Dosen Pembimbing :
NILA RAHMAWATI, M. Pd.
Disusun Oleh :
Nama : SUSIANTI
NIM : 837487462
Jurusan : PG. PAUD
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik
Penulisan Karya Ilmiah yang dibimbing oleh Ibu NILA RAHMAWATI, M. Pd.
Trenggalek, ………………..
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. PENGERTIAN ANAK USIA DINI 3
B. PERKEMBANGAN MATEMATIKA 4
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-
konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat
deduktif, sedangkan matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang
konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari
dan bersifat ilmiah.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentan usia 4-6 tahun.
Anak pada usia ini merupakan sosok individu yang sedang berada dalam
proses perubahan belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-
aspek yang meliputi gerakan pikiran, perasaan, dan interaksi baik dengan
sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dalam makalah ini
penulis mengangkat permasalahan media pembelajaran matematika
1
berdasarkan metode bermain pada Anak Usia Dini dengan batasan-batasan
topik dalam makalah sebagai berikut.
C. TUJAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Menurut Glen Dolman, ahli perkembangan kemampuan anak,
menyatakan bahwa perkembangan yang paling pesat terhadap pertumbuhan
otak manusia terjadi pada usia 0-7 tahun. Dikatakan pula bahwa
perkembangan otak pada usia dini bisa dicapai secara maksimal apabila
diberikan rangsangan yang tepat terhadap semua unsur-unsur perkembangan
baik rangsangan terhadap motorik, rangsangan terhadap perkembangan
intelektual, rangsangan terhadap sosial-emosional dan rangsangan untuk
berbicara (language development). Tersedianya fasilitas dan alat-alat bantu
yang memadai seta lingkungan yang sesuai dengan usia anak-anak sangatlah
penting peranannya dalam mendukung perkembangan dan kemampuan anak-
anak balita tersebut.
B. PERKEMBANGAN MATEMATIKA
Mengenalkan Konsep Matematika kepada anak usia dini dapat
dimulai sejak dini, karena bagaimanapun dalam kehidupan sehari-hari tidak
bisa terlepas dengan konsep matematika. Contoh Fenomena matematika
disekitar anak :
- Panjang – pendek (rambut, badan/tubuh,kuku,dll).
- Berat-Ringan ( tubuh )
- Jumlah (mata, telinga, hidung, jari tangan/kaki )
- Mengukur tubuh
- Bentuk geometris pada tubuh.
- Membagi makanan dengan teman dll
Dari beberapa contoh fenomena diatas sehingga timbullah pertanyaan “Apa
itu Matematika ?”
Matematika merupakan sarana berfikir untuk mempelajari, memahami
dan memecahkan berbagai persoalan. Matematika memungkinkan manusia
4
menggunakan berbagai bahasa simbol untuk menyederhanakan dan
menghubungkan berbagai persoalan . Dengan matematika memungkinkan
manusia berfikir logis dan simbolis, melakukan analisis, serta
menggambarkan hubungan antara berbagai peristiwa secara sistematis,
mengembangkan daya fikir serta kemampuan bekerja sama.
Keterlibatan anak dalam kegiatan pembelajaran melalui pengalaman
tersebut akan memperkuat pemahaman anak tentang konsep dasar
matematika. Matematika permulaan diperlukan untuk mengubah angka
pengetahuan dasar matematika, sehingga anak secara mental siap mengikuti
pembelajaran matematika lebih lanjut.
5
Charlesworth mengembangkan standard kompetensi untuk
pembelajaran berhitung permulaan bagi anak usia dini, dimana diwujudkan
dalam 6 kemampuan, yaitu: korespondensi satu-satu, bilangan dan berhitung,
klasifikasi, bentuk dan ruang, pola, dan pengukuran.
6
Dienes menuliskan 5 tingkatan teori dari pemikiran matematikanya antara
lain bermain bebas, generalisasi, representasi, simbolik, dan formalisasi.
1. Bermain bebas adalah saat anak bermain dengan mengeksplorasi
Dari setiap pendapat para ahli diatas, menyatakan bahwa anak perlu
diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk beraktivitas atau bermain dengan
benda-benda kongkrit yang ada di sekitar mereka. Maka penting bagi guru
untuk menciptakan lingkungan bermain dan belajar yang mendukung
pembelajaran berhitung.
*) Prinsip Berhitung Matematika Permulaan
Menurut Gelman dan Gallistel dalam Papalia, pada masa kanak-kanak
awal mulai mengenali lima prinsip perhitungan sebagai berikut:
7
the 1-to-1 principle: hanya mengatakan satu angka untuk tiap item
yang dihitung (“satu..dua..tiga”); (2) the stable-order-principle:
menyebutkan nama angka dalam serangkaian susunan (“Satu, dua,
tiga..”), bukan (“Satu, tiga, dua,…”); (3) the order-irrelevance
principle: mulai menghitung item apa saja dengan total hitungan yang
akan sama; (4) the cardinal principle: nama angka terakhir yang
digunakan menjadi total jumlah item yang akan dihitung (jika ada
lima item, maka nama item yang terakhir akan menjadi “5”); (5) the
abstraction principle: berbagai prinsip di atas digunakan terhadap
semua objek.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Usia taman kanak-kanak adalah usia penting sebagai awal penentuan
berbagai kemampuan, baik kognitif, fisik, bahasa, maupun sosial. Oleh
karena itu, diperlukan suatu lembaga pendidikan dengan media dan metode
pembelajaran yang tepat untuk anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun).
Tetapi perlu diingat bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Maka metode
dan media pembelajaran, khususnya matematika, harus tepat dan sesuai denga
kondisi psikologi anak usia taman kanak-kanak.
B. SARAN
Akan lebih efektif apabila kegiatan pembelajaran matematika
diberikan melalui berbagai macam permainan, karena bermain merupakan
wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih
berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat,
kebutuhan dan kemampuannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ibid, hlm. 28 (dikutip dari Tina Bruce, Early Childhood Education, London,
Holder & Stoughton, 1987)
Maria Montessori, Gerald Lee Gutek (ed.), Metode Montessori, Terj. Ahmad
Lintang Lazuardi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013.
10