Disusun Oleh:
Ahmad Haris Maulana Zein(S20193052)
Rofi Anggraeni (S20193053)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan
makalah yang membahas tentang ”Kerajaan Mamluk ”.Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan oleh media
sosial.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Dan makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepeninggalan nabi Muhammad SAW membawa pengaruh dalam kehidupan
yang disusul dengan masa Khulafaur Rasyidin. Setalah itu munculnya dinasti-
dinasti yang membawa pengaru besar dalam dunia islam, salah satunya adalah
yang dikenal dengan dengan dinasti mamluk. Kepentingan pembahasan mengenai
abad pertengahan ini(abad ke 7 hingga ke 11H / abad ke 13 hingga ke 17 M)
adalah karena era ini merupakan masa pembentukan salah satu ssistem politik
dalam islam. Kemunculan dan kebangkitan dinasti mamluk merupakan satu
fenomena yang sangat sulit dipahami sebagaimana ditunjukkan oleh namanya,
merupakan dinasti para budak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya kekuasaan Dinasti Mamluk ?
2. Bagaimana strategi perang Dinasti Mamluk dalam menghadapi bangsa
Mongol dalam pertempuran di Ain Jalut ?
3. Bagaimana kemunduran dan runtuhnya Dinasti Mamluk ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui latar belakamg bangsa Mongol dating ke Mesir dan
ingin menghancurkan Dinasti Mamluk
2. Untuk mengetahui strategi perang Dinasti Mamluk dalam menghadapi
bangsa Mongol dalam pertempuran yang terjadi di Ain Jalut
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kata mamluk berarti budak atau hamba yang dibeli dan dididik dengan
sengaja agar menjadi tentara atau pegawai pemerintah. Seorang mamluk berasal
dari ibu-bapak yang merdeka (bukan budak atau hamba). Ini berbeda dengan ‘abd
yang berarti hamba sahaya yang dilahirkan oleh ibu-bapak yang juga berstatus
sebagai hamba dan kemudian dijual. Perbedaan lain adalah mamluk berkulit putih,
sedangkan ‘abd berkulit hitam. Sebagian mamluk berasal dari mesir, dari
golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir pada masa kesultanan
bani ayub. 1Pada mamluk dinasti ayubiyah berasal dari asia kecil, Persia (iran),
tukistan, dan asia tengah (transoksiana). Mereka terdiri atas suku-suku bangsa
turki, Syracuse, sum, rusia, kurdi, dan bagian kecil dari bangsa eropa. Mamluk
sultan yang berkuasa merupakan gabungan para mamluk sultan-sultan
sebelumnya, yakni mamluk yang dibeli dengan harta sendiri atau dari uang
baitulmal dari mamluk para amil yang disingkirkan atau meninggal dunia.
Dinasti Mamluk didirikan oleh para budak. Mereka pada mulanya adalah
orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti ayubiyah sebagai budak,
kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Mereka ditempatkan pada kelompok
tersendiri yang terpisah dari masyarakat
5
Nama Mamluk Bahriyah dinisbatkan pada sebuah tempat yang disedikan
oleh Sultan Malik Al-Saleh Najmudin Ayyub kepada para Mamluk. Tempat ini
berada di pulau Raudhah ditepi sungai nil yang dilengkapi dengan senjata, pusat
Pendidikan, dan latihan materi-materi sipil dan militer.
Sejak itu, para Mamluk dikenal dengan Al-Mamalik Bahriyah (para budak
lautan). Sementara penamaan Burji disandarkan kepada para budak yang
ditempatkan dibenteng yang mempunyai Menara buruj. Oleh karena itu, para
Mamluk dinamakan Al-Mamalik Al-Burujiyah (para budak benteng).3
Salah satu hal yang unik dari sejarah pemerintahan dinasti Mamluk di
Mesir adalah adanya ambisi untuk menjadi Sultan dari seorang Mamluk wanita
yang bernama Syajar Ad-Durr. Dia adalah istri Sultan Bani Ayub. Syajar Ad-Durr
mengambil alih kekuasaan setelah suaminya meninggal dunia dalam suatu
pertempuran melawan pasukan Louis IX di Dimyati Mesir. Putra mahkota
Turansyah, ketika itu sedang berada di Syam. Untuk menjaga agar semangat
pasukan islam tetap teguh, sang istri menyembunyikan berita kematian suaminya.
Sebab Turansyah tiba di Mesir untuk berkuasa, ia dibunuh oleh pengikut Ad-Durr.
Atas dukungan pemuka-pemuka Mamluk, Syajar dapat berkuasa penuh sebagai
sultan selama 80 hari. Kekuasaannya berakhir dengan adanya teguran dari
Khalifah Abbasiyah di Baghdad bahwa yang memerintah Mesir seharusnya
seorang pria dan bukan wanita. Syajar tidak sanggup menolak perintah Khalifah
tersebut, dan akhirnya ia memutuskan untuk menikah dengan sultan pengganti
dirinya agar dapat memerintah dibalik layar. Suami Syajar yang baru adalah
sultan Izzudin Aybak, salah seorang mamluk almarhum suaminya yang resmi
menjadi sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri.
6
bangsa mongol yang sebelumnya menghancurkan Baghdad sebagai pusat khalifah
islam pada tahun 1258 H.
Namun demikian, diantara peristiwa penting pada masa ini terutama pasca
kalawun, sebagaimana tulisan Ahmad Al-Usari sebagai berikut .
7
sultan yang dimerdekakan ataupun dari segi system pemerintahan tersebut adalah
suksesi pemerintahan mamluk bahri lebih banyak terjadi turun-temurun,
5
sedangkan pada masa Mamluk Burji suksesi lebih banyak tejadi karena perang
saudara dan huru-hara. Petentangan ini disebabkan system pendidikan bagi para
mamluk tidak ketat, dan mereka diperbolehkan untuk tinggal di luar pusat-pusat
latihan bersama rakyat.
Sementara itu, dua sultan Mamluk Burji, yakni Al-Asyraf Baribai Dan Al-
Zahir masih harus terus mempertahankan wilayahnya dari seranga pasukan Salib
di kepulauan Cyprus dan Rhodos (Laut Aegea, sekarang milik Yunani). Kedua
ekspedisi militer ini berhasil menahan kekuatan kaum Nasrani dan dengan
demikian, pasukan mamluk kembali membuktikan keungguannya untuk dapat
menguasai jalur perdagangan di laut tengah.
. Banyak dari sultan-sultan Mamluk Burji naik tahta pada usia muda. Hal in
menjadi salah satu factor penyebab melemahnya Dinasti Mamluk. Para Mamluk
selalu disibukkan dengan gejolak atau pertentangan yang terjadi. Dan kesultanan
lebih banyak dikeluarkan untuk aksi-aksi militer, sementara itu pemasukan makin
menipis. Rongrongan dari luar wilayah mamluk pun datang beruntun karena para
mamluk tidak mengutamakan persatuan dan banyak yang meminta bantuan dari
luar. Sebagai contoh pada masa pemerintahan Sultan Asyraf pada tahun 872 H,
terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para amir Mamluk di wilayah Syam
dan Aleppo, dan gerakan pengacau keamanan dari orang Arab di selatan Mesir.
Pada masa pemerintahan ini, terjadi penyerangan pasukan Turki Ustmani terhadap
wilayah mamluk yang merupakan cikal bakal permusuhan antara Dinasti Mamluk
dan tentara Turki Ustmani.
5
Umar Lubis. Ensiklopedia Tematis. Hlm, 219
8
tahun 232 H. Akhirnya Tumanbai ditangkap oleh pasukan Turki Ustmani atas
bantuan beberapa amir mamluk dan kemudian digantung disalah satu gerbang
kota Kairo. Sejak saat itu, berakhirlah masa pemerintahan Dinasti Mamluk dan
dimulainya masa penguasaan Turki Ustmani di Mesir dan Syam.
6
Philip K HItti. Op. cit. hlm, 676, lihat juga Marshal G.S. Hodson, op. cit. hlm, 283
9
sekolah, masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, vila, kubah, dan Menara
masjid7.
Secara internal, sebagai temuan Ibn Al-Taghri Birdi yang dikutip K Hitti,
menjelaskan bahwa :
10
Perilaku Sultan yang tidak terpuji ini terlihat pula pada Sultan Barsibai
yang awalnya dipekerjakan bersama budak-budak Barquq, sama sekali tidak
memahami bahasa arab. Bahkan ia pernah memenggal kepala dua orang
dokternya karena tidak bisa menyembuhkannya dari penyakit yang parah. 9Begitu
pula Sultan Inal, budak Barquq yang tidak bisa membaca dan menulis, bahkan ia
tidak hafal surat pertama Al-Qur’an dengan baik.
BAB III
A. KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa latar belakang atau asal
usul Dinasti Mamluk adalah berasal dari para budak yang ditawan oleh penguasa
yang dipimpin Mamluk Burji, kemudian mereka didik dan dilatih menjadi
pasukan militer yang tangguh oleh Mamluk Burji. lebih banyak terjadi turun-
9
Philip K Hitti, op. cit, hlm. 695
11
temurun, 10sedangkan pada masa Mamluk Burji suksesi lebih banyak tejadi karena
perang saudara dan huru-hara. Petentangan ini disebabkan system pendidikan bagi
para mamluk tidak ketat, dan mereka diperbolehkan untuk tinggal di luar pusat-
pusat latihan bersama rakyat Banyak dari sultan-sultan Mamluk Burji naik tahta
pada usia muda. Hal in menjadi salah satu factor penyebab melemahnya Dinasti
Mamluk. Para Mamluk selalu disibukkan dengan gejolak atau pertentangan yang
terjadi. Factor kehancuran Mamluk Burji tampak terlihat dari para Sultan atau
pegawainya yang berperilaku buruk, seperti tipu daya, pembunuhan, dan
pembantaian. Sebagian sultan melakukan tindakan kejam, curang, dan sebagian
yang lain tidak efisien atau bahkan bermoral bejat dan kebanyakan dari mereka
tidak beradab. Sultan Mu’ayyan ialah seorang pemabuk yang dibeli oleh barquq
dari penjual budak Sirkasius, melakukan berbagai tindakan yang keji yang
melebihi batas.
B. SARAN
Daftar Pustaka
Amany Burhanuddin Umar Lubis, 2002, Dunia Islam Bagian Barat Dalam
Eksiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta: Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Philip K HItti. Op
Marshal G.S. Hodson
Philip K Hitti, op. ci
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakrta: Raja Grapindo Persada.
10
Umar Lubis. Ensiklopedia Tematis. Hlm, 219
12
13