Anda di halaman 1dari 16

DESAIN PENELTIAN KUANTITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan

DISUSUN OLEH : KELOMPOK VI


NAMA : MUHAMMAD FARHAN (19120011)
NAMA : KHAIRUL FAHMI RAMBE (19120008)
NAMA : NANDA FARIDAH (19120012)

DOSEN PENGAMPU : NOVEBRI, M. Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Supervisi Pendidikan dengan tepat waktu yang berjudul “Desain Penelitian Kuantitatif”.Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikannya dengan baik. Serta
shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di yaumil akhir nanti.
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Karena kami mengerjakan bagaimana
semampu kami dan kemudian apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan kami meminta
maaf yang sebenar-benarnya. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik dan saran yang baik
demi memperbaiki makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang.

Panyabungan, 20 Februari 2021


Penulis

Kelompok VI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan, baik
sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses
untuk membuat dan menciptakan objek baru". Riset atau penelitian sering dideskripsikan
sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang
bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta kausalitas hubungan-hubungannya.
Desain penelitian kuantitatif adalah sebuah seni yang di deskripsikan dengan
fakta-fakta yang sistematis Kasaulitaas dan menggunakan model-model matematis.
Teori-teori dan hipotesa yang berkaitan dengan fenomena alam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian desain penelitian korelasi ?
2. Bagaimana desain penelitian eksperimental ?
3. Bagaimana jenis/metode desain penelitian campuran (mixed method) ?
C. Tujuan Pe nelitian
1. Untuk mengetahui apa pengertian penelitian korelasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana desain penelititan eksperimental.
3. Untuk mengetahu bagaimana jenis/metode desain penelitian campuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desain Penelitian Korelasi
1. Penelitian korelasional
merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau beberapa
ubahan dengan satu atau beberapa ubahan yang lain. Penelitian korelasional terkadang
disebut juga dengan associational research, yang didalamnya melihat relasi (hubungan) di
antara dua atau lebih ubahan yang dipelajari tanpa mencoba memengaruhi ubahan-
ubahan tersebut.
Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antar unsur-unsurnya.
Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi atau kurikulum, materi
dengan evaluasi pembelajaran, dan masih banyak yang lainnya. Hubungan-hubungan
tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah dan secara statistik melalui
metode penelitian korelasional.
Pengertian Penelitian Korelasional Secara sederhana, korelasi dapat diartikan
sebagai hubungan. Namun ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dapat
dipahami sebatas pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis data
statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang
bersifat kuantitatif. Dua variabel atau lebih dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada
variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan
arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif). Penelitian korelasi
atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel
tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variable. Menurut Mc Millan dan
Schumacher sebagaimana dikutip
Syamsuddin menyatakan bahwa adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi.Penelitian
korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa,
terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi bahwa penelitian korelasi merupakan salah satu
bagian penelitian ex–postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan
variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan
variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen
menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut
merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Penelitian model ini
mengharuskan seorang peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam
konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan,
sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan
antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat
dijadikan acuan untuk dia jadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen.
Penelitian korelasi mempunyai tiga
karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1.) Penelitian korelasi, tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2.) Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3.) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
2. Tujuan Penelitian Korelasional

Penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik


seseorang atau keberadaan yang lainnya, atau penelitian korelasional atau correlational
research pada hakikatnya bertujuan untuk menentukan dan mengetahui seberapa besar
variansi-variansi pada satu faktor berkaitan dengan variansi-variansi pada satu atau
beberapa faktor lain berdasarkan koefesien korelasi. Berkaitan dengan tujuan di atas,
penelitian korelasional juga dapat dikatakan sebagai sebuah penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Di samping itu, penelitian
korelasional bertujuan untuk memahami hubungan antar sifat/karakteristik orang atau
entitas lainnya.
Muri Yusuf menjelaskan bahwa tujuan utama dalam melakukan penelitian
korelasional adalah untuk membantu menjelaskan pentingnya tingkah laku manusia atau
untuk meramalkan suatu hasil. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penelitian korelasional
terkadang juga berbentuk penelitian deskriptif karena menggambarkan hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti. Karena itu, Secara khusus, tujuan penelitian korelasional
adalah: (1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, (2)
bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan (3)
untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/significant) atau tidak berarti (insignificant). Atau dengan lain, jika hal ini
diilustrasikan dalam bentuk pertanyaan maka seorang yang akan melakukan penelitian
korelasi, dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau
lebih, yakni:
1.) Adakah hubungan diantara dua variabel?
2.) Bagaimanakah arah hubungan tersebut?
3.) Berapa besar/ jauh hubungan tersebut dapat diterangkan?

3. Ciri-ciri Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional mempunyai beberapa ciri utama yang dapat


membedakannya dengan tipe penelitian lainnya, Muri Yusuf menjelaskan 4 (empat) ciri
utama penelitian korelasional sebagai berikut:
1.) Penelitian korelaional tepat digunakan apabila variabel-variabel yang diteliti
kompleks, dan tidak dapat diteliti dengan metode iksperimen, serta tidak dapat
dimanipulasi.
2.) Penelitian korelasional memungkinkan pengukuran beberapa variable sekaligus,
saling hubungannya dan latar realistic (realistic setting).
3.) Apa yang diperoleh dalam penelitian adalah kadar (degree) hubungan, bukan ada atau
tidak adanya pengaruh di antara variabel yang diteliti, terkecuali apabila menggunakan
teknik analisi lebih kompleks sehingga dapat dicari pengaruh dari antar variabel yang
diteliti.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Sudarwan Danim menyatakan bahwa paling
tidak seorang calon peneliti atau peneliti yang akan meneliti dengan metode penelitian
korelasional harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Variabel yang diteliti relatif rumit; tidak dapat dieksperimentasikan dan
dimanipulasikan.
b. Mengukur variabel yang berhubungan secara serentak dalam situasi realistik.
c. Koefisien korelasi yang ingin dicari adalah positif atau negatif, signifikan atau tidak
signifikan.
d.. Satu atau lebih variabel, disebut variabel bebas (independen variabel) dan satu atau
lebih variabel terikat (dependen variabel).
Beberapa ahli penelitian juga menjelaskan beberapa ciri khusus yang tdk berbeda
dengan dua pandangan di atas dari penelitian korelasioal, antara lain menurut bahwa ada
beberapa ciri utama penelitian korelasional yang harus diketahui oleh seorang calon dan
peneliti, yaitu:
a.) Variabel yang diteliti relatif rumit; tidak dapat dieksperimentasikan dan
dimanipulasikan.
b.) Mengukur variabel yang berhubungan secara serentak dalam situasi realistik,
c.) Koefeisien korelasi yang ingin dicari adalah positif atau negatif; signifikan atau tidak
signifikan.
d.) Satu atau lebih variabel disebut variabel bebas (independent variabel) dan satu atau
lebih variabel terikat (dependent variabel).

Melihat beberapa ciri utama penelitian korelasional seperti tersebut di atas, dapat
ditegaskan bahwa dengan menggunakan berbagai instrumen maka seorang peneliti dapat
melakukan penelitian dengan materi yang luas dan kompleks. Di samping itu, dapat pula
diberikan kepada responden dalam lokasi yang berbeda sekalipun, sejauh dalam kategori
sampel yang sama. Dan juga, mengingat instrumen utama dalam penelitian korelasional
adalah berupa angket, maka berbagai jenis instrumen dapat disiapkan untuk meneliti
beberapa variabel sekaligus. Di samping instrumen yang sama dapat pula disebarkan
pada lokasi yang luas dalam waktu yang terbatas.
B. Desain Penelitian Ekspriment
1. Penelitian eksperimen
menurut Faisal merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk
menjawab pertanyaan: ”Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol
dengan teliti, maka apakah yang akan terjadi?”. Selanjutnya, Sugiyono menyatakan
bahwa penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali
Fraenkel, dkk menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah unik di dalam dua
hal yang sangat penting. Penelitian ini merupakan satu-satunya jenis penelitian yang
secara langsung mencoba untuk mempengaruhi suatu variabel tertentu, dengan
,menerapkan variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini juga merupakan jenis
penelitian yang terbaik dalam pengujian hipotesis hubungan sebab akibat atau kausalitas.
Hamid Darmadi menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah satu-satunya
metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat.
Metode ini menyajikan pendekatan yang paling valid untuk menyelesaikan masalah-
masalah sosial/pendidikan; suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab
pertanyaan: “Jika penyelidikan dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan
teliti, maka apakah yang akan terjadi?”
Jhon Stuart Mill dalam Winarno Surakhmad mengatakan bahwa cara yang
sederhana untuk mngetahui faktor yang menjadi sebab timbulnya sebuah akibat ialah
dengan jalan membandingkan berbagai peristiwa dimana terdapat fenomena tertentu. Bila
di dalam berbagai peristiwa yang memperlihatkan fenomena P terdapat kesamaan
didalam faktor O, maka faktor inilah yang mungkin menimbulkan (sebab) fenomena P
(akibat). Cara kedua membandingkan peristiwa yang memiliki fenomena S dengan yang
tidak memilikinya. Bilamana serangkaian peristiwa adalah sama kecuali didalam satu
faktor R, dan bila kehadiran faktor R menimbulkan fenomena S, maka S mungkin adalah
akibat R.. Lain halnya Bambang Prasetyo mengatakan bahwa dalam penelitian
eksperimen, peneliti dapat melekukan manipulasi kondisi dengan memberikan tretment
atau menciptakan sebbuah kondisi/ransanggan pada subjek yang ditelitinya. Nana
Sudjana dan Ibrahim mengatakan bahwa penlitian Eksperimen pada umumnya dianggap
sebagai metode penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis.
Metode mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh
suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan satu
hipotesis atau lebih yang menyatakan sifat dari hubungan variabel yang diharapkan.
Creeswell dalam Action Research Teori Model dan Aplikasi menjelaskan
Hipoteses are statement in quantitative research in which the investigator makes a
prediction or a conjecture about the outcome of a relationship among attributes or
characteristics. Maksudnya hipotesis adalah pernyataan dalam penelitian kuantitatif
dimana penliti membuat suatu prediksi untuk menduga hasil dari suatu hubungan antara
atribut atau karakteristik.
Penelitian eksperimen, peneliti memanipulasi variabel bebas, kemudian
mengobservasi pengaruh yang diakibatkan dari manipulasi yang dilakukan. Untuk
mendapatkan pengaruh yang betul-betul bersih dari pengaruh luar peneliti melakukan
kontrol yang cermat terhadap masuknya pengaruh faktor luar. Penelitian eksperimen
variabel-variabel yang ada termasuk variabel bebas atau independen variabel dan variabel
terikat dependen variabel sudah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal
penelitian.
Dalam penelitian eksperimen, ada 6 (enam), langkah atau prosedur yang harus
dimiliki oleh seorang peneliti yaitu 1). Memilih dan merumuskan masalah. 2). Memilih
subjek dan instrumen pengukuran. 3). Memilih desain penelitian. 4). Melaksanakan
prosedur. 5). Menganalisis data; dan 6) merumuskan kesimpulan Suatu penelitian
eksperimental diarahkan oleh sekurangnya satu hipotesis yang menyatakan hubungan
kausal yang diharapkan antara dua variabel.
2. Karakteristik Penelitian Eksperimen

Secara umum karakteristik penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan


mempunyai ciri utama, yaitu 1) ada perlakuan, 2) dilakukan manipulasi variabel, 3) ada
kontrol dan 4) dilakukan penugasan random. Ini berarti, pada eksperimen pada bidang
pendidikan penugasan random merupakan unsur yang menjadi ciri yang membedakannya
dari eksperimen secara umum.
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen, anatara lain:
1. Variabel bebas yang dimanipulasi

Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka
untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
2. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan

Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the
influence of any variable other than the independent variable that ought affect
performance on a dependent variable. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk
memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel
terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya
diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.91
3. Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat
dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan
diantara dua group.
1. Perlakuan (teratment) Penelitian Eksperimen.
2. Penelitian eksperimen pada intinya sama dengan observasi. Perbedaan antara keduanya
terletak pada objek yang diamati.
3. Pada observasi yang bukan eksperimen, objek yang diamati telah ada, sedangkan pada
eksperimen objek yang diamati itu diciptakan situasi munculnya oleh peneliti.
4. Memunculkan objek pengamatan itu adalah melalui perlakuan atau treatment.
5. Pengendalian / Kontrol Penelitian Eksperimen.

Kesimpulan tentang hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat
dengan valid, bila dilakukan pengontrolan pengaruh variabel lain terhadap variabel
terikat.
1. Pengontrolan ini menggunakan apa yang disebut dengan kelompok kontrol. Dalam
berbagai segi, keberadaan kelompok kontrol sarna dengan kelompok eksperimen.
2. Satu-satunya perbedaan adalah, pada kelompok eksperimen diberi perlakuan
(treatment), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perlakuan.
3. Dengan demikian bila muncul gejala yang berbeda antara kedua kelompok, maka itu
dianggap sebagai pengaruh perlakuan atau treatment effect.
4. Model Rancangan Penelitian Eksperimen.

C. Desain Penelitian Campuran (mixed method )


Untuk memudahkan, terlebih dahulu pembahasan ini tentang perbedaan mendasar
dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada
strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat
konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif.
Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji
hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori
dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu
yang bersifat khusus.
Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya. Hamidi menjelaskan
setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini
(Hamidi, 2004: 40):
1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik,
dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep
sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang
dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-
indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan
jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif
emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan
diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel)
yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui
kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat
dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka,
kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep
sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau
menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan
konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang
berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan
hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah
penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam
lagi.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan
penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara
dan observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan
atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau
kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan
atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para
responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan
kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan
diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah
ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui
ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden
yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya
berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas
lagi” melalui teknik bola salju (snowball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak
bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden
atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara
deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan
menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life
sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi,
kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang
penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan
pandangan responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan
penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi
operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif
menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik
bukanemik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan
jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan
pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data
dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya
dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara
“mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya
sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu
sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan
aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data
menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif
instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui
pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih
tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan.
Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu
dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh
para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti,
berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Penelitian Korelasional Secara sederhana, korelasi dapat diartikan sebagai
hubungan. Namun ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dapat dipahami
sebatas pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis data statistik yang
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif.
Dua variabel atau lebih dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan
diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi
positif) atau berlawanan (korelasi negatif). Penelitian eksperimen menurut Faisal merupakan
suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: ”Jika sesuatu dilakukan
pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan terjadi?”.
Selanjutnya, Sugiyono menyatakan bahwa penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendali Untuk memudahkan, terlebih dahulu pembahasan ini
tentang perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian
kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang
sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif
bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian
kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat
mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data
ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu
yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus.

B. Saran
Penulis sangat menyadari akan kekurangan dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
kiranya makalah ini menjadi jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif . Bandung: Alfabeta.


Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai