BAB VI
PEMBUATAN KEPUTUSAN
PENGERTIAN KEPUTUSAN
Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil
keputusan-keputusan yang tepat yang akan dapat memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-batas
tertentu. Dengan demikian pembuatan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alternatif baik
kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah atau
menyelesaikan konflik (pertentangan).
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara
menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan
akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk
melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional
atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah.
Dari pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan
suatu pemecahan masalah suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari
beberapa alternatif.
disebutkan dengan pembuatan keputusan atau pengambilan keputusan disalin dengan pembuatan
putusan dengan rumusannya yang tetap itu juga.
2. Ricart M. Steers dalam Muhyadi (1989), merumuskan “decision making is a process of
selection among available alternatives” (pembuatan putusan adalah proses pemilihan di antara
berbagai alternatif yang tersedia).
3. Koontz dan Weihrich (1990), “decision making is defined as selection of a course of action from
among alternatives” (pembuatan putusan didefinisikan sebagai penetapan pilihan langkah atau
tindakan dari sejumlah alternatif)
4. Siagian {1985), mengartikan pembuatan putusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
sesuatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang
hakekat dari masalah yang dihadapi itu, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah
yang dihadapi, analisis masalah dengan mempergunakan fakta dan data, mencari alternatif
pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga diketemukan alternatif yang paling rasional,
dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari pembuatan putusan.
5. Siswanto (1990), Pembuatan putusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
dalam usaha memecahkan problema yang sedang dihadapi, kemudian menetapkan berbagai
alternatif yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan iklim dan kondisi sistem. Jadi
mengambil putusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling
menguntungkan dari beberapa alternatif yang dihadapi. Alternatif yang ditetapkan merupakan
putusan. Kualitas dari putusan yang diambil tersebut merupakan standard dari efektivitas mereka.
6. Suprihanto, dkk. (2003), pembuatan putusan merupakan aktivitas untuk memilih alternatif
tindakan terbaik di antara berbagai alternatif pemecahan masalah yang tersedia. Alternatif tindakan
terbaik berarti merupakan alternatif yang bila dilaksanakan akan membantu organisasi untuk
mencapai tujuannya secara lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa pengertian seperti yang telah diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembuatan
putusan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha pemecahan masalah atau
problem yang sedang dihadapi kemudian ditetapkan berbagai macam alternatif untuk diadakan pemilihan
atau seleksi satu diantara beberapa alternatif yang dianggap paling baik dan tepat untuk dilaksanakan Paling
baik dan tepat, oleh Herbart A.Simon dikatakannya “dengan rasional”. Jadi pembuatan putusan berarti
proses pemilihan dan penetapan satu alternatif yang dianggap paling baik dan tepat (rasional) dari beberapa
alternatif yang dihadapi. Alternatif yang dipilih dan ditetapkan itulah yang selanjutnya disebut
dengan “putusan”. Segala putusan yang telah ditetapkan disebut “keputusan”. Orang atau pejabat yang
berwewenang mengambil putusan disebut “dicision maker (pengambil putusan)”
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman
manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur
yang jarang terjadi.
c. Mengambil keputusan tidak boleh puas hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang segera
tampak. Jika hanya gejala yang diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya” pun hanya
mampu menghilangkan gejala tersebut. Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber
penyakitnya”.
2. Pengumpulan data
Berangkat dari pandangan bahwa pembuatan keputusan memerlukan dukungan informasi yang
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam pengumpulan
data ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian, yaitu:
a. Pentingnya menggali data dari semua sumber yang layak digali, baik secara internal maupun
secara eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para pengolah data
terhadap semua sumber data.
b. Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang
hendak diatasi.
c. Bahwa mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang
dihasilkan akan bermutu tinggi pula.
3. Analisis data
Analisis data harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk
memecahkan masalah. Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan persepsi yang
sama diantara berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki, dengan demikian memberikan
interpretasi yang sama tentang data tersebut.
4. Analisis berbagai alternatif
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan ialah menemukan jawaban yang
paling tepat terhadap pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu terdapat
berbagai alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika seorang pengambil keputusan dihadapkan
kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan untuk menggunakan alternatif tersebut, yang
bersangkutan sudah mengambil keputusan. Bahkan teori pembuatan keputusan mengatakan bahwa
jika seseorang memutuskan untuk tidak mengambil keputusan, tindakannya itu adalah pembuatan
keputusan juga.
5. Pemilihan alternatif
Jika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif akan “memberi petunjuk” tentang
alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan membuahkan solusi yang paling efektif.
Alternatif di pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang tampaknya paling baik. Pengalaman
mengambil keputusan di masa lalu dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan
yang terbaik.
6. Implementasi (pelaksanaan)
Apakah alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang terbaik atau tidak diuji pada waktu
digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi permasalahan dan apakah
permasalahan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.
7. Evaluasi (penilaian)
Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional dan berdasarkan tolok ukur yang
baku. Seperti dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa hasil yang di capai melampaui
harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau kurang dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi bahan
penting dalam mengelola organisasi atau perusahaan di masa depan.
Demikianlah tiga kekuatan, yaitu dinamika individu, dinamika kelompok, dinamika lingkungan yang
mempengaruhi pembuatan putusan. Apabila putusan itu dibuat, akan mempengaruhi pula individu,
kelompok dan lingkungan.
Parker (1989:396) mengatakan bahwa decision support system (DSS) adalah suatu sistem yang
menyediakan sarana yang memungkinkan para manajer untuk mengembangkan informasi sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan keputusan yang akan dibuat. Ditinjau dari struktur organisasi, jenis-jenis keputusan
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Keputusan administratif, adalah keputusan yang diambil oleh seorang administrator atau manajer
puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi. Keputusan ini bersifat umum dan menyeluruh,
berfungsi sebagai landasan bagi kebijakan-kebijakan dan keputusan teknis operasional oleh
organisasi secara keseluruhan.
2. Keputusan eksekutif, adalah keputusan yang diambil manajer eksekutif. Kedudukan manajer
eksekutif secara umum berada diantara manajer administratif dan manajer operasional. Jadi tugas
manajer eksekutif adalah menerjemahkan gagasan-gagasan manajer administratif dan
mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam organisasi untuk melaksanakan gagasan-gagasan tersebut.
3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang diambil oleh seorang manajer operasioanl dalam
rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan kebijakan manajer diatasnya disesuaikan dengan sistem
koordinasi yang dikembangkan oleh manajer eksekutif.
Dari sistem informasi pendukung keputusan, baik yang terotomasi maupun yang bersifat manual, pada
dasarnya pembuat keputusan dapat mengambil banyak manfaat besar, antara lain:
1. Pembuatan keputusan yang rasional, ialah proses pembuatan keputusan yang lebih menekankan
pada pengujian alternatif tindakan berdasarkan fakta atau informasi yang jelas dan bukan hanya
berlandaskan pada dugaan subjektif dan dorongan emosional. Akal sehat (common sense) memang
sangat diperlukan di dalam pembuatan keputusan, tetapi pemakaian akal sehat itu hendaknya
disertai dengan informasi, argumen, dan landasan yang jelas. Maka pembuatan keputusan rasional
berproses melalui beberapa tahapan, antara lain: identifikasi dan perumusan masalah, rumusan
alternatif pemecahan masalah, pertimbangan mengenai akibat dan konsekuensi yang mungkin
terjadi, dan akhirnya pemilihan kebijakan atau strategi sesuai dengan tujuan.
2. Peramalan (forecasting), pembuatan keputusan dalam banyak hal menyangkut perencanaan atau
persoalan-persoalan yang terjadi di masa yang akan datang. Data dan informasi yang tepat akan
dapat menjadi landasan bagi tugas-tugas peramalan mengenai hal-hal yang akan terjadi. Tujuannya
adalah mengendalikan apa yang mungkin terjadi sehingga keadaan yang tercipta sesuai dengan
kehendak pengambil keputusan. Peramalan yang dihasilkan berdasarkan data dan informasi itu
secara umum dapat dibedakan menjadi tiga yang berurutan menurut intensitas pemakaian
informasinya, yaitu sebagai berikut:
a. Conjecture (konjektur, dugaan), peramalan yang lebih banyak menggunakan penilaian
subjektif dan data kualitatif
b. Prediksi, peramalan yang menggunakan kerangka teori dan inferensi data sebagai landasan
c. Proyeksi, peramalan yang menggunakan ekstrapolasi kecenderungan (trend extrapolation)
sebagai landasan
3. Membandingkan alternatif tindakan, data dan informasi yang baik akan merupakan landasan
yang kuat untuk mengidentifikasi berbagai rangkaian tindakan yang dapat dilaksanakan.
Selanjutnya pengambil keputusan dapat membandingkan alternatif tindakan mana yang paling
mungkin dan paling tepat untuk dilaksanakan. Variasi teknik di dalam membuat keputusan optimal
demikian banyak. Dan informasi yang lengkap akan memungkinkan pembuat keputusan untuk
membuat berbagai bentuk simulasi hasil keputusan sebelum alternatif tindakan itu sendiri
ditetapkan.
4. Membuat analisis dampak, informasi pendukung keputusan akan bermanfaat untuk melakukan
analisis dampak dari kebijakan-kebijakan yang hendak diterapkan. Yang perlu disadari oleh para
pembuat keputusan, ialah bahwa dalam setiap pelaksanaan keputusan akan selalu terdapat
implikasi terhadap kelompok masyarakat tertentu. Dengan demikian setiap dampak dari sebuah
kebijakan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung harus senantiasa mendapat perhatian
dari pembuat keputusan.
5. Membuat model, secara sederhana yang disebut pembuatan model (modelling) adalah upaya
untuk menggambarkan realitas dengan menggunakan berbagai bentuk replika yang lebih padat dan
yang lebih ringkas. Oleh karena itu model dapat berupa rumusan matematis, uraian verbal,
presentasi grafis atau geometris, dan sebagainya. Sesuai dengan tingkat pengembalian keputusan,
suatu model dapat berbentuk sederhana, hanya menggambarkan sebuah aspek atau komponen
situasi, tetapi juga dapat berbentuk sangat kompleks jika akan diusahakan untuk menggambarkan
sistem sosial ekonomi secara keseluruhan.
Karena biasanya model relatif lebih ringkas dan mudah dipahami, model dapat dimanfaatkan untuk
membantu peramalan, membandingkan alternatif tindakan yang bisa dilaksanakan, dan menggambarkan
situasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh pembuat keputusan.
Daftar Pustaka :
1. Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, 1996
2. Mamduh M. Hanafi, Drs, MBA., Manajemen, Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN,1997.
3. Schermerhorn., Management, Seventh edition, John Wiley & Sons, Inc., 2002.
4. Stoner, James A.F. & Freeman, Edward R., Management, Fifth edition, Prentice-Hall International
edition, 1992
5. Weihrich, Heinz & Koontz, Harold, Management : A Global Perspective, Tenth edition,
McGRAW HILL International edition, 1994
6. Bartol, Kathryn M. & Martin, David C., Management, McGraw Hill Series in Management, 1991
7. Massie, Joseph., Essential of Management, Fourth edition, Prentice Hall,1987
8. Robbins, Stephen P. 2003. Manajemen. Edisi Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
9. Silalahi, Ulbert. 1996. Pemahaman Praktis : Asas-asas Manajemen. CV.Mandar Maju, Bandung.
10. Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media
Group.