Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“IDENTIFIKASI”
(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Inklusi)

DOSEN PENGAMPU :
Drs. H. Asep Ahmad Sopandi, M. Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :


Natasya (22002038)
Naura (22002121)
Neysha Amini Putri (22002122)
Vio Febriana (22002243)

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah perencanaan pendidikan ini tentang “Identifikasi”. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah menujukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna
dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terutama penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapak Drs. H. Asep
Ahmad Sopandi, M. Pd sebagaimana beliau membimbing penulis dalam menyususn makalah
ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedapannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar jadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yang
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 2 November 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Pengertian Identifikasi .......................................................................................... 3


B. Tujuan Identifikasi ................................................................................................ 3
C. Sasaran Identifikasi ............................................................................................... 4
D. Strategi Pelaksanaan Identifikasi .......................................................................... 4

BAB III : PENUTUP ...................................................................................................... 6

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 6
B. Saran ..................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu, dan prinsip inklusi dalam pendidikan
menekankan pentingnya memberikan kesempatan belajar yang setara dan adil bagi semua
individu, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Anak-anak dengan kebutuhan
khusus adalah kelompok yang memiliki beragam hambatan dalam belajar, seperti hambatan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan lainnya. Dalam konteks pendidikan inklusif,
identifikasi anak berkebutuhan khusus memiliki peran yang sangat penting. Identifikasi
adalah proses pengenalan terhadap kemampuan yang dimiliki anak atau peserta didik,
seperti kelebihan atau kelemahannya. Identifikasi ditujukan untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan peserta didik, sehingga hambatan dalam pembelajaran
dapat dicegah atau dikurangi dampaknya.
Tujuan dari identifikasi adalah untuk menandai kelainan atau kesulitan yang mungkin
dialami oleh anak berkebutuhan khusus. Identifikasi juga bertujuan untuk memberikan
layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak ini. Namun, dalam
upaya menjalankan pendidikan inklusif, seringkali muncul tantangan dalam
mengidentifikasi anak-anak berkebutuhan khusus, terutama dalam lingkungan pendidikan
yang belum sepenuhnya siap menerima mereka. Selain itu, identifikasi juga mencakup
berbagai aspek kebutuhan khusus anak, seperti hambatan visual, auditif, motorik,
emosional, mental, dan sosial. Identifikasi harus dilakukan dengan cermat dan sensitif agar
tidak hanya fokus pada hambatan fisik atau intelektual, tetapi juga mempertimbangkan
aspek sosial dan emosional yang memengaruhi kemampuan anak untuk belajar dan
berpartisipasi dalam lingkungan sekolah.
Dalam konteks Indonesia, identifikasi anak berkebutuhan khusus juga menjadi relevan
karena masih ada anak-anak yang belum bersekolah, drop out dari sekolah, atau sulit untuk
diterima di sekolah biasa karena faktor-faktor tertentu. Oleh karena itu, perlu ada strategi
pelaksanaan identifikasi yang efektif untuk menemukan dan mendukung anak-anak
berkebutuhan khusus sejak dini.
Melalui makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai pentingnya identifikasi anak
berkebutuhan khusus dalam pendidikan inklusif, tujuan dari identifikasi, sasaran
identifikasi, serta strategi pelaksanaan identifikasi yang dapat membantu menciptakan

1
lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan anak-anak
berkebutuhan khusus.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini
sebagai berikut.
1. Apa itu identifikasi?
2. Apa tujuan dari identifikasi?
3. Bagaimana sasaran identifikasi?
4. Bagaimana strategi pelaksanaan identifikasi?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui tentang identifikasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dari identifikasi.
3. Untuk mengetahui sasaran identifikasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan identifikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Identifikasi
Identifikasi yang berarti mengenal atau menandai sesuatu dengan melalui pengamatan.
Menandai berarti menduga karena tanda-tanda tertentu yang muncul yang dapat dilihat dari
keseringan dan lamanya hal itu muncul. Sebagai contoh: ada seorang anak yang sering
menggosok-gosok matanya dan lama menggosoknya ada kemungkinan bahwa anak
tersebut mengalami sakit mata atau adanya gangguan penglihatan. Selanjutnya ada pula
ditemukan seorang anak yang sering menatap lawan bicaranya. Demikian pula ada seorang
anak yang cenderung bermain bersama dengan anak yang usianya lebih muda atau ia
cenderung bermain sendiri maka anak tersebut mengalami permasalahan dalam
bersosialisasi dan kesulitan dalam memahami aturan yang sesuai usianya
Menurut Irdamurni dalam buku Pendidikan Inklusif: Solusi dalam Mendidik Anak
Berkebutuhan Khusus (2020), identifikasi adalah proses pengenalan terhadap kemampuan
yang dimiliki anak atau peserta didik, seperti kelebihan atau kelemahannya. Identifikasi
ditujukan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan peserta didik. Supaya
dalam proses pembelajaran, hambatan dapat dicegah atau dikurangi dampaknya.
Sedangkan menurut Wardani (2012: 1.21) mengemukakan bahwa “Identifikasi merupakan
langkah awal dan sangat penting untuk menandai kelainan atau kesulitan.
Jadi identifikasi adalah kegiatan untuk mencari informasi dan data tentang hambatan apa
yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar: apakah hambatan visual, auditif, motorik,
emosional, mental, dan atau sosial. Identifikasi merupakan proses untuk menemukan
adanya gejala yang berujung pada dugaan. Dengan adanya informasi tentang hambatan,
maka informasi tersebut akan digunakan untuk mengadakan layanan sesuai dengan
kebutuhan khusus dari individu.

B. Tujuan Identifikasi
Secara umum identifikasi bertujuan untuk menghimpun informasi apakah seorang anak
mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional). Seorang anak
disebut mengalami kelainan/penyimpangan tentunya jika dibandingkan dengan anak
normal yang sebaya dengannya. Secara khusus tujuan identifikasi agar guru/pendidik dapat
menjelaskan pengertian identifikasi, tujuan identifikasi, materi identifi kasi, metode dan

3
teknik identifikasi, contoh instrumen identifikasi (beberapa jenis ABK), dan menyusun
laporan hasil identifikasi dan tindak lanjut.
Pada kegiatan identifikasi peserta didik berkebutuhan khusus dikenal/ditemukan
berdasarkan klasifikasi. Tujuan mengklasifikasian peserta didik digunakan untuk
kepentingan layanan pembelajaran, bukan untuk memisahkan anak yang diduga mengalami
kelainan dari peserta didik lainnya. Dengan demikian klasifikasi peserta didik
berkebutuhan khusus memperoleh layanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.

C. Sasaran Identifikasi
Secara umum sasaran identifikasi anak dengan kebutuhan khusus adalah seluruh anak
usia pra-sekolah dan usia sekolah dasar. Sedangkan secara khusus (operasional), sasaran
identifikasi anak dengan kebutuhan khusus adalah :
1. Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
2. Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
3. Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya tergolong anak
dengan kebutuhan khusus sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya;
sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya.
4. Anak yang drop-out Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik.

D. Strategi Pelaksanaan Identifikasi


Ada beberapa langkah dalam rangka pelaksanaan identifikasi anak berkebutuhan
khusus. Untuk identifikasi anak usia sekolah yang belum bersekolah atau drop out sekolah,
maka sekolah yang bersangkutan perlu melakukan pendataan ke masyarakat sekitar
kerjasama dengan Kepala Desa/Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut
ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraan dengan
orangtua, komite sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak
lanjutnya.
Strategi pelaksanaan identifikasi ABK (anak berkebutuhan khusus) adalah suatu upaya
untuk menemukan dan menjaring ABK sedini mungkin agar mendapatkan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Strategi pelaksanaan identifikasi pada anak
berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan yang sensitif dan berfokus pada kebutuhan
individu. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

4
1. Observasi dan Pemantauan: Guru dan staf sekolah harus aktif mengamati dan
memantau perkembangan anak untuk mengidentifikasi tanda-tanda potensi kebutuhan
khusus.
2. Konsultasi dengan Orang Tua: Berbicara dengan orang tua untuk mendapatkan
wawasan tentang perkembangan anak di rumah dan sejarah perkembangan kesehatan.
3. Asesmen Khusus: Melakukan asesmen khusus yang dilakukan oleh ahli terapis,
psikolog, atau spesialis lainnya untuk menentukan jenis kebutuhan khusus yang
mungkin dimiliki anak.
4. Tim Pendukung: Membentuk tim pendukung yang terdiri dari guru, spesialis, dan ahli
lain yang akan bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mendukung anak dengan
kebutuhan khusus.
5. Penyusunan Rencana Pendukung Individu (RPI): Membuat RPI yang mencakup tujuan
pembelajaran dan dukungan khusus yang diperlukan untuk anak.
6. Pelibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses perencanaan dan
implementasi RPI serta mendengarkan masukan mereka.
7. Dukungan Sosial dan Emosional: Memastikan ada dukungan sosial dan emosional yang
memadai untuk anak, seperti layanan konseling jika diperlukan.
8. Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru untuk memahami kebutuhan anak
dan mengimplementasikan strategi yang sesuai.
9. Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi berkala terhadap RPI dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan.
10. Kepedulian dan Kesadaran: Membangun budaya sekolah yang inklusif dan peduli
terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identifikasi adalah proses pengenalan terhadap kemampuan yang dimiliki anak atau
peserta didik, seperti kelebihan atau kelemahannya. Identifikasi bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan peserta didik agar dalam proses
pembelajaran, hambatan dapat dicegah atau dikurangi dampaknya. Sasaran identifikasi
anak dengan kebutuhan khusus adalah seluruh anak usia pra-sekolah dan usia sekolah
dasar. Strategi pelaksanaan identifikasi pada anak berkebutuhan khusus memerlukan
pendekatan yang sensitif dan berfokus pada kebutuhan individu. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat diambil: observasi dan pemantauan, konsultasi dengan orang tua,
asesmen khusus, tim pendukung, penyusunan rencana pendukung individu (RPI), pelibatan
orang tua, dukungan sosial dan emosional, pelatihan guru, evaluasi berkala, dan
membangun budaya sekolah yang inklusif dan peduli terhadap anak-anak berkebutuhan
khusus.

B. Saran
Penulisan makalah yang berjudul “Identifikasi” ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, maka penulis berharap dapat mengkritisi makalah ini baik dari isi maupun
penulisan makalah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, terutama penulis
sendiri. Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca atas kritik dan sarannya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara


Gunawan, D. (2016). Modul Guru Pembelajar SLB Tunarungu Kelompok Kompetensi A.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Irdamurni, M. P. (2020). Pendidikan Inklusif: Solusi Dalam Mendidik Anak BerkebutuhaN
Khusus. Prenada Media.
Ilahi, M.T. (2013). Pendidikan Inklusi: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: ArRuzz Media
Wardani, IG.A.K. dkk. (2012). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai