Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

(PEMERINTAHAN PADA MASA DINASTI MAMLUK )

Disusun Oleh:
Ahmad Haris Maulana Zein(S20193052)
Rofi Anggraeni (S20193053)

HUKUM TATA NEGARA/SYARIAH


IAIN JEMBER
Tahun Ajaran 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan
makalah yang membahas tentang ”Kerajaan Mamluk ”.Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan oleh media
sosial.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Dan makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jember, 12 April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kerajaan Mamluk Bahri


2.2 Mamluk Burji
2.3 Peradaban pada masa Dinasti Mamluk
2.4 Berakhirnya pemerintahan Mamluk

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepeninggalan nabi Muhammad SAW membawa pengaruh dalam kehidupan
yang disusul dengan masa Khulafaur Rasyidin. Setalah itu munculnya dinasti-
dinasti yang membawa pengaru besar dalam dunia islam, salah satunya adalah
yang dikenal dengan dengan dinasti mamluk. Kepentingan pembahasan mengenai
abad pertengahan ini(abad ke 7 hingga ke 11H / abad ke 13 hingga ke 17 M)
adalah karena era ini merupakan masa pembentukan salah satu ssistem politik
dalam islam. Kemunculan dan kebangkitan dinasti mamluk merupakan satu
fenomena yang sangat sulit dipahami sebagaimana ditunjukkan oleh namanya,
merupakan dinasti para budak.

Dinasti mamluk mesir memberikan sumbangan besar bagi perdaban islam


setalah mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang Syam(Suriah).
Selain itu, Dinasti Mamluk Mesir berhasil mengalahkan bangsa Mongol, merebut
dan mengislamkan kerajaan Nubiah(Ethopia), serta menguasai pula Cyprus dan
Rhodos. Dinasti Mamluk Mesir berakhir setelah Al-Asyras Tuman Bai, sultan
terakhir dihukum gantung oleh pasukan Ustmani Turki.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya kekuasaan Dinasti Mamluk ?
2. Bagaimana strategi perang Dinasti Mamluk dalam menghadapi bangsa
Mongol dalam pertempuran di Ain Jalut ?
3. Bagaimana kemunduran dan runtuhnya Dinasti Mamluk ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui latar belakamg bangsa Mongol dating ke Mesir dan
ingin menghancurkan Dinasti Mamluk
2. Untuk mengetahui strategi perang Dinasti Mamluk dalam menghadapi
bangsa Mongol dalam pertempuran yang terjadi di Ain Jalut

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerajaan Mamluk Bahri (648H-922H/ 1250M-1517M)

Kata mamluk berarti budak atau hamba yang dibeli dan dididik dengan
sengaja agar menjadi tentara atau pegawai pemerintah. Seorang mamluk berasal
dari ibu-bapak yang merdeka (bukan budak atau hamba). Ini berbeda dengan ‘abd
yang berarti hamba sahaya yang dilahirkan oleh ibu-bapak yang juga berstatus
sebagai hamba dan kemudian dijual. Perbedaan lain adalah mamluk berkulit putih,
sedangkan ‘abd berkulit hitam. Sebagian mamluk berasal dari mesir, dari
golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir pada masa kesultanan
bani ayub. 1Pada mamluk dinasti ayubiyah berasal dari asia kecil, Persia (iran),
tukistan, dan asia tengah (transoksiana). Mereka terdiri atas suku-suku bangsa
turki, Syracuse, sum, rusia, kurdi, dan bagian kecil dari bangsa eropa. Mamluk
sultan yang berkuasa merupakan gabungan para mamluk sultan-sultan
sebelumnya, yakni mamluk yang dibeli dengan harta sendiri atau dari uang
baitulmal dari mamluk para amil yang disingkirkan atau meninggal dunia.

Dinasti Mamluk didirikan oleh para budak. Mereka pada mulanya adalah
orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti ayubiyah sebagai budak,
kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Mereka ditempatkan pada kelompok
tersendiri yang terpisah dari masyarakat

Kerajaan Mamluk diabagi menjadi dua periode bedasarkan daerah aslinya.


Golongan pertama dinamakan Mamluk Bahri (648-792 H), yakni yang berasal
dari Kawasan Kipehak (Rusia Selatan, Mongol, dan Kurdi). dan golongan yang
kedua dinamakan Mamluk Barji/ Barjiyah (792-923 H), yakni mamluk yang
berasal dari etnik Syracuse diwilayah Kaukasus. Golongan yang kedua inilah
yang berhasil bertahan untuk berkuasa pada Dinasti Mamluk. 2
1
Amany Burhanuddin Umar Lubis, “Dunia Islam Bagian Barat” dalam Eksiklopedi Tematis Dunia
Islam. Jakarta: Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002,hlm. 217-218
2
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakrta: Raja Grapindo Persada, hlm, 124

5
Nama Mamluk Bahriyah dinisbatkan pada sebuah tempat yang disedikan
oleh Sultan Malik Al-Saleh Najmudin Ayyub kepada para Mamluk. Tempat ini
berada di pulau Raudhah ditepi sungai nil yang dilengkapi dengan senjata, pusat
Pendidikan, dan latihan materi-materi sipil dan militer.

Sejak itu, para Mamluk dikenal dengan Al-Mamalik Bahriyah (para budak
lautan). Sementara penamaan Burji disandarkan kepada para budak yang
ditempatkan dibenteng yang mempunyai Menara buruj. Oleh karena itu, para
Mamluk dinamakan Al-Mamalik Al-Burujiyah (para budak benteng).3

Salah satu hal yang unik dari sejarah pemerintahan dinasti Mamluk di
Mesir adalah adanya ambisi untuk menjadi Sultan dari seorang Mamluk wanita
yang bernama Syajar Ad-Durr. Dia adalah istri Sultan Bani Ayub. Syajar Ad-Durr
mengambil alih kekuasaan setelah suaminya meninggal dunia dalam suatu
pertempuran melawan pasukan Louis IX di Dimyati Mesir. Putra mahkota
Turansyah, ketika itu sedang berada di Syam. Untuk menjaga agar semangat
pasukan islam tetap teguh, sang istri menyembunyikan berita kematian suaminya.
Sebab Turansyah tiba di Mesir untuk berkuasa, ia dibunuh oleh pengikut Ad-Durr.
Atas dukungan pemuka-pemuka Mamluk, Syajar dapat berkuasa penuh sebagai
sultan selama 80 hari. Kekuasaannya berakhir dengan adanya teguran dari
Khalifah Abbasiyah di Baghdad bahwa yang memerintah Mesir seharusnya
seorang pria dan bukan wanita. Syajar tidak sanggup menolak perintah Khalifah
tersebut, dan akhirnya ia memutuskan untuk menikah dengan sultan pengganti
dirinya agar dapat memerintah dibalik layar. Suami Syajar yang baru adalah
sultan Izzudin Aybak, salah seorang mamluk almarhum suaminya yang resmi
menjadi sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri.

Sultan-sultan mamluk bahri yang terkenal adalah Baybars, Qalawwun, dan


Nasir Muhammad, dengan bantuan panglima perangnya, Baybars berhasil
mematahkan serbuan bangsa Mongol ke Palestina dalam peperangan Ain jalut
pada tanggal 3 september 1260. 4kemenangan ini merupakan balasan terhadap
3
Amany Burhanuddin Umar Lubis, op. cit, hlm, 218
4
Amany Burhanuddin Umar Lubis, Ibid

6
bangsa mongol yang sebelumnya menghancurkan Baghdad sebagai pusat khalifah
islam pada tahun 1258 H.

Masa setelah Bani Qalawun, tampuk pemerintahan mamluk dipimpin oleh


mamluk keturunan Muhammad hingga Sembilan sultan. Kesembilan sultan ini
hanyalah symbol nama dan tidak berpengaruh terhadap masyarakat umum
lainnya. Dalam analisis Ahmad Al-Usyari, mereka tidak memiliki daya dan upaya,
pandangan maupun kebijakan apapun. Sampai sultan terakhir dari dinasti mamluk
yang berasal dari bani Sya’baniyah sekitar tahun 791 H. digulingkan oleh Sultan
Barkuk yang menjadi cikal bakal sultan pertama pada pemerintahan Mamluk
Burji.

Namun demikian, diantara peristiwa penting pada masa ini terutama pasca
kalawun, sebagaimana tulisan Ahmad Al-Usari sebagai berikut .

a. Pada tahun 667 H, al zahir babiris mampu meluaskan pengaruhnya di


al hijaz.
b. Antara tahun 660-690 H, orang-orang mamluk menggempur kaum
salibis dan berhasil mengambil kembali beberapa kota di syam yang
masih berada di tangan pihak luar
c. Pada tahun 680 H, manshur kalawun berhasil menghancurkan pasukan
tartar dengan sangat telak.

B. Mamluk Burji (792-923 H)

Masa pemerintahan Mamluk Burji diawali dengan berkuasanya Sultan


Barquq pada tahun 784-801 H. setelah berhasil menggulingkan Sultan terakhir
dari Mamluk Bahri, Shalih Haj Bin Asyraf Sya’ban. Sesungguhnya tidak ada
perbedaan pemererintahan Mamluk Bahri Dan Burji, baik dari segi status para

7
sultan yang dimerdekakan ataupun dari segi system pemerintahan tersebut adalah
suksesi pemerintahan mamluk bahri lebih banyak terjadi turun-temurun,
5
sedangkan pada masa Mamluk Burji suksesi lebih banyak tejadi karena perang
saudara dan huru-hara. Petentangan ini disebabkan system pendidikan bagi para
mamluk tidak ketat, dan mereka diperbolehkan untuk tinggal di luar pusat-pusat
latihan bersama rakyat.

Sementara itu, dua sultan Mamluk Burji, yakni Al-Asyraf Baribai Dan Al-
Zahir masih harus terus mempertahankan wilayahnya dari seranga pasukan Salib
di kepulauan Cyprus dan Rhodos (Laut Aegea, sekarang milik Yunani). Kedua
ekspedisi militer ini berhasil menahan kekuatan kaum Nasrani dan dengan
demikian, pasukan mamluk kembali membuktikan keungguannya untuk dapat
menguasai jalur perdagangan di laut tengah.

. Banyak dari sultan-sultan Mamluk Burji naik tahta pada usia muda. Hal in
menjadi salah satu factor penyebab melemahnya Dinasti Mamluk. Para Mamluk
selalu disibukkan dengan gejolak atau pertentangan yang terjadi. Dan kesultanan
lebih banyak dikeluarkan untuk aksi-aksi militer, sementara itu pemasukan makin
menipis. Rongrongan dari luar wilayah mamluk pun datang beruntun karena para
mamluk tidak mengutamakan persatuan dan banyak yang meminta bantuan dari
luar. Sebagai contoh pada masa pemerintahan Sultan Asyraf pada tahun 872 H,
terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para amir Mamluk di wilayah Syam
dan Aleppo, dan gerakan pengacau keamanan dari orang Arab di selatan Mesir.
Pada masa pemerintahan ini, terjadi penyerangan pasukan Turki Ustmani terhadap
wilayah mamluk yang merupakan cikal bakal permusuhan antara Dinasti Mamluk
dan tentara Turki Ustmani.

Sultan terakhir Dinasti Mamluk Burji adalah Al-Asyraf Tumanbai. Ia adalah


seorang pejuang yang gigih. Namun, pada saat itu ia tidak memperoleh dukungan
dari golongan mamluk sehingga ia harus menghadapi sendir pasukan Turki
Ustmani yang telah berhasil menguasai Khalifah Abbasiyah Al-Mutawakkil pada

5
Umar Lubis. Ensiklopedia Tematis. Hlm, 219

8
tahun 232 H. Akhirnya Tumanbai ditangkap oleh pasukan Turki Ustmani atas
bantuan beberapa amir mamluk dan kemudian digantung disalah satu gerbang
kota Kairo. Sejak saat itu, berakhirlah masa pemerintahan Dinasti Mamluk dan
dimulainya masa penguasaan Turki Ustmani di Mesir dan Syam.

C. Peradaban pada masa Dinasti Mamluk

Dalam bidang ekonomi, dinasti mamluk membuka hubungan dagang dengan


Perancis dan Italia melalui perluasan jalur perdagangan yang dirilis oleh Dinasti
Fatimiah di Mesir sebelumnya. Jatuhnya Baghdad membuat Kairo sebagai jalur
perdagangan antar Asia dan Eropa, menjadi lebih penting karena Kairo
menghubungkan jalur perdagangan laut merah dan laut tengah Eropa. Disamping
itu, pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung
oleh pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi antar kota baik laut
maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamluk sangat membantu
6
pengembangan dalam bidang perekonomian mereka. Dalam bidang ilmu
pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari
serangan tantara Mongol.

Oleh karena itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah,


kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmua agama. Dalam ilmu sejarah tercatat
nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun.

Dibidang astronomi, dikenal nama Nashir Al-Din Al-Tusi, dibidang matematika


ada Abu Al-Faraj, Al-Ibry, dalam bidang kedokteran ada Abu Hasan Al-Nafis,
penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, sedangkan dalam
bidang ilmu keagamaan tersohor sebuah nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir
reformis dalam islam Al-Suyuthi yang menguasai banyak ilmu tentang
keagamaan, Ibnu Hajar Al-Askalani dalam ilmu hadist, dan lain-lain. Didalam
bidang arsitektur, banyak arsitek yang dikirim ke Mesir untuk membangun

6
Philip K HItti. Op. cit. hlm, 676, lihat juga Marshal G.S. Hodson, op. cit. hlm, 283

9
sekolah, masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, vila, kubah, dan Menara
masjid7.

D. Berakhirnya pemerintahan Mamluk

Kehancuran pemerintahan Mamluk baik Bahri maupun Burji pada


dasarnya berasal dari interal istana sendiri. Meskipun factor luar pun memberikan
pengaruh terhadap kehancuran Mamluk sebagai factor eksternal.

Gaya hidup yang tinggi diperlihatkan oleh Sultan Nashir selama ia


memerintah. Hal itu dilakukan karena ia menjabat sultan sebanyak tiga kali.
Misalnya ketika Nashir mengadakan pesta perkawinan anaknya. Ia menyajikan
18.000 irisan roti, menyembelih 20.000 ekor ternak, dan menyalakan 3000 llilin
untuk menerangi istananya. 8Selain itu, Nashir senang mengeluarkan uang untuk
kesenangan pribadinya, yakni olahraga berkuda. Tiga puluh ribu dinar,ia
keluarkan demi seekor kuda yang disenangi. Gaya hidup yang tinggi pada masa
Nashir dibebankan kepada rakyat untuk membayar pajak yang lebih tinggi dan
menjadi salah satu penyebab runtuhnya Dinasti Mamluk Bahri. Hingga penerus
keturunan Nashir sampai dua belas keturunan berlaku sama, seperti Nashir pada
dahulunya.

Secara internal, sebagai temuan Ibn Al-Taghri Birdi yang dikutip K Hitti,
menjelaskan bahwa :

“ Factor kehancuran Mamluk Burji tampak terlihat dari para Sultan


atau pegawainya yang berperilaku buruk, seperti tipu daya,
pembunuhan, dan pembantaian. Sebagian sultan melakukan tindakan
kejam, curang, dan sebagian yang lain tidak efisien atau bahkan
bermoral bejat dan kebanyakan dari mereka tidak beradab. Sultan
Mu’ayyan ialah seorang pemabuk yang dibeli oleh barquq dari penjual
budak Sirkasius, melakukan berbagai tindakan yang keji yang melebihi
batas.”
7
Philip K HItti. Op. cit. hlm, 689-682
8
Philip K Hitti, op. cit, hlm. 680-681

10
Perilaku Sultan yang tidak terpuji ini terlihat pula pada Sultan Barsibai
yang awalnya dipekerjakan bersama budak-budak Barquq, sama sekali tidak
memahami bahasa arab. Bahkan ia pernah memenggal kepala dua orang
dokternya karena tidak bisa menyembuhkannya dari penyakit yang parah. 9Begitu
pula Sultan Inal, budak Barquq yang tidak bisa membaca dan menulis, bahkan ia
tidak hafal surat pertama Al-Qur’an dengan baik.

Korupsi dan monopoli ekonomi dilakukan oleh para Sultan dalam


mengelola pembangunan. Misalnya, Sultan Barsibai melarang impor rempah-
rempah dari India padahal ia termasuk importer lada yang sangat dibutuhkan.
Sebelum harga naik, ia memonopoli persediaan rempah yang ada, kemudian
menjualnya kepada konsumen dengan laba yang sangat tinggi. Dia juga
memonopoli produksi gula, dan melangkah lebih jauh dengan melarang tanaman
tebu selama satu periode dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang
sangat besar baginya.

BAB III

A. KESIMPULAN

Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa latar belakang atau asal
usul Dinasti Mamluk adalah berasal dari para budak yang ditawan oleh penguasa
yang dipimpin Mamluk Burji, kemudian mereka didik dan dilatih menjadi
pasukan militer yang tangguh oleh Mamluk Burji. lebih banyak terjadi turun-
9
Philip K Hitti, op. cit, hlm. 695

11
temurun, 10sedangkan pada masa Mamluk Burji suksesi lebih banyak tejadi karena
perang saudara dan huru-hara. Petentangan ini disebabkan system pendidikan bagi
para mamluk tidak ketat, dan mereka diperbolehkan untuk tinggal di luar pusat-
pusat latihan bersama rakyat Banyak dari sultan-sultan Mamluk Burji naik tahta
pada usia muda. Hal in menjadi salah satu factor penyebab melemahnya Dinasti
Mamluk. Para Mamluk selalu disibukkan dengan gejolak atau pertentangan yang
terjadi. Factor kehancuran Mamluk Burji tampak terlihat dari para Sultan atau
pegawainya yang berperilaku buruk, seperti tipu daya, pembunuhan, dan
pembantaian. Sebagian sultan melakukan tindakan kejam, curang, dan sebagian
yang lain tidak efisien atau bahkan bermoral bejat dan kebanyakan dari mereka
tidak beradab. Sultan Mu’ayyan ialah seorang pemabuk yang dibeli oleh barquq
dari penjual budak Sirkasius, melakukan berbagai tindakan yang keji yang
melebihi batas.

B. SARAN

Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa dalam


penyusunan materi ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami meminta kepada
para pembaca semuanya untuk memberikan saran dan kritikannya supaya dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi dan bermanfaat bagi semua
orang.

Daftar Pustaka

Amany Burhanuddin Umar Lubis, 2002, Dunia Islam Bagian Barat Dalam
Eksiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta: Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Philip K HItti. Op
Marshal G.S. Hodson
Philip K Hitti, op. ci
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakrta: Raja Grapindo Persada.
10
Umar Lubis. Ensiklopedia Tematis. Hlm, 219

12
13

Anda mungkin juga menyukai