Bab 3
Bab 3
juga merupakan bagian dari seruan pertama dari Dana Tanggapan dan Pemulihan
Covid-19 PBB yang dibentuk pada April 2020, dengan itu UN Women telah
a) Penilaian cepat dan advokasi berbasis bukti tentang dampak gender dari krisis
1
melanda di Indonesia mengharuskan masyarakat dan keluarga untuk dirumah saja,
dengan kebijakan ini ternyata memberikan dampak kepada anak dan perempuan
dirumah saja membuat tanggung jawab seorang ibu semakin melimpah. Maka dari
itu hal ini berpotensi menimbulkan kekerasan dari anggota keluarga atau pasangan
yang timbul akibat dari ketegangan rumah tangga, akibat perubahan pola hidup
dan keamanan.
berikut :
beberapa pertanyaan melalui SMS dengan tautan ke survei berbasis web. Survei
pada waktu yang berbeda antara bulan April dan Juli 2020, untuk memenuhi
tingkat respons rata-rata untuk survei berbasis web yang dikirimkan melalui SMS,
yang menghasilkan ukuran sampel 1.266 responden, berkisar antara usia 10 dan
79 tahun. Diperkirakan 54% responden adalah perempuan dan 46% adalah laki-
2
laki. Mengingat sampel dan ukuran populasi, sebagian besar perkiraan mewakili
pada tingkat kepercayaan 95%, dengan margin kesalahan kurang lebih tiga. Bobot
diterapkan untuk menyesuaikan sampel untuk jenis kelamin, usia dan perbedaan
pencapaian pendidikan.
besar, sebanyak 82% dari mereka mencatat penurunan dalam sumber pendapatan
ini. Meskipun 80% laki-laki mengalami penurunan yang sama, namun bukti
pendapatan yang lebih luas. Sumber pendapatan kedua yang paling umum untuk
perempuan, subsidi dan bentuk lain dari dukungan pemerintah juga menurun lebih
laki dari pada perempuan, tetapi banyak perempuan masih berpartisipasi dalam
3
pertanian subsisten dan komersial. Maka dari itu, tidak mengherankan jika sejak
pangan bagi perempuan maupun laki-laki. Pertama, sekitar 76% perempuan dan
yang sedikit lebih besar. Tetapi, perbedaan antar rumah tangga dalam akses ke
makanan yang beragam dan bergizi, sering kali secara tidak proporsional
Maret 2020, dan 6 September 2020, terdapat 190.665 kasus covid-19 yang
dikonfirmasi dan 7.940 kematian. Data kesehatan tentang penularan dan tingkat
bahwa laki-laki lebih mungkin tertular dan meninggal karena virus ini. Tetapi,
pada analisis data tentang kesehatan mental menunjukkan hasil bahwa perempuan
4
Perempuan yang tidak proporsional lebih mungkin mengalami
banyak tanggung jawab yang dihadapi perempuan pada masa covid-19, tanggung
jawab yang perempuan hadapi antara lain seperti, mengurus anggota keluarga
yang sakit, dan merawat mereka yang sakit, tambah lagi beban pekerjaan rumah
kecemasan atas hilangnya pekerjaan dan pendapatan serta efek pembatasan sosial
atau pengurangan jam sekolah membuat tanggung jawab orang tua semakin
pihak lain, orang tua lah yang harus menanggung beban tambahan tersebut. Bukti
Maka dari itu, diperkirakan ada 39% perempuan dan 29% laki-laki
tangga. Oleh karena itu, akses mereka ke sumber informasi covid-19 yang andal
5
sangat penting. Walaupun, di Indonesia lebih banyak perempuan menganggap
maupun laki-laki menanggung beban tambahan, hal itu meningkat sebanyak 69%
perempuan dan 61% laki-laki. Demikian pula, 61% perempuan dan 48% laki-laki
menghabiskan lebih banyak waktu untuk pekerjaan rumah tangga yang ganda
Sebagai akibat dari krisis ini, intensitas pekerjaan rumah tangga, kerja
kemungkinan melakukan kurang lebih tiga kegiatan yang saling terkait) juga
pengasuhan yang tidak berbayar ini meningkat, 19% mencatat hal yang sama
perubahan ini kurang terlihat hanya 23% laki-laki melihat pekerjaan perawatan
dan pengasuhan tidak berbayar meningkat, dan hanya 11% yang mencatat
3.1.6 Air Bersih dan Sanitasi Layak Serta Energi Bersih dan
Terjangkau
melawan covid-19, tetapi hanya sekitar 76% penduduk Indonesia yang memiliki
fasilitas cuci tangan dengan air bersih dan sabun. Dalam kondisi pandemi ini
6
mungkin memicu peningkatan kebutuhan air, karena perlu membersihkan diri
lebih sering dan ketika air tidak tersedia di rumah, jumlah perjalanan untuk
menghabiskan lebih banyak waktu untuk memasak dan mengambil bahan bakar
untuk memasak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut lagi dan lagi perempuan
waktu yang mereka habiskan untuk air dan pengumpulan kayu bakar sejak
telah menambah tantangan dalam mengakses air bersih, karena 10% perempuan
dan 18% laki-laki menyatakan bahwa sumber air mereka telah terdampak sejak
meminum air yang tidak aman, hal ini dapat merusak kesehatan perempuan dari
aspek lain, karena waktu pengambilan air menjadi lebih lama dan oleh karena itu
dengan laki-laki hanya 74%. Ini diperkirakan kurangnya perlindungan sosial bagi
7
terhadap krisis. Namun sejak covid-19 yang lebih merasakan kehilangan
perempuan hanya 39%. Bagi mereka yang tidak memiliki tunjangan selama
mengalami kerisis ini dapat berdampak sangat buruk, hal ini dirasakan oleh
80%.
ini, tidak hanya itu saja bahkan lebih dari separuh penduduk yang bekerja telah
mengalami pengurangan waktu kerja berbayar sejak masa pandemi ini. Hal ini
mengakibatkan pemotongan gaji dan pendapatan bagi banyak orang, melalui data
yang terkumpul laki-laki lebih banyak yang mengalami hal ini sekital 64% dan
pada laki-laki. Dalam konteks mobilitas terbatas ini, teknologi memainkan peran
penting dalam memungkinkan akses jarak jauh ke barang dan layanan serta
terkait covid-19.
8
Misalnya, lebih dari separuh responden survei mencatat bahwa Internet
dan media sosial adalah sumber informasi utama mereka tentang covid-19,
walaupun tetap ada perbedaan gender, karena perempuan tidak terlalu bergantung
pada Internet disbanding dengan laki-laki, dan bahkan perempuan lebih mungkin
untuk memperoleh informasi dari radio, televisi dan sumber lainnya. Hal ini
baru. Hal ini disebabkan karena kehilangan pekerjaan atau khawatiran tertular
terhadap covid-19, sehingga banyak orang yang bermigrasi di luar negeri kembali
akibat krisis sekitar 13% dari mereka yang bermigrasi secara internal,
migran dalam sampel adalah pekerja informal, dan semenjak ada covid-19
sektor-sektor yang seperti pendidikan, karena sesuai data yang ditemukan 60%
pekerja pendidikan di Indonesia adalah perempuan dan 75% asisten rumah tangga
9
adalah perempuan, hilangnya atau penurunan permintaan akibat covid-19
keadaan pandemi ini. Sejak masa pandemi, perempuan yang tinggal di Jakarta
kesehatan fisik serta emosional mereka secara keseluruhan karena, sesuai laporan
signifikan, tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi yang dialami perempuan
maupun laki-laki yang tinggal di luar Jakarta menghadapi lebih banyak tantangan
Ekosistem Darat
iklim karena mereka sangat bergantung pada sumber daya alam mengingat akses
mereka kepada aset, pendanaan, dan teknologi terbatas. Hal ini, meningkatkan
10
yang bekerja di sektor yang peka terhadap bencana dan iklim seperti pariwisata
memengaruhi sektor pariwisata, satu sektor paling sensitif terhadap bencana dan
perubahan iklim, padahal perempuan memainkan peran kunci dalam sektor ini.
fenomena perubahan iklim yang juga dapat memengaruhi pariwisata dalam jangka
cenderung tidak memiliki aset dan lebih cenderung terlibat dalam pekerjaan
Februari 2019, pandemi covid-19 terjadi bersamaan dengan 23 bencana alam atau
untuk membangun kembali dengan lebih baik. Agar upaya pemulihan menjadi
yang secara keseluruhan lebih tangguh, harus ada upaya menciptakan pekerjaan
perempuan tampaknya terus meningkat. Pada saat survie mengenai hal ini,
tersedia untuk mengukur tren dan mengukur skala masalah, karena pengumpulan
11
data tatap muka tidak mungkin dilakukan sejak permulaan covid-19. Tetapi, studi
ad-hoc dan praktik pengumpulan data jarak jauh telah dilakukan di Indonesia
semakin meningkat sejak awal pandemi, terutama mereka yang sudah berumah
tangga, dalam jangkauan usia sekitar 31–40 tahun dan mereka yang
kekerasan psikologis, dan sekitar 4% mengatakan bahwa insiden ini sangat sering
kegiatan mereka, seperti pembatasan aktivitas yang harus mereka lakukan karena
pemberian rujukan, bantuan darurat, layanan psikososial, dan layanan hukum saja.
12
3.1.13 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
penyebaran melalui “gerakan 3M”, yang dimaksud arahan untuk selalu Mencuci
tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak. Untuk menilai dampak covid-19
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Survei Demografi Sosial tentang Dampak
covid-19. Survei ini dilakukan secara online dari tanggal 13-20 April 2020 dan
segera menghadapi tantangan yang muncul, seperti yang dihadapi saat ini.
Penggunaan teknologi baru menjadi lebih penting untuk pengumpulan data sejak
pembatasan sosial diberlakukan. Maka dari kerisis yang terjadi kemitraan antara
peluncuran survei penilaian cepat yang menjadi landasan isi publikasi ini. Survei
tersebut dilakukan melalui pesan teks dan berhasil menjangkau 1.266 pengguna,
13
mendukung pembangunan berkelanjutan dan melakukan respons terhadap
tantangan kemanusiaan.1
Dalam survei ini sangat sejalan dengan visi pembangunan nasional yang
tertera dalam agenda 2030, yang membuat tujuan ini sedikit tertunda karena
adanya pandemi. Dari strategi UN Women ini juga tidak semua data perempuan di
yang masih tidak paham terkait digitlisasi terutama perempuan yang sudah rentan.
Tidak hanya itu, dalam survei ini juga hanya mencangkup pelanggan Indosan
Ooredoo saja, kita tidak tau keadaan perempuan lainnya yang tidak mendapatkan
kesempatan untuk di survei, terutama saya sebagai penulis tidak ada yang
mensurvei terkait masalah ini, sementara saya juga merasakan dampak seperti
pada umumnya. Berarti dalam strategi ini data yang dikumpulkan hanya data yang
dan beberapa anggota lainnya membuat suatu panduan untuk pengelola program,
1
UN Women & Women Count, MENILAI DAMPAK COVID-19 “TERHADAP GENDER DAN
PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA”, Regional Office for Asia
and the Pacific, Rajadamnoern Nok Ave, Bangkok, 10200, Thailand
14
berjudul “Panduan Perlindungan Hak Perempuan dari Diskriminasi dan
Kekerasan Berbasis Gender dalam Situasi Pandemi”. Panduan ini berisi tentang
aspek-aspek esensial dari praktik-praktik baik dan pembelajaran yang pernah ada
psikologis, kesulitan ekonomi, dan situasi sulit lainnya, serta kondisi yang
ini juga mencakup situasi yang membuat perempuan dan kelompok marjinal
fisik dan psikologis. Panduan ini bersifat dinamis, tidak statis, dan senantiasa
15
pemulihan, baik secara medis maupun psikososial, serta pemberdayaan
ekonomi.
penanganan pandemik.
dan minoritas, selama masa pandemi sebagai dasar untuk menyusun program
5. Panduan ini tidak saja berlaku dalam situasi krisis pandemi, tetapi juga
berakhir.
dalam penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional. Dalam panduan ini terdiri
masalah yang terjadi saat ini, serta dasar hukum panduan yang terdiri dari
dalam Pembangunan Nasional, selain itu juga ada beberapa kebijakan yang terkait
16
dengan penanganan pandemi. Dan dalam panduan ini juga tertera jelas terkait
lainnya sebagai dampak bagi pandemi, yang memberi resiko lebih tinggi karena
yang dihadapi perempuan dan kelompok rentan lainnya tidak hanya memberikan
dampak pada kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental dan penurunan sosial
ekonomi.
pandemi dan perlindungan dari diskriminasi, dan dengan adanya standar indikator
kekerasan berbasis gender. Dalam situasi pandemi Sementara ini untuk penerapan
17
secara khusus dan lebih detail dapat mengacu secara beriringan dengan protokol-
19
Pandemi Covid-19
Covid-19
Pandemi Covid-19.
yang terdiri dari 18 standar yang dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu: (i)
Standar Dasar, (ii) Standar Mitigasi, Pencegahan, dan Respon; serta (iii) Standar
18
3.2.4 Panduan Esensial dan Pesan Advokasi
Dalam panduan bagian ini gunanya untuk perlindungan hak perempuan dari
demikian pada panduan bagian ini terdiri dari berbagai kelompok, antara lain:
c) Perlindungan anak
h) Peningkatan nutrisi
Daerah
dan pencegahan kekerasan berbasis gender dalam situasi pandemi yang efektif,
minimal di sektor kesehatan, layanan sosial, hukum dan HAM, keamanan, dan
19
dikomunitas. Tanggung jawab koordinasi multisektoral secara umum dan yang
f) Kepemimpinan
20
pandemi, diskriminasi, dan kekerasan berbasis gender. Agar komunikasi, edukasi,
masyarakat, karena pada situasi pandemi kepedulian dan pelibatan aktif kelompok
fisik dan sosial yang diberlakukan dapat meningkatkan risiko terjadinya kekerasan
berbasis gender, terutama dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
kemajuan yang sudah diraih untuk mencapai agenda 2030, untuk pembangunan
secara tidak proporsional adalah salah satu strategi paling penting untuk
2
KPPPA,UNFPA,UN WOMEN, Panduan Perlindungan Hak Perempuan dari Diskriminasi dan Kekerasan
Berbasis Gender dalam Situasi Pandemi, Desember, 2020
21
mengatasi ketidak setaraan dan mengurangi risiko kemunduran pencapaian
pembangunan yang telah diperoleh dengan susah payah, maka dalam hal
menghadapi covid-19. Hal ini adalah kunci untuk memastikan bahwa Indonesia
dapat segera pulih dan melanjutkan perjalanan menuju transformasi ekonomi yang
rumah aja UN Women pemanfaatan digital untuk menghadapi pandemi ini dengan
melakukan bantuan kepada usaha mikro dan kecil milik perempuan secara
22