Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan               : SD
Mata Pelajaran                     : Matematika
Kelas/Semester                      :
Materi Pembelajaran            : Bilangan Bulat
Alokasi Waktu                       : 2 x 45 Menit (1 x Pertemuan)
Hari/Tanggal : ju

A. Standar kompetensi
1.
B. Kompetensi dasar
C. Indicator
D. Tujuan pembelajaran
E. Materi ajar
F. Metode pembelajaran
G. Kegiatan pembelajaran
H. Alat dan sumber belajar
I. penilaian
SATURDAY, 23 JANUARY 2016

contoh RPP Matematika kelas 4 SD


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah     :   SDN 01 CIDADAP
Mata Pelajaran    :   Matematika
Kelas/ Semester   :   IV (Empat) / 1
Pertemuan ke      :   16
Alokasi Waktu     :  3 x 35 menit (1 pertemuan)
Hari, Tanggal      :  Rabu, 27 Januari 2016

Standar Kompetensi              : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat


Kompetensi Dasar                  : 5.4 Melakukan operasi hitung campuran
Nilai-nilai Karakter Bangsa     :  Rasa ingin tahu, tanggung jawab, cinta lingkungan, mandiri,
jujur, disiplin
Indikator                                : 1. Menghitung operasi hitung campuran
I. Tujuan Pembelajaran
            Setelah Kegiatan Pembelajaran, peserta didik mampu:
1.      Menghitung operasi hitung campuran
II. Materi Ajar
OPERASI CAMPURAN
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang melibatkan lebih dari satu operasi
hitung bilangan. Berikut ini kita akan membahas operasi hitung campuran antara penjumlahan
dan pengurangan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini:
Contoh:
1.      42 + (-35) – 12
2.      (-50) – (-25) + 45
Jawab:
1.      42 + (-35) – 12 = 42 – 35 – 12 = 7 – 12 = -5
2.      (-50) – (-25) + 45 = (-50) + 25 + 45 = (-25) + 45 = 20
III. Metode dan Model Pembelajaran
1.      Metode Pembelajaran           : Ceramah, tanya jawab, diskusi
2.      Model Pembelajaran             : Think pair and share
IV. Kegiatan Pembelajaran
A.    Kegiatan awal (10menit)
  Mengkondisikan peserta didik, berdo’a
  Menyapa peserta didik dan mengabsennya
  Guru memberikan apersepsi kepada anak dengan cara tanya jawab melalui permainan (bermain
game)
  Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
  Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
B.     Kegiatan inti (60menit)
  Eksplorasi
-          Peserta didik dengan rasa ingin tahu dan disiplin menyimak penjelasan guru tentang Operasi
Hitung Campuran
   Elaborasi
Peserta didik secara demokratis melakukan diskusi tentang Operasi Hitung Campuran :
-          Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang materiOperasi Hitung Campuran
-          Guru memberikan lembar kerja kepada peserta didik
-          Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dengan tekun dan disiplin
-          Guru memantau kerja kelompok peserta didik
  Konfirmasi
-          Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya dengan bimbingan guru
-          Kelompok yang lainnya menanggapi pekerjaan teman kelompoknya
-          Setelah semuanya terbahas, Guru meluruskan kesalahan pemahaman peserta didik, memberi
penguatan dan menyimpulkannya
C.     Kegiatan akhir (35 menit)
  Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
  Peserta didik secara mandiri dan disiplin mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru
  Peserta didik secara jujur mengumpulkan hasil pekerjaannya
  Peserta didik menyimak balikan yang dijelaskan guru
  Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
  Guru memberikan tindak lanjut dengan cara memberikan tugas rumah (PR)
V. Penilaian
  Prosedur                      : Postest dan pada saat kegiatan berlangsung
  Jenis penilaian             : Tes tertulis
  Bentuk Penilaian         : Jawaban Objektif
  Alat penilaian              : Soal

No Indikator Uraian Soal Aspek Kunci Jawaban Skor


1 Menghitung 1.      15 – 25 + 38 1.      15 – 25 + 38 = (-10)
C3 1
operasi + 38 = 28
hitung 2.      -60 + 35 – (- 20) 2.      -60 + 35 – (- 20) = -
campuran C3 1
35 + 20 = -15
3.      -37 + (-15) - 13 C3 3.      -37 + (-15) – 13 = (- 1
37) – 15 – 13 = -65
4.      -30 – 23 + 87 4.      -30 – 23 + 87 = -53
C3 1
+ 87 = 34
5.      10 – 7 + (-5) 5.      10 – 7 + (-5) = 3 + (-
C3 1
5) = -2
6.      150 + (-55) – (-35) 6.      150 + (-55) – (-35) =
C3 150 – 55 + 35 = 95 + 1
35 = 130
7.      133 + 233 – (-333) 7.      133 + 233 – (-333) =
C3 1
366 + 333 = 699
8.      -250 – (-150) + 130 8.      -250 – (-150) + 130
C3 = -250 + 150 + 130 1
= 100 + 130 = 230
9.      -750 + (-355) - 400 9.      -750 + (-355) – 400
=(-750) – 355 – 400
C3 1
=(-1105) – 400 = -
1505
10.  1000 – 750 + (-750) 10.  1000 – 750 + (-750)
C3 1
= 250 – 750 = -500

  Nilai Maksimal 10
  Nilai peserta didik : Skor perolehan x 10
                                Skor maksimal

VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar


1.      Alat/Media/Bahan       : Gambar kegiatan ekonomi, spidol, penghapus, dll.
2.      Sumber Belajar            : Burhan Mustaqim . 2008. Ayo belajar Matematika jilid 4 untuk
kelas IV SD dan MI. BSE  Jakarta Pusat Perbukuan Departemen                                        
Pendidikan Nasonal

 Simpenan, 27 Januari 2016


Guru Pamong Praktikin,

........................................... ...................................
NIP. .................................... NIM. ..........................
Diposkan oleh ginanjar nugraha di 07:27 

Bilangan Bulat dalam Kehidupan Sehari-Hari


Tinggalkan Balasan

Bahasa paling sederhana untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan bilangan bulat adalah
bilangan yang utuh, tidak terpecah-pecah. Oleh karena itu, lawan dari bilangan bulat adalah
bilangan pecahan.

Misalnya, kita menghitung jumlah telur di dalam sebuah keranjang. Selama semua telur yang
berada di dalam keranjang itu utuh, dan tidak ada yang pecah, maka kita bisa menerapkan
bilangan bulat. Sehingga, kita bisa menentukan jumlahnya sebagai 5 butir telur ketika telur di
keranjang itu berisi 5 item. Namun masalah akan timbul ketika sebuah telur ternyata sudah
pecah. Untuk kasus pecahnya telur ini maka dalam matematika juga dikenal konsep tentang
bilangan bilangan yang lain yaitu bilangan pecahan.

Bilangan bulat diterapkan di dalam bahasa Indonesia dalam istilah-istilah berikut: buah, butir,
utas, lembar, helai, dan sebagainya. Contoh-contohnya adalah: sebuah buku, dua butir telur, tiga
utas tali, empat lembar kertas, lima helai benang, dan sebagainya.
 

Pengertian Bilangan Bulat dalam Matematika


Bilangan bulat dalam bahasa Inggris dikenal dengan integer atau integers. Menurut satu versi,
bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, …) berikut dengan bilangan negatifnya (-1, -
2, -3, …). Bilangan -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah,
karena sebenarnya bilangan 0 adalah bilangan yang tidak positif dan tidak negatif. Ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan
positif, bilangan negatif, dan bilangan 0.

Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan. Meskipun demikian,
ketika ia dituliskan, sebenarnya bilangan itu merupakan bilangan desimal atau bilangan pecahan
juga.

Misal:

Bilangan 5 di atas dikategorikan sebagai bilangan bulat. Namun, sebenarnya bilangan di atas bisa
dikategorikan juga sebagai bilangan pecahan ketika bilangan itu dituliskan sebagai 5 per 1 atau
5/1. Karena 5:1 = 5, maka 5/1 cukup dituliskan sebagai 5.

Dan, bisa juga dikategorikan sebagai bilangan desimal ketila bilangan itu dituliskan sebagai 5,0
atau 5,00 dan seterusnya. Bilangan desimal bisa kita perhatikan misalnya untuk penulisan
nominal uang rupiah yang mengandung sen. Contoh: Rp 525,75 dibaca: lima ratus dua puluh
lima rupiah tujuh puluh lima sen. Meskipun demikian, sen sudah sangat jarang digunakan dalam
praktik perekonomian di Indonesia sehari-hari.

Baik bilangan 5 atau 5/1 atau 5,0 memiliki nilai yang sama. 5 adalah bilangan bulat, sedangkan
5/1 dan 5,0 adalah bilangan real.

Himpunan Bilangan Bulat


Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z, berasal dari Zahlen
(bahasa Jerman untuk “bilangan”). Bila ditulis dalam bentuk himpunan akan tampak sebagai
berikut:

Z = { … , -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, … }

Dalam bahasa pemrograman, bilangan bulat (integer) merupakan salah satu tipe data dasar dalam
bahasa pemrograman termasuk dalam bahasa Pascal, yang memiliki ukuran 2 byte (16 bit).
Dalam Pascal, Integer adalah type data signed maka hanya mampu di-assign nilai antara -215
hingga 215-1 yaitu -32768 sampai 32767. Ini disebabkan karena 1 bit digunakan sebagai penanda
positif/negatif. Integer yang bisa digunakan di dalam Pascal bila dituliskan sebagai himpunan
menjadi:

Z = { -32768 , … , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … , 32767 }

Sedangkan, tipe data integer pada bahasa pemrograman Visual Basic .NET dan Borland Delphi
memiliki ukuran 4 byte atau 32 bit signed sehingga dapat di-assign nilai antara -2.147.483.648
hingga 2.147.483.647.

Z = { -2.147.483.648 , … , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … , 2.147.483.647 }

Operasi Bilangan Bulat


Setiap bilangan bulat memiliki kedudukannya sendiri, apakah ia positif atau negatif. Bilangan
bulat positif adalah lawan dari bilangan bulat negatif. Jadi bilangan -5 adalah lawan dari bilangan
5, dan seterusnya. Hanya bilangan 0 yang tidak memiliki lawan. Dengan demikian -5 +5 = 0.
Atau, 5 -5 = 0.

Berdasarkan konvensi atau kesepakatan, bilangan bernilai negatif harus diberikan tanda (-) di
sebelah kirinya. Sedangkan bilangan positif tidak perlu diberikan tanda (+) di sebelah kirinya,
artinya tanpa tanda pun sudah disepakati bahwa bilangan itu bernilai positif.

Operasi Bilangan Bulat: Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam praktiknya, operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat sudah diwakili
oleh tanda positif atau negatif yang dimiliki oleh masing-masing bilangan. Perhatikan beberapa
contoh operasi hitung berikut:

a) -1 -2 -3 -4 = -10

b) 1 +2 +3 +4 = 10

c) -1 +2 -3 +4 = 2

d) 1 -2 +3 -4 = -2

Tanda positif atau negatif setiap bilangan sekaligus merupakan operasi hitung yang dimiliki
bilangan-bilangan tersebut, apabila operasi itu tidak memerlukan operasi hitung tertentu yang
bersifat khusus. Namun ada kalanya suatu operasi memerlukan tanda khusus tambahan (tanda –
sebagai tanda pengurangan). Hal ini diperlukan ketika terjadi operasi pengurangan yang
melibatkan bilangan negatif. Misal:
a) -3 – (-7) = 4

b) 5 – (-8) = 13

Operasi Bilangan Bulat: Perkalian dan Pembagian

Sedangkan untuk operasi hitung perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat
berlaku hasil yang pasti, yaitu:

Perkalian atau pembagian dua buah bilangan bulat dengan tanda yang sama SELALU
menghasilkan hasil yang POSITIF.

Sehingga: positif x positif = positif dan negatif x negatif = positif

Hal ini berlaku juga untuk operasi pembagian.

Perkalian atau pembagian dua buah bilangan bulat dengan tanda yang berbeda SELALU
menghasilkan hasil yang NEGATIF.

Sehingga: positif x negatif = negatif dan negatif x positif = negatif

Hal ini berlaku juga untuk operasi pembagian.

Contoh Soal tentang Bilangan Bulat


Kurikukum pendidikan Matematika di Indonesia mulai mengenalkan pelajaran tentang bilangan
bulat sejak Sekolah Dasar. Beberapa soal yang dikutip dari soal Ujian Nasional berikut bisa
dijadikan contoh.

Suhu sepotong daging beku ketika dikeluarkan dari lemari pendingin -9 oC.  Saat dimasak suhunya
naik 96oC.  Ketika dihidangkan suhunya turun 21 oC.  Suhu daging tersebut pada saat dihidangkan
adalah . . .
A.  64oC C.  76oC
B.  66oC D.  84oC
Hasil dari (-14) – (-37) + (-25) =
A.  -48 C.  2
B.  -2 D.  48
Suhu ruang pendingin daging semula 17 oC.  Kemudian suhu diturunkan 20 oC.  Agar mencapai
suhu -10oC, suhu ruangan itu harus diturunkan . . .
A.  -13oC C.  7 oC
B.  -7 oC D.  13 oC
Hasil dari 8 – 4 : (-2) + 6 adalah . . .
A.  1 C.  12
B.  4 D.  16
Pada siang hari suhu di kota A 31˚C.  Malam hari turun 12˚C.  Ketika pagi hari suhu naik 7˚C.
Berapakah suhu di kota tersebut pada pagi hari?
A.  -26˚C C.  26˚C
B.  -12˚C D.  36˚C

Contoh Sehari-Hari

Aplikasi bilangan bulat di dalam soal-soal biasa diperlihatkan dalam kasus-kasus yang berkenaan
dengan suhu udara, ketinggian suatu tempat, atau bisa juga dalam kasus tentang rugi-laba dalam
perusahaan atau hutang-piutang.

Dalam kasus ketinggian suatu tempat, dikenal titik nol di mana merupakan titik kedudukan
ketinggian bagi permukaan air laut. Oleh karena itu, ketinggian daratan sering dilambangkan
dengan bilangan positif sedangkan kedalaman lautan sering dilambangkan dengan bilangan
negatif.

Untuk kasus temperatur atau suhu udara juga digunakan bilangan bulat. Titik 0 digunakan
sebagai patokan di mana di titik ini disebut sebagai titik beku, dikenal dengan 0 derajat atau 0o.
Di atas titik ini berarti suhu lebih panas, dan di bawah titik ini maka suhu lebih dingin. Sebagai
contoh, suhu rata-rata udara di Indonesia adalah 30oC. Sementara suhu di daerah kutub bisa
berkisar -20oC.

Di dalam perusahaan, perhitungan untung rugi juga dilakukan dalam bentuk bilangan bulat.
Saldo perusahaan di akhir tahun buku bisa menggambarkan sebuah perusahaan dalam posisi
untung atau rugi. Bila saldo positif maka perusahaan itu untung, sedangkan bila saldo negatif
maka perusahaan itu rugi.

Anda mungkin juga menyukai