Anda di halaman 1dari 13

JURNAL REFLEKSI 1

Pendidikan calon guru penggerak angkatan 8 Kota malang sudah berjalan kurang lebih dua
minggu. Dalam dua minggu ini banyk perubahan kebiasaan sebelumnya, setelah mengajar saya
menyempatakan membaca modul, membuat laporan-laporan dan kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan diklat ini. Alahamdulillah dalam modul 1 ini masih teratasi tidak banyak
waktu tambahan untuk mengerjakan tugas. Sedangkan tugas utama sebagai guru kelas tidak
sampai terbengkelai, harus pandai-pandai membagi waktu, dirumah setelah tugas sebagai ibu
rumah tangga selesai saya kembali membuka LMS untuk mengecek tugas diklat ini. Berusaha
menjalankan semua peran dengan sebaik mungkin. Awal modul ini saya merasa sulit sekali
memahami isi modul, saya membutuhkan beberapa hari untuk tersadarka diri bahwa saya
memiliki tugas baru. Terima kasih pada fasilitator, pengejar praktik dan teman-teman
sekelompok yang sudah saling memberikan dukungan sehingga saat ini kita berproses menjadi
guru yang bertambah pengetahuannya.

Setelah ini saya masih mempunyai tugas dalam aksi nyata yang pertama, tidak sulit bagi saya
untuk membuat dan mengedit video karena kami kami para guru di Kota Malang pada saat awal
pandemi sudah beberpa kali dibekali materi membuat video pembelajaran. Bukannya saya
terlalu percaya diri tapi memang sebagai seorang guru penggerak kita harus mempunyai
semangat positif yang terus berkembang dan mengisnpirasi orang-orang disekitar kita.

Pendidikan guru penggerak ini membawa kemajuan terutama untuk diri saya pribadi, ini masih
berjalan dua minggu saya sudah merasakan betapa pentingnya kita untuk terus belajar dan
mengembangkan diri, dan manfaatnyapun kita rasakan. Juga dengan materi awal yang dipelajari
tentang ‘filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara’ sangat bermanfaat untuk guru pada umumnya
dan saya pribadi pada khususnya. Bagaimana seharusnya dan apa yang harus kita lakukan pada
peserta didik kita.

Ke depannya berupaya menciptakan pembelajaran yang berpihak pada anak, sehingga anak-
anak belajar dengan hati yang gembira dan tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa
membebani anak. Dan saya lebih bersemangat lagi untuk belajar, dan penasaran dengan modul
lainnya yang pastinya akan memberikan wawasan baru serta hal-hal yang dapat bermanfaat
untuk kita semua. Semoga harapan saya ini disambut positif orang-orag disekitar saya.

JURNAL REFLEKSI 2

Pendidikan guru penggerak sudah berjalan kurang lebih satu bulan, dalam sebulan lebih ini
banyak hal baru yang saya pelajari, pembelajaran tentang nilai-nilai guru penggerak yang
merupakan hal baru bagi saya. Disamping harus dipelajari juga harus diimplementasikan dalam
sekolah sebagai calon guru penggerak yang tergerak bergerak dan menggerakkan. Sebuah
tantangan tersendiri bagi saya kerena disamping kita harus berani berubah kita juga harus
dapat menggerakkan komunitas/ lingkungan kita agar lebih baik lagi. Ini bukan hal mudah, dan
perlu bekerja sama dengan baik, agar bersama-sama bergerak melakukan perubahan yang baik,
terutama dalam pengelolaan kelas dan pembelajaran.

Tugas kita untuk melakukan perubahan bukanlah hal yang mudah, harus ada komitmen dari diri
sendiri juga dengan orang lain agar terlaksana kerja sama dalam melaksanakan perubahan
menuju perbaikan. Ada sedikit kekawatiran untuk memulai bergerak, karena dukungan
lingkungan yang tentunya sangat berpengaruh, tidak mudah juga mengajak kolaborasi karena
kadang adanya pemahaman yang berbeda, dan tidak ada keingingan untuk melakukan
perubahan.

Dari tantangan yang dirasakan menjadikan pelajaran bagi saya bahwa tidak semua orang dapat
kita ajak untuk bekerja sama, dan memiliki kesadaran penuh untuk melakukan perubahan
dalam perbaikan membuat saya lebih bersemangat lagi untuk memulai perubahan mulai dari
diri saya sendiri. Bagaimana kita dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang baik untuk anak-
anak didik kita, juga selalu mengembangkan diri . Selanjutnya berusaha menjalin kolaborasi
dengan lingkungan untuk kepentingan pembelajaran baik dengan rekan sejawat maupun
dengan lingkungan sekitar agar dapat membantu pelaksanaan proses pembelajaran yang
kontektual dengan lingkungan anak.

Harapan ke depan saya dapat mengembangkan diri dan menerapkan nilai-nilai guru penggerak
yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk anak-anak didik juga untuk lingkungan
sekitar, agar dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Mewujudkan
pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat untuk anak, tercipta lingkungan belajar
yang aman, nyaman dan menyenangkan.

JURNAL REFLEKSI 4

Berikut ini catatan saya dalam mengikuti pembelajaran di Modul 2.1 Yaitu pembelajaran
berdeferensiasi. Media ini mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta
praktek baik yang pernah pernah saya lakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah model 4 F
(Facts, Fellings, findings, dan future) atau peristiwa, perasaan, pembelajaran dan penerapan.

1. Peristiwa. (Facts)

Dalam modul ini kami belajar tentang pembelajaran berdeferensiasi. Diawali dari pre test, mulai
dari diri, explorasi konsep, ruang kolaborasi 1, lanjut ruang kolaborasi 2, demonstrasi
kontekstual, eksplorasi pemahaman, koneksi antar materi dan diakhiri dengan aksi nyata.

Setelah melakukan pre test, dilanjutkan mulai dari diri sendiri. CGP diharapkan mampu belajar
menggali ilmu pengetahuan terkait pembelajaran berdeferensiasi yang ada di LMS. Untuk
mendapatkan pembelajaran yang baik dan menyenangkan, seorang guru harus mampu
memetakan kebutuhan belajar siswa berdasarkan minat murid.
Materi tentang pembelajaran berdiferensiasi kami pelajari pada kegiatan eksplorasi
konsep. Untuk memahami lebih lanjut, kami membuat kesimpulan pembelajaran berdiferensiasi
dalam bentuk diagram frayer. Sesi ruang kolaborasi memberikan kesempatan kepada CGP
dalam kelas fasilitator untuk berdiskusi bersama tentang pembelajaran berdiferensiasi. Kegiatan
dilanjutkan dengan diskusi kelompok per jenjang sekolah. Yakni kelompok SD, SMP, dan SMA/K.
Terdapat kasus tentang pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi yang harus dianalisis
berdasarkan kebutuhan belajar murid sampai dengan jenis diferensiasi yang diterapkan. Hasil
analisis kemudian dipresentasikan pada kegiatan ruang kolaborasi 2 dan hasil prsentasi
diunggah di LMS. Pada kegiatan demonstrasi kontekstual masing- masing CGP memperoleh
penugasan berupa membuat RPP berdiferensiasi, kami diberikan kesempatan untuk saling
memberikan umpan balik pada RPP rekan CGP yang lain di ruang LMS. RPP yang sudah direvisi
berdasarkan umpan balik kemudian diunggah. Sesi pertemuan dengan instruktur dilakukan di
kegiatan elaborasi pemahaman , melalui google meet. Sebagai kegiatan akhir modul 2.1
melakukan kegiatan aksi nyata berupa pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.

2. Perasaan (Feelings)

Saya menyadari bahwasannya setiap murid itu unik, dengan latar belakang, bakat minat,
kelebihan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sayapun sudah sering mendengar
pembelajaran berdiferensiasi. Namun demikian kurangnya pemahaman menjadikan saya
bingung dalam penerapannya di kelas.

Setelah belajar tentang pembelajaran berdiferensiasi pada modul 2.1 ini saya mulai memiliki
gambaran tentang pembelajaran yang harus saya lakukan di kelas. Dan ternyata selama ini
sayapun sudah melakukan sekalipun belum maksimal, hanya saja belum tahu kalua itu adalah
pembelajaran berdiferensiasi, saya merasa tertantang dan termotifasi untuk meningkatkan
variasi pembelajarn yang saya lakukan di kelas.

3. Pembelajaran (Findings )

. Pembelajaran berdiferensiasi mengedepankan konsep bahwa setiap individu memiliki minat,


potensi dan bakat yang berbeda, untuk itu peran guru harus mampu mengkordinasikan dan
mengkolaborasikan perbedaan tersebut dengan strategi yang tepat.

Setiap murid memiliki kebutuhan belajar yang berbeda, namun demikian tidak harus
guru menyiapkan pembelajaran yang berbeda – beda sesuai kebutuhan sejumlah murid yang
ada di kelas. Bentuk pembelajaran berdiferensiasi di kelas dapat mencakup tiga jenis,
yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

4. Penerapan (Future )

Dari sini hal yang pertama harus saya lakukan adalah mengetahui kebutuhan belajar murid saya
yang ada di dalam kelas. Menambah referensi strategi, pendekatan pembelajaran, lalu
menerapkan di dalam kelas.menciptakan suasana pembelajaran yang menantang murid untuk
belajar serta membuat variasi pembelajaran

JURNAL REFLEKSI 5

Kegiatan yang saya lakukan selama 2 minggu ini adalah

1. Desiminasi materi Visi dan Prakarsa perubahan yang saya lakukan pada tanggal 14 Juli 2023.
dalam kegiatan tersebut KS dan rekan sejawat mengikuti dengan antusias karena rekan saya
baru memahami bagaimana tahap dalam penyusunan visi sekolah yang berpihak pada siswa
dan seaui dengan dimensi profil pelajar Pancasila

2. Bersama murid saya menyusun keyakinan kelas mereka antusia dalam menyusun keyakinan
kelas dan merupakan pengalaman pertama diikut sertakan dalam menyusun keyakinan
kelas.Sangat senang dalam menghias keyakinan kelas yang di pajang di Kelas

3. Melakukan Desimenasi tentang Budaya positif yang saya lakukan 2 kali karena pertemuan
pertama ada kesalahan teknis dalam pengambilan video. Rekan sejawat dan Kepala sekolah
antusias mengikuti kegiatan yang saya lakukan dalam kegiatan tersebut kami melakukan
refleksi apa yang sudah kami lakukan dalam mennegakkkan disiplin di sekolah

Kegiatan kegiatan tersebut secara pribadi menjadi pengalaman pertama sebagai pemateri. Saya
termotivasi terhadap apa yang saya lakukan untuk selalu memberikan pengimbasan atau
desiminasi materi yang saya terima dalam pendidikan CGP kepada rekan sejawat . Di kelas juga
saya tertantang untuk selalu memberikan pelayanan dan motivasi kepada murid saya untuk
menciptakan kelas yang aman menyenangkan dan mereka tidak tertekan jika belajar di kelas

Pembelajaran yang saya dapatkan selama kegiatan tersebut adalah bahwa kalau kita melakukan
perubahan yang lebih baik perlu adanya dukungan yang sangat besar terutama dari pimpinan .
Pembelajaran yang belum dilakukan di sekolah yang nantinya berdampak baik perlu adanya
pengimbasan kepada rekan lain sehingga adanya satu kesapakatan bersama dalam melangkah
ke sekolah yang lebih baik . Perlakukan yang baik dan melibatkan murid proses pembelajaran
di kelas akan berdampak baik dalam ekosistem lingkungan kelas yang kita impikan

Kegiatan kegiatan yang sudah saya lakukan yang berdampak baik terhadap sekolah dan murid
akan terus saya lakukan . kegiatan tersebut pasti ada kekuarangan maka perlu koordinasi ,
kolaborasi dan refleksi dengan rekan sejawat sehingga program yang sudah ada akan
bertambah lebih baik lagi
JURNAL REFLEKSI 6

Kegiatan yang saya lakukan selama 2 minggu ini adalah

1. Mendapat materi pembelajaran diferensiasi dan menyusun RPP yang berdiferensiasi

2. Pendampingan ke-3 dengan PP

Perasaan saya selama ini adalah saya sangat senang sekali bahwa belajar pembelajaran
berdiferensiasi adalah pengalaman saya pertama kali apalagi saya masih menggunakan K13
ada kesulitan dan tantangan tersendiri dalam menrencanakan pembelajaran . Kegiatan
pendampingan ke-3 membuat saya senang dan saya tidak merasa terbebani dalam
melaksanakan pendidikan CGP karena PP kami selalu memberikan motivasi dengan
kesabaran beliau dan apa yang kami lakukan sebagai CGP mendapat dukungan sepenuhnya
dari beliau .Kendala kendala kami di sekolah menjadi diksusi kami dan paling saya ingat
bagaimana beliau bersabar membimbing saya dalam menyusun RRP berdiferensiasi sampai
mengadakan zoom bersama untuk menganalisis RPP kami sudah sesuai atau belum

Pelajaran yang saya dapatkan sangat banyak sekali . apa yang saya lakukan masih jauuh
sekali dari benar terutama penyusunan RPP yang baik dan dapat digunakan untuk orang
lain .

Yang akan saya lakukan ke depan adalah akan menyusun RPP dengan sesuai dan
menerapkan pembelajaran berdiferensii di kelas

JURNAL REFLEKSI 7

Pengalaman Saya dalam memasuki modul pembelajaran sosial emosional terlihat sangat positif.
Saya tampak antusias dan fokus dalam menyelesaikan materi. Strategi pembelajaran yang Saya
terapkan, seperti membaca, menonton video, dan membuat catatan, tampaknya efektif dalam
membantu Saya memahami kontennya.

Selama Saya berpartisipasi dalam ruang kolaborasi, Saya juga terlihat aktif dan mampu
menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan. Kerjasama dalam kelompok juga tampak
berjalan lancar, dan Saya bahkan merasa senang dalam sesi pembelajaran ini. Hal ini
merupakan indikasi positif bahwa Saya merasa nyaman dalam lingkungan kolaboratif.Ketika
Saya menjalani kegiatan kolaborasi 2, walaupun ada sedikit kebingungan akibat banyaknya
psayangan dari teman-teman Saya, Saya tetap mampu mengatasi kendala tersebut setelah
mendapatkan bimbingan dari fasilitator. Ini menunjukkan kemampuan Saya dalam mengatasi
tantangan dalam pembelajaran.Pada kegiatan demonstrasi kontektual, Saya tampak sangat siap
dan berhasil mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional dalam kelas dengan baik.
Tidak adanya kendala dalam proses ini menunjukkan pemahaman Saya yang baik terhadap
materi.Kendala yang muncul saat Saya mengikuti kegiatan elaborasi, seperti hujan deras dan
keluar masuk dalam ruangan, tidak menghentikan Saya untuk tetap fokus pada pembelajaran.
Ini menunjukkan ketekunan Saya dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.Secara
keseluruhan, Saya berhasil menyelesaikan tugas dan aktivitas pembelajaran dengan baik,
bahkan mengunggah tugas sebelum batas waktu yang ditentukan. Rencana untuk
melaksanakan pembelajaran diferensiasi dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial
emosional dalam kelas juga merupakan langkah yang baik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Semoga perjalanan Saya dalam modul pembelajaran sosial emosional terus
berjalan lancar dan bermanfaat.

Begitu juga dengan kegiatan koneksi antar materi, secara keseluruhan dapat melaksanakan
kegiatan dengan daik dan dapat menyelesaikan tagihan tugas sepemahaman dan semampu
saya, dapat mengunggah tugas sebelum due date yang ditentukan. Dan kegiatan aksi nyata
rencana akan melaksanakan pembelajaran deferensiasi dengan mengintegrasikan
pembelajaran social emosional dalam kelas dengan didampingi oleh pengajar praktek. Yang
akan direncanakan pada saat pendampingan individu ke 3.

JURNAL REFLEKSI 8

Persiapan diri dan pelaksanaan paket modul 2.3 tentang coaching dan supervise akademik
hampir identik dengan prosedur yang digunakan untuk modul yang lain. Dengan membaca dan
men downloud materi, serta membuat catatan tentang materi yang ada di video, Anda dapat
mempelajari materi dalam LMS. Saya awalnya bingung tentang proses coaching, mentoring, dan
konsultasi saat mempelajari modul ini. Masih belum memahami perbedaannya. Strategi yang
saya gunakan untuk menerapkan paket modul ini adalah dengan membaca materi berulang-
ulang, memutar kembali video yang belum saya pahami, dan membuat catatan untuk
membantu saya memahami materi. Sangat menarik untuk melihat bagaimana perasaannya
ketika mengikuti dan melaksanakan kegiatan mulai dari diri sendiri. Ini menunjukkan perbedaan
antara coaching dan mentoring atau konsultasi.

Memasuki kegiatan eksplorasi konsep, dia masih belum memahami materi coaching dan
semakin bingung, jadi dia harus mempelajari ulang materi dan mengulang-ulangnya selama
proses belajar. sehingga menjadi lebih tertarik untuk mempelajari modul coaching ini.

Memulai kegiatan di ruang kolaborasi membuat saya lebih bersemangat, dan saya berharap
dapat lebih memahami materi modul ini. Sharing dengan teman dan mendapatkan pencerahan
dari fasilitator dapat meningkatkan pemahaman saya tentang materi coaching. Dan melakukan
praktek coaching dalam kelompok meningkatkan pemahaman saya tentang materi coaching,
dan tidak ada hambatan yang berarti. Secara keseluruhan, saya merasa semakin tertarik dengan
modul ini pada saat itu karena keuntungan yang akan ditawarkan kepada saya untuk
meningkatkan kemampuan saya sebagai couch.

Ketika saya memasuki ruang kolaborasi kedua, saya merasa lebih tertarik karena kita akan
memiliki kesempatan untuk mempraktikkan duduk dan melakukan rekaman untuk menilai
bagaimana kita bertindak sebagai duduk dan duduk, dan untuk meningkatkan kemampuan kita.

pemahaman tentang materi pembungkus. Selain itu, tidak ada hambatan yang signifikan. Dan
berusaha aktif menanggapi percakapan. Pengumpulan tugas yang paling menantang adalah
ketika harus memotong video saat melakukan coaching. Secara keseluruhan, perasaan saya saat
mengikuti dan menjalankan kegiatan RK 2 sangat menarik dan saya sangat senang karena saya
menemukan cara baru untuk melakukan coaching.

Saya merasa siap untuk menjelaskan pemahaman saya karena saya sudah memahami materi
coaching, dan saya semakin memahami ketika mendapat pemantapan dari instruktur tentang
materi coaching. Dan memasukkan koneksi antar materi karena banyaknya tugas sekolah yang
harus dilakukan, termasuk banyak koreksian yang harus dilakukan dan menyiapkan rapor
semester pertama. Tugas ini harus selesai hampir waktunya, dan saya bersyukur dapat
mengumpulkan sebelum waktunya.

JURNAL REFLEKSI 9

Dalam modul 3.1 yaitu tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang
sangat penting sekali bagi guru penggerak dalam menghadapi situasi yang ada didalam kelas
maupun dilingkungan sekolah sehingga guru bisa bersikap reflektif dan terbuka dalam
mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika
ataupun bujukan moral yang membingungkan. Sehingga guru bisa menggunakan 4 Paradigma,
3 prinsip, dan 9 langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mempelajari materi dalam LMS dengan membaca
dan mendownload materi yang disediakan. Selain itu, sangat penting untuk membuat catatan-
catatan dari materi yang ada dalam video.
Saya melakukan strategi dengan membaca materi berulang-ulang dan memutar kembali video
yang belum saya pahami. Selain itu, saya juga membuat catatan-catatan yang dapat membantu
pemahaman terhadap materi.

Konsep yang sangat penting dan perlu di bawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau
bahkan setelah menjadi guru penggerak adalah menerapkan Modul 3.1 ini saya mendapatkan
pemahaman tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Di dalamnya
terdapat konsep Dilema Etika dan Bujukan Moral, 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3
prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Bujukan Moral Ketika seseorang harus memilih dan membuat keputusan antara benar atau salah

Dilema Etika Ketika seseorang harus memilih antara 2 opsi dimana kedua - duannya secara
moral benar, tetapi saling bertentangan ini adalah saat dimana kita harus membuat keputusan
antara benar dan benar

4 Paradigma Pengambilan Keputusan

- Individu lawan masyarakat (individual vs community)

- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs longterm)

3 Prinsip Pengambilan Keputusan :

· Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

· Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

· Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

· Mengenali bahwa ada nilai - nilai yang saling bertentangan

· Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

· Kumpulan fakta - fakta yang relevan dalam situasi ini

· Pengujian benar atau salah ( uji legal, uji regulasi, uji instusi, uji halaman depan koran, uji
panutan/idola )
· Pengujian paradigma benar atau salah

· Prinsip pengambilan keputusan

· Investigasi opso trilema

· Buat keputusan

· Tinjau lagi keputusan anda dan refleksikan

Setelah mempelajari modul ini saya akan mempraktikkan serta akan menerapkan pengambilan
keputususan berdasarkan 9 tahapan langkah pengujian pengambilan keputusan, apa yang telah
saya dapatkan dan pelajari saat ini akan saya terapkan apabila saya dihadapkan pada situasi
dilema etika atau bujukan moral, selain itu saya akan melakukan pengimbasan dan berbagi ilmu
yang telah saya dapatkan dengan rekan sejawat disekolah

JURNAL REFLEKSI 10
Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

1. Facts (Peristiwa):

Pada 2 minggu ini saya belajar modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Saya
mulai membaca dan memahami materi di LMS mulai dari diri, Esplorasi konsep mandiri,
eksplorasi konsep diskusi dalam modul 3.2 ini sangat luar biasa sekali manfaatnya, terutama
bagi saya dan sekolah karena di sini saya belajar tentang ekosistem disekolah antara faktor
biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Belajar tentang Pendekatan
berbasis aset (Asset-Based Thinking) ada 7 aset utama yang saya pelajari. Keberhasilan
sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat
ekosistemnya, apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang
semua sumber daya yang dimiliki sebagai suatu kekuatan dan aset, maka sekolah ini tidak akan
berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan kekuatan dan aset yang dimiliki.
Dengan kekuatan aset yang dimiliki sekolah akan menunjang dan menghasilkan kualitas
pendidikan yang optimal.

2. Feelings (Perasaan):

Perasaan saya setelah mengikuti pembelajaran dalam modul 3.2 tentunya saya sangat
senang, bersemangat, termotivasi, lebih antusias, dan semakin tertantang untuk menggali aset-
aset yang ada dilingkungan sekolah saya berdasarkan 7 modal aset.Selain itu jug banyak ilmu
baru yang saya dapatkan, terutama dalam melakukan Pengelolaan Sumber Daya yang ada di
lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar sekolah.
3. Findings (Pembelajaran):

Pembelajaran dan hal baru yang saya dapatkan adalah mengenal sumber daya sekolah
berdasarkan 7 aset utama yaitu : aset manusia, aset sosial, aset lingkungan alam, aset fisik, aset
finansial, aset politik, aset budaya dan agama. Setiap sekolah memiliki potensi sumber
daya dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisiendengan Pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA).

4. Future (Penerapan):

Saya akan menganalisis aset dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan Merancang
pemetaan potensi yang dimiliki sekolah saya dengan menggunakan pendekatan
Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development) berdasarkan 7
aset utama, ternyata banyak sekali aset yang saya temukan baik aset dalam lingkungan sekolah
maupun aset daerah yang dapat saya manfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

JURNAL REFLEKSI 11

Modul 3 mencakup fase-fase program yang berdampak pada siswa, CGP dapat memahami
proses perencanaan program hingga pelaporan program dengan menggunakan laporan strategi
MERL (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting) dan CGP juga dapat menentukan
bagaimana risiko dari suatu program yang disiapkan.dikelola agar kegunaannya dapat konsisten
dengan apa yang diharapkan.

Saya juga menganalisis sejauh mana suara, pilihan, dan kepemilikan siswa dipertimbangkan
dalam program di sekolah/setelah sekolah/setelah sekolah untuk menciptakan lingkungan yang
menumbuhkan kepemimpinan siswa.

Menurut Ki Hadjar Dewantara pembelajaran harus berpusat pada siswa atau student-serving,
artinya siswa mengendalikan proses pembelajaran dan guru hanya membimbing atau
mengarahkan siswa ke arah yang lebih baik berdasarkan sifatnya yang bersifat sementara.
Kita harus membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran siswa secara sadar dan
terencana sehingga ekosistem tersebut dapat mengembangkan siswa sesuai fitrahnya.

Tujuannya adalah kebebasan belajar, menjadikan siswa sebagai subjek belajar dan bukan
subjek belajar, karena siswa sebenarnya mempunyai kapasitas atau kemampuan untuk ikut
serta atau berperan dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Guru harus mendorong kepemimpinan siswa sehingga siswa memiliki suara, pilihan, dan rasa
memiliki terhadap proses pembelajarannya sendiri.
Sebagai guru, kita harus memfasilitasi pembelajaran siswa dengan menciptakan lingkungan
yang menumbuhkan kepemimpinan siswa.
Berkat lembaga kemahasiswaan inilah maka akan tercipta profil mahasiswa Pancasila.
Peran keterlibatan masyarakat juga harus dibangun untuk mengembangkan kepemimpinan
siswa di sekolah.
Sebelum mempelajari modul 3.3 mengelola program yang berdampak pada siswa, saya
mempelajari peran instruktur mengemudi pada modul 21 Pembelajaran untuk Memenuhi
Kebutuhan Belajar Muridprogram yang akan dilaksanakan.

Kaitannya, instruktur mengemudi menginspirasi guru-guru lain untuk saling berkolaborasi


mengembangkan program yang berdampak pada siswa.
Program ini harus mendorong kepemimpinan mahasiswa (lembaga mahasiswa).
Kurikulum yang disusun harus didasarkan pada kebutuhan, minat dan bakat peserta didik.
Bersama dengan rekan-rekan CGP mereka, mereka menjawab pertanyaan dan mengobrol satu
sama lain melalui LMS untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang bagaimana kurikulum
Modul 3.3 berdampak pada siswa.

Saat mempersiapkan program intrasekolah, kokurikuler, dan kokurikuler, penting untuk


memulai dengan menguraikan kebutuhan siswa.
Untuk implementasi yang lebih efektif, perlu dilakukan pendekatan berbasis aset dengan
menggunakan langkah-langkah BAGJA, yaitu: Buatlah pertanyaan-pertanyaan kunci untuk
menentukan arah penelitian terkait dengan perubahan yang ingin atau Anda impikan.
pembelajaran dengan mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang dicapai dan belajar
dari apa yang telah dicapai, Mengeksplorasi mimpi dengan menyusun laporan tentang apa yang
diimpikan dan diharapkan di sekolah, Model mendeskripsikan rencana dengan
mengembangkan rencana aksi terkait dengan hal-hal utama yang perlu dilakukan untuk
mencapainya visi dan pengorganisasian pelaksanaannya, memutuskan langkah/strategi apa
yang akan dilaksanakan, siapa yang akan ikut serta dalam mencapai visi tersebut.

Dalam mempelajari materi di Modul 3.3, saya berencana membuat beberapa perubahan dalam
praktik komunitas praktisi.
Menyelenggarakan diskusi dengan kepala sekolah tentang program yang akan dilaksanakan,
berkolaborasi rekan sejawat dan pihak terkait untuk mengembangkan potensi yang ada pada
diri siswa.
Kolaborasi dan kerja sama tentunya sangat penting agar program dapat berjalan dengan baik.
Rencana program yang akan saya laksanakan adalah meningkatkan interaksi sosial, kerjasama
dan gotong royong antar rekan sejawat secara positif, bijaksana dan cinta lingkungan melalui
program “PORTAL”.
JURNAL REFLEKSI 12

Setelah melakukan analisis ATAP (Aset, tantangan , Aksi dan Pembelajaran) maka diperoleh prakarsa
perubahan dengan menjalankan program “PORTAL”. (Portofolio digital) adalah adalah program yang
bertujuan mengembangkan potensi siswa yang beriman, mandiri, kreatif, bernalar kritis dan berjiwa
gotong royong (berdikari) melalui pemanfaatan teknologi,mengembangkan potensi siswa melalui
pemanfaatan teknologi, pemanfaatan dampak positif untuk penunjang pembelajaran siswa

Program ini dilatar belakangi Sesuai dengan kerangka pemikiran Ki Hajar Dewantara mengingatkan,
bahwa pendidik dalam proses Pendidikan harus menuntut anak untuk mencapai kekuatan kodratnya
sesuai dengan alam dan zaman. Maka perlunya seorang guru memanfaatkan perkembangan teknologi
untuk mengembangkan potensi siswa. Siswa diberi kesempatan untuk berpendapat dalam program
yang akan dijalankan bebas memilih platform apa untuk mendukung desain atau laporan dan tanggung
jawab pada kegiatan yang dipilih,Modal manusia yaitu siswa, guru, orang tua sebagai pendukung utama
program. Modal fisik jaringan wi-fi, lab komputer, gadget yang dimiliki,Dari aset yang dimiliki sekolah
bisa disimpulkan bahwa sarana pendukung sudah memadai sehingga perlu pengoptimalan penggunaa

Strategi awal yang saya lakukan adalah Melakukan sosialisasi bersama stakeholder di sekolah, Membuka
dialog dengan rekan, guru, murid, KS, dan seluruh pihak yang terkait dengan lingkungan sekolah dan
Mengidentifikasi sarana dan prasarana untuk ketercapaiannya program. Masukan dan gagasan dari
kepala sekolah, rekan guru, murid dan orang tua sebagai bahan acuhan pelaksanaan progran “PORTAL”.
ini berjalan dengan baik. Selain itu juga mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk
dimanfaatkan dalam pelaksanaan program. Hasil dari aksi nyata tahap Buat Pernyataan ini, di dapat
bahwa seluruh warga sekolah sepakat untuk melaksanakan Program

Perasaan (Feelings) Perasaan saya ketika melaksanakan aksi nyata tahap buat peryataan utama adalah
merasa cemas dan kurang percaya diri. Karena awalnya saya merasa apakah program yang saya gagas ini
bisa diterima oleh semua warga sekolah. Namun kecemasan dan keraguan tersebut hilang karena semua
warga sekolah termasuk kepala sekola, guru, murid dan wali murid mendukung program “PORTAL” yang
saya gagas ini. Saya merasa senang dan optimis saat berdiskusi dengan kepala sekola, guru, murid dan
wali murid. Masukan dan ide dari warga sekolah serta antusias murid dalam memberikan suaranya
dalam program “PORTAL” membuat saya lebih percaya diri dan membangun kolaborasi dengan warga
sekolah untuk ketercapaiannya program ini. Pembelajaran (Findings) Pembelajran yang saya peroleh dari
aksi nyata buat peryataan utama adalah pentingnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait yaitu
kepala sekolah, rekan guru, murid dan orang tua karena kita dapat berbagi ide, bertukar informasi,
berbagi pengalaman dan memberi masukan terkait keberhasilan program”PORTAL”. Selain itu juga,
kerlibatan murid dalam setiap kegiatan dapat membuat murid mampu menyuarakan pendapatnya,
menentukan pilihan yang mereka inginkan dan merasa memiliki dan bertangungjawab atas program
yang mereka suarakan. Murid akan bersemangat dan antusias sehingga menumbuhkan kepercayaan diri
menuju student agency.Selain itu juga identifikasi sarana dan prasarana yang mendukung sangat penting
untuk dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan program. Penerapan (Future) Hasil dari dialog dengan
kepala sekolah, guru, murid dan wali murid terkait penguatan ide program ”PORTAL” menjadi landasan
untuk melanjutkan pada tahapan BAGJA berikutnya yaitu ambil pelajaran. Hasil dari tahapan ini akan di
tindak lanjuti untuk mencari informasi yang lebih detail untuk ketercapainya program ini. Segala
tantangan yang ditemui diharapkan dapat dapat terselesaikan dengan memanfaatkan aset utama yang
ada di sekolah. Semoga program ini berjalan dengan konsisten sehingga pada akhirnya dapat
menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid

Anda mungkin juga menyukai