PENGERTIAN
KONSELOR
KARAKTERISTIK
KONSELOR YANG
EFEKTIF
SOSOK UTUH
KOMPETENSI
KONSELOR
PENGERTIAN KONSELOR
Konselor merupakan pihak yang memberikan bantuan pada saat proses konseling
berlangsung
Konselor adalah seorang tenaga kerja profesional yang mendapatkan pendidikan
khusus di perguruan tinggi dan menuangkan seluruh waktunya pada pelayanan
bimbingan dan konseling.
Di dalam kode etik Bimbingan dan Konseling disebutkan bahwa konselor diwajibkan
memeiliki kualifikasi sebagi berikut:
1. Nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan.
a. Konselor wajib terus berusaha mengembangkan dan menguasai dirinya.
b. Konselor wajib memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati
janji, dapat dipercaya, jujur, tertib, dan hormat
c. Konselor wajib memiliki rasa tanggung jawab terhadap saran atau peringatan yang
diberikan kepadanya, khususnya dari rekan-rekan seprofesi
d. Konselor wajib mengutamakan mutu kerja yang setinggi mungkin dan tidak
mengutamakan kepentingan pribadi
e. Konselor wajib memiliki keterampilan menggunakan teknik dan prosedur khusus
yang dikembangkan atas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah.
2. Memperoleh pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai konselor.
KARAKTERISTIK KONSELOR YANG EFEKTIF
Carl Rogers (1971) meyebutkan 3 karakteristik utama yang harus dimiliki oleh
seseorang yang terlibat dalam hubungan membantu, yaitu:
1. Congruence (genuinenes, authenticity); kongruensi menurut Rogers, yaitu bahwa
secara naluriah seseorang dapat membedakan individu mana yang betul-betul
sesungguhnya adalah dirinya yang betul-betul ingin mengatakan apa yang ingin
dikatakannya, dan perasaan yang ada di lubuk hatinya adalah sama dengan apa
yang diekspresikan. Congruence disebut juga genuine, ia sungguh-sungguh menjadi
dirinya, tanpa tutup terhadap dirinya. Authenticity memiliki arti sama dengan
congruence. Seseorang yang autentik adalah seorang yang kongruen, karena
memahami dirinya sendiri.
2. Unconditional Positive Regard (Acceptance) / Penerimaan Positif Tanpa Syarat;
merupakan syarat kedua karakteristik konselor menurut Rogers. Penerimaan tanpa
syarat atau respek kepada konseli harus mampu ditunjukkan oleh konselor kepada
konselinya. Ia dapat menerima bahwa seseorang yang dihadapi memiliki nilai-nilai
sendiri dan kebutuhan yang berbeda dengan yang dimiliki konselor. Menurut Rogers,
manusia mempunyai tendensi untuk mengaktualisasikan diri dan untuk tumbuh ke
arah yang positif. Konselor harus memberi kepercayaan kepada konseli untuk
memilih perkembangan diri mereka. Acceptance atau penerimaan yaitu pengalaman
dipahami, dicintai, dan dihargai tanpa syarat. Acceptance dalam konseling ini sama
dengan bentuk cinta yaitu suatu bentuk cinta seseorang ketika berusaha membantu
orang lain untuk berkembang, ketika seseorang berusaha maksimal untuk
kesejahteraan konselinya. Acceptance juga mempunyai sifat altruistik, dalam arti
konselor memang mengusahakan kesejahteraan psikologis konseli dan tidak
mengeksploitasinya serta konselor bersikap netral terhadap nilai-nilai yang dipegang
oleh konseli.
• Asumsi dasar yang melandasi acceptance:
a. Individu memiliki harkat dan martabat yang tak terbatas
b. Adalah hak manusia untuk membuat keputusannya sendiri dan untuk
menjalani hidupnya sendiri
c. Orang memiliki kemampuan atau potensi untuk memilih secara
bijaksana, dalam menjalani hidup yang teraktualisasi dan bermakna
secara sosial
d. Setiap orang bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri