Anda di halaman 1dari 2

Miskonsepi bimbingan konseling1

A. Pengertian miskonsepsi
Salah konsep (miskonsepsi) merupakan suatu konsep pemahaman yang
tidak sesuai dengan pengertian ilmiah dalam bidang bimbingan dan konseling.
Miskonsepi juga dapat diartikan sebagai interpretasi konsep dalam pernyataan
yang kurang tepat. Kesalahan tersebut terjadi karena informasi yang diterima
berdasarkan keadaaan yang ada disekelilingnya.
Miskonsep dalam bimbingan konseling di sekoloah terjadi disebabkan
oleh pelaksanaan progam BK yang tidak jelas. Bebrapa miskonsepsi BK
diantaranya adalah
1. Guru BK ianggap polisi sekolah
2. Tugas bk hanya sekedar memberikan nasehat tanpa memberikan
penyelesaian masalah
3. Guru bk bekerja ketika masalah telah muncul dan menangani
peserta didik yang bermasalah dalam perspektif negative
4. Progam bk dapat dikerjakan sendiri oleh guru bk
5. Guru bk harus aktif sementara pihak lain pasif
6. Hasil layanan bk harus terlihat
7. Anggapan bahwa tugas bk bisa dilaksanakan oleh siapa saja dan
pelayanan bk berpusat pada keluhan pertama tanpa ada kelanjutan
8. Bk dibatasi dengan menyelesaikan masalah yang ringan saja dan
seputar penggunaan instrument bk (tes, inventori, kuesioner dst).
Berdasarkan kesalahan dalam mempersepsikan progam bk tersebut, maka
menjai PR tersendiri bagi guru bk maupun konselor di sekolah untuk lebih
efisien dan efektif dalam menjalankan layanan. Mskonsepsi yang telah ada
dapat diubah tahap demi tahap menuju konsep yang benar. Merubah
miskonsepsi dapat dimulai dari kesadaran tiap anggota yang bertanggung jawab
dalam memberikan layanan dan bimbingan dan konseling melaksanakan
tugasnya sesuai dengan rencana pelaksanaan layanan yang telah dibuat sebaik
mungkin.
B. faktor penyebab bimbingan konseling terabaikan
1. Kepala sekolah tidak tahu dan tidak memahami tugas dan peran guru BK
2. Guru dan karyawan lain tidak memahami tugas dan peran guru BK
3. Guru BK tidak tahu dan tidak memahami perannya di sekolah

1
Naili rofiqoh, erna zumrotun, bimbingan & konseling dalam Pendidikan, semarang, 2023, cahya Ghani
recovery. Hal: 42-43
4. Belum diterima karakter pekerjaan layanan BK di sekolah, karena ketidak
tahuan dan ketidak pahaman inilah seringkali tidak dapat berjalan dengan
lancer
5. Konselor kurang termotivasi untuk berusaha mengembangkan
profesionalitasnya.
C. akibat bimbingan konseling yang terabaikan
Jika kondisi pengabaian profesi bimbingan dan konseling terjadi secara
menerus, ini akan mengakibatkan proses pemaksimalan peran dan manfaat
tenaga bimbingan dan konseling terhadap perkembangan siswa menjadi
terhambat. Secra spesifik akibar yang ditimbulkan diantaranya ialah
1. Para siswa tidak memahami tentang apa sebenarnya bimbingan
konsleling dan seberapa pentingnya ilmu bimbingan konseling di sekolah
berperan dalam kehudupannya
2. Para siswa dan orang tua beranggapan bahwa bimbingan konseling itu
menakutkan dan guru BK dianggap sebagai polisi sekolah yang hanya
menangani siswa yang bermasalah saja
3. Tidak terpenuhinya siswa mendapatkan pelayanan dikarenkan tidak
berjalannya bimbingan dan konseling di sekolah
D. Solusi bimbingan konseling agar tidak terabaikan
Berdasarkan fenomena di atas, maka perlu adanya perhatian dan
Tindakan yang dianggap mampu mengembangkan eksistensi
keprofesionalan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:
1. Perlu adanya pemahaman Bersama antara siswa dan guru mengenai
bimbingan konseling di sekolah sehingga perlu diadakan sosialisasi
yang rutin agar bimbingan konseling demi kemasyarakatan potensi
dan kebermanfaatan adanya guru BK di sekolah
2. Membuat ruangan bimbingan dan konseling dengan nyaman
sehingga menarik minat dan perhatian demi memancing ketertarikan
siswa untuk berkonsultasi dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
bimbingan dan konseling bagi kehidupannya
3. Memaksimalkan kinerja guru BK kepada setiap personal sekolah
untuk menciptakan rasa ingin dan butuh yang besar dalam mengikuti
pelayanan bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai