Anda di halaman 1dari 15

DINASTI MAMLUK DI MESIR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

KELOMPOK VII

NAMA : MUHAMMAD FARHAN (19120011)


SAKDIANA LUBIS (19120022)

DOSEN PENGAMPU : RAHMI SERI HANIDA M.Pd.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PDNDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala. Karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas Pada Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan analisis jurnal dalam bentuk makalah ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah yang berbentuk ujian akhir semester ini memberkan informasi bagi
saya terutama dan pembaca sekalian dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Panyabungan,08 Desember 2020


Penyusun,

KELOMPOK VII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kelahiran Dinasti Mamluk
B. Gaya Hidup Dinasti Mamluk
C. Akhir Kekuasaan Dinasti Mamluk
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang menganut azaz persamaan (equality) sesama
manusia dan saling bertergantungan satu sama lainnya.Islam tidak membedakan
antara manusia pria atau wanita, orang Arab atau orang non Arab (‘ajam), orang
bangsawan atau rakyat jelata karna semuanya sama kedudukannya dimata Allah. Hal
ini Allah nyatakan dalam firman-Nya dalam Q.S al-Hujurat ayat 13 : “Hai manusia
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang pria dan wanita , dan Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal
(rukun dan damai), sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu”. Ayat ini memberikan pemahaman
bahwa allah tidak memandang status siapa pun diatas dunia ini karena dengan adanya
perbedaan itu menjadikan dirinya lebih dekat kepada allah karena adanya perbedaan
mnenjadikan sebuah konsep ilmu dalam mengembangkan pola pikir dan jakrawala .
Karena itu tidak mengherankan jika ada orang yang tadinya adalah budak, orang
tawanan, dan setelah ia masuk Islam dan dibebaskan, dia akhirnya menjadi orang
penting, bahkan ada yang menjadi panglima, dan raja-raja besar. Dalam sejarah Islam,
raja-raja yang berasal dari budak ini disebut Mamalik, atau oleh literatur
Barat Mamluk.
Penulis akan membahas sebuah dinasti yang didirikan oleh kaum  mamluk.
Dalam dunia Islam ada dua pemerintahan yang berhasil didirikan oleh kaum mamluk,
yaitu Dinasti Mamluk di India (1206-1290) yang dibentuk oleh Qutbuddin Aybak,
dan Dinasti Mamluk di Mesir (1250-1517). Pada kesempatan ini penulis akan secara
khusus membahas Dinasti Mamluk yang ada di Mesir. Kalau ada negeri Islam yang
selamat dari kehancuran akibat serangan-serangan bangsa Mongol, baik serangan
Hulagu Khan maupun serangan Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang
ketika itu berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk (Mamalik).
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelahiran dinasti mamluk?
2. Bagaimana gaya hidup dinasti mamluk?
3. Bagaimana akhir kekuasaan dinasti mamluk?

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kelahiran dinasti mamluk.
2. Untuk mengetahui bagaimana gaya hidup dinasti mamluk.
3. Untuk mengetahui bagaimana akhir kekuasaan dinasti mamluk
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelahiran Dinasti Mamluk

Jika kita membicarakan dinasti Mamluk, dalam wawasan sejarah Islam


dikenal dua nama yang sama. Pertama, dinasti Mamluk yang berpusat di Mesir.
Dinasti ini eksis dari tahun 1250 M sampai dengan 1517 M. Kedua, dinasti Mamluk
yang terdapat di India. Dinasti yang terdapat di India muncul pada tahun 1206 M
sampai dengan 1290 M. Sebenarnya kedua dinasti ini dapat dikatakan pernah eksis
sezaman dan sama-sama didirikan oleh para budak. Namun, dinasti Mamluk yang
terdapat di Mesir eksis lebih lama, dengan waktu lebih dari dua abad setengah, jauh
lebih lama dibanding dinasti Mamluk yang di India yang hanya eksis kurang lebih
delapan dasawarsa. Pada pembahasan kali ini akan dibahas lebih jauh mengenai
Dinasti Mamluk di Mesir atau Daulat al-Atrak, dinasti yang berdiri pada awal masa-
masa kejatuhan umat Islam.
Dinasti Mamluk berdiri pada pertengahan abad ke-13 M. Kehadirannya
memiliki hubungan dengan dinasti sebelumnya, yaitu dinasti Ayyubiyah. Hal ini
terjadi karena orang-orang yang terlibat dalam proses pendirian dinasti Mamluk
adalah budak-budak yang bekerja untuk dinasti Ayyubiyah. Kata Mamluk sendiri
bermakna budak. Mereka pada awalnya adalah para tawanan penguasa dinasti
Ayyubiyah yang dijadikan sebagai budak, kemudian para budak tersebut diberi
pendidikan militer dan agama, untuk selanjutnya dijadikan sebagai tentaranya.
Tentara Mamluk, pada umumnya berasal dari daerah Kaukasus dan Laut Kaspia. Di
Mesir, mereka ditempatkan di pulau Raudhah di Sungai Nil untuk menjalani latihan
militer dan keagamaan. Karena itulah, mereka dikenal dengan julukan Mamluk Bahri
(Laut). Saingan mereka dalam ketentaraan pada masa itu adalah tentara yang berasal
dari suku Kurdi. Penguasa dinasti Ayyubiyah mengeluarkan suatu kebijakan dengan
menempatkan budak-budak tersebut sebagai kelompok tersendiri yang terpisah dari
masyarakat. Pada masa Al-Malik Ash-Shaleh, ia menerapkan hubungan simbiosis
mutualisme dengan mejadikan para tentara budak ini sebagai pengawal untuk
menjamin kelangsungan kekuasaannya. Sebagai imbalannya mereka mendapatkan
hak-hak istimewa, baik dalam penghargaan yang bersifat materil maupun dalam karier
kemiliteran.
Al-Malik Ash-Shaleh melihat tentara Mamluk sebagai tentara yang setia dan
telah menunjukan kemampuannya pada saat perang melawan tentara Salib dan saat
bersaing dengan rival-rival politiknya. Karena sebab tersebut, loyalitas tentara
Mamluk kemudian terpusat pada pribadi Al-Malik Ash-Shaleh, bukan kepada dinasti
sebagai institusi. Kita dapat melihat tentara Mamluk lebih sebagai tentara pribadi
daripada tentara militer sebuah dinasti. Apabila ditelusuri lebih lanjut, berdirinya
dinasti Mamluk berawal dari kekisruhan politik setelah wafatnya Al-Malik Ash-
Shaleh, penguasa terakhir dari dinasti Ayyubiyah pada tahun 1249 M. Kemudian ia
digantikan oleh anaknya yang bernama Turansyah, yang berasal dari istrinya yang
notabene bersal dari suku Kurdi. Turansyah dianggap sebagai ancaman untuk masa
depan mereka, hal ini dikarenakan Turansyah lebih memiliki kedekatan dengan
tentara asal Kurdi daripada dengan mereka.
Pada tahun 1250 M, tentara Mamluk dibawah komando Aybak dan Baybars
berupaya untuk melakukan kudeta politik melalui serangkaian perebutan kekuasaan,
puncaknya mereka berhasil membuhu Turansyah. Istri Al-Malik, Syajarah Al-Dur,
seorang yang juga berasal dari kalangan Budak Turki atau Armenia, ia berusaha untuk
mengambil kendali pemerintahan, dengan menjadikan dirinya sebagai sultanah
pertama, sesuai kesepakatan dengan golongan Mamluk. Kepemimpinan Al-Dur
berlangsung tiga bulan. Ketika para amir memilih kerabatnya, yang juga panglima
utama kerajaan Izzudin Aybak sebagai sultan, ia kemudian memutuskan menikah
dengan pemimpin Mamluk tersebut.
B. Gaya Hidup Dinasti Mamluk
Dalam bidang ekonomi, Dinasti Mamluk membuka hubungan dagang dengan Prancis
dan Italia melalui perluasan jalur perdagangan yang dirilis oleh Dinasti Fatimiah di
Mesir sebelumnya. Jatuhnya Baghdad membuat Kairo sebagai jalur perdangan antara
Asia dan Eropa, menjadi lebih penting karena Kairo menghubungkan jalur
perdagangan laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa. Di samping itu, hasil
pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh
pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi antarkota baik laut maupun darat.
Ketangguhan angkatan laut Mamluk sangat membantu pengembangan
perekonomiannya. Oleh karena itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti
sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah
tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di
bidang astronomi, dikenal nama Nashir Al-Din Al- Tusi, di bidang matematika, Abu
al- Faraj, Al- Ibry, dibidang kedokteran, Abu Al- Hasan Al- Nadis, penemu susunan
dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abd Al-Mun’im Al- Dimyati, seorang
dokter hewan, dan Al- Razi, perintis psikoterapi.
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Dalam rangka menagkis ancaman dan dalam dan luar negeri, Baybar secara
sungguh-sungguh melakukan konsolidasi di bidang kemiliteran dan pemerintahan.
Kaum elit militer ditempatkan pada kelompok politik elit dan jabatan-jabatan
penting dipegang oleb anggota militer yang berprestasi. Ia mengetahui benar
bahwa masyarakatnya yang rnayoritas sunni menginginkan kesultanannya
mendapat pengesahan keagamaan dan khalifah. Untuk itu, ia melakukan baiat
terhadap AlMuntasir, khalifah keturunan Abbas yang berhasil melarikan diri ke
Syiria ketika Khulagu menghancurkan Bagdad. Baiat Bayhar terhadap khalifah
ternyata mengundang simpati penguasa Islam lainnya. Selain itu, Baybar juga
mengikuti jejak dinasti Ayyubiyah yaitu dengan cara menghidupkan mazhab
sunni dan dengan sendirinya ía mendapat simpati masyarakat Mesir yang
mayoritas sunni. Dalam pemerintahannya, Baybar menjalin hubungan erat dengan
negara-negara tetangga seperti Konstantinopel, Sycilia dan negara-negara Iainnya.
Dalam bidang kemiliteran, Baybar diakui senagai panglima yang tangguh. Dalam
kurun waktu 6 tahun ia habiskan waktunya untuk menghancurkan sebagian besar
kekuatan salib di sepanjang pantai laut tengah. Pemberontakan kaum Asasin di
pegunungan Syiria dapat dilumpuhkan. Nubia dan sepanjang pantai laut merah
ditaklukkannya bahkan kapal-kapal Mongol di Anatolia pun dirampasnya.
2. Bidang Ekonomi
Kemajuan dalam bidang ekonomi yang dicapai o!eh dinasti Mamluk lebih besar
diperoleh dan sektor perdagangan dan pertanian. Di sektor perdagangan,
pemerintah dinasti Mamluk memperluas hubungan dagang yang telah dibina sejak
masa Fatimiyah, misalnya dengan membuka jalur dagang dengan Italia dan
Prancis. Setelah jatuhnya Bagdad, Kairo menjadi kota yang penting dan strategis
karena jalur perdagangan dan Asia Tengali dan Teluk Persia hampir dipastikan
me1ui Bagdad. Keadaan mi menjadikan berlimpahnya devisa negara terutama dan
sektor perdagangan. Untuk mendukung kelancaran sektor ini, dinasti Mamluk
memperbaiki sarana transportasi untuk memperlancar perjalanan pedagang-
pedagang terutama antara Kairo dan Damaskus. Dalam sektor pertanian,
pemerintah mengambil kebijakan pasar bebas kepada petani, artinya petani diberi
kebebasan untuk memasarkan sendiri hasil pertaniannya.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat besar pada masa dinasti
Mamluk. Hal ini disebabkan jatuhnya kota Bagdad yang mengakibatkan sebagian
ahli ilmu pengetahuan melarikan diri ke Mesir. Adapun ilmu-ilmu yang banyak
berkembang pada saat itu adalah sejarah, kedokteran, astronomi, matematika dan
ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan,
lbnu Tagribirdi, Abu al-Fida dan Ibnu Khaldun. Dalarn bidang astronomi dikenal
nama Nasir al-Din al-Tusi seorang ahli observatorium dan Abu al-Faraz al-Gibni
dalarn bidang rnaternatika. Ilmu kedokteran mangalami kemajuan dengan adanya
penemuan baru. Ibnu al-Nafis dikenal sebagai penemu susunan dan peredaran
darah dalam paru-paru manusia. Dalam karyanya Syarh Tasyrih al-Qanun; di
dalamnya Ia memaparkan konsepsi yang jelas tentang fungsi paru-paru sebagai
sirkulator darah. Kemudian Abdul Mu’min Dimyati seorang dokter ternama dalam
ilmu kedokteran hewan menulis buku Fadl al-Khail (keunggulan pasukan
berkuda), psikoterapi yang dirintis oleh al-Razi dikembangkan oleb al-Juma’i di
Mesir yang mengarang buku al-Irsyad li Masalih a!Anfas wa al-Ajsad (Petunjuk
untuk Kesehatan Jiwa dan Raga), lalu lbnu Abi Mahasin dan Salahuddin beserta
lbnu Yusuf mengembangkan ilmu optalmologi (ilmu tentang penyakit mata).
Dalarn bidang ilmu agarna, pada saat itu muncul ulama-uama besar, antara lain
Ibnu Taymiyah yang dikenal sebagai reformer pemikiran Islam yang bermazhab
Hambali. Selain itu, muncul pula orang-orang ternama seperti as-Suyuti dengan
tulisannya al-Itqan fi Ulum al-A qur‘an dan Ibnu Hajar al-Asqalani yang
termasyhur dalam bidang penulisan ilmu hadis. Dinasti Mamluk juga berhasil
membangun sekolah-sekolah, mesjid-mesjid yang indah sebagai pusat ilmu
pengetahuan.
4. Bidang Arsitektur
Devisa negara yang melimpah pada masa dinasti Mamluk memungkinkan mereka
untuk mendirikan bangunan-bangunan yang indah dan megah. Sejak masa
pemerintahan Qalawun, sultan-sultan Mamluk telah terbiasa memperindah
bangunannya dengan batu-batu benteng, batu kapur dan batu api yang diambil dan
dataran tinggi Mesir, terutama dalam bentuk kuburan-kuburan dan kubah-kubah
mesjid yang terdiri atas bebatuan tersebut. Hampir semua macam kerajinan yang
berkembang saat itu berhubungan erat dengan bangunan, khususnya bangunan
yang bercorak religius. Seperti hiasan perunggu pada pintu-pintu mesjid, kotak al-
Qur’an yang terbuat dan emas bertabur mutiara, mosaik-mosaik yang indah pada
lengkung-lengkung bangunan, karya seni dan kayu pada mimbar yang cukup
rumit pembuatannya, yang kesemuanya menunjukkan perkembangan seni dan
kerajinan saat itu. Di antar karya-karya seni terapan itu, yang menjadi ciri Khas
Mesir-Mamluk adalab seni dekorasi kitab suci. Bidang kesenian ini mendapatkan
kedudukan terhormat karena berhubungan dengan “firman Allah” dan tingkat
tingkat kesulitannya juga jauh tebih tinggi. Karakter mewah dan halus dalam
berkesenian tidak hanya diterapkan pada objek-objek yang dianggap suci.
Berbagai perlengkapan rumah tangga seperti cangkir, mangkok, baki, pedupaan
juga rnerupakan gambaran hidup mewah sebagaimana dilukiskan oleh para
penulis kronik kontemporer. Di samping yang telah disebutkan tadi, masih banyak
karya-karya seni yang lain yang berkembang pada masa dinasti Mamluk.
C. Akhir Kekuasaan Dinasti Mamluk
Seperti halnya dinasti-dinasti yang lain, dinasti Mamluk juga mengalami pasang surut.
Setelah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang, dinasti ini mengalami masa
kemunduran yang pada akhirnya membawa pada masa kehancuran. Faktor-faktor
yang menyebabkan dinasti mi mengalarni kemunduran dan kehancuran di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Perebutan Kekuasaan
Pada masa penierintahan Qalawun, sultan Mamluk ke-8 melakukan perubahan
dalam pemerintahan, yaitu pergantian sultan secara turun menurun dan tidak lagi
memberikan kesempatan kepada pihak meliter untuk memilih sultan sebagai
pemimpin mereka. Di samping itu, Qalawun juga telah mengesampingkan
kelompok Mamluk Bahri sehingga makin lama pejabat dan Mamluk Bahriy
semakin berkurang dan digantikan oleh Mamluk Burjiy Perpindahan kekuasaan ke
tangan Marniuk Burjiy membawa banyak perubahan gaya pernerintahan dalam
dinasti ini. Sistem baru yang diterapkan Qalawun ternyata telah menimbulkan
kericuhan dalam pemerintahan. Pada masa ini Qalawun mengalami dua kali turun
tahta karena perebutan kekuasaan dengan Kitbuga dan Najim al-Mansur
Hisamudin. Pada 1382 M. Barquk al-Dzahir Saef al-Din dan Mamluk Burjiy
berhasil merebut kekuasaan dan tangan as-Salih Salahuddin, sultan terakhir dan
keturunan Qalawun. Sejak saat itulah mulai periode kekuasaan Mamluk Burjiy.
Meskipun sultan-sultan Mamluk Burjiy menerapkan kembali sistem pemerintahan
secara oligarki seperti yang diterapkan Mamluk Bahriy sebelumnya, kekacauan
tetap berlanjut sehingga situasi mi dimanfàatkan oleh para amir untuk saling
berebut kekuasaan dan memperkuat posisinya di pemerintahan. Di samping itu,
sultan yang memerintah dar tahun 1412 sampai 1421 M adalah seorang pemabuk.
Sultan inilah yang melakukan berbagai perbuatan yang melampaul batas. Ada
pula seorang sultan yang lain yang tidak dapat berbahasa Arab sama sekali.
Adapun sultan yang memerintah pada tahun 1453 adalah orang yang tithk pandai
membaca dan menulis. Bahkan ada di antara sultan Mamluk l3urjiy yang bukan
saja buta huruf melainkan juga gila. Seorang sultan lainnya yang dibeli seharga
linia puluh dinar, telah mengorek mata dan dipotong lidahnya karena gagal
mengubah logam rongsokan menjadi emas.
2. Kemewahan dan Korupsi.
Sejak pemerintahan Qalawun, pola hidup mewah telah menjalar di kalangan
penguasa istana, hahkan di kalangan para amir. Hal mi membuat keuangan negara
sernakin merosot dan untuk mengatasinya, pendapatan dan sektor pajak dinaikkan
sehIngga penderitaan rakyat semakin bertambah. Di samping itu, perdagangan
pun semakin sulit, seperti komoditi utama dan Mesir yang selama mi yang selama
mi diperjualhelikan bebas oleh para petani, diambil alih oleh sultan-sultan dan
keuntungannya digunakan untuk berfoya-foya. Korupsi, baik banyak maupun
sedikit tidak hanya dilakukan oleh para sultan, namun para pejabat rendahan pun
melakukan hal yang sama. Situasi ekonomi kerajaan yang sangat buruk diperparah
oleh kebijakan politik para sultan yang mementingkan din sendiri. Para sultan
menaikkan pajak yang tinggi, baik pada orang-orang muslim maupun non muslim,
sebab pajaklah satu-satunya jalan untuk mendapatkan penghasilan yang banyak
guna membiayai kegiatan pemerintahan menggaji pegawai-pegawai, melengkapi
istana-istana dengan berbagai kemewahan dan membangun bangunan
monumental.
3. Merosotnya Perekonomian.
Sikap penguasa dinasti Mamluk yang memeras pedagang dan membelenggu
kebebasan petani menyebabkan luntumya gairah dan Semangat kerja mereka.
Keadaan mi semakin memperburuk musim kemarau panjang dan wabah penyakit
yang menjalar di negeri ini.
Menjelang akhir periode Mamluk, faktor-faktor internasional memberikan
kontribusi terhadap meluasnya kemisikinan dan kesengsaraan negeri itu. Pada
1498, pelaut Vasco Da Gama dan Portugis menemukan rute perjalanan di sekitar
Tanjung Harapan. ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah kerajaan Suriah-
Mesir. Tidak hanya serangan armada Portugis dan negara Eropa lain semakin
semakin sering menimpa kapal-kapal muslim di laut Merab dan perairan India,
tetapi juga secara bertahap lalu lintas rempah-rempah dan produk-produk tropis
lain dan India dan Arab dialihkan dan pelabuhan-pelabuhan Suniah dan Mesir.
Akibatnya, salah satu sumber pendapatan nasional hancur sebab hal ini
berdampak besar terhadap pendapatan devisa negara yang selanjutnya
melemahkan perekonomian.
4. Serangan dan Turki Utsmani.
Penyebab Iangsung runtuhnya dinasti Mamluk adalab terjadinya peperangan
dengan tentara Turki Utsmani yang terjadi dua kali.Pada tahun 1516 M, terjadilah
peperangan di Aleppo yang berakhir dengan kekalahan total tentara Mamluk.
Setelah menang di Aleppo, tentara Turki (Jasmani malanjutkan perjalanannya
untuk masuk ke daerah Mesir yang dalam perjalanan mi terjadi lagi pertempuran
yang sengit antara tentara Turki Utsmani dengan tentara Mamluk. Pertempuran mi
terjadi ketika Mamluk diperintah oleh Tuman Bay II (al-Asyrof) yang merupakan
sultan terakhir dinasti Mamluk. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan dinasti
Mamluk di Mesir yang berlangsung cukup lama dan sebagai akibatnya tampuk
pemerintahan kekhalifahan dipindahkan dan Kairo ke Istambul. Kairo yang
sebelumnya menjadi ibi kota kerajaan, sekarang tidak lebih dan sebuah kota
protinsi dan kesultanan Turki Utsmani.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dan pembahasan tadi, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinasti Mamluk adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh para budak yang
berasal dan Turki yang dijadikan tentara oleh Malik as-Shalih Najamuddin Ayyub
sebagai pengawal kerajaan, akan tetapi mereka diberi kebebasan dan kesempatan
yang luas untuk mencapai kedudukan dalam jajaran militer. Mereka akhimya
mendirikan suatu kelompok militer yang terorganisir lalu kemudian merebut
kekuasaan, sehingga menjadikan Syajar al-Dur sebagai orang pertama yang
memegang jabatan sultan pada dinasti Mamluk.

2. Pada masa dinasti Mamluk berkuasa (Mamluk Bahriy) benyak kemajuan yang
dicapai, hal tersebut memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan
dunia Islam. Adapun kemajuan yang dicapai pada saat itu adalah di bidang politik,
ekonomi, ilmu pengetahuan dan seni arsitektur. Pada masa itulah banyak sekali
ilmuan handal yang lahir dan memberi sumbangan pemikiran yang begitu besar
terhadap peradaban Islam.

3. Kemunduran dan kehancuran dinasti Mamluk utamanya disebakan ketika sultan


Mamluk Burjiy berkuasa yang ditandai dengan adanya kegoncangan dalam
maupun luar negeri. Misalnya, korupsi, hidup mewah sehingga keuanganlekonomi
negara menjadi merosot, membebani rakyat dengan pajak yang sangat tinggi.
Rapuhnya sistem pertahanan militer karena gaji mereka tidak lagi mendapatkan
perhatian sehingga pada gilirannya ketika diserang oleh pasukan Ustmani dan
Turki, mereka tidak dapat bertahan dan akhirnya mengalami kehancuran sehingga
berakhirlah masa kekuasan dinasti Mamluk ke tangan dinasti Ustmani.

B. Saran

Demikianlah sederetan peristiwa dan sejarah yang dapat penulis paparkan kepada kita semua,
yang terjadi dari awal berdirinya Dinasti Mamluk Bahri sampai berakhirnya di tangan
Mamluk Burji. Mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca s
DAFTAR PUSTAKA

Cheche, Wardah.(2013). Dinasti Mamluk di Mesir.


http://wardahcheche.blogspot.co.id,diakses pada tanggal 08 Desember 2020.
Sulaiman, Mughni.(2013). Makalah Sejarah Terbentuknya Dinasti Mamluk.
 http://mugnisulaeman.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 08 Desember 2020.
Supriyadi, Dedi. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia.
Wibisono, Gunawan. (2013). Sejarah Dinasti Mamalik Di Mesir.
  http://wibisono17.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 08 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai