Anda di halaman 1dari 16

LITERATUR REVIEW: IMPLEMENTASI RESPONSIF GENDER

DIMASA PANDEMI COVID 19

Ika Harni Lestyoningsih, SKM., M.Kes

BIDAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUTAI KARTANGERA


Email: ikaharni@rocketmail.com

ABSTRAK
Kesetaraan gender menekankan pada pengakuan akan identitas dari masing-masing gender.
Mengintegrasikan strategi pengarusutamaan gender dapat menjadi cara responsif untuk
mewujudkan kesetaraan gender dalam masa pandemi. Metode penelitian ini menggunakan
literature review, artikel dikumpulkan menggunakan mesin pencari seperti Science direct dan
EBSCO. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan tahun 2017-2020. Penelitian
ini untuk mengumpulkan dan menganalisa artikel yang berhubungan tentang implementasi
responsive gender dimasa pandemi Covid 19. Berdasarkan hasil analisis situasi implementasi
strategi pengarusutamaan gender dalam penanggulangan pandemi masih lemah. Ini terlihat dari
sedikitnya jumlah perempuan yang terlibat dalam pengambilan kebijakan dan keputusan dalam
keluarga, terlebih pada saat pandemi Covid 19. Pengarusutamaan gender di Indonesia telah
dilaksanakan dan disosialisasikan secara luas dimasyarakat maupun berbagai institusi
pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat yang terkait, namun hasilnya masih belum
optimal. Kesimpulanya adalah implementasi responsif gender perlu dioptimalkan baik dari lini
keluarga sampai dengan lingkup pemerintahan, terlebih dimasa pandemi Covid 19.

Kata Kunci: Implementasi, responsif gender; Pandemi Covid 19

ABSTRACT
Gender equality emphasizes the recognition of the identity of each gender. Integrating
gender mainstreaming strategies can be a responsive way to realize gender equality in a
pandemic. This research method uses literature review, articles are collected using search
engines such as Science direct and EBSCO. Criteria for articles used are those published in
2017-2020. This research is to collect and analyze articles related to the implementation of
gender responsiveness in the Covid pandemic 19. Based on the analysis of the situation, the
implementation of gender mainstreaming strategies in managing pandemics is still weak. This
can be seen from the small number of women involved in policy making and family decisions,
especially during the Covid pandemic 19. Gender mainstreaming in Indonesia has been
implemented and widely socialized in the community and various government institutions and
related NGOs, but the results are still not optimal. The conclusion is that the implementation of
gender responsiveness needs to be optimized both from the family line up to the scope of
government, especially during the Covid 19 pandemic.

Keywords: Implementation, responsive gender; Covid 19 Pandemic

68
PENDAHULUAN Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA)
Saat ini pandemi penyakit menular periode Januari-Juni 2020. Peningkatan
akibat virus corona atau coronavirus kasus kekerasan dalam rumah tangga
disease (COVID-19) melanda dunia. Badan menandakan ada ketidak adilan gender(2).
Kesehatan Dunia atau World Health Di dunia termasuk di Indonesia,
Organization (WHO) pada tanggal 30 ketidaksetaraan gender masih menjadi isu
Januari 2020 mendeklarasikan Pandemi yang kontroversi, terlebih disaat pandemi.
COVID-19 ini sebagai Kedaruratan Masalah kesehatan dalam penanggulangan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan pandemi COVID19 menjadi isu yang
Dunia atau Public Health Emergency of gencar dilakukan oleh setiap Negara. Hal
International Concern (PHEIC). Hal ini ini melibatkan jajaran dari sektor kesehatan
berdampak pada penduduk global secara dalam mengambil kebijakan. Pandemi ini
drastis, terhadap berbagai aspek kehidupan dapat menjadi titik balik untuk mewujudkan
semua kelompok umur dan terkait gender sistem kesehatan yang lebih baik di semua
(1). Pada bulan maret 2020 kasus pertama lini termasuk dalam menjamin kesetaraan
COVID-19 mulai muncul di Indonesia gender bagi tenaga kesehatan. Dalam
sekaligus menjadikan Indonesia masuk ke manajemen kebencanaan, perempuan di
dalam daftar 213 negara yang mengalami Indonesia lebih sering digambarkan sebagai
kasus serupa. Sejak tanggal 1 Mei 2020 korban, bukan sebagai pengambil
kasus COVID-19 sudah mencapai 10.551 kebijakan. Namun pandemi justru
orang dengan jumlah kematian mencapai menunjukkan potensi sebagai pemimpin
800 orang. Angka Dunia per 1 Mei perempuan yang berhasil mengatasi wabah
memperlihatkan data COVID-19 mencapai dengan kinerja yang baik seperti Angela
3.256.570 kasus terkonfirmasi yang Merkel di Jerman, Jacinda Ardern di
tersebar di 213 negara. Sementara angka Selandia Baru dan Tsai Ing-wen di Taiwan.
kematian di dunia akibat virus Corona ini Walaupun banyak perempuan berhasil
mencapai 1.069.534. Selama pandemi ini, memimpin rakyat mereka di tengah wabah,
sejumlah sumber menyebutkan 1.848 anak nampaknya fenomena tersebut jarang
mengalami kekerasan seksual, 852 anak terjadi di Indonesia(3). Organisasi
mengalami kekerasan fisik, dan 768 anak Kesehatan Dunia (WHO) 2019, melaporkan
mengalami kekerasan psikis, ungkap sistem kesehatan didominasi oleh tenaga
Sistem Informasi Online Perlindungan kesehatan perempuan masih merupakan

69
kelompok yang dinomorduakan. Pada sebanyak 256.326 orang perawat Indonesia
sektor kesehatan, perawat perempuan 90% (71%) adalah perempuan dan hanya
memiliki porsi terbesar dalam jumlah 103.013 orang (29 %) perawat laki-laki.
tenaga medis. Laporan itu menyebut bahwa Hampir sama dengan jumlah tenaga
tenaga kesehatan perempuan di seluruh kesehatan global yaitu 70% persen tenaga
dunia dibayar 28% lebih rendah dibanding medis global adalah perempuan. Data ini
laki-laki. Tenaga kesehatan perempuan juga digunakan untuk menunjukkan besarnya
lebih banyak menghadapi kesulitan untuk kontribusi perempuan dalam penanganan
diangkat menjadi pegawai tetap pada Covid-19 di Indonesia, bahkan di dunia.
sebuah organisasi (4). Belum termasuk jumlah perempuan di
WHO tahun 2020, ketimpangan gender berbagai komunitas dan dari berbagai
dalam sistem kesehatan kembali wilayah di Indonesia yang secara sukarela
diungkapkan. Hanya sedikit perawat berpartisipasi aktif mengambil peran dalam
perempuan yang mendapatkan kesempatan penanganan Covid-19. Mulai dari
yang sama dengan laki-laki untuk melakukan edukasi pencegahan
menduduki posisi kepemimpinan dalam (memberikan penyuluhan kepada warga),
sistem kesehatan. Hal ini menunjukkan menggerakkan solidaritas memastikan
bahwa sistem kesehatan adalah sebuah tersedianya pangan keluarga paling
sistem yang patriarkis. Perempuan hanya terdampak, membuat dan membagikan alat-
sebagai kelompok lemah yang tidak alat pelindung diri (masker), hingga
seharusnya menjadi pemimpin. Perempuan pembagian benih produk pangan, dan lain
di Indonesia, juga belum banyak sebagainya yang jumlahnya belum terdata.
diakomodasi dalam pengambilan keputusan Memastikan praktik physical distancing di
di sistem kesehatan. Di satu sisi, ekspektasi rumah dan menjaga imunitas tubuh anggota
terhadap peran perempuan untuk keluarga melalui penyediaan makanan
berkontribusi dalam percepatan sehat dan pola hidup bersih dan sehat
penanganan pandemi Covid-19 terus (PHBS) yang dilakukan oleh perempuan(6).
digaungkan, karena terbukti memiliki peran Peran perempuan dalam komunitas
signifikan di garda terdepan dalam lebih banyak dalam sektor domestik, masih
penanganan Covid-19 (5). Gugus Tugas belum dipandang mampu untuk menjadi
Percepatan Penanganan Covid-19 pemimpin. Sejak merdeka hingga saat ini,
menyebutkan bahwa berdasarkan data Indonesia setidaknya telah memiliki 20

70
orang Menteri Kesehatan; namun hanya kekerasan berbasis gender dalam keluarga,
empat diantara mereka yang perempuan. sehingga perlu meningkatkan kesadaran
Pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi dan untuk mencegah dan mengatasi tindak
Kabupaten/Kota yang lebih operasional, kekerasan berbasis gender baik selama
kesempatan wanita menjadi pengambil pandemi COVID-19 yang cenderung
keputusan puncak juga masih terbatas (7). meningkat maupun pasca pandemi(8).
Pada akhir tahun 2019, dilakukan studi pada Laporan Penilaian Kebutuhan Cepat
352 pejabat publik pada Institusi Dinas COVID-19 di Indonesia oleh Save the
Kesehatan di dua Provinsi. Hasil studi Children April 2020, mengungkapkan 4
menunjukkan bahwa walaupun memiliki dari 10 orang tua tidak melakukan
tingkat pendidikan dan juga pengalaman perlindungan terhadap anak-anaknya dari
kerja yang sama, banyak pemimpin sisi negative internet terkait metode belajar
perempuan di bidang kesehatan terhenti online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
pada tingkat kepemimpinan setingkat atau Dalam Jaringan (Daring). Selain itu,
kepala seksi dan kepala bidang. Sedangkan 84% anak-anak usia 12-17 tahun
pemimpin laki-laki memiliki porsi yang mengalami perundungan di dunia maya.
lebih besar untuk menduduki jabatan yang Begitu pula 80.3% orangtua atau orang
lebih tinggi setingkat kepala bidang hingga dewasa tidak melaporkan tindakan
Kepala Dinas. Keadaan disebabkan oleh kekerasan pada lembaga layanan, demikian
adanya stereotip gender pada sistem data dari “Kajian dinamika perubahan di
kesehatan. Stereotip adalah keyakinan dalam rumah tangga selama COVID-19 di
tentang karakteristik sekelompok orang 34 provinsi di Indonesia" oleh Komnas
berdasarkan asumsi-asumsi yang dibuat Perempuan selama April-Mei 2020.
tanpa memperhatikan kondisi sebenarnya. Berdasarkan Sistem Informasi Online
Keadaan yang sama juga terjadi sampai Perlindungan Perempuan dan Anak dari
dengan lini keluarga. Keputusan bulan Januari hingga Juni 2020, yang
pemerintah meminta masyarakat dipantau Save the Children, ada 3000 anak
mengisolasi diri secara mandiri dirumah yang menjadi korban kekerasan di rumah
selama pandemi Covid-19 berlangsung selama pandemi COVID-19. Hingga 23
tidak hanya menimbulkan kejenuhan dan April 2020, menurut catatan, paling tidak
stres disebagian masyarakat. Berisiko terjadi 205 kasus kekerasan dalam rumah.
meningkatkan kasus-kasus tindak Pelanggaran terhadap hak anak dan

71
perempuan setiap saat mengalami penanganan masalah berdasarkan responsif
peningkatan. Pusat Pelayanan Terpadu gender. Di lain sisi, stereotip gender
Pemberdayaan Perempuan Dan Anak, menurunkan kepercayaan diri perempuan
menunjukkan bahwa Indonesia berada pada untuk mendapatkan hak-haknya.
posisi darurat kekerasan terhadap anak dan Meningkatnya isu terkait responsif gender
perempuan dalam lima tahun terakhir dari berbagai elemen dimasyarakat
(2015-2019) (9). termasuk hal penanganan kekerasan
Semakin meningkatnya kasus terhadap perempuan dan anak, menjadi
kekerasan terhadap anak dan perempuan latar belakang penulis tertarik meneliti
harus menjadi perhatian bagi semua pihak. implementasi responsif gender dimasa
Mengintegrasikan strategi pandemi COVID-19. Penelitian ini
pengarusutamaan gender dapat menjadi bertujuan untuk mengumpulkan dan
cara responsif untuk mewujudkan menganalisa artikel yang berhubungan
kesetaraan gender dalam masa pandemi. tentang implementasi responsive gender
Namun implementasi strategi dimasa pandemi Covid 19.
pengarusutamaan gender dalam
penanggulangan pandemi masih lemah. Ini METODE
terlihat dari sedikitnya jumlah perempuan Metode yang digunakan adalah
yang terlibat dalam pengambilan kebijakan literature review yaitu sebuah pencarian
dan juga terbatasnya pemilahan data literature, baik internasional maupun
segregasi gender. Persoalan ketidakadilan, nasional dengan menggunakan pencarian
eksploitasi, diskriminalisasi dan kekerasan database melalui media. Science Direct dan
terhadap perempuan serta kelompok EBSCO. Awal tahap pencarian artikel
marginal lainnya, perlu ditindak lanjuti. jurnal diperoleh 192 artikel dari tahun 2016
Ketersediaan data tersegregasi gender dan sampai tahun 2020 menggunakan kata
analisis gender menjadi dasar bagi kunci "Isu Gender, Kesetaraan Gender,
pengambil kebijakan untuk memahami Gender dalam Politik, Gender Dalam
bahwa pandemi membawa membawa Pendididkan, Gender Dalam Kesehatan,
dampak (fisik maupun sosial) yang dan Isu Gender dimasa Pandemi Covid 19”
berbeda-beda antara perempuan dan laki- yang diidentifikasi melalui artikel. Dari
laki. Hal ini dapat merumuskan langkah jumlah tersebut hanya sekitar 38 artikel
penanggulangan yang efektif dalam yang dianggap relevan. Dari jumlah artikel

72
ada 20 artikel yang memiliki kriteria penuh, kepemimpinan, serta hukum yang bias
10 artikel yang berkualitas menengah, dan gender masih banyak terjadi (20). Di India
8 artikel yang berkualitas rendah. Penelitian terjadi peningkatan kasus kekerasan dalam
ini dilakukan mulai tanggal 11 januari 2020 rumah tangga di minggu pertama
sampai tanggal 26 Juli 2020. Populasi yaitu lockdown, di Perancis terjadi peningkatan
192 artikel atau jurnal tentang “Isu 1,3% kasus dari bulan sebelumnya. Di
Gender”. Sampel ialah 20 artikel atau jurnal Guinea 4,5% kasus kekerasan terhadap
tentang Isu Gender pada saat sebelum perempuan meningkat, kasus kekerasan
pandemi dan masa pandemi COVID 19. seksual juga meningkat di Liberia,
Jenis data yang digunakan penulis dalam perempuan tidak mendapatkan pelayanan
penelitian ini adalah data sekunder yaitu kesehatan karena banyak pusat pelayanan
data yang diperoleh dari jurnal, buku, dan klinik yang kosong karena takut pada
dokumentasi, melalui EBSCO dan Science penyebaran virus Corona. Di Indonesia
Direct. hingga 23 April 2020, menurut catatan,
paling tidak terjadi 205 kasus kekerasan
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam rumah tangga yang dilaporkan
Menurut Dewi, et al (2020) situasi perempuan. Tingkat stres yang tinggi
krisis seperti saat Pandemi COVID 19 ini, muncul dan dialami perempuan dalam
kelompok paling rentan dan yang berisiko keluarga akibat tekanan kebutuhan hidup,
adalah kelompok marginal yaitu perempuan beban perempuan yang meningkat dalam
dan anak. Dampak yang terjadi akibat krisis mengurus rumah tangga, maupun perasaan
yaitu kesenjangan, ketidakadilan, tidak nyaman lainnya yang timbul
diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan bersamaan dengan meluasnya pandemi
selalu meningkat. Pemerintahan disetiap Covid-19 (10).
Negara menerapkan aturan lockdown atau Kesejangan pendapatan antara laki-laki
social distancing sebagai upaya mencegah dan perempuan menurut AIPEG tahun
penyebaran virus COVID 19. Hal ini 2017, kesenjangan pendapatan disektor
menyebabkan krisis kesehatan, ekonomi formal sebesar 345% sedangkan sektor
dan sosial serta berefek terhadap gender. informal sebesar 50%. Penempatan
Menurut Dewi Elisabeth, (2020) persoalan pekerjaan sesuai dengan jenis kelamin
diskriminasi, rasisme, eksploitasi, dianggap masih tidak adil sedangkan
kesehatan kultural, ekonomi, pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh

73
laki-laki dan perempuan. Diskriminasi yang (58%) cenderung tidak senang selama
sering terjadi pada perempuan seperti peran belajar dari rumah. Jadi, tanpa didukung
ganda perempuan yang bekerja dan sebagai kreativitas dan kebesaran hati orang tua,
ibu rumah tangga, akan dianggap niscaya tingkat stres yang dialami anak-
menghambat kinerja, karena harus hamil, anak dan orang tua akan makin bertambah
melahirkan dan mengurus anak-anaknya. yang ujung-ujungnya menempatkan
Tekanan dalam pekerjaan, soasial dan perempuan pada posisi yang serbadilematis
budaya dimasyarakat. Pada masa pandemi (12). Kementerian Pemberdayaan
COVID 19 terjadi pemutusan kerja Perempuan dan Perlindungan Anak
sehingga beban perempuan dalam hal (KPPPA) (2020) kekerasan pada anak
ekonomi bertambah berat karena kepala meningkat selama pandemi COVID -19,
rumah tangga tidak mendapat penghasilan. banyak orang tua yang belum siap dengan
Laki-laki juga kebanyakan malu kondisi tetap di rumah dan jadi pengasuh
mengerjakan pekerjaan rumah dan yang baik. Dalam kurun waktu tiga minggu
pengasuhan anak karena merasa pekerjaan selama bulan April 2020, kekerasan pada
tersebut domain perempuan. Sehingga anak mengalami peningkatan. Sebanyak
dampak dari hal tersebut laki-laki lebih 368 kasus kekerasan dialami 407
mudah marah, agresif dan melakukan anak.Kekerasan pada anak terjadi karena
kekerasan dalam rumah tangga. Hingga kurang baiknya aspek psikologis orang tua
perempuan yang mengambil alih peran atau pun pengasuh. Orang tua kurang
sebagai pencari nafkah (11) memiliki pendidikan terutama tentang
Tekanan dan beban psikis seputar disiplin dan perkembangan anak-anak atau
pengasuhan anak akan membuat orang tua mereka mengalami kelainan secara
mengalami ketidaknyamanan dan emosional dan kognitif ketika mereka
kecemasan yang berlebihan. masih kanak-kanak. Akumulasi lingkungan
Ketidakmampuan orang tua untuk seperti kemiskinan, pengangguran, kondisi
mengembangkan pendekatan yang tempat tinggal, keterasingan, dan faktor-
bervariasi, menjaga agar anak tidak jenuh di faktor lain dapat menyebabkan kekerasan
rumah, sering justru berpotensi (13).
meningkatkan tekanan psikologis orang tua. Berdasarkan hasil artikel yang
Studi yang dilakukan Kementerian PPPA dikumpulkan dan analisa penulis
menemukan bahwa sebagian besar anak didapatkan bahwa peningkatan jumlah

74
kasus yang terlaporkan kemungkinan masih berkaitan dengan pencegahan kekerasan
banyak yang tidak terlaporkan seperti terhadap anak diantaranya adalah Undang-
fenomena gunung es. Untuk mencegah agar Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
tindak kekerasan berbasis gender tidak Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
meluas bersamaan dengan terjadinya wabah Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
Covid-19, yang dibutuhkan kesadaran Pasal 1 Ayat (2) bahwa Perlindungan Anak
keluarga untuk menyadari posisi mereka adalah segala kegiatan untuk menjamin
masing-masing dalam konteks equal family. dan melindungi anak dan hak-haknya
Semua menyadari bahwa kebijakan isolasi agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
diri di masa pandemi Covid-19 niscaya dan berpartisipasi secara optimal sesuai
akan menimbulkan beban dan tekanan dengan harkat dan martabat dan martabat
tersendiri dalam keluarga. Yang terpenting kemanusiaan, serta mendapat
adalah peran masing-masing pasangan perlindungan dari kekerasan dan
bersedia mereposisi diri dan menempatkan diskriminasi (13). Kebijakan konkrit
kepentingan keluarga dan anak sebagai perspektif gender dalam perencanaan,
dasar pertimbangan mereka dalam bersikap. implementasi, monitoring evaluasi dan
Kesetaraan dan keadilan gender adalah penganggaran oleh Menteri Dalam Negeri
kunci untuk mencegah agar tindak dalam Permendagri No. 67 tahun 2011
kekerasan berbasis gender tidak makin luas. tentang Perubahan Permendagri No. 15
Di masa pandemi penyakit mengancam tahun 2008 tentang Pedoman Umum
keselamatan jiwa, rumah tangga menjadi Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di
ruang yang paling aman bagi perempuan Daerah, pada Pasal 4 Ayat 1 menyebutkan
dan anak untuk berlindung (14). bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban
Kebijakan dalam penanganan menyusun kebijakan, program, dan
perempuan dan anak korban kekerasan kegiatan pembangunan berperspektif
sebenarnya sudah ada, baik yang bersifat gender. Diikuti dengan berbagai Perda PUG
nasional seperti undang-undang maupun di daerah (16).
yang diterbitkan oleh masing-masing Perempuan memiliki peran yang
daerah. Kebijakan di Indonesia telah strategis sebagai bagian dari penanganan
diberlakukan dalam pencegahan kekerasan pandemi COVID-19 berbasis komunitas.
terhadap anak yang bertujuan untuk Termasuk dalam tanggungjawabnya
melindungi anak-anak(15). Kebijakan yang melaksanakan hak-hak anak. Perempuan

75
juga berperan dalam Penanganan COVID- kader PKK diharapkan berperan melakukan
19 oleh Gugus Tugas Percepatan sosialisasi upaya pencegahan penularan
Penanganan COVID-19 dilakukan COVID-19 dengan tetap menjaga
kerjasama dengan komunitas yang kesehatan dan kebersihan keluarga
melibatkan lima unsur, yaitu pemerintah, (balipost.com, 2020). PKK se-Kabupaten
swasta, akademisi, masyarakat, dan media Gorontalo juga menggalakkan penanaman
(Monardo, 2020). Kontribusi perempuan tanaman obat keluarga (Toga) untuk
dapat berada di dalam setiap unsur, salah membantu ketahanan kesehatan keluarga,
satu kontribusi perempuan dalam selain mensosialisasikan protokol
penanganan pandemi COVID-19 dilakukan kesehatan kepada keluarga dan masyarakat
melalui PKK (Pemberdayaan sekitar (gosulut.id 2020). Begitu pula di
Kesejahteraan Keluarga) yang merupakan Provinsi Jawa Barat, PKK dari 27
organisasi kemasyarakatan yang kabupaten/kota menjadi barisan terdepan
menghimpun perempuan khususnya ibu- yang dikerahkan untuk pendataan
ibu. PKK ini sudah ada sejak Orde Baru dan kesehatan masyarakat, menyisir
menjangkau hingga ke desa/kelurahan ketersediaan APD (Alat Pelindung Diri) di
seluruh Indonesia. Serta komitmen dari puskesmas setempat, melakukan
pemerintah Indonesia dalam melakukan penyuluhan dan sosialisasi terkait bahaya
Pengarusutamaan Gender (PUG) dengan COVID-19 mulai dari tingkat kecamatan,
catatan kronologis yang panjang, hingga desa, RW, RT, hingga dasawisma
dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 9 (bandungkab.go.id 2020). Pemerintah
tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Provinsi DKI Jakarta juga menjadikan PKK
Gender. Studi Soetjipto dan Adelina (2013) dan kader dasawisma untuk membantu
mencatat pentingnya PKK direvitalisasi dan mengidentifikasi lingkungan, mendata
dimanfaatkan untuk mendorong program- golongan rentan penularan COVID-19, dan
program pro-perempuan yang responsif melakukan sosialisasi cara-cara mencegah
gender pasca-reformasi (17). dari penularan (beritajakarta.id 2020)(18)
Dalam masa pandemi COVID-19, Dalam hal ini menarik menekankan
beberapa kepala daerah telah keberadaan dan peran strategis para
menggerakkan PKK untuk membantu perempuan melalui dasawisma sebagai unit
percepatan penanganan pandemi COVID- terkecil PKK yang merupakan kelompok
19. Sebagai contoh di Provinsi Bali, para ibu-ibu dari 10 kepala keluarga yang

76
bertetangga dan berada di lingkup Rukun Perempuan pada umumnya diharapkan
Tetangga. Peran penting dan keberhasilan berkontribusi pada ketahanan keluarga
dasawisma dalam beberapa program selama masa pandemi COVID-19. Upaya
berbasis komunitas telah diakui. Sebagai nasional memutus penyebaran rantai
contoh, pemberdayaan kader dasawisma penularan COVID-19 dilakukan dengan
untuk pencegahan Demam Berdarah social distancing dan instruksi untuk
Dengue (DBD) di Banjar Menak Kabupaten melakukan Work From Home (WFH).
Gianyar, Bali (Juwita dkk 2017). Penelitian WFH ini kemudian serta merta diikuti
penulis mengenai strategi politik di balik dengan kebijakan School From Home
keberhasilan Walikota Surabaya Tri (SFH). Pada kondisi WFH dikombinasikan
Rismaharini membangun, merevitalisasi dengan SFH, perempuan baik sebagai
taman kota, dan menjaga lingkungan hijau perempuan pekerja atau ibu rumah tangga,
secara berkelanjutan di Kota Surabaya, pada umumnya dipersepsikan dan
menemukan vitalnya peran 28.600 kader diharapkan mampu menjalankan setidaknya
lingkungan yang sebagian besar tiga peran: sebagai pekerja yang
perempuan, di mana setiap 1 dasawisma menyelesaikan pekerjaan kantor di rumah,
terdapat 1 kader lingkungan (Dewi 2017; menjadi guru dadakan mendampingi anak-
PPT Dinas Kebersihan & Pertamanan Kota anaknya mengerjakan berbagai tugas SFH
Surabaya 2015). Meskipun masih yang biasanya dilakukan pihak sekolah, dan
diperlukan penelitian lebih jauh mengenai memastikan suplai kebutuhan pangan
efektifitas perempuan kader dasawisma keluarga tercukupi (22). Hal ini menjadi
dalam penanganan pandemi COVID-19, pengalaman sosial baru bagi para
setidaknya pelibatan aktif para perempuan perempuan selama WFH yang sebetulnya
melalui PKK dan dasawisma di beberapa sarat dengan diskriminasi gender,
daerah dalam penanganan pandemi menambah beban psikologis dan fisik
COVID-19 memberikan contoh konkrit perempuan. Dalam hal ini mendampingi,
perempuan kader PKK dan dasawisma mengajari, dan mengasuh anak tidak hanya
sebagai bagian komunitas, berkontribusi menjadi peran dan tanggungjawab ibu saja,
dan potensial untuk digerakkan secara tetapi bersama-sama dengan seorang ayah.
sistematis untuk membantu mencegah Nampaknya sederhana, namun ekspektasi
penularan COVID-19 (20) sosial bagi perempuan untuk mampu
menjalankan berbagai peran tersebut

77
selama WFH, berpotensi meningkatkan krisis kesehatan, ekonomi dan sosial serta
risiko kekerasan pada perempuan selama berefek terhadap gender. Persoalan
pandemi COVID-19 (20). diskriminasi, rasisme, eksploitasi,
Diperlukan beberapa langkah ke depan kesehatan kultural, ekonomi,
untuk mendorong penanganan pandemi kepemimpinan, serta hukum yang bias
COVID-19 yang responsif gender sebagai gender masih banyak terjadi. Kebijakan
berikut yaitu memastikan semua unsur untuk perlindungan perempuan dari tindak
penanganan percepatan COVID-19, yaitu pidana kekerasan dalam rumah tangga,
pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, melalui UU No. 23 tahun 2004 tentang
media, memiliki kesadaran gender. Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah
Memastikan praktik dan komitmen Tangga (PKDRT) yang kemudian
responsif gender semua unsur (pemerintah, diturunkan dalam bentuk Peraturan Daerah
swasta, akademisi, masyarakat, media) (PERDA) tentang Perlindungan Perempuan
dalam penanganan pandemi COVID-19, dan Anak dari Tindak Kekerasan di seluruh
untuk melindungi hak dan kebutuhan Provinsi telah tersedia. Juga diperkuat
perempuan dan laki-laki secara adil dan dengan Surat Edaran (SE) Menteri Dalam
manusiawi. Penelitian-penelitian terhadap Negeri Nomor 460/813/SJ yang ditujukan
isu gender harus lebih banyak dilakukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota
untuk mengidentifikasi kesetaraan gender seluruh Indonesia tentang kewajiban
dan mengimplementasi undang-undang hak membuat program pemberdayaan
perempuan dan anak yang seharusnya perempuan dan perlindungan anak.
menjadi kewajiban Negara dan masyarakat Diharapkan setiap daerah telah memiliki
Indonesia (9). kebijakan menjalankannya sesuai dalam
Inpres No.9/2009. Kebijakan PUG dalam
KESIMPULAN: situasi darurat penanganan bencana juga
Dampak yang terjadi akibat krisis yaitu sudah dikeluarkan melalui Peraturan
kesenjangan, ketidakadilan, diskriminasi, Kepala (Perka) Badan Nasional
eksploitasi dan kekerasan selalu meningkat. Penanggulangan Bencana (BNPB) No. 13
Pemerintahan disetiap Negara menerapkan tahun 2014 tentang PUG dalam Penanganan
aturan lockdown atau social distancing bencana. Perka ini mengatur kewajiban
sebagai upaya mencegah penyebaran virus untuk memperhatikan pengalaman
COVID 19 (22). Hal ini menyebabkan perempuan dan anak perempuan pada saat

78
bencana agar intervensi penanganan sesuai dimas Pandemi COVID 19 (1).
dengan kebutuhan mereka (21). Kementerian Pemberdayaan Perempuan
Seruan untuk di rumah saja melakukan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)
pekerjaan dari rumah (Work from Home) bersama dengan United Nations Fund for
serta diikuti dengan kebijakan belajar dari Population (UNFPA) menetapkan panduan
rumah (School from Home) menyebabkan dan protokol penanganan kasus kekerasan
perempuan menanggung multi beban. yang dapat digunakan sebagai protokol
Tekanan sosial lebih kuat ditujukan kepada bersama yaitu Panduan Pemberian
perempuan agar mampu menjalankan Pelayanan Perempuan dan Anak Selama
berbagai peran sebagai konsekuensi Masa Pandemi COVID 19 (23), Protokol
diberlakukannya kebijakan untuk Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap
menghentikan penyebaran Covid-19. Perempuan Dan Anak di Masa Pandemi
Sayangnya, hal ini tidak diikuti dengan COVID 19 (24). Diperlukan beberapa
narasi-narasi edukatif mendorong praktik langkah ke depan untuk mendorong
gotong-royong seluruh anggota keluarga penanganan pandemi COVID-19 yang
untuk melakukan pekerjaan domestic. responsif gender sebagai berikut yaitu
Akibatnya, perempuan mengalami memastikan semua unsur penanganan
diskriminasi gender dengan beban berlapis, percepatan COVID-19, yaitu pemerintah,
rentan stress dan sakit karena kelelahan, swasta, akademisi, masyarakat, media,
serta kekurangan nutrisi karena harus memiliki kesadaran gender. Memastikan
mendahulukan anak-anak dan suami praktik dan komitmen responsif gender
mereka. Situasi ekonomi selama pandemic semua unsur (pemerintah, swasta,
ini juga menimbulkan kecemasan dan akademisi, masyarakat, media) dalam
ketakutan pada masyarakat dan penanganan pandemi COVID-19, untuk
meningkatkan resiko kekerasan pada melindungi hak dan kebutuhan perempuan
perempuan (22). dan laki-laki secara adil dan manusiawi.
Berdasarkan temuan penelitian
dibeberapa Kabupaten/Kota di Indonesia, UCAPAN TERIMA KASIH
terdapat beberapa alasan mengapa kasus Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kekerasan terhadap anak dan perempuan disampaikan kepada pihak-pihak yang
dalam keluarga selalu ada dalam membantu pelaksanaan penelitian ini, yang
masyarakat, terlebih kasusnya meningkat Terhormat Kepala Dinas Kesehatan

79
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Kekerasan terhadap Perempuan dan
Timur yang telah mendukung dan Anak Selama Masa Pandemi COVID
memberikan izin dan kesempatan dalam 19. DKI Jakarta. Deputi Bidang PHP-
pelaksanaan penelitian ini. Para Donatur Kemen PPPA, UNFPA, P2TP2A,
yang telah mendukung dalam penelitian ini. Forum Penyedia Layanan, Yayasan
Pulih
DAFTAR PUSTAKA Monardo, Doni. (2020). Kepala Gugus
World Health Organization (WHO). (2015) Tugas Percepatan Penanganan Covid-
Adolescent Development: Topics at 19 dalam Webinar Diskusi Hari Kartini
Glance. Diakses: 23 April, “Peran, Kesiapan, dan
http://www.who.int/maternal_child_ad Ketahanan Perempuan dalam Perang
olescent/ topics/adolescence/dev/en/# Melawan Covid-19”yang
Laporan Data Simponi Kemen PPA Periode diselenggarakan oleh KPP-RI (Kaukus
Maret – April 2020 Perempuan Parlemen Republik
Bandungkab.go.id (2020). “PKK Barisan Indonesia), KPPI (Kaukus Perempuan
Terdepan Mendata Kesehatan Politik Indonesia), dan MPI (Maju
Masyarakat”, Senin, 13 April. Diakses Perempuan Indonesia.
pada 26 April 2020 dari Kementerian Luar Negeri. (2020). “Menlu
http://www.bandungkab.go.id/arsip/pk RI pada Pertemuan Para Menlu
k-barisan-terdepan-mendata- Perempuan Dunia: Perempuan Adalah
kesehatan-masyarakat Ujung Tombak Atasi Pandemi Covid-
gosulut.id (2020). “Gelar Rakor TP-PKK 19”, 17 April. Diakses pada 26 April
Kabupaten Gorontalo, Bahas 2020 dari
Penanganan Covid-19”, 9 April. https://kemlu.go.id/portal/id/read/1213
Diakses pada 26 April 2020 dari /berita/menlu-ri-pada-pertemuan-para-
https://gosulut.id/post/gelar-rakor-tp- menlu-perempuan-dunia-perempuan-
pkk-kabupaten-gorontalo-bahas- adalah-ujung-tombak-atasi-pandemi-
penanganan-covid-19 covid-19
Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dewi, Kurniawati Hastuti. (2017).
Kementerian Pemberdayaan Protecting Environment and Securing
Perempuan dan Perlindungan Anak R.I Power: Female Leaders’ Political
(2020) Panduan Pemberian Layanan Initiative in the Age of Climate Change

80
in Indonesia and Japan. International Kabupaten Gianyar, Provinsi
Journal of Indonesian Studies vol. 1, Bali.Warmadewa Medical Journal vol.
no. 4: 122-160. 2, no. 2: 60-70.
Deputi Perlindungan Hak Perempuan Deputi Perlindungan Hak Perempuan
Kementerian Pemberdayaan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak R.I Perempuan dan Perlindungan Anak R.I
(2020) Tanggap Darurat COVID 19, (2020) Protokol Penanganan Kasus
P2TP2A Provinsi DKI Jakarta, Deputi Kekerasan terhadap Perempuan di
Bidang PHP-Kemen PPPA, UNFPA, Masa Pandemi Covid-19. DKI Jakarta.
P2TP2A, Forum Penyedia Layanan, Deputi Bidang PHP-Kemen PPPA,
Yayasan Pulih UNFPA, P2TP2A, Forum Penyedia
Nadia Abd Aziz, Nurul, Syazliana Astrah Layanan, Yayasan Pulih
Mohd Idris, dkk. (2018). “Factors Deputi Perlindungan Hak Perempuan
Affecting Domestic Violence Against Kementerian Pemberdayaan
Women: A Conceptual Model And Perempuan dan Perlindungan Anak R.I
Research Propositions”, International (2020) Pedoman Perlindungan Hak
Journal For Studies On Children, Perempuan dan Anak dari Kekerasan
Women, Elderly And Disabled. Berbasis Gender dalam Bencana,
Kemen PPPA, UNFPA, P2TP2A, Forum KPPPA dan UNFPA tahun 2019. DKI
Penyedia Layanan, Yayasan Pulih Jakarta. Deputi Bidang PHP-
Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak. Ningsih Bayu Sari Ermaya, Sri Hennyati.
Pusat Pelayanan Terpadu (2018) Kekerasan Seksual Pada Anak
Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Di Kabupaten Karawang. Jurnal Bidan
Indonesia Darurat Kekerasan Anak. “Midwife Journal” ISSN 2477-
(2015). Diakses: 3441.4.(2); 56-65.
http://p2tp2abukittinggi.blogspot.co.id/ Darmawati, I Gusti Ayu Bintang. (2020).
2015/08/indonesia-daruratkekerasan- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
anak.html Perlindungan Anak (PPPA) dalam
Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna., dkk. (2017). Webinar Diskusi Hari Kartini 23 April,
Pemberdayaan Kader dan Dasawisma “Peran, Kesiapan, dan Ketahanan
Dalam Pencegahan Kasus Demam Perempuan dalam Perang Melawan
Berdarah Dengue di Banjar Menak, Covid-19” yang diselenggarakan oleh

81
KPP-RI (Kaukus Perempuan Parlemen Tahruz ZNH. (2020) Dunia Dalam
Republik Indonesia), KPPI (Kaukus Ancaman Pandemi: Kajian Transisi
Perempuan Politik Indonesia), dan MPI Kesehatan Dan Mortalitas Akibat
(Maju Perempuan Indonesia). Covid-19. Kajian Demografi Sosial.
Dewi Elisabeth. (2020) Gender Departemen Sosiologi, FISIP UI. 2020.
Kepemimpinan Dan Kemanusiaan: Cai H. (2020) Sex Difference And Smoking
Sebuah Refleksi Situasi Pandemi Predisposition In Patient With Covid-
Covid-19. Jurnal Ilmiah Hubungan 19. Lancet Respir Med: DOI:
Internasional. PACIS (Parahyangan 10.1016/S2213-2600(20)3116-8.
Center For International Studies) (p- Iin Kandedes. (2020). Kekerasan Terhadap
ISSN;2614-2562, e-ISSN: 2406-8748). Anak Di Masa Pandemi Covid-19.
Julie Lafrenie, Caroline Sweetman, Jurnal Harkat; Media Komunikasi
Theresia Thylin. (2019). Gender, Gender.16(1).
Humanitarium, Action and Crisis Annaliansyah, Syarifah Rahmatilah. (2015)
Response, Gender Of Developmen, Perlindungan Anak Yang Berhadapan
Vol.27, No 2 Dengan Hukum. Jurnal.ar-raniry.ac.id.
Qibtiyah Alimatul, Ratnawati Retti, dkk. Vol 1, No 1.
(2020) Kajian Dinamika Perubahan Di Witriani, dkk. (2019) Mapping Isu Jurnal
Dalam Rumah Tangga Selama Covid Berbasis Pengarusutamaan Gender
19 Di 34 Provinsi Di Indonesia. Tim Dan HAM Pada Perguruan Tinggi Di
Peneliti Komisi Nasional Anti Indonesia. Jurnal Studi Gender Islam.
Kekerasan Terhadap Perempuan Musawa. 18(1); 45-60.
(Komnas Perempuan). Jakarta. April- Soetjipto, Ani W., & Adelina, Shelly.
Mei 2020. Hal. 1-9. (2013). Suara Dari Desa: Menuju
Anggun Wulandari, dkk. Hubungan Revitalisasi PKK. Jakarta: Marjin Kiri.
Karakteristik Individu Dengan Linda Dwi. (2019) Ruangan Pembebasan
Pengetahuan Tentang Pencegahan Sebagai Politik Perlawanan
Coronavirus Disease 2019 Pada Perempuan NU. Jurnal Studi Gender
Masyarakat Di Kalimantan Selatan. Islam. Musawa. 18(1); 61-76
(2020). Jurnal Kesehatan Masyarakat BPS. (2017) Statistik Tematik: Mengakhiri
Indonesia. Vol. 15(1):42-46. Kekerasan terhadap Perempuan Dan
Anak Di Indonesia. Jakarta.

82
Kementerian Pemberdayaan Saraswati, Rika. (2015). Hukum
Perempuan Dan Perlindungan Anak Perlindungan Anak di Indonesia.
Setiawan Agus, Arifin Ridwan (2019) Bandung : Citra Aditya Bakti.
Analisis Upaya Perlindungan Dan Khaleed, Badriyah. (2015) Penyelesaian
Pemulihan Terhadap Kasus Kekerasan Hukum KDRT:Penghapusan
Dalam Rumah Tangga (KDRT) Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan
Khususnya Anak-Anak Dan Upaya Pemulihannya, Yogyakarta:
Perempuan, Jurnal UNES. 3(1); 9-19. Penerbit Pustaka Yustisia
UNICEF Indonesia. (2012) Ringkasan
Kajian Perlindungan Anak. Jakarta:
Unit For Children

83

Anda mungkin juga menyukai