Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan dalam
menyusun makalah untuk mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam dengan
judul "Anak dalam Perspektif Islam" tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga dari makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi khazanah keilmuan di Indonesia dan dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1. Kesimpulan.......................................................................................13
3.2. Saran.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Rasulullah saw mengajarkan bahwa ada dua hal potensial yang akan
mewarnai dan membentuk kepribadian anak yaitu orang tua yang melahirkannya
dan lingkungan yang membesarkannya. Rasulullah saw bersabda :
Fenomena yang terjadi saat ini, tidak sedikit keluarga yang memiliki
filosofi keliru tentang eksistensi anak. Seringkali keluarga yang hanya memiliki
filosofi bahwa kehadiran anak semata-mata akibat logis dari hubungan biologis
kedua orang tuanya, tanpa memilki landasan ilmu dan makna arahan keberadaan
anugerah anak. Hal ini dapat berdampak buruk pada fitrah sang anak dalam
beragama. Untuk itu, selain harus mengenal bagaiman pandangan islam menganai
keberadaan sang anak, perlu pula mengetahui kapan saja waktu yang dapat
digunakan selama fase perkembangan sang anak untuk mengajarkan mereka
tentang agama.
1
2
PEMBAHASAN
Dalam pandangan islam anak tak hanya sebagai titipan atau amanah bagi
orang tuanya, tak hanya menjadi keturunan sebagai generasi penerus keluarga atau
bangsanya. Islam juga memandang anak sebagai sebuah ujian bagai para orang
tuanya, serta perhiasan yang menghiasi kehidupan keluarga.
Anak adalah amanah Allah Swt. Oleh karena itu orang tua dituntut harus
mempersiapkan diri sejak kehamilan hingga mereka dewasa, baik dalam persoalan
jasmani sang anak, rohaninya, moralnya, mentalnya, emosionalnya, finansialnya
juga kehidupan sosialnya kelak. Pada hari kiamat nanti setiap orangtua akan
dimintai pertanggungjawaban berkenaan dengan anak yang dianugerahkan dan
diamanahkan kepadanya. Dalam cuplikan sebuah hadis diriwayatkan bahwa:
3
4
Dengan demikian, setiap muslim khususnya para orang tua yang telah
diberi amanat berupa anak maka mereka wajib untuk mengasuh dan mendidik
anak-anak mereka dengan baik dan benar. Hal ini dilakukan agar mereka tidak
menjadi anak-anak yang lemah iman dan lemah kehidupan duniawinya, namun
dapat tumbuh dewasa menjadi generasi yang shaleh yang dapat mengantarkan
orang tuanya kepada pintu surga kelak.
Anak adalah keturunan atau generasi penerus bagi orang tua dan
bangsanya. Dengan hadirnya anak, para orang tua akan merasa ada pihak yang
akan meneruskan garis keturunannya. Olehh karena itu, penting bagi orangtua
untuk memperhatikan keturunannya, demi masa depannya maupun demi orang tua
itu sendiri.
Salah satu ayat dalam Al-Quran menyeru kepada manusia untuk berhati-
hati dalam persoalan masa depan anak keturunannya. Di antaranya ayat berikut:
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang khawatir akan
meninggalkan keturunan berupa anak-anak yang lemah, yang dikhawatirkan
kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka senantiasa bertakwa kepada
Allah dan selalu mengucapkan perkataan yang benar." (Q.S. an-Nisa: 9).
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya
sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu
bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang berserah diri.( QS. Al-Ahqf: 15)
Dengan demikian warisan yang berharga dan terpenting dari orang tua
bukan warisan materi melainkan warisan pendidikan dan nilai/akhlak. Seperti
ketawadhuan orang tua dan kegigihan orang tua dalam membela kebenaran.
Oleh sebab itu, agar sang anak tidak menjadi fitnah yang amat berat bagi
orang tuanya suatu hari nanti, anak harus diarahkan kepada kehidupan yang
positif dan agamis. Jangan sampai terjadi salah asuhan dalam mendidiknya,
7
seperti diarahkan pada budaya permisif: buka aurat, jauh dari akhlak mulia,
berpola konsumerisme, dan sebagainya. Yang paling utama dan efektif dalam
menjauhkan dari fitnah adalah menanamkan pendidikan agama sejak dini.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanitadan anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik
(surga).(QS. Ali Imran:14)
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan. ( Q.S. Al Kahfi : 46 )
Anak merupakan karunia dan hibah dari Allah SWT sebagai penyejuk
pandangan mata, kebanggaan orangtua dan sekaligus perhiasan dunia serta
belahan jiwa yang berjalan di muka bumi. Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa
orangtua merasa sangat bangga dan senang atas beragai prestasi yang diperoleh
anak-anaknya sehingga dia pun akan terbawa baik di depan masyarakat.Anak juga
bisa menjadi nikmat yang mendatangkan kebahagiaan bagi orang tuanya. Yakni
8
anak yang bisa mendatangkan manfaat bagi orang tuanya baik di dunia maupun di
akhirat.
Jadi, seorang pendidik akan meraih derajat yang tinggi, pahala yang
berlipat ganda dan meninggalkan pusaka yang mulia di dunia bagi anak cucunya.
Begitu pula dia akan dikumpulkan di surga bersama para kekasih dan
kerabatnya sebagai karunia alasan yang baik dari Allah SWT. Dalam firmanNya:
Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucunya mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan
kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia
terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Ath-Thur: 21)
9
Fitrah dalam pembahasan ini memiliki arti sesuatu yang telah melekat
pada diri manusia dan terbawa sejak lahir. Seorang anak, seorang manusia,
memiliki naluri untuk beragama, karena beragama merupakan suatu fitrah
baginya.
Menilik hadits diatas, fitrah beragama seorang anak bisa saja berkahir pada
agama selain agama yang telah diridhai Allah (Islam), walaupun anak tersebut
lahir di keluarga beragama islam. Padahal Allah telah menciptakan manusia
dengan fitrahnya untuk bergaman kepada agama Allah(Islam), sebagaiman firman
Allah SWT. Dalam ayat berikut:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Ar-Rum:30)
Maka dari itu, orang tua haruslah membimbing anak-anaknya sedini untuk
senantiasa beragama kepada agama Allah, dengan memberikan pendidikan agama
sebaik dan sedini mungkin.
10
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang
anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai
kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa fase perkembangan seorang
anak (individu) telah dimulai sejak dalam kandungan, kemudian lahir sebagai
anak, terus tumbuh hingga remaja, dewasa, tua, dan akhirnya meninggal meski
sebagian dari manusia ditakdirkan meninggal sebelum tua, bahkan remaja.
Pada fase ini orang tua anak perlu untuk mengembangkan kasih
sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan
dalam waktu bersamaan juga mengembangkan kemampuan anak
memberikan respon terhadap kita. Ini seperti yang sering kita perhatikan
dalam fase pertumbuhan anak secara umum dimana kita memang
11
Di fase ini anak sudah mulai mampu membedakan baik dan buruk
berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase inilah kita sudah mulai
mempertegas pendidikan pokok syariat.
Pada masa ini anak seharusnya sudah sampai pada titik bernama
taklif atau bertanggung jawab. Bagi lelaki setidaknya fase ini paling
lambat dicapai di usia 18 tahun dan bagi anak perempuan paling lambat
dicapai di usia 17 tahun. Tanggung jawab yang dimaksud selain pada diri
12
3.1. Kesimpulan
1. Dalam pandangan islam kedudukan anak adalah sebgai amanah yang
harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin, keturunan yang akan
meneruskan garis keturunan keluarganya, serta perhiasan yang
menghiasi dan membanggakan kehidupan keluarga. Namun selain itu
anak juga merupakan sebuah cobaan dari Allah SWT.bagi
orangtuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas orang tua untuk bisa
mendidik dan membina sang anak menjadi seorang insan yang terbaik.
Hal ini dilakukan agar mereka tidak menjadi anak-anak yang lemah
iman dan lemah kehidupan duniawinya, namun dapat tumbuh dewasa
menjadi generasi yang shaleh yang dapat mengantarkan orang tuanya
kepada pintu surga kelak.
2. Fitrah beragama bagi anak merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh
para orang tua. Allah telah memfitrah kepada setiap umat manusia
Agama yang telah diridhainya (Islam), tugas orang tualah yang
memastikan agar sang anak tetap berada dalam fitrah beragamanya di
setiap masa perkembangannya.
3. Fase perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai dari masa bayi (0
hingga 2 tahun), masa anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan
fase thufulah), masa tamyiz (7-10 tahun), masa amrad (10-15 tahun),
masa taklif (15-18 tahun). Dan di masa tamyiz anak sudah bisa
diperkenalkan pokok-pokok syariat Islam.
3.2. Saran
1. Mengingatkan pentingnya kedudukan anak dalam pandangan Islam,
maka disarankan untuk para orang tua untuk senantiasa mengingat,
membimbing dan mendidik anak-anak demi masa depan mereka dan
masa depan orangtua sendiri.
13
14
2. Fitrah beragama dapat saja melenceng dari apa yang telah allah
berikan, maka dari itu untuk para orang tua diharapkan dapat
senantiasa membimbing anaknya untuk tetaplurus di agama Allah,
dengan memperkuat iman diri, memperluas ilmu, dan menularkannya
pada sang anak.
3. Dalam perkembangan sang anak terdapat masa-masa cocok untuk
mengajarkan satu hal tertentu, untuk disarankan pada orang tua untuk
mengetahu setiap karakteristik disetiap masa perkembangan anak dan
menyesuaikan pendidikan yang mest di berikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dari http://inspirasikaryaku.blogspot.co.id/2016/05/anak-dalam-
perspektif-islam.html, diakses pada tanggal 14 Maret 2017
Dari http://dewiyaniani.blogspot.co.id/2010/12/anak-dalam-perspektif-
islam.html, diakses pada tanggal 14 Maret 2017
Dari http://robbinadani.blogspot.co.id/2015/05/makalah-perkembangan-
anak-menurut.html, diakses pada tanggal 14 Maret 2017
Dari http://tasaqu.com/keluargaqu/kedudukan-anak-dalam-al-quran/,
diakses pada tanggal 14 Maret 2017