Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN SEJARAH

DI SMA A. WACHID HASYIM TEBUIRENG, JOMBANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Teori Belajar

Dosen Pengampu: Dr. Agus Suprijono

Disusun oleh:

1. DWI FITRIYANINGRUM (19040284033)


2. SAHIRA ALUNA RACHMA (19040284052)
3. NAUFAL RAHMAN (19040284063)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya observasi
pembelajaran sejarah di SMA A Wachid Hasyim, yang merupakan tugas mata kuliah
Teori Belajar, Program Studi S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Surabaya.

Selama pelaksanaa kegiatan observasi kami telah banyak menerima bimbingan,


pengarahan, petunjuk, saran, serta fasilitas yang membantu hingga akhir dari penyusunan
tugas akhir ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:

1. Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Artono, M.Hum


2. Bapak Agus Suprijono, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyelesaian laporan observasi pembelajaran sejarah ini.
3. Bapak Drs. Djoko Suwono, M.Si selaku kepala sekolah SMA A Wachid Hasyim
Tebuireng Jombang
4. Ibu Zunita Lisdiana, S.Pd selaku guru sejarah di SMA A Wachid Hasyim Tebuireng
Jombang
5. Murid kelas X IPS 5 SMA A Wachid Hasyim Tebuireng Jombang

Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membantu, meskipun dalam tugas akhir ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

Surabaya, 14 November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran di kelas ada berbagai macam teori. Ada teori behavioristik, teori
humanistik, teori koneksionisme dan teori kognitif. Teori – teori tersebut dipakai pedoman
seorang guru, bagaimana murid menerima pembelajaran dan pembelajaran apa yang tepat
buat muridnya.

Teori behavioristik adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau
output yang berupa respons. Seperti contoh yang telah dijelaskan diatas, stimulus adalah
apa saja yang diberikan oleh guru kepada siswanya, misalnya daftar perkalian, alat peraga,
pedoman kerja, atau hal lain yang dapat membantu belajar siswa. Sedangkan respons
adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Menurut teori ini, apa yang terjadi diantara stimulus dan respons dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur.

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik - baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Arbayah,
2013).

Teori koneksionisme memandang bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba- coba
dan membuat salah, demikian juga pada pembelajaran bahasa pada anak usia dini. Setiap
anak usia dini pada awalnya melakukan percobaaan berbahasa dan membuat kesalahan-
kesalahan melafalkan sebelum akhirnya menjadi terbiasa dan benar sehingga menambah
kosa-kata bahasa yang pada ahirnya dapat memudahkan dalam menyampaikan maksud
dan tujuan kepada lawan bicaranya.

Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar. Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun dalam
diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.

Dalam penerapannya teori – teori tersebut di atas lah yg di pakai acuan bagaimana
baiknya seorang guru mengajar dengan baik. Bagaimana supaya semua muridnya tetap
kondusif dan tetap paham apa yg di maksudkan oleh gurunya.
BAB II

HASIL OBSERVASI

a. GAMBARAN OBJEK
1. Identitas guru
Nama : Zunita Lisdiana, S.Pd
Nip :-
Alamat : Desa Mengato, Kec. Mojowarno, Kab. Jombang
Guru bidang studi : Sejarah
Masa kerja : 5 Tahun
2. Pelaksanaan observasi
Tempat : SMA A Wachid Hasyim Tebuireng Jombang
Jumlah peserta didik : 31
Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
Waktu : 14.00-Selesai

b. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO MENIT KE KEGIATAN
Pembukaan
1 00.15 Guru memasuki ruang kelas dan salam. Kemudian peserta
didik menjawab salam kepada guru.
Berdoa
2 00.30 Para siswi membaca doa sebelum memulai pembelajaran,
doa Fatah Alim dengan lantang.
3 01.48 Absensi para siswi
Mereview materi minggu lalu
4 03.21 Guru mereview kembali materi minggu lalu dengan
menanya tentang artefak.
Penyampaian materi hari ini
5 04.21
Materi mengenai sumber sejarah.
6 04.28 Penyampaian kompetensi dasar tujuan pembelajaran
7 06.00 Mulai penyampaian materi tentang artefak tanya jawab
8 12.15 Pembentukan kelompok
Kelas dibagi menjadi 6 kelompok, kemudian para siswi
berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.
Pengarahan pengerjaan tugas
9 13.26 Guru mengarahkan cara pengerjaan lembar kerja
kelompok
10 16.05 Pembagian lembar kerja
Mulai mengerjakan
11 17.35 Para siswa diskusi dan membahas diskusi mengenai suatu
suatu masalah dan menganalisis gambar
12 17.40 Guru memberikan pengarahan pada setiap kelompok
14 39.22 Berdoa
15 39.55 Penutup

Deskripsi Proses Pembelajaran:


1. Pendahuluan
Guru masuk ruang kelas mengkondisikan kelas dalam keadaan bersih lalu
guru membuka pelajaran dengan menggunakan salam, selanjutnya guru
mengingatkan siswi untuk berdoa, salah satu siswipun memimpin jalannya doa
dengan khusyu’ dan khidmat mengharap agar Allah swt membuka wawasan
pengetahuan para siswi. Menurut observasi, pembelajaran berlangsung dengan
tertib dan kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian Guru menjadikan
suasana yang lebih santai dan informal sehingga setiap murid tidak terasa bosan.
dengan pembelajaran yang santai para murid dapat menerima materi secara lancar
dalam proses pengajaran.
2. Kegiatan Inti
Guru menggunakan dua macam teori, pada awal pembelajaran guru
menggunakan teori behavioristik dengan memaparkan materi menggunakan
media power point dan para siswi aktif mendengarkan. Pemaparan materi ini saat
guru mengunakan teori behavioristik dimulai pada menit ke enam, dimana guru
mulai menyampaikan paparan materi tentang sumber sejarah, materi ini
dipaparkan secara rinci sehingga siswa mengerti mengenai sumber sejarah
memaparkan materi dengan cara seperti ini menjadikan para siswi cepat hapal
dan mengingat.
Setelah materi telah selesai disampaikan, guru mengubah teori dari teori
behavioristik menjadi teori kognitif dengan memberikan tugas diskusi secara
kelompok kepada para siswi. Penggunaan teori kognitif dimulai pada menit ke
12.15. Siswi kelas X-IPS V terdiri dari 31 siswi, dibagi menjadi 6 kelompok yang
terdiri dari 5-6 siswi perkelompok. Sebelum diskusi dimulai guru meberikan
arahan kepada para siswi bagaimana cara mengerjakan tugas tersebut. Mereka
berdiskusi tentang suatu masalah dan menganalisis gambar. Kegiatan ini
menjadikan mereka berfikir dan aktif mencari jawaban sehingga mereka
memahami materi. Saat kegiatan diskusi berlangsung, guru mendampingi para
siswi di setiap kelompok. Guru memberikan bantuan kepada para siswi apabila
mengalami mereka kesulitan.
3. Kegiatan Akhir
Pada menit ke 39.22 guru menutup kegiatan pembelajaran dengan pembacaan
doa, tidak lupa guru mengucap salam kepada para siswi pertanda pelajaran telah
berakhir.
Pembelajaran sejarah berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x45 menit), diawali
dengan ishoma mulai jam 13.00, namun pembelajaran di kelas mulai pukul 14.00
dan berakhir pukul 15.00.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kegiatan pembelajaran sejarah di kelas X-IPS 5, SMA A Wachid Hasyim
Tebuireng Jombang, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah
metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Anda mungkin juga menyukai