Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IDENTIFIKASI DAN MANAJEMEN PENDIRIAN LEMBAGA


PAUD FORMAL
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
Mata Kuliah Pendidikan Formal AUD

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Hamdani, M. Pd


Disusun Oleh : Kelompok 4
1. Dwi Ayu Sasmita (10710720001)
2. Tati Fitria (10710720020)
3. Etin Indraswari (10710720002)
4. Nikmah (10710720007)
5. Ari Angguna Dedi D. (198620720751)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KEGURUAN DAN


ILMU PENDIDIKAN STKIP HAMZAR LOMBOK UTARA TAHUN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
senantiasa memberikan karunia dan nikmat-nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini. Tak lupa shalawat beserta salam semoga bercurah kepada suri tauladan
umat, nabi besar Muhammad SAW. Keluarganya, para sahabatnya, dan kita selaku
umatnya.Aamiin.
Dalam makalah ini akan membahas tentang “Idebtifikasi dan Manajemen
Pendirian”. Teriring ucapan terima kasih kepada ibu dosen Hamdani, M.Pd selaku
dosen pengampu pada mata kuliah“ Pendidikan Formal AUD ”.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran
yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah ini,
maka saran dari dosen pengampu dan teman-teman sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini saya susun, semoga bermanfaat bagi kita semua serta
menjadi tambahan referensi bagi penyusun makalah yang serupa diwaktu yang akan
datang. Aamiin.

Tanjung, 20 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Identifikasi...................................................................................3
B. Manajemen PAUD.........................................................................................4
C. Persyaratan Dan Mekanisme Pendirian PAUD Formal.................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
anak memasuki jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak
usia dini diselenggarakan pada jalur formal, dan nonformal.1
Penyelenggaraaan pendidikan anak usia dini harus sesuai dengan dunia
anak usia dini. Mulai dari pemahaman tentang hakikat paud hingga tentang
landasan penyelengaraan paud. Kedua hal ini harus dimiliki setiap pendidik dan
penyelenggara lembaga pendidikan paud anak usia dini. Jenjang pendidikan anak
usia dini terbagi ke dalam dua jenis pendidikan, yaitu pendidikan formal dan
pendidikan nonformal. Yang termasuk ke dalam pendidikan anak usia dini
formal diantaranya ada Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA).
Sedangkan lembaga pendidikan anak usia dini yang termasuk dalam pendidikan
non formal diantaranya yaitu, Pos, TPA atau Tempat penitipan anak dan
Kelompok Bermain (KB) atau dikenal dengan Play group.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Identifikasi?
2. Bagaimana Penyelengaraan Menjemen PAUD?
3. Bagaimana persyaratan dan Mekanisme pendirian Paud Formal?
C. Tujuan
1
Nida’ul Munafiah. Lukman. “Pendidikan Formal Anak Usia Dini Di Indonesia Mengenal
TK, ABA, Dan RA”. (Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Islam Anak Usia Dini : 2023).
Vol.5.No.1.Hal.3
2
Hibana. Adinda Nuri Winda. Dkk. “ Menejemen Lembaga PAUD”. (Rumah Kreatif Wadas
Kellir : Purwokerto Selatan Banyumas. 2021). Hal.12

1
1. Untuk mengetahui Pengertian Identifikasi
2. Untuk mengetahui Penyelengaraan Menjemen PAUD
3. Untuk mengetahui persyaratan dan Mekanisme pendirian Paud Formal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IDENTIFIKASI
Identifikasi yang berarti mengenal atau menandai sesuatu dengan melalui
pengamatan. Menandai berarti menduga karena tanda-tanda tertentu yang
muncul yang dapat dilihat dari keseringan dan lamanya hal itu muncul. Sebagai
contoh: ada seorang anak yang sering menggosok-gosok matanya dan lama
menggosoknya ada kemungkinan bahwa anak tersebut mengalami sakit mata
atau adanya gangguan penglihatan. Selanjutnya ada pula ditemukan seorang
anak yang sering menatap lawan bicaranya. Demikian pula ada seorang anak
yang cenderung bermain bersama dengan anak yang usianya lebih muda atau ia
cenderung bermain sendiri maka anak tersebut mengalami permasalahan dalam
bersosialisasi dan kesulita dalam memahami aturan yang sesuai usianya.
Identifikasi adalah proses mengenal, memahami dan menemukan anak
berkebutuhan khusus dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhannya. “Identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting
untuk menandai kelainan atau kesulitan.
Jadi identifikasi adalah kegiatan untuk mencari informasi dan data tentang
hambatan apa yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar: apakah hambatan
visual, auditif, motorik , emosional, mental, dan atau sosial. Identifikasi
merupakan proses untuk menemukan adanya gejala yang berujung pada dugaan.
Dengan adanya informasi tentang hambatan, maka informasi tersebut akan
digunakan untuk mengadakan layanan sesuai dengan kebutuhan khusus dari
individu.3

3
Astati. Rita Siti Maryam. Dan Siti Nuraeni. Identifikasi Dan Asesmen. ( Jakarta : Haris
Iskandar 2018) Hal 3.

3
B. Menejmen PAUD
Terwujudnya sistem pendidikan yang memiliki mutu bagus dan
berkelanjutan, manajemen pendidikan merupakan salah satu disiplin ilmu yang
peranan penting di dalamnya. Hal ini dikarenakan manajemen pendidikan
merupakan ilmu yang mengelola sumber daya yang ada di dalam pendidikan,
seperti tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, kurikulum,
peserta didik dan lain sebagainya. Disinilah manajemen pendidikan penting
untuk dikelola dengan profesional. Istilah manajemen berasal dari kata
management dalam bahasa inggris yang memiliki arti mengelola, manajemen
memiliki arti pengarahan, pengelolaan, pengaturan yang terdapat pada sebuah
lembaga. Dari sinilah muncul istilah manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang merupakan salah satu upaya pengelolaan, pengaturan, atau
pengarahan pada proses interaksi yang ada di dalam pendidikan secara terencana
dan tersistem guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentuan. Manajemen
sendiri dapat kita artikan sebagai sebuah kegiatan yang sistematik yang
diimplementasikan oleh pimpinan untuk mengorganisasi sekelompok orang
dalam meraih tujuan lembaganya dengan keahlian yang dimilikinya.4
Manajemen merupakan suatu hal yang mempengaruhi, menyentuh, bahkan
dapat menyatu pada semua aspek kehidupan di masyarakat. Melalui manajemen
inilah, manusia akan mampu mengenali kelebihan dan kemampuannya sendiri.
Manajemen menunjukkan langkah-langkah yang lebih efektif dan efisien dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Manajemen dapat mengurangi hambatan-
hambatan untuk mencapai sebuah tujuan, memprediksikan dan
mengimajinasikan agar kita dapat memberi antisipasi perubahan lingkungan yang
serba cepat.

4
Adinda, Winda Nuri. Samiaji, Muhamad Hamid. Menejmen Lemba PAUD. (Purwokerto Selatan:
2021). Hal. 1-2.

4
C. PERSYARATAN DAN MEKANISME PENDIRIAN LEMBAGA PAUD
FORMAL
Meskipun izin mendirikan lembaga pendidikan pra sekolah yang bernama
PAUD sangat mudah, hendaknya para pengelola maupun tutor memikirkan lagi
apa motivasi mendirikan PAUD ini, jangan sampai memandangnya dari sudut nilai
ekonominya saja. Selain mekanisme pendirian yang bersifat umum, harus
diperhatikan pula persyaratan yang bersifat prinsipil. Berdasarkan pasal 62 ayat 2,
persyaratan penyelenggaraan lembaga pendidikan secara umum mencakup hal-hal
sebagai berikut:5
1. Isi pendidikan (kurikulum)
2. Program kerja PAUD selama satu bulan pelajaran
3. Surat persetujuan masyarakat setempat, melalui pengantar RT dan RW.
4. Surat rekomendasi lurah
5. Rekomendasi dinas pendidikan kecamatan
6. Rekomendasi camat dari kecamatan setempat.
7. Akte yayasan penyelenggara
Ketujuh berkas tersebut dijadikan lampiran dari yayasan penyelenggara yang
ditujukan kepada kepala dinas pendidikan nasional kota atau kabupaten.
Secara umum syarat-syarat pendirian lembaga pendidikan PAUD antara lain: 6
1. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi dalam
sebuah lembaga pendidikan harus ada pendidik dan peserta didik. Peserta
didik dapat diperoleh bisa dari lingkungan lain akan tetapi lebih diutamakan
pada masyarakat sekitar daerah tersebut. Dalam proses mencari peserta didik
dapat dilakukan dengan survei ataupun mempromosikan dalam bentuk

5
Nurhayati. Muprodi, Ade Muslimat. Menejmen Penyelenggaraan PAUD. (Makasar: 2020). Hal.
14-15.
6
Nurhayati. Muprodi, Ade Muslimat. Menejmen Penyelenggaraan PAUD. (Makasar: 2020). Hal.
9-13.

5
spanduk atau peta lokasi sehingga dalam lembaga PAUD tersebut mendaptkan
peserta didik yang cukup.
2. Pendidik
Disamping peserta didik yang memadai, tentunya harus ada pendidik
yang mencukupi. Artinya satu Guru PAUD harus dimaksimalkan mengajar
sejumlah 25 anak saja. Pendidik dalam hal ini mencakup pendidikan guru dan
staf administrasi. Serta harus dilengkapi dengan latar belakang keahlian yang
dimiliki. Terutama guru yang mengajar dilembaga PAUD harus berlatar
belakang S1 PG PAUD atau S1 PGTK. Mengapa demikian. Karena dengan
pendidik yang profesional maka kelak akan menjadi lembaga pendidikan yang
benar-benar mempunyai keahlian basik gurunya serta dapat menjadikan
lulusan yang terbaik dan berilmu. Istilah pendidik pada hakikatnya terkait
sangat erat dengan istilah guru secara umum. Guru diidentifikasikan secara
umum sebagai: a) Orang yang memiliki charisma atau wibawa hingga perlu
untuk ditiru dan diteladani; b) Orang dewasa yang secara sadar bertanggung
jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing anak. c) Orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata
dan mengelola kelas dan d) Suatu jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian khusus.
Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 6 dituliskan bahwa
pendidik adalah tenaga yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasai dalam
menyelenggarakan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran. Melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik
perguruan tinggi. Pendidik profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

6
memerlulan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
3. Sarana dan Prasarana
Dalam sebuah lembaga pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting
karena sangat berfungsi dalam menunjang proses belajar mengajar, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga, dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Selain itu sarana dan prasarana pendidikan
adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan
perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sarana dan prasarana dalam
PAUD haruslah disesuaikan dengan potensi fisik, kognitif, sosial, emosi, dan
kejiwaan anak didik. karakter tersebut merupakan keperluan pendidik yang
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Menurut UU
No. 20 tahun 2003 BAB XII Pasal 45 tentang sarana dan prasarana
pendidikan. 1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial
emosional, dan kejiwaan peseta didik. 2) Ketentuan mengenai penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur lanjut dalam peraturan pemerintah
(Permendiknas 2009:190). Dukungan fasilitas yang memadai terkait dengan
bahan dan perlengkapan yang disediakan oleh pihak sekolah.
Berikut ini fasilitas yang dapat mendukung lingkungan belajar menjadi
efektif: a) Perlengkapan dan bahan materil belajar anak, seperti meja, kursi,
buku, alat tulis, dan pensil warna. b) Perlengkapan dan peralatan sekolah
anak, seperti seragam sekolah, baju olahraga sepatu, perlengkapan pribadi
anak; c) Perlengkapan audiovisual dan komunikasi, seperti televisi, computer,
tape-recorder, kamera dan telepon. d) Perlengkapan area aktivitas bermain
anak, seperti balok, puzzle, boneka, dan e) Fasilitas untuk anak dan staf

7
sekolah, seperti kamar mandi, WC, tempat cuci tangan, tempat ibadah, dapur,
ruang kantor, ruang/gedung olahraga, ruang istirahat, dan ruang pertemuan.
4. Kurikulum
Kurikulum merupakan aspek utama dalam pendidikan baik pendidikan
PAUD sampai dengan pendidikan menengah, Kurikulum merupakan
seperangkat alat atau pedoman program pendidikan yang mengatur proses
penyelenggaraan dan proses pendidikan. Yang didalamnya telah diatur materi
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dengan melihat dari segi
filosofis, psikologis, sosial dan budaya, serta ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Selain itu kurikulum juga dapat dijadikan acuan dalam menyusun lampiran
dalam penyusunan proposal PAUD. Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional BAB X (kurikulum) pasal 36 : 1) Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) Kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsif dan diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3) Kurikulum
disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesiadengan memperhatikan : a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. keragaman
potensi daerah dan lingkungan; f. tuntutsan pembangunan daerah dan
nasional; g. tuntutan dunia kerja h. perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni; i. agama; j. dinamika perkembangan global dan; k.
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Identifikasi yang berarti mengenal atau menandai sesuatu dengan melalui


pengamatan. Menandai berarti menduga karena tanda-tanda tertentu yang muncul
yang dapat dilihat dari keseringan dan lamanya hal itu muncul. Jadi identifikasi
adalah kegiatan untuk mencari informasi dan data tentang hambatan apa yang
dimiliki oleh peserta didik dalam belajar: apakah hambatan visual, auditif,
motorik , emosional, mental, dan atau sosial. Identifikasi merupakan proses
untuk menemukan adanya gejala yang berujung pada dugaan. Dengan adanya
informasi tentang hambatan, maka informasi tersebut akan digunakan untuk
mengadakan layanan sesuai dengan kebutuhan khusus dari individu.

Manajemen merupakan suatu hal yang mempengaruhi, menyentuh, bahkan


dapat menyatu pada semua aspek kehidupan di masyarakat. Melalui manajemen
inilah, manusia akan mampu mengenali kelebihan dan kemampuannya sendiri.
Manajemen menunjukkan langkah-langkah yang lebih efektif dan efisien dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Manajemen dapat mengurangi hambatan-
hambatan untuk mencapai sebuah tujuan, memprediksikan dan
mengimajinasikan agar kita dapat memberi antisipasi perubahan lingkungan yang
serba cepat.

persyaratan penyelenggaraan lembaga pendidikan secara umum mencakup hal-


hal sebagai berikut:
1. Isi pendidikan (kurikulum)
2. Program kerja PAUD selama satu bulan pelajaran
3. Surat persetujuan masyarakat setempat, melalui pengantar RT dan RW.
4. Surat rekomendasi lurah
5. Rekomendasi dinas pendidikan kecamatan
6. Rekomendasi camat dari kecamatan setempat.
7. Akte yayasan penyelenggara

9
DAFTAR PUSTAKA

Adinda, Winda Nuri. Samiaji, Muhamad Hamid. 2021. Menejmen Lemba PAUD.
Purwokerto Selatan: CV. Rumah Kreatif Wadas Kelir.
Astati. Rita Siti Maryam. Dan Siti Nuraeni. 2018. Identifikasi Dan Asesmen. Jakarta :
Haris Iskandar.
Hibana. Adinda Nuri Winda. Dkk. 2021. “ Menejemen Lembaga PAUD”. Purwokerto
Selatan Banyumas: Rumah Kreatif Wadas Kellir.
Nida’ul Munafiah. Lukman. 2023. “Pendidikan Formal Anak Usia Dini Di Indonesia
Mengenal TK, ABA, Dan RA”. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan
Islam Anak Usia Dini. Vol.5.No.1
Nurhayati. Muprodi, Ade Muslimat. 2020. Menejmen Penyelenggaraan PAUD.
Makasar: Yayasan Barcode.

10

Anda mungkin juga menyukai