Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERADABAN ISLAM DINASTI MAMLUK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Muamalah yang

dibina oleh Ummu Kulsum, MA

Disusun oleh:

Isabella Putri Fanichia 22383032138

Fahri Kirom 22383031052

Rizal Muhaimin 22383031167

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN MADURA TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah SEJARAH
PERADABAN ISLAM, dengan judul “PERADABAN ISLAM DINASTI
MAMLUK”.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah


memabantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan
semua yang telah membantu yang tidak kami sebutkan satu persatu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam
rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya. Sesudah dan
sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Pamekasan, 02 Mei 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Sejarah Pembentukan Pemerintahan Dinasti Mamluk/Mamalik ................... 3


B. Kemajuan dan Konstribusi Bagi Peradaban Islam ......................................... 5
C. Kemunduran dan Kehancuraan Dinasti Mamluk ........................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9

A. Kesimpulan .................................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mamluk, dinasti (ar: mamluk=seorang budak atau hamba yang dimiliki
oleh tuannya;jama’nya mamalik dan mamlukun=para budak). Dinasti Mamluk
memang berasal dari para budak-budak yang diajarkan bidang militer untuk
mengawasi dan mengamankan dinasti ayyubiyah di Mesir. Sebenarnya
bagaimana Dinasti Mamluk ini muncul, terdapat beberapa sumber yang
mengatakan bahwa: 1.) berasal dari wilayah kaukasus dan laut hitam (bangsa
turki dan kebanyakan dari suku kipchak, kemudian dibawa ke Baghdad,
Istanbul, dan Mesir guna diberi pelatihan militer sebagai pengawal sultan
dengan diberi kebebasan sehingga mulai mengalami peningkatan pada masa
Al-makmun penguasa Dinasti Ayyubiyah tahun 813 M atau abad ke 9 M. 2.)
berasal dari tawanan Dinasti Ayyubi yang dijadikan budak oleh Shallahudin
Ayyub, kemudian dilatih menjadi prajurit. Ditempatkan di wilayah yang
terpisah dari masyarakat. Hingga pada masa Malik ash-shalih orang mamluk
tersebut dijadikan pengawal kekuasaannya. 3.) mereka orang mamluk di Mesir,
mereka adalah budak yang berasal dari Turki dan Syirkuh dibeli oleh Najmud-
Din Al-ayyubi yaitu Ayah dari Shallahuddin Ayyub sebagai pengawal yang
sebelumnya hanya sebagai tentara perang saja. 4.) berasal dari budak Turki dan
Mongol yang dibeli oleh sultan Malik Ash-shalih dan ditempatkan di pulai
kecil sebagai pelayan dikenal dengan Mamluk Bahri. Namun, seiring
berjalannya ternyata para Mamluk Bahri tersebut memiliki keahlian dalam
mengorganisir sesuatu sehingga naik pangkat sebagai komandan pasukan.
Sedangkan munculnya Mamluk Burji ada pada masa Sultan Qalawun sebab ia
curiga terhadap beberapa tokoh militer Mamluk Bahri yang ditakutkan dapat
mengancam kekuasaannya. Terdapat 2 pemerintahan dunia islam yang
didirikan oleh mamluk, antara lain 1.) Dinasti Mamluk di India (Ditopang oleh
kesultanan Delhi) pada tahun 1206 hingga 1290 Masehi. 2.) Dinasti Mamluk
di Mesir pada tahun 1250 hingga 1517 Masehi. Yang akan menjadi pokok
pembahasan kali ini, penulis memfokuskan pada Dinasti Mamluk di Mesir.
Kaum Mamluk di mesir pun terbagi menjadi 2 yaitu Mamluk Bahri yang

1
berkuasa pada tahun 1250-1390 Masehi, mengapa disebut mamluk bahri?
Sebab orang mamluk tersebut ditempatkan di barak militer dekat sungai nil
disebut juga laut atau al-bahr dan Mamluk Burji yang berkuasa pada tahun
1382-1517 Masehi, disebut mamluk burji atau aljarakisah sebab orang mamluk
tersebut berada di menara-menara benteng atau buruuj1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Pembentukan Pemerintahan Dinasti
Mamluk/Mamalik?
2. Bagaimana Kemajuan dan Konstribusi Bagi Peradaban Islam?
3. Bagaimana Kemunduran dan Kehancuraan Dinasti Mamluk?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Pembentukan Pemerintahan Dinasti
Mamluk/Mamalik.
2. Untuk mengetahui Kemajuan dan Konstribusi Bagi Peradaban Islam.
3. Untuk mengetahui Kemunduran dan Kehancuraan Dinasti Mamluk.

1
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Prenada Media, 2003), 203-204.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan Pemerintahan Dinasti Mamluk/Mamalik


Mamluk berasal dari kata Arab al-mamluk yang berarti budak atau
hamba yang dimiliki tuannya. Bentuk jamaknya adalah mamalik dan
mamlukun, yang berarti para budak. Secara terminologis, Mamluk adalah
nama dua pemerintahan di dunia Islam yang didirikan kaun Mamluk,
yaiitu Dinasti Mamluk di India (1206-1290) yang dibentuk Qutbuddin
Aybak (Kesultanan Delhi dan India) dan dinasti Mamluk di Mesir
(1250-1517).2
Setelah kehancuran Daulah Fatimiyah di Mesir naiklah Daulah
Ayyubiyah, saat itu Nuruddin Zanki (Penguasa Syam dan Aleppo) mendesak
Salahuddin Al-Ayyubi untuk mengakhiri kekuasaan Daulah Fatimiyah di
Mesir dan sekaligus mengusir tentara Salib sehingga tentara Salib melarikan
diri ke Syam dan diumumkan berdirinya Daulah Ayyubiyah di Mesir.
Usaha merekrut budak-budak untuk dimanfaatkan dalam kegiatan
pemerintahan di bidang Militer sudah menjadi tradisi saat itu terutama bagi
Daulah-Daulah yang pernah berkuasa di Mesir sebelum Daulah Ayyubiyah
maupun Daulah Ayyubiyah sendiri. Dalam perkembangan selanjutnya, para
budak itu bukan hanya berpengaruh dalam tubuh militer tapi juga dalam
pemerintahan pada umumnya.
Dinasti Mamalik atau Mamluk di Mesir muncul pada saat dunia Islam
mengalami desentralisasi dan desintegrasi politik. Wilayah kekuasaannya
meliputi Mesir, Hijaz, Yaman dan daerah sungai Furat. Kaum Mamalik ini
berhasil membersihkan sisa-sisa tentara Salib dari Mesir dan Suriah serta
membendung desakan gerombolan-gerombolan bangsa Mongol di bawah
pimpinan Hulagu Khan dan Timurlenk.
Kaum Mamalik yang memerintah di Mesir mereka dibedakan menjadi
dua suku. Pertama Mamalik Bahri (648- 792 H/1250-1390 M). Kedua Mamalik

2
St. Aisyah Abbas, Akramun Nisa, Peradaban Islam Dan Ideologi Politik Pada Masa Dinasti
Mamluk Di Mesir, Ash-shahabah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2023,
40

3
Burji (784-922 H / 1382-1517 M). Mamalik Bahri adalah budak-budak Turki
yang didatangkan Malik Al-Saleh ke Mesir dalam jumlah besar setelah ia
berhasil menduduki jabatan Sultan (1240-1249). Di Mesir mereka ditempatkan
di barak-barak militer dekat sungai Nil. Disinilah mereka menjalani latihan
militer dan pelajaran keagamaan,3itulah sebabnya mereka disebut dengan
Mamalik Bahri artinya budak laut. Adapun Mamalik Burji adalah budak-budak
yang didatangkan dari Syirkas (Turki) oleh Sultan Qalawun (1279-1290)
karena ia curiga terhadap beberapa tokoh militer dari Mamalik Bahri yang
dianggapnya dapat mengancam kelangsungan kekuasaannya menara-menara
benteng (Burji).
Untuk mempertahankan kekuasaan Daulah Ayyubiyalı Sultan Malik
Al-Saleh memberikan kebebasan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
kaum Mamalik Bahri untuk mencapai prestasi dan kedudukan tinggi dalam
jabatan militer Daulah Ayyubiyah. Oleh karena itu, Mamalik Bahri
mempergunakan kesempatan tersebut untuk menyusun suatu kekuatan
sehingga mereka menjadi kelompok meliter yang terorganisir.
Oleh karena itu, pada tahun 1250 M Mamalik Bahri dibawah pimpinan
Baybar dan Izuddin Aibak melakukan kudeta terhadap Daulah Ayyubiyah
sehingga Turansyah terbunuh. Sultan Malik Al-Saleh maupun Turansyah tidak
mempunyai anak laki-laki, yang ada hanya seorang wanita bekas budak yang
sudah dimerdekakan dan dinikahi oleh Sultan Malik Al-Saleh, dia adalah
Syajar Ad-Duur.
Ketika mereka hendak membaiat Syajar Ad-Duur menjadi Sultan,
kaum Muslimin menolaknya karena bertentangan dengan tradisi. Bahkan
Khalifah Abbasiyah ketika itu berkata dengan nada mengejek "Kalau rakyat
Mesir tidak mempunyai anak laki-laki untuk menjadi raja maka beritahu segera
supaya kami dapat mengirimkan anak laki-laki yang akan menjadi raja".

3
Abdu Syukur Al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Yogyakarta: Noktah PT. Huta
Parhapuran, 2017, 278.

4
Untuk mengatasi hal tersebut Izuddin Aibak menikahi "Syajar Ad-
Duur". Dengan demikian, Izuddin Aibak diangkat menjadi Sultan Daulah
Mamalik di Mesir menggantikan Daulah Ayyubiyah sebelumnya.4
B. Kemajuan dan Konstribusi Bagi Peradaban Islam
Setelah Mesir dipimpin oleh Sultan Sultan Daulah Mamalik mereka
melakukan penataan pembangunan di berbagai daerah terutama di tangan dua
Sultan yang sangat cekatan, yaitu Sultan Al-Zahir Bayhars dan Sultan Al-
Mansur Qalawun. Di tangan dua orang Sultan inilah peradaban Islam nampak
cemerlang di Mesir menjadi pusat kemajuan Islam saat itu, walaupun tidak
dapat mengimbangi kejayaan yang telah dicapai Baghdad dan Cordova
Spanyol.
Adapun kejayaan yang sudah pernah dicapai Dinasti Mamluk di Mesir,
dapat dilihat sebagai berikut:
a) Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Di saat Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybars berkusa di Mesir, ia
bercita-cita ingin mengikuti langkah-langkah yang telah pernah ditempuh
oleh Sultan-Sultan sebelumnya, seperti yang telah dilakukan Salahuddin Al-
Ayyubi dalam melawan dan mendesak kaum Salib terdahulu.
Sejarah mencatat betapa dahsyatnya pertempuran yang terjadi di
perbatasan Suria pada tahun 1260 M yang lebih terkenal dengan
pertempuran "Ainul Jalut" tentara Mesir yang dikomandokan oleh Atabek
Quthuz dengan panglima perangnya Ruknuddin Baybars sendiri telah
mampu menghancurkan tentara perang Tar-tar Mongol yang dipimpin oleh
panglima perangnya Kith yang beragama Kristen Nestarian. Sejak itu
tammatlah riwayat Tar-tar Mongol pengacau dunia Islam.
Kaum muslimin menyambut baik kemenangan ini dan memberikan
apresiasi yang hangat kepada tentara Mamluk bahkan orang-orang Sunni di
Damaskus menyambut kemenangan itu dengan menyerang orang-orang
Kristen, Yahudi dan Syi'ah yang selama ini dicurigai keberja sama dengan

4
Ummu Kulsum, Sejarah Peradaban Islam Klasik Dan Pertengahan, (Pamekasan: Duta Media
Publishing, 2021), 154-155.

5
tentara Mongol. Penguasa-penguasa di Suriah menyatakan loyalitas mereka
kepada Sultan-Sultan Daulah Mamalik.
Selanjutnya Sultan Ibn Baybars mengejar, meyerang dan
mengalahkan tentara Mongol di dekat Damaskus ibu kota Suriah (1303)
sehingga Sultan Mamalik dapat membersihkan sisa-sisa tentara Mongol
mulai dari Mesir sampai ke Suriah dan dapat kembali merebut seluruh
wilayah tersebut dari tangan musuh.
Faktor kemenangan Baybars dalam usahanya mempertahankan
Mesir dari serangan Mongol adalah strateginya yang menyerang ke luar
Mesir tidak bertahan, sebab pertahannan yang paling kuat menghadapi
musuh adalah menyerang, seperti yang telah dilakukan oleh Salahuddin Al-
Ayyubi.
Selain itu, kemampuan perang orang Mamalik ini sangat mahir
selama ini karena mereka memang berbakat perang sehingga Mongol tidak
dapat menghadapi mereka. Oleh karena itu Mesir terbebas dari serangan
Musuh.
b) Bidang Ekonomi.
Menurut Baibars kestabilan politik itu mempunyai pengaruh kepada
keadaan ekonomi, sebaliknya, keadaan ekonomi yang satabil
mempengaruhi stabilitas politik. Oleh karena itu ia menstabilkan ekonomi
Daulah mamalik dengan menjalin hubungan perdagangan dengan Itali dan
Perancis.
Hubungan perekonomian yang baik akan membuat neraca keuangan
negara maju dan stabil, juga negarapun akan aman dari permainan ekonomi
luar dan yang pasti jika mantap ekonomi stabilitas negara aman. Dengan
mantapnya ekonomi perhatian ke arah perkembangan ilmu pengetahuan
semakin mendapat perhatian yang serius.
Kota Kairo menjadi penting dan strategis sebagai jalur perdaganga
Asia Barat dan Laut Tengah dengan pihak Barat dan terlebih penting lagi
setelah jatuhnya kota Baghdad Baybars dan beberapa Sultan sesudahnya
memberi kebebasan kepada para petani untuk memasarkan hasil pertanian
mereka secara langsung tanpa dimonopoli pemerintah. Hal ini mendorong

6
para petani untuk meningkatkan hasil penen mereka pada gilirannya dapat
bagi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Mesir.5
c) Bidang ilmu pengetahuan
Mesir yang menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal
Baghdad dari serangan Mongol dan juga para ilmuwan yang datang dari
Timur dan Barat, menyebabkan ilmu berkembang di Mesir. Seperti sejarah,
kedokteran, astronomi, matematika dan ilmu agama. Sejarah mencatat
nama-nama ilmuwan seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi dan Ibnu
Khaldun. Pada bidang astronomi dekenal nama Nasir al-Dhin dan al-Tasi.
Bidang matematika Abu al-Faraj al-Ibri, bidang kedokteran Abual-Hasan
Ali al-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia
dan bidang Psikologi dikenal nama Al-Razi. Adapun bidang keagamaan
dikenal Ibnu Taimiyah seorang pemikir reformis dalam Islam, Al-Sayuti
menguasai ilmu agama dan Ibnu al-Hajar Asqalani ahli dalam ilmu hadis.
Kemunculan muqaddimah tulisan Ibnu Khaldun disempurnakan
penyusunan ilmu tata usaha, ilmu peperangan dan ilmu kritik sejarah.6
d) Seni
Dinasti Mamluk dikenal sebagai pelindung seni kaligrafi terutama
hiasan al-Qur`an. Kaligrafer ternama adalah Muhammad ibn al-Wahid yang
pada tahun 703 H/1304 M meninggalkan salinan al-Qur’an yang unik dalam
tulisan Tsuluts. Muhamad ibn Sulaiman al-Muhsini, Ahmad ibn
Muhammad aI-Anshari dan Ibrahim ibn Muhammad al-Khabbaz. Abd al-
Rahman ibn al-Sayigh tersohor karena menyalin Kitab al-Qur’an yang
paling besar. Panjangnya lebih dari dua meter, ditulis dengan menggunakan
pena bambu dalam waktu singkat yakni enam puluh hari.7
C. Kemunduran dan Kehancuraan Dinasti Mamluk
Dinasti Mamalik mencapai banyak kemajuan berkat wibawa dan
kepribadian para sultan yang sangat tinggi, loyalitas masyarakat dan

5
Ibid, 156-158
6
Syamzan Syukur dan Mastanning Peran Dinasti Mamluk Membendung Ekspansi Bangsa Mongol,
Jurnal Rihlah Vol. 06 No. 01, 2018.
7
Mundzirin Yusuf Peradaban Dinasti Mamluk di Mesir, Thaqafiyyat Vol. 16, No. 2, Desember
2015, 196-197.

7
loyalitas para militer kepada negara, solidaritas sesama militer, stabilitas
keamanan negara yang bebas dari ancaman dan gangguan dari luar. Akan
tetapi ,setelah semua itu menjadi pudar dan menipis, mulai pula dinasti ini
sedikit demi sedikit mengalami kemunduran.
Dinasti Mamalik ini berkuasa selama kurang lebih 267 tahun
melewati 47 sultan dengan prekuensi pergantian pimpinan sebanyak 53
kali. Kemunduran dinasti ini bermula dari peralihan kekuasaan dari tangan
Mamalik Bahri ke Mamalik Burji. Kemunduran ini secara garis besar
disebabkan oleh dua faktor yaitu: pertama faktor internal, dan kedua faktor
eksternal.
Secara internal, diawali dengan menurunnya solidaritas antara
sesama militer, hal ini dipicu oleh kehadiran mamluk Burji dari Circassia
yang dibawa oleh sultan Qalawun. Apalagi setelah mamluk Burji ini
berkuasa solidaritas dan disiplin tentara merosot, dan secara militer Mesir
sudah menjadi lemah. Penguasa Burji banyak di antara mereka yang
bermoral rendah, tidak menyukai ilmu pengetahuan, hidup bermewah-
mewah dan berpoya-poya, korupsi uang Negara mengakibatkan pajak
dinaikkan, akibatnya semangat kerja rakyat menjadi menurun dan
perekonomian negara merosot dan tidak stabil. Kondisi ini semakin
diperparah dengan datangnya musim kemarau panjang dan berjangkitnya
berbagai wabah.
Secara eksternal, kemunduran tersebut disebabkan oleh
penemuan Tanjung Harapan di Afrika Selatan oleh Vasco da Gama
(Portugis) pada tahun 1498 yang dijadikannya sebagai jalur
perdagangan dari negeri-negeri penghasil rempah-rempah. Akibatnya, jalur
pelabuhan rempah-rempah dari India ke Eropa, menyebabkan pelabuhan
besar Kairo dan Syiria lambat laun menjadi sepi sehingga penghasilan
negara dari sektor pelabuhan semakin merosot.
Faktor lain sebagai penyebab langsung kemunduran dan
kehancuran dinasti Mamalik adalah munculnya kekuatan baru dari kerajaan
Usmani. Kerjaan inilah yang mengakhiri riwayat dinasti Mamalik di Mesir.
Sejak kekalahan pasukan Mamalik menghadapi pasukan Usmani dalam

8
suatu pertempuran sengit di luar kota Kairo pada tahun 1517 M., wilayah
Mesir jatuh ke dalam kekuasaan Turki Usmani, bahkan Mesir dijadikan
salah dari satu provinsinya. Hal ini berlangsung sampai akhirnya Napoleon
Bonaparte dari Perancis mencaploknya dari Turki Usmani.8

8
Abdullah Nur, Dinasti Mamalik Di Mesir, Jurnal Hunafa Vol. 2 No. 2 Agustus 2005,
155-156.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinasti Mamluk berasal dari budak-budak pilihan di bawah naungan
Dinasti Ayyubiyah untuk dijadikan prajurit Islam. Didikan keagamaan, militer
dan ilmu pengetahuan lainnya telah membentuk karakter-karakter prajurit yang
cerdas dan siap melawan musuh dalam sektor apapun sampai menjadi Dinasti.
Kemajuan dalam bidang militer, ilmu pngetehuan, arsitekur dan ekonomi
menjadikan perkembangan peradaban Islam yang tidak bisa dikesampaingkan
sepanjang perdaban Islam di Timur Tengah bahkan berdampak pada peradaban
dunia.
Mongol hadir dalam sejarah peradaban Islam sebagai penghancur
terbesar. Imperium Islam yang bergitu maju membuat bangsa Mongol ingin
menguasainya. Ambisi ekonomi merupakan faktor pertama bangsa Mongol
ingin menguasa Islam. Bangsa Mongol pun berhasil memporak porandakan
imperium Islam terutama kekuasaan Daulah Abbasiyah.
Akan tetapi, kegigihan para pemimpin Mamluk dan masyarakat Islam
yang bersatu, berhasil mengalahkan kekuatan pasukan Mongol. Adapun
sumbangsi dari bangsa Mongol, meskipun terkenal sebagai bangsa kenakluk
yang terkejam, tetapi akibat wilayah Islam yang ditaklukkan membuat
keturunannya menjadi raja-raja Islam.
B. Saran
Demikian Makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, penulis kedepannya akan
berusaha lebih fokus dalam menjelaskan makalah ini dan memberi sumber-
sumber yang lebih lengkap. Dengan demikian, kami memohon kepada dosen
dan para mahasiswa yang membaca makalah ini untuk memberi saran dan
kritik karena masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sehingga
kami dapat memperbaiki karya kami selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Abbas St., Akramun Nisa, Peradaban Islam Dan Ideologi Politik Pada
Masa Dinasti Mamluk Di Mesir, Vol. 9, Makasar: Ash-shahabah: Jurnal
Pendidikan dan Studi Islam, Januari 2023.

Kulsum Ummu, Sejarah Peradaban Islam Klasik Dan Pertengahan, (Pamekasan:


Duta Media Publishing, 2021).

Nur Abdullah, Dinasti Mamalik Di Mesir, Vol. 2 Palu: Jurnal Hunafa Agustus
2005.

Sunanto Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Prenada Media, 2003).

Syukur Al-Azizi Abdu, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Yogyakarta: Noktah


PT. Huta Parhapuran, 2017.

Syukur Syamzan dan Mastanning, Peran Dinasti Mamluk Membendung Ekspansi


Bangsa Mongol, Vol. 06 Makasar: Jurnal Rihlah 2018.

Yusuf Mundzirin, Peradaban Dinasti Mamluk di Mesir, Vol. 16, Yogyakarta


Thaqafiyyat Desember 2015.

11

Anda mungkin juga menyukai