban 764 1363
26. ‘Ala al-Din Ali 778 1367
27. Salah al-Din Hajji 783 1381
Sementara itu, dua Sultan Mamluk Burji, yakni Al-Asyraf Baribai (825
H./1422 M.-841 H./1437 M.) dan Al-Zahir Khusyqadam (865 H./1461 M.-
872 H./1467 M.) masih harus terus mempertahankan wilayahnya dari
serangan pasukan salib di kepulauan Cyprus dan Rhodos (Laut Aegea,
sekarang milik Yunani). Kedua ekspedisi militer ini berhasil menahan
kekuatan kaum Nasrani dan dengan demikian, pasukan Mamluk kembali
membuktikan keunggulanya untuk dapat menguasai jalur perdagangan di Laut
Tengah.
Banyak dari sultan-sultan Mamluk Burji naik tahta pada usia muda. Hal
ini menjadi salah satu faktor penyebab melemahnya Dinasti Mamluk. Para
Mamluk selalu disibukkan dengan gejolak atau pertentangan yang terjadi.
Dana kesultanan lebih banyak dikeluarkan untuk aksi-aksi militer, sementara
itu pemasukan semakin menipis. Rongrongan dari luar wilayah Mamluk pun
datang beruntun karena para Mamluk tidak mengutamakan persatuan dan
9
banyak yang meminta bantuan dari luar. Sebagai contoh pada masa
pemerintahan Sultan Asyraf Qaitbay (872 H./1468 M.-901 H./1496 M.),
terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para amir Mamluk di wilayah
Syam dan Aleppo, dan gerakan pengacau keamanan dari orang Arab di
selatan Mesir. Pada masa pemerintahan ini, terjadi penyerangan pasukan
Turki Utsmani terhadap wilayah Mamluk yang merupakan cikal-bakal
permusuhan antara Dinasti Mamluk dan tentara Turki Utsmani.
Begitulah seterusnya para Sultan Mamluk dilanda krisis dan perang,
baik dari dalam (Mamluk) maupun dari pihak luar seperti serangan tentara
Turki Utsmani, orang portugis yang melarang dan mengusik jalur
perdagangan Mamluk di Laut Tengah hingga tewasnya Sultan Qanshus Al-
Guri ketika berperang melawan tentara Turki Utsmani pada tahun 922
H./1516 M. sejak saat itu, dinasti Mamluk di bawah bayang-bayang tentara
Turki Utsmani.
6
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h.241-243
10
6. Muayyad Shaukh 815 1412
7. Muzaffar Ahmad 824 1421
8. Safy al-Din Attar 824 1421
9. Nasir al- Din Muhammad 824 1421
10. Sayf al-Din Barsbay 825 1422
11. Jamal al-Din 1q 1433
12. Syaf al-Din Jaqmafy 842 1433
13. Sayf al-Din Inal 857 1453
14. Fakrul al-Din Ahmad 863 1460
15. 865Shihab al-Din Ahmad 865 1460
16. Sayf al-Din Khushaq 865 1461
17. Sayf al-Din Bilbey 872 1468
18. Zahir Timurbugha 872 1468
19. Sayf al-Din Qait Bay 873 1478
20. Nasir Muhammad 901 1495
21. Zahir Qansuh 904 1498
22. Asgraf Janbalat 905 1499
23. Qunsuh al-Ghuri 905 1500
24. Tuman Bay 923 1517
Dari sekian banyak sultan pada Dinasti Mamluk yang disebutkan di
atas, baik pada masa Dinasti Mamluk Bahri sampai pada Dinasti Mamluk
Burji, terdapat beberapa sultan yang meninggalkan jejak besar pada masa
Dinasti Mamluk. Adapun sultan-sultan yang sempat meninggalkan jejak besar
dalam sejarah Islam disaat pemerintahan dinasti Mamluk di antaranya yaitu :
a. Sultan Qutuz
11
b. Sultan Baybars
7
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Prenada Media), h.206-208
12
yang memadai, juga subsidi diberikan kepada madrasah mereka sehingga
semua kegiatan keagamaan masuk ke dalam sebuah sistem birokrasi negara.8
2. Bidang Militer
Dinasti Mamluk terkenal ketangguhan pasukan militernya yang
sebagian besar berasal dari pelaut yang kuat, kekar, mempunyai tubuh yang
tegap, dan disiplin. Sejak dari usia 10-20 tahun mereka dilatih dan dididik
menjadi pengawal sultan, kemudian menjadi panglima, dan yang terakhir
menjadi sultan. Dalam Dinasti Mamluk tidak dikenal sistem kekuasaan secara
turun-temurun. Tetapi siapa yang berprestasi dan pantas akan diangkat
menjadi sultan.9
3. Bidang Ekonomi
Sejak jatuhnya Bani Abbas oleh Hulagu Khan, banyak ilmuan melarikan
diri menuju Mesir dan Syria. Dengan demikian, maka pusat kemajuan ilmu
pengetahuan beralih dari Baghdad ke Mesir. Sultan Baybars selain dikenal
sebagai ahli perang juga orang yang cinta ilmu pengetahuan. Dibidang
kedokteran ada ilmuan terkemuka Abu al-Hasan Ali bin al-Nafis yang
menemukan sistem peredaran darah, Fadail Ibn al-Naqid seorang ahli mata
dan optical dengan karyanya “mujarabad”. Sedangkan dibidang ilmu agama
ada beberapa intelektual terkemuka antara lain Jalal al-Din al-Suyuti al-
Tabary, sejarawan dan mufassir. Dibidang hadits muncul nama Ibnu Hajar al-
Asqalani.
8
Abdullah Nur, Dinasti Mamalik di Mesir, Jurnal Hunafa, Vol.2, No 2, 2005, h.152
9
Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Yogyakarta: Teras, Cet 1, 2012), h.153
13
5. Bidang Arsitektur
a. Perebutan Kekuasaan
Ada pula seorang sultan yang lain yang tidak dapat berbahasa
Arab sama sekali. Adapun sultan yang memerintah pada tahun 1453
adalah orang yang tidak pandai membaca dan menulis. Bahkan ada di
antara sultan Mamluk Burji yang bukan saja buta huruf melainkan
juga gila. Seorang sultan lainnya yang dibeli seharga lima puluh dinar,
telah mengorek mata dan dipotong lidahnya karena gagal mengubah
logam rongsokan menjadi emas.11
b. Kemewahan dan Korupsi
16
Utsmani.12
E. Bukti Sejarah Peninggalan Dinasti Mamluk di Mesir
Dinasti Mamluk cukup lama berkuasa di Mesir. Meskipun akhirnya
runtuh, ada beberapa peninggalan besar dari Dinasti ini terhadap peradaban
Islam. Di antara peninggalan tersebut, sebagian masih kita saksikan hingga
sekarang.
a. Masjid Sultan Hasan
12
Philip K.Hitti, Sejarah Bangsa Arab Cet 1, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), h.695
13
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Noktah, h.289-290
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
Dinasti Mamluk adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh para budak
yang berasal dari Turki yang dijadikan tentara oleh Malik as-Shalih
Najamuddin Ayyub sebagai pengawal kerajaan, akan tetapi mereka diberi
kebebasan dan kesempatan yang luas untuk mencapai kedudukan dalam
jajaran militer.
Perwatakan pada sistem pemerintah Dinasti Mamluk bersifat oligarki
militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qawalun (1280-1290 M)
menerapkan pergantian khalifah secara turun-menurun. Padahal sistem
Oligarki Militer memberikan kemajuan bagi Mesir.
Pada masa Dinasti Mamluk berkuasa banyak kemajuan yang dicapai,
hal tersebut memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan dunia
Islam. Adapun kemajuan yang dicapai pada saat itu adalah dibidang militer,
politik, ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan dan seni arsitektur.
Kemunduran Dinasti Mamluk dikarenakan berbagai faktor antara lain
faktor internal yaitu perebutan kekuasaan, kehidupan yang bermewah-
mewahan dikalangan pemimpin, korupsi, merosotnya sistem ekonomi. Dan
faktor eksternal penyebab kemunduran Dinasti Mamluk adalah munculnya
gejolak politik baru yakni Turki usmani kemudian menguatnya Turki Usmani
dalam berbagai bidang sehingga dapat memukul mundur kekuatan dinasti
Mamluk sampai menghancurkannya. Sehingga berakhirlah kekuasaan dinasti
Mamluk.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kiranya pembaca
berkenan menyampaikan kritik dan sarannya untuk perbaikan makalah yang
akan datang.
18
DAFTAR PUSTAKA
19