Microteaching
KELAS : I
SEMESTER : 6
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kesehatan untuk dapat menyusun laporan ini, sehingga laporan ini dapat
menyusun laporan hasil observasi ini kepada Nur Asiah.M.Ag. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung termasuk ibu
guru. Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, maka saya
meminta maaf atas kesalahan-kesalahan tersebut. Semoga laporan ini dapat
berguna bagi pembaca.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga mempunyai peran penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah proses kegiatan pembelajaran
Pendidikan Jasmani di SD Negeri 2 Way Huwi ?
2. Permasalah-permasalahan apa yang muncul dalam pembelajaran di
SD Negeri 2 Way Huwi ?
3. Metode dan Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran di
SD Negeri 2 Way Huwi ?
C. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui langkah-langkah proses kegiatan pembelajaran
Pendidikan Jasmani di SD Negeri 2 Way Huwi
2. Agar mengetahui Permasalah-permasalahan apa yang muncul
dalam pembelajaran di SD Negeri 2 Way Huwi
3. Agar mengetahui Metode dan Media apa saja yang digunakan
dalam pembelajaran di SD Negeri 2 Way Huwi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kegiatan awal
Pada saat guru memasuki kelas ketua kelas berdiri dan memimpin untuk
memberi salam kepada guru. Sebelum memulai pembelajaran guru dengan sigap
memperhatikan peserta didik dengan memeriksa kuku jari pada peserta didik, guru
mengambil sebilah penggaris kayu besar. Setelah mengambil penggaris tersebut
guru bicara dengan lantang “POSISI” (dengan maksud untuk mengkondusifkan
kelas) dan dengan sigap pula siswa menjawab “SIAP” dengan serentang peserta
didik dengan rapihnya duduk dengan tangan yang dilipatkan di meja, dan guru
pun berjalan dari meja kiri untuk memeriksa kuku setiap peserta didik. Setelah
guru menemukan peserta didik yang tidak memotong kuku atau kukunya panjang
guru memberi sanksi dengan memukul pelan tangan peserta didik dan memberi
nasihat bahwa “kuku yang kotor terdapat sarang kuman yang dapat menyebabkan
sakit perut”.
Setelah guru memeriksa kuku, kemudian guru berbincang pada peserta
didik bahwa akan memulai pembelajaran. Guru bertanya “apakah sudah bisa
dimulai pembelajaran?” peserta didik menjawab “sudah” guru mengulang lagi
dengan berbicara lantang “POSISI” dan peserta didik menjawab “SIAP” dengan
tangan yang dilipatkan diatas meja. Kemudian guru mempersilahkan ketua kelas
untuk menyiapkan dan berdo’a bersama, setelah selesai guru mengabsen peserta
didik, dan menanyakan kabar peserta didik juga tak lupa guru menanya “tadi pagi
sikat gigi atau belum? hayoo tunjuk tangan siapa yang belum” dan hanya satu
siswa yang bernama Apri tunjuk tangan dan berkata “saya belum bu” dan guru
memberi apresiasi kepada Apri dengan berkata “Apri jujur, kalau jujur masuk
surga dan kalau bohong masukkk?” dan siswa menjawab “neraka” kemudian ada
peserta didik lainnya ikut tunjuk tangan dan berkata “saya juga belum bu” guru
pun tetap memberi apresiasi kepada siswa-siswa tersebut dan guru memberi
arahan bahwa tidak boleh bohong kalau bohong akan mendapat dosa dan masuk
neraka. Disini saya melihat bahwa guru mengajarkan kepada peserta didik agar
tidak berbohong, guru mengajarkan sikap jujur dari dini dengan bermaksud agar
peserta didik tidak berbohong dan selalu jujur disetiap keadaan. Kemudian setelah
berbincang pada kegiatan awal guru akan masuk dengan kegiatan inti dan
berbicara “POSISI” dan peserta didik dengan sigap menjawab “SIAP” dan itu
menandakan bahwa peserta didik siap akan pembelajaran yang segera dimulai.
Kesimpulan
Dari observasi yang saya lakukan dapat saya simpulkan bahwa dalam
proses pembelajaran guru kurang kreatif karena guru hanya mengandalkan media
buku saja selama pembelajaran, juga menggunakan metode ceramah. Namun
dalam kejelasan dan tata bicara guru tersebut lugas sehingga murid selalu
mengikuti instruksi yang diberikan guru, ketika di dalam kelas sudah tidak
kondusif guru tersebut dengan lantang berbicara “POSISI” dan dengan serentak
peserta didik pun menjawab “SIAP” dengan keadaan rapih dan kembali kondusif
sehingga kelas menjadi tenang kembali.
Lampiran hasil observasi di SD Negeri 2 Way Huwi :