Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DINASTI MAMLUK

Dosen pengampu :

AMIRUDDIN., S.Ag., M.H.I

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Nabila Samio Sudi (10900122111)

Mariati (10900122103)

Ahmad Fauzan (10900122120)

Muh Arien Ilham (10900122096)

PROGRAM STUDI ILMU FALAK-D

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah
dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Dinasti
Mamluk" tepat pada waktunya

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah "Dasar-Dasar
Sains". Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dalam pembuatan makalah ini tentu nya tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Bapak
Amiruddin, S.A.g M.H.I Selaku dosen pengampuh. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu
memberikan referensi buku

Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 4 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Mamluk............................................................................... 3


B. Tokoh-Tokoh Berpengaruh Dinasti Mamluk ................................................................. 6
C. Capaian-Capaian Yang Menonjol Dinasti Mamluk ....................................................... 9
D. Sebab-Sebab Kemunduran Dinasti Mamluk ................................................................ 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Ketika dunia Islam mengalami perpecahan politik pada awal abad ke-13, muncul sebuah
dinasti di Mesir yang membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Dinasti itu bernama
Mamluk, sering juga disebut Mamalik. Posisi Dinasti Mamluk dalam sejarah peradaban Islam
sangatlah penting karena momentum keberadaannya di abad pertengahan (abad ke 7-11 H/13-17
M), di mana sejarah pada masa ini umumnya kurang mendapatkan perhatian karena banyaknya
distorsi sejarah yang terjadi, sebagaimana diungkap Maria Rosa Monecal: “In the popular
imagination and even in the vision of most well-educated people, the very adjective ‘medieval’ is
often a synonim for unenlightened, backward dan intelorant culture”. Penulis Barat ini
menyatakan, abad pertengahan adalah masa kegelapan dan keterbelakangan, sehinga para
sejarawan kurang memperhatikan era ini. Demikian pula dalam beberapa literatur Islam, masa ini
dipersepsikan sebagai masa kemunduran peradaban Islam.

Ketika Dinasti Abbasiyah jatuh dan secara politik kekuasaannya runtuh, para sejarawan
mengatakan bahwa masa setelah itu adalah masa kemunduran politik Islam. Periodisasi dengan
cara ini dapat dikatakan sebagai khilafah-sentris, tentang kesatuan khilafah yang memimpin
seluruh wilayah umat Islam. Tetapi ketika wilayah Islam semakin luas dan banyak bermunculan
dinasti-dinasti lain, maka teori satu khilafah ini dengan sendirinya tidak relevan lagi. Terbukti
pada Dinasti Mamluk, politik Islam masih kuat dan peradaban Islam tetap berkembang di
berbagai segi kehidupan.

Karena dinasti Mamluk terhindar dari kehancuran akibat serangan Mongol, maka
persambungan perkembangan peradaban dengan masa klasik relatif terlihat dan beberapa di
antara prestasi yang pernah dicapai pada masa klasik bertahan di Mesir. Walaupun demikian,
kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, masih di bawah prestasi yang pernah dicapai oleh umat
Islam pada masa klasik. Dinasti Mamluk memiliki sejarah yang unik dari masa pembentukan,
kejayaan dan keruntuhunnya. Sebagai dinasti yang didirikan olek para mamluk (budak), Dinasti
Mamluk mencapai banyak prestasi. Untuk itu perlu dikaji kembali tentang sejarah Dinasti
Mamluk, khususnya sejarah sosial pendidikan yang berkembang pada masa Dinasti Mamluk.

B. Rumusan Masalah

1. bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Mamluk?

2. Siapa saja tokoh-tokoh yang berpengaruh?

3. Apa saja capaian-capaian yang menonjol Dinasti Mamluk?

4. Apa sebab-sebab kemunduran Dinasti Mamluk?

1
2

C. Tujuan

1. Untuk Mnegetahui Sejarah Dinasti Mamluk

2. Untuk Mengeetahui Tokoh-Tokoh Dinasti Mamluk

3. Untuk Mengetahui capaian-Capaian Dinasti Mamluk

4. Untuk Mengeetahui Penyebab Kemunduran Dinasti Mamluk


BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya Dinasti Mamluk

Mamluk adalah sebuah rezim yang dikendalikan oleh pasukan budak, inemerintah Mesir,
Suria, Asia kecil tenggara dan Arab barat (hijaz). Dinasti Mamluk di Mesir adalah adalah dinasti
terakhir di dunia Arab untuk abad pertengahan 1 250-1800 M). Philip K. Hitti menyebutkan bahwa
dinasti Mamluk adalah dinasti yang luar biasa karena dinasati di dihimpun dan budak-budak yang
berasal dan berbagai ras yang dapat membentuk suatu pemerintahan oligarki di suatu negara yang
bukan tumpah darah mereka. Sultan-sultan yang berasal dan budak-budak inii pantas diacungi
jempol karena keberhasilannya mendirikan suatu kerajaan yang kokoh dan kuat. Dinasti Mamluk di
Mesir rnulai bangkit bersamaan dengan runtuhnya kekuasaan Islam di Bagdad dan pengunduran
Islam di Spanyol. Dinasti ini dikenal pula dengan nama Daulat al-Atrak yang pada perkembangan
selanjutnya, wilayah kekuasaannya meiiputi Mesir dan Syiria.

Kaum Mamluk adalah para imigran Mesir yang pada awalnya merupakan budak-budak yang datang
dan daerah pegunungan Kaukasus dan laut Kaspia. Mereka ditempatkan di barak-barak militer
pulau Raudoh di sungai Nil untuk dilatih dan dididik secara baik. Ditempat inilah mereka diajari
membaca, menulis dan pengetahuan kemiliteran, bahkan diberi pendidikan agama. Kaum Mamluk
yang ditempatkan di sungai Nil disebut Mamluk al-Bahriyun dan kaum Mamluk yang ditempatkan
di benteng-benteng istana dikota Kairo disebut Mamluk al-Burjiyun.

Terbentuknya dinasti Mamluk di Mesir tidak dapat dipisahkan dan dinasti Ayyubiyah ketika terjadi
perebutan kekuasaan antara al-Malik as-Shalih dan al-Malik al-Kamil. Dalam perebutan kekuasaan
ini, para tentara yang berasal dan suku Kurdi memihak kepada al-Malik al-Kamil, sementara para
budak yang tergabung dalam Mamluk Bahri mendukung al-Malik as-Shalih. Dalam perebutan
kekuasaan ini, al-Malik as-Shalih mampu mengalahkan al-Malik al-Kamil. Sejak saat itulah kaum
Mamluk rnempunyai pengaruh yang besar dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Perhatian
al-Malik as-Shalib begitu besar kepada kaum Mamluk sehingga banyak di antara mereka
ditempatkan pada kelompok-kelompok elit yang terpisah dan masyarakat atau kelompok meliter
lainnya. Perlakuan ini sebenarnya menguntungkan kedua belah pihak karena kehadiran kaum
Mamluk memberikan jaminan bagi berlangsungnya kekuasaan al-Malik as-Shalib, sedangkan
periakuan yang istimewa terhadap budak-budak itu bisa membenikan kemudahan dalam
peningkatan karir mereka dan imbalan-imbalan materil lainnya
Al-Malik as-Shalih rneninggal pada 1429 M setelah menderita sakit dan timbul kekacauan-
kekacauan di berbagai daerah. Kematian as-Shalih dirahasiakan oleh isterinya (Syajarat al-Dur),
kemudian putera mahkota as-Shalih yang bernama Turansyah memegang tampuk kekuasaan.
Namun, kaum Mamluk Bahri menganggap bahwa Turansyah bukan orang yang dekat dengan
mereka. Selain itu, Turansyah juga dianggap tidak tepat untuk rnenduduki
pucuk kekhalifàhan karena lebih banyak bermukim di Euprat. Oleh karena itu ia dianggap
tidak menguasai seluk beluk Mesir secara keseluruhan. Setelah itu diangkatlah Syajarat al-Dur
sebagai Sultan mereka. Dan sinilah awal terbentuknya dinasti Mamluk di Mesir yang dipimpin
oleh seorang budak dan berakhirlah dinasti Ayyubiyah menguasai Mesir. 1

1
Badri Yatim.2007 Sejarah Peradaban Islam Cet VII. Jakarta;PT RajaGraffindo Persada.
Hal, 125
3
4

Para budak mengangkat Syajarat al-Dur sebagai pemimpin mereka dengan pertimbangan
sama-sama berdarah budak dan diharapkan akan membela kepentingannya. Alasan lain
pengangkatan Syajarat al-Dur karena adanya pertentangan atau persaingan di kalangan kaum
Mamluk itu sendiri. Sebenarnya terdapat beberapa orang yang berambisi untuk menjadi sultan,
seperti Aybak, Baybar dan Qutuz. Dengan dukungan para Amir Aybak disepakati menjadi wakil
al-Dur dalam mengendalikan tugas-tugas pemerintahannya. Namun, dikemudian dan Aybak pun
mengawini al-Dur dan bertindak sebagi Sultan dengan gelar al-Muiz al-Din. Tetapi akhirnya
Aybak dibunuh di kamar mandi oleh al-Dur karena ia ketahuan ingin menyingkirkan al-Dur
sendiri. Kemudian kekuasaan berpindah ke tangan anak Aybak yang bernama Ali bin Aybak
dalam usia yang sangat muda, akan tetapi kekuasaannya hanya sekedar mengisi kekosongan
karena yang memegang kendali pemerintahan adalah Qutuz yang bertindak sebagai wakil sultan.
Akhirnya Ali bin Aybak pun mengundurkan diri karena merasa tidak mampu untuk menduduki
jabatannya dan secara otomatis Qutuzlah yang menjadi penguasa.

Dimasa pemerintahan Qutuz, dinasti Mamluk mendapat ancaman dan tentara Mongol.
Mereka telah menghancurkan Bagdad dan maju ke sungai Euprat menuju Syiria dan selanjutnya
melintasi gurun Sinai menuju Mesir. Sebelum menyerbu Mesir, tentara Mongol yang dipimpin
Kitbuga meminta kepada Qutuz untuk menyerah kepada Hulagu di Bagdad, akan tetapi Qutuz
menolak perrnintaan itu bahkan membunuh utusannya.Tentara Mongol dengan diperkuat oleh
Armenia dan Georgia melintasi Yordania menuju Galilea, tentara Mamluk di bawah komando
Qutuz dan aybar bergerak ke arah teuggara menghadang tentara Mongol sampai kemudian
terjadilah perang di Ainjalut yang berakhir dengan kekalahan tentara Mongol. Peristiwa di
Ainjalut ini sekaligus menghapus mitos bahwa tentara Mongol tidak dapat dikalahkan.
Kemenangan di Ainjalut juga membangkitkan semangat Islam di wilayah-wilayah lain untuk
melawan tentara Mongol di sekitarnya. Sejak saat itu, nama dinasti Mamluk membumbung tinggi
di mata dunia Islam sehingga penguasa-penguasa di Syiria ketika itu menyatakan kesetiaannya
kepada dinasti Mamluk. 2

Tidak lama setelah itu Qutuz meninggal dunia. Baybars, seorang pemimpin militer yang
tangguh dan cerdas, diangkat oleh pasukannya menjadi Sultan (1260- 1277 M) dengan gelar al-
Malik al-Zahir. Ia adalah sultan terbesar dan termasyhur di antara Sultan Mamalik. Ia pula yang
dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik kerana kerajaannya yang begitu utuh dan
kuat. Sebelum wafat, Baybar berwasiat agar putranya pangeran Said, dinobatkan menjadi
penggantinya

kerajaan Mamluk dibagi menjadi dua periode berdasarkan daerah asalnya. Golongan
pertama disebut dengan Mamluk bahri. Golongan pertama ini berasal dari kawasan Kipchak
(Rusia Selatan), Mongol, dan Kurdi. Mereka ditempatkan di Pulau Raudhah di Sungai Nil. Di
sinilah mereka menjalani latihan militer dan pelajaran keagamaan. Karena penempatan mereka
2
Musyrifah Sunanto,2003.. Sejarah Islam Klasik cet I. Bogor: Kencana. Hal. 210
5
6

inilah mereka dikenal dengan julukan Mamluk Bahri (budak lalut/air). Golongan kedua
dinamakan Mamluk Burji, yang berasal dari etnik Syracuse di wilayah Kaukakus. Golongan
kedua inilah yang berhasil bertahan untuk berkuasa pada Dinasti Mamluk. 3

B. Tokoh-Tokoh berpengaruh Dinasti Mughal

Sebagaiamana dijelaskan di atas, Dinasti Mamluk adalah para imigran mesir yang pada
awalnya merupakan budak-budak yang datang dari daerah pengunungan kaukasus (kemudian
disebut Al-mamalik Al-Burjiun) dan laut Kaspi ( al-mamalik al bariyyun ). Oleh dinasti Al-
ayyubiyah para budak-budak ini di tempatkan di sungai Nil di sebut Al-mamalik Al bahriyun yang
memerintah pada 1250 M/ 648 H sampai dengan 1390 M/ 792 H. Selanjutnya kaum mamluk yang
ditempatkan di benteng istana kota Kairo di sebut al-mamalik al-Burjiun yang memerintah pada
1382M/922M.

Sistem pemerintah dinasti Mamluk bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat
ketika Qawalun (1280-1290 M) menerapkan pergantian khalifah secara turun menurun. Padahal
sitem Oligarki Militer memberikan kemajuan bagi Mesir. Kedudukan Amir sangat penting, para
Amir saling berkompetesi dalam prestasi karena mereka merupakan kandidat sultan. Bahkan dinasti
Mamluk juga membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan dinasti yang bersifat
oligarki militer dapat memberikan kemajuan-kemajuan di capai dalam berbagai bidang, seperti
konsiladasi pemerintahan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan. 4

Dinasti Mamluk pada dasarnya tidak menerapkan sistem turun-temurun terhadap orang yang
memegang jabatan sultan, sebab apabila sistem semacam itu diterapkan maka rasa keadilan yang
telah mengikat keutuhan solidaritas kalangan para mamluk dengan sendirinya akan rusak dan
menyebabkan terjadinya disintegrasi dalam kalangan mereka. 5
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dibahas tentang dinasti mamluk bahri dan dinasti mamluk
burji.

1. Dinasti Mamalik Bakri


Nama Mamluk Bahriyah dinisbatkan pada sebuah tempat yang disediakan oleh
Sultan Malik Al-Saleh Najmudin Ayyub kepada para Mamluk. Tempat ini berada di pulau
Raudhah di tepi sungai Nil yang dilaengkapi dengan senjata, pusat pendidikan, dan latihan
materi-materi sipil dan militer. Sejak itu, para Mamluk dikenal dengan Al-Mamalik Al-
Bahriyyah (para budak lautan)

3
Dedi Supriyad.2008. Sejarah Peradaban Islam cet I. Bandung: Pustaka Setia. Hal. 236
4
Badri Yatim. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal.126
5
Abd. Chair, et. al. 2010. Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Khilafah. Jakarta: PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve. Hal. 217
7

Al-Malik as-Shalih rneninggal pada 1429 M setelah menderita sakit dan timbul
kekacauan-kekacauan di berbagai daerah. Kematian as-Shalih dirahasiakan oleh isterinya
(Syajarat al-Dur), kemudian putera mahkota as-Shalih yang bernama Turansyah memegang
tampuk kekuasaan. Namun, kaum Mamluk Bahri menganggap bahwa Turansyah bukan
orang yang dekat dengan mereka. Selain itu, Turansyah juga dianggap tidak tepat untuk
rnenduduki pucuk kekhalifàhan karena lebih banyak bermukim di Euprat. Oleh karena itu ia
dianggap tidak menguasai seluk beluk Mesir secara keseluruhan. Setelah itu diangkatlah
Syajarat al-Dur sebagai Sultan mereka. Dan sinilah awal terbentuknya dinasti Mamluk di
Mesir yang dipimpin oleh seorang budak dan berakhirlah dinasti Ayyubiyah menguasai
Mesir.6
Aybak berkuasa selama tujuh tahun (1250-1257 M). Setelah meninggal ia digantikan
oleh anaknya, Ali yang masih berusia muda. Ali kemudian mengundurkan diri pada tahun
1259 M dan digantikan oleh wakilnya, Qutuz. Setelah Qutuz naik tahta, Baybars yang
mengasingkan diri ke Syria karena tidak senang dengan kepemimpinan Aybak kembali ke
Mesir. Di awal tahun 1260 M Mesir terancam serangan bangsa Mongol yang sudah berhasil
menduduki hampir seluruh dunia Islam. Kedua tentara bertemu di Ayn Jalut, dan pada
tanggal 13 September 1260 M, tentara Mamalik di bawah pimpinan Qutuz, Baybars dan
Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah Rahimahullah berhasil menghancurkan pasukan Mongol
tersebut. Kemenangan atas tentara Mongol ini membuat kekuasaan Mamalik di Mesir
menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya. Penguasa-penguasa di Syria segera
menyatakan sumpah setia kepada penguasa Mamalik.
2. Dinasti Mamalik Burji
Masa pemerintahan Mamluk Burji diawali dengan berkuasanya Sultan Brquq (784
H./1382 M.-801 H./1399 M.) setelah berhasil menggulingkan sultan terakhir dari Mamluk
Bahri, Shalih Haj bin Asyraf Sya’ban. Sesungguhnya tidak ada perbedaan pemerintahan
Mamluk Bahri dan Burji, baik dari segi status para sultan yang dimerdekakan atau pun dari
segi sistem pemerintahan yang oligarki. Hal-hal yang membedakan kedua pemerintah
tersebut adalah sukses pemerintahan Mamluk Bahri lebih banyak terjadi dengan turun-
temurun, sedangkan pada masa Mamluk Burji suksesi lebih banyak terjadi karena perang
saudara dan huru-hara. Pertentangan ini disebabkan sistem pendidikan bagi para Mamluk
tidak ketat, dan mereka diperbolehkan untuk tinggal di luar pusat-pusat latihan bersama
rakyat biasa.
Pemerintahan selanjutnya dipimpin oleh Sultan Al-Nashir Faraj (801 H./1399 M.-
808 H./1405 M.), putra sultan Barquq dan merupakan salah seorang cucu jengis khan yang
telah masuk Islam dan berkuasa di wilayah Samarkand dan Khurasan, Timur Lenk (771
H./1370 M.-807 H./1405 M.), melakukan penyerangan ke wilayang Suriah. Timur Lenk
tampaknya mengulang kembali sejarah keberingasan pasukan Mongol pada zaman Hulagu
Khan ketika menguasai wilayah-wilayah tetangganya yang muslim. Pasukan Mamluk pun

6
Badri Yatim. 1998. Sejarah Peradaban Islam Cet. VII. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Hal. 125
8

menyiapkan diri untuk menghadang serangan Timur Lenk tersebut. Pada tahun 1401,
Aleppo dapat dikuasai oleh pasukan Timur Lenk dan disusul dengan Damaskus yang
menyerah setelah tentara Mamluk dapat dikalahkan. Kota Damaskus dibumihanguskan, baik
sekolah maupun masjid dibakar. Ketika pasukan Mamluk disiagakan kembali untuk merebut
Damaskus, Timur Lenk sudah meninggalkan kota itu dan akhirnya diadakanlah perjanjian
perdamaian serta bertukar tawanan perang.

terdapat beberapa sultan yang meninggalkan jejak besar pada masa dinasti mamluk. Adapun
sultan-sultan yang sempat meninggalkan jejak besar dalam sejarah Islam disaat
pemerintahan Dinasti Mamluk diantaranya yaitu :

a. Sultan Qutuz
Di awal tahun 1260 M, Mesir terancam serangan bangsa mongol yang sudah
berhasil mengalahkan Abbasyiah dan menduduki hampir seluruh Dunia Islam.
Kedua tentara ini bertemu di ‘Ayn jalut. Tentara Mamluk yang dibawah pimpinan
Qutuz dan Baybars berhasil mengalahkan pasukan mongol tersebut. Daulah Mamluk
di Mesir ini lah yang satu-satunya penguasa yang berhasil mengalahkan pasukan
mongol sehingga menjadi tumpuan harapan umat Islam sekitar

b. Sultan Baybars
Setelah kemenangan di ‘Ayn jalut, mulai memalingkan perhatian untuk merebut
kembali kota-kota benteng yang dikuasai tentara Salib, seperti kota benteng Arsulf,
Safad, Arkad, kota Antioch dan mengepung kota Okka hingga pada akhirnya pada
tahun 1272 pimpinan tentara Salib perancis, Edward of Egland, meminta genjatan
senjata 10 tahun dengan kesediaan membayar upeti tahunan ke Mesir. Sultan Baybrs
juga melanjutkan pembangunan di Mesir, Palestina, dan Syiria.

c. Sultan Qolawun
Sultan Qolawun juga banyak mendirikan bangunan di Mesir yang masih di kagumi
sampai sekarang, baik bangunan keagamaan maupun bangunan sosial. Sultan
Qolawun juga dapat menghancurkan serangan bangsa mongol yang di pimpin oleh
Abaga khan (anak hulago khan) yang ingin menebus kekalahan ayahnya.
Pertenpuran pecah di wilayah Homs, Syiria Utara dan pasukan mongol hancur.
Qolawun juga menghancurkan serangan tentara salib yang berjalan dua abad
lamanya sehingga tamatlah kekuasaan salibiyah dan angan-angannya untuk
menguasai makam Suci dan membebaskan kota kelahiran nabi Isa penebus dosa
mereka.7

7
Musyrifah Sunanto.2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media. Hal. 206-208.
9

C. Capaian-Capaian yang menonjol Dinasti Mughal

1. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Dinasti Mamluk membuka hubungan dagang dengan negeri-negeri
Barat, seperti Prancis dan Italia, melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh
Dinasti Fathimiyah di Mesir sebelumnya. Jatuhnya Baghdad menjadikan kota Kairo sebagai
jalur perdagangan antara Asia dan Eropa. Posisi Kairo menjadi lebih penting lagi setelah
menghubungkan jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa.

Keberhasilan bidang ekonomi tidak hanya terjadi di sektor perdagangan, tetapi juga di sektor
pertanian. Hal ini ditandai dengan meningkatnya hasil-hasil pertanian. Keberhasilan dalam
bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi
antarkota, baik laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamluk sangat membantu
pengembangan perekonomiannya.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan

Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad
dari serangan tentara Mongol. Karena itu, khazanah keilmuan banyak berkembang di Mesir,
seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah,
tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di
bidang astronomi, dikenal nama Nashiruddin at-Thusi. Di bidang matematika, ada Abul Faraj
al-'Ibry.

Dalam bidang kedokteran, sejarah mencatat sejumlah nama ilmuwan Muslim, seperti Abul
Hasan 'Ali an-Nafis (penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia), Abdul
Mun'im ad-Dimyathi (seorang dokter hewan), dan ar-Razi’ (perintis psikoterapi). Dalam
bidang optalmologi, dikenal nama Shalahuddin ibn Yusuf.

Dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang
mujadid sekaligus mujahid dan ahli hadis dalam Islam. Selain itu, sejarah juga mencatat
nama Imam as-Suyuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan dan Imam Ibnu Hajar al-
'Asqalani yang menguasai ilmu hadis, fikih, dan sebagainya.

3. Bidang Asirektur

Devisa negara yang melimpah pada masa dinasti Mamluk memungkinkan mereka untuk
mendirikan bangunan-bangunan yang indah dan megah. Sejak masa pemerintahan Qalawun,
sultan-sultan Mamluk telah terbiasa memperindah bangunannya dengan batu-batu benteng,
batu kapur dan batu api yang diambil dan dataran tinggi Mesir, terutama dalam bentuk

kuburan-kuburan dan kubah-kubah mesjid yang terdiri atas bebatuan tersebut. Hampir semua
macam kerajinan yang berkembang saat itu berhubungan erat dengan bangunan, khususnya
bangunan yang bercorak religius. Seperti hiasan perunggu pada pintu-pintu mesjid, kotak al-Qur’an
yang terbuat dan emas bertabur mutiara, mosaik-mosaik yang indah pada lengkung-lengkung
bangunan, karya seni dan kayu pada mimbar yang cukup rumit pembuatannya, yang kesemuanya
10

menunjukkan perkembangan seni dan kerajinan saat itu.


Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid
yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini diantaranya adalah rumah sakit,
museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid. Pada periode mamluk kejutan yang
paling mengesankan adalah bangunan-bangunan arsitektural nan artistik pada sakla dan kualitas
yang tidak di temukan padanannya dalan sejarah Mesir sejak jaman masa plotemius dan fira’un.
Arsitektur muslim mencapai ekspresi yang paling kaya ornament pada sejumlah masjid, sekolah
dan museum yang didirikan oleh pemimpin-pemimpin mamluk.
Mazhab arsitektur mamluk, yang asalnya bisa di lacak model arsitektur periode Nuriyyah dan
Ayyubiyah, mendapat suntikan baru dari orang Suriah-Mesopotamia pada abad ke 13, ketika Mesir
menjadi tempat berlindung para pengrajin dan seniman yang melarikan dari Mosul, Baghdad dan
Damaskus sebelum invasi Mongol. Rancangan bentuk menyilang pada struktur masjid-sekolah di
kembangkan hingga mencapai kesempurnaan. Kubah di bangun untuk menahan cahaya yang
datang dari berbagai arah, juga untuk penerangan, tampak indah dari luar dan kaya dekorasi.
Bangunan batu bergaris, dan berbagai dekorasi yang di hasilkan dengan menggunakan batu-batu
beragam warna pada setiap isinya berasal dari Romawi dan Bizantium, menjadi ciri istimewa
arsitektur periode ini. Hal lain yang perlu di catat dari periode ini adalah pengembangan stalaktif-
pendentif, sama halnya dengan dua dekorasi lain yang di kenal baik saat ini yaitu arabesque dan
huruf-huruf bergaya kufi. Sepanjang sejarah muslim figur-figur binatang lebih bebas di pakai di
Mesir dan Suriah dari pada di Spanyol dan Persia. 8
Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa penguasa Mamluk yang
tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat, dan stabilitas negara yang aman dari gangguan. Akan
tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, Dinasti Mamluk sedikit demi sedikit mengalami
kemunduran.

D. Sebab-Sebab Kemunduran Dinasti Mamluk


1. Fakror Internal

a. Perebutan Kekuasaan

Pada masa penierintahan Qalawun, sultan Mamluk ke-8 melakukan perubahan dalam
pemerintahan, yaitu pergantian sultan secara turun menurun dan tidak lagi memberikan
kesempatan kepada pihak meliter untuk memilih sultan sebagai pemimpin mereka. Di
samping itu, Qalawun juga telah mengesampingkan kelompok Mamluk Bahri sehingga
makin lama pejabat dan Mamluk Bahriy semakin berkurang dan digantikan oleh Mamluk
Burjiy. Perpindahan kekuasaan ke tangan Marniuk Burjiy membawa banyak perubahan
gaya pernerintahan dalam dinasti ini.

Sistem baru yang diterapkan Qalawun ternyata telah menimbulkan kericuhan dalam
pemerintahan. Pada masa ini Qalawun mengalami dua kali turun tahta karena perebutan
kekuasaan dengan Kitbuga dan Najim al-Mansur Hisamudin. Pada 1382 M. Barquk al-
Dzahir Saef al-Din dan Mamluk Burjiy berhasil merebut kekuasaan dan tangan as-Salih
Salahuddin, sultan terakhir dan keturunan Qalawun. Sejak saat itulah mulai periode
kekuasaan Mamluk Burjiy.

8
Philip K. Hitti. 2008. History of the Arabs Cet. I. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Hal.
886
11

Meskipun sultan-sultan Mamluk Burji menerapkan kembali sistem pemerintahan secara


oligarki seperti yang diterapkan Mamluk Bahri sebelumnya, kekacauan tetap berlanjut
sehingga situasi mi dimanfaatkan oleh para amir untuk saling berebut kekuasaan dan
memperkuat posisinya di pemerintahan. Di samping itu, sultan yang memerintah dar tahun
1412 sampai 1421 M adalah seorang pemabuk. Sultan inilah yang melakukan berbagai
perbuatan yang melampaui batas.

Ada pula seorang sultan yang lain yang tidak dapat berbahasa Arab sama sekali. Adapun
sultan yang memerintah pada tahun 1453 adalah orang yang tithk pandai membaca dan
menulis. Bahkan ada di antara sultan Mamluk burji yang bukan saja buta huruf melainkan
juga gila. Seorang sultan lainnya yang dibeli seharga lima puluh dinar, telah mengorek mata
dan dipotong lidahnya karena gagal mengubah logam rongsokan menjadi emas. 9

b. Kemewahan Dan Korupsi

Sejak pemerintahan Qalawun, pola hidup mewah telah menjalar di kalangan penguasa
istana, hahkan di kalangan para amir. Hal mi membuat keuangan negara sernakin merosot
dan untuk mengatasinya, pendapatan dan sektor pajak dinaikkan sehIngga penderitaan
rakyat semakin bertambah. Di samping itu, perdagangan pun semakin sulit, seperti komoditi
utama dan Mesir yang selama mi yang selama mi diperjualhelikan bebas oleh para petani,
diambil alih oleh sultan-sultan dan keuntungannya digunakan untuk berfoya-foya. Korupsi,
baik banyak maupun sedikit tidak hanya dilakukan oleh para sultan, namun para pejabat
rendahan pun melakukan hal yang sama.
Situasi ekonomi kerajaan yang sangat buruk diperparah oleh kebijakan politik para sultan
yang mementingkan din sendiri. Para sultan menaikkan pajak yang tinggi, baik pada orang-
orang muslim maupun non muslim, sebab pajaklah satu-satunya jalan untuk mendapatkan
penghasilan yang banyak guna membiayai kegiatan pemerintahan, menggaji pegawai-
pegawai, melengkapi istana-istana dengan berbagai kemewahan dan membangun bangunan
monumental.10

c. Merosotnya Perekonomian
Sikap penguasa Dinasti Mamluk yang memeras pedagang membelenggu kebebesan petani
menyebabkan lunturnya gairah dan semangat kerja mereka. Keadaan ini semakin
memperburuk musim kemarau panjang dan wabah penyakit menjalar di Negeri ini.
Selain itu, sejak Vasco da Gama menemukan Tanjung Harapan di tahun 1498 M, jalur
perdagangan dari Timur jauh ke Eropa yang asalnya melalui Kairo, berpindah ke tempat itu.
Hal ini berdampak besar pada pendapatan devisa Negara yang selanjutnya melemahkan
perekonomian.

9
Ajid Thohir. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Graha
Gratindo Persada. Hal.130
10
Philip K. Hitti. 2008. History of the Arabs Cet. I. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Hal
695
12

2. Faktor Eksternal

Penyebab Iangsung runtuhnya dinasti Mamluk adalah terjadinya peperangan dengan tentara
Turki Utsmani yang terjadi dua kali.[20] Pada tahun 1516 M, terjadilah peperangan di Aleppo
yang berakhir dengan kekalahan total tentara Mamluk. Setelah menang di Aleppo, tentara Turki
(Usmani malanjutkan perjalanannya untuk masuk ke daerah Mesir yang dalam perjalanan mi
terjadi lagi pertempuran yang sengit antara tentara Turki Utsmani dengan tentara Mamluk.

Pertempuran mi terjadi ketika Mamluk diperintah oleh Tuman Bay II (al-Asyrof) yang
merupakan sultan terakhir dinasti Mamluk. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan dinasti
Mamluk di Mesir yang berlangsung cukup lama dan sebagai akibatnya tampuk pemerintahan
kekhalifahan dipindahkan dan Kairo ke Istambul. Kairo yang sebelumnya menjadi ibi kota
kerajaan, sekarang tidak lebih dan sebuah kota protinsi dan kesultanan Turki Utsmani
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dinasti Mamluk adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh para budak yang berasal dan
Turki yang dijadikan tentara oleh Malik as-Shalih Najamuddin Ayyub sebagai pengawal
kerajaan, akan tetapi mereka diberi kebebasan dan kesempatan yang luas untuk mencapai
kedudukan dalam jajaran militer. Mereka akhimya mendirikan suatu kelompok militer yang
terorganisir lalu kemudian merebut kekuasaan, sehingga menjadikan Syajarat al-Dur sebagai
orang pertama yang memegang jabatan sultan pada dinasti Mamluk.
Peran dinasti Mamluk dalam menjaga peradaban di Mesir dibuktikan dengan kemajuan-
kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahannya. Pada masa dinasti Mamluk berkuasa
benyak kemajuan yang dicapai, hal tersebut memberikan sumbangan yang besar bagi
perkembangan dunia Islam. Adapun kemajuan yang dicapai pada saat itu adalah di bidang
militer, politik, ekonomi,pendidikan dan ilmu pengetahuan dan seni arsitektur. Pada masa itulah
banyak sekali ilmuan handal yang lahir dan memberi sumbangan pemikiran yang begitu besar
terhadap peradaban Islam
Kemunduran dinasti Mamluk dikarenakan berbagai faktor antara lain faktor internal yaitu
perebutan kekuasaan, kehidupan yang bermewa-mewahan dikalangan pemimpin, korupsi,
merosotnya sistem ekonomi. Dan faktor eksternal penyebab kemunduran dinasti Mamluk adalah
munsulnya gejolak politik baru yakni Turki usmani kemudian menguatnya Turki Usmani dalam
berbagai bidang sehingga dapat memukul mundur kekuatan dinasti mamalik sampai
menghancurkannya. Sehingga berakhirlah kekuasaan dinasti Mamalik.

B. Saran

Dalam penyelesaian makalah ini, tentunya masih banyak terdapat kekurangan dan
keterbatasan pengetahuan oleh kami sebagai penyusun, maka harapan kami akan adanya saran
serta kritik yang membangun dapat menjadi batu loncatan unuk kedepannya dalam penyelesaian
tugas-tugas yang akan datang, tentunya kami akan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
mungkin tidak disadari oleh kami dengan mengacu pada sumbersumber terpercaya. Adapun
harapan kami semoga pembaca mendapatkan ilmu dari makalah sederhana yang kami susun dan
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim.2007 Sejarah Peradaban Islam Cet VII. Jakarta;PT RajaGraffindo Persada. Hal, 125

Musyrifah Sunanto,2003.. Sejarah Islam Klasik cet I. Bogor: Kencana. Hal. 210

Dedi Supriyad.2008. Sejarah Peradaban Islam cet I. Bandung: Pustaka Setia. Hal. 236

Badri Yatim. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal.126

Abd. Chair, et. al. 2010. Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Khilafah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve. Hal. 217

Badri Yatim. 1998. Sejarah Peradaban Islam Cet. VII. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 125

Musyrifah Sunanto.2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media. Hal. 206-208

Philip K. Hitti. 2008. History of the Arabs Cet. I. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Hal. 886

Ajid Thohir. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Graha Gratindo
Persada. Hal.130

Philip K. Hitti. 2008. History of the Arabs Cet. I. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Hal 695

14

Anda mungkin juga menyukai