Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan segala Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul "KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI" sesuai harapan.
Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
Mahasiswa Universitas Islam Zainul Hasan Genggong untuk mendapatkan nilai presentasi
akademik pada Semester II. Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut,
penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Abdul Aziz Wahab, M. Ag. Selaku Rektor Universitas Islam Zainul Hasan
Genggong yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Makalah.
2. Arifia Retna Yunita, M. Pd. I selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Perilaku dan
Budaya Organisasi.
Akhir kata, Semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak diatas
mendapat balasan dari Allah SWT. Dan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Kesimpulan.................................................................................................................16
B. Saran...........................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Komunikasi dalam organisasi merupakan pengiriman serta penerimaan
berbagai pesan organisasi baik di kelompok organisasi formal maupun informal.
Komunikasi formal merupakan jalur komunikasi resmi dengan rantai komando atau
hungungan tugas dan tanggung jawab yang jabatannya dalam organisasi, sedangkan
jalur komunikasi informal merupakan jalur komunikasi tidak resmi dilingkungan
maupun di luar orgnaisasi, tetapi masih berkitan dengan fungsi tidak langsung para
pimpinan organisasi. Organisasi merupakan perpaduan dari berbagai komponen yang
saling berkaitan serta mempunyai serta mempunyai tujuan yang sama. Komunikasi
organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sam lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Tujuan komunikasi dalam organisasi antara
lain untuk membentuk saling pengertian antara anggota organisasi.1
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan, atau
pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai
kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam beragam
konteks, antara lain adalah dalamlingkup organisasi (organizational communication).
Dalam Al-Quran sendiri telah dijelaskan tentang pentingnya komunikasi dalam
organisasi terutama ketika mengambil keputusan dalamsetiap permasalahan yang bisa
dilakukan melalui musyawarah, seperti firman Allah dalamQS. Asy-Syuara(42): 38
yang berbunyi:
َوالَّ ِذي َْن ا ْستَ َجاب ُْوا لِ َربِّ ِه ْم َواَقَا ُموا الص َّٰلو ۖةَ َواَ ْم ُرهُ ْم ُش ْو ٰرى بَ ْينَهُ ۖ ْم َو ِم َّما
َر َز ْق ٰنهُ ْم يُ ْنفِقُ ْو َن
Terjemahnya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka.
Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa
komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah
1 Rahmi Yuliana, “Peran Komunikasi Dalam Organisasi,” Jurnal STIE Semarang 4 (2012): 131687.
4
dilaksanakan dengan benar oleh karyawan, atau bagaimana bawahan mencoba
menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hal ini menunjukkan
bahwa komunikasi merupakan aspek yang penting dalam suatu organisasi, baik
organisasi profit maupun non profit.2
2. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Komunikasi Dalam Organisasi ?
2. Apa Saja Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi ?
3. Bagaimana Proses Komunikasi Dalam Organisasi ?
4. Apa Saja Metode - Metodo Komunikasi Dalam Organisasi ?
5. Apa Saja Bentuk - Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi ?
6. Apa Dan Bagaimana Hambatan Dan Penanganan Terhadap Efektivitas Komunikasi
Dalam Organisasi ?
3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Komunikasi Dalam Organisasi
2. Untuk Mengetahui Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
3. Untuk Mengetaui Bagaimana Proses Komunikasi Dalam Organisasi
4. Untuk Mengetaui Apa Saja Metode-Metodo Komunikasi Dalam Organisasi
5. Untuk Mengetaui Apa Saja Bentuk - Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi
6. Untuk Mengetaui Apa Dan Bagaimana Hambatan Dan Penanganan Terhadap
Efektivitas Komunikasi Dalam Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2 Ida Suryani Wijaya, “Komunikasi Interpersonal Dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi,” Jurnal Dakwah
Tabligh 14, no. 1 (2013): 115—26.
5
1. Definisi Komunikasi Dalam Organisasi
Secara sederhana disebut, jika ada dua orang atau lebih dalam organisasi
dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi. Organisasi merupakan “wadah
kegiatan” orang- orang yang melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan
bersama (common goals). Mereka bekerja dalam struktur hubungan yang dibatasi
oleh peran tugasnya. Dinamika perilaku yang ditampilkannya diisi oleh posisi “tawar
menawar” antara “needed accomplishment" dan “lask accomplishment” yang
mewarnai produktivitas kelompok maupun perorangan (Satoro, 2002- 2003:1).
Sedangkan Daryanto (1996:3), mengungkapkan bahwa: “Organisasi adalah sistem
kerjasama antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan”.3
Pengertian-pengertian komunikasi organisasi itu menunjukkan bahwa dalam
organisasi ada :
1. komunikasi internal dan eksternal, di mana komunikasi internal menunjuk pada
komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri dan komunikasi eksternal
yang menunjuk pada komunikasi antara organisasi dengan lingkungan luarnya.
2. dalam komunikasi organisasi itu ada aliran pesan yang mengarah pada tujuan
organisasi itu dengan media yang digunakan dalam penyampaian pesan tersebut.
3. komunikasi organisasi akan mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya.
Oleh karena itu setiap organisasi tidak dapat meninggalkan komunikasi organisasi, dengan
komunikasi organisasi semua elemen dalam organisasi terintegrasi ke dalam di mana
integrasi ini akan memperkuat organisasi untuk menjaga keberlangsungan dalam mencapai
tujuan.
Komunikasi organisasi bukan hanya sekadar alat untuk mencapai tujuan, tetapi lebih dari
itu, komunikasi organisasi merupakan suatu proses yang memunculkan adanya suatu makna
yang dipahami secara bersama dan menjadi pola pikir dan pola perilaku yang sama dari
anggota organisasi tersebut. Tanpa adanya pemaknaan akan tujuan organisasi, maka tujuan
organisasi hanya merupakan slogan yang tidak berarti sama sekali. Iklim organisasi dapat
terlihat dari hubungan antara pengurus organisasi dengan anggota-anggota. Hubungan yang
akrab akan menumbuhkan adanya saling keterbukaan dalam menghadapi situasi sulit yang
dialami oleh suatu organisasi.
3 Dody Hermawan and Ujang Cepi Barlian, “Komunikasi Dalam Organisasi,” Jurnal Administrasi Pendidikan
2, no. 2 (2004).
6
Dengan keterbukaan dalam melibatkan anggota dan didukung oleh iklim organisasi yang
hangat, partisipasi anggota untuk terlibat dalam masalah-masalah yang dihadapi organisasi
sangat dimungkinkan. Keterlibatan anggota dalam pemecahan masalah organisasi akan
memudahkan pengurus untuk mengkoordinasikan strategi-strategi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah disepakati.4
4 T A Gutama, “Peran Komunikasi Dalam Organisasi,” Jurnal Sosiologi Dilema 25, no. 2 (2010): 107—13.
5 Fatma Wardy Lubis, “Peranan Komunikasi Dalam Organisasi,” 2008.
7
3. Proses Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang terdiri dari suatu rangkaian yang
saling berhubungan dengan tujuan akhir memengaruhi perilaku, sikap dan
kepercayaan.6 Istilah Proses dalam Komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang
bagaimana komunikasi itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan
secara terus-menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya dalam rangka
penyampaian pesan. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena
antara si pengirim dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Dengan demikian akan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam diri individu, baik
pada aspek kognitif (perilaku yang menekankan pada intelektualnya, seperti
pengetahuan dan keterampilan berpikir), afektif (lebih menekankan pada aspek
perasaan, seperti minat dan sikap), dan psikomotor (lebih menekankan pada
keterampilan motorik).
Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim
kepada penerima, menggunakan isyarat tangan, atau menggunakan sarana komunikasi
tertentu lainnya.7 Dengan adanya proses komunikasi akan dapat menentukan
keputusan apa yang akan dilakukan oleh setiap individu atau kelompok tentang
bagaimana menentukan langkah atau hasil yang akan diperoleh ke depan, karena
dengan komunikasi akan dapat dijadikan pedoman dalam menentukan apakah
kerjasama dapat dilanjutkan atau tidak dapat dilanjutkan.
Komunikasi sangat berperan dalam menjaga kebutuhan manusia, karena
komunikasi dibangun sebagai sebuah mekanisme penyesuaian diri untuk manusia.
Mekanisme penyesuaian diri merupakan alat bagi manusia yang digunakan untuk
menolong seseorang tetap selamat karena mereka diberikan informasi tentang
ancaman yang akan datang dan menolong mereka menghindari atau mengatasi
beberapa ancaman.
Dalam proses komunikasi akan ditemukan berbagai proses, proses inilah yang
membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien. Jika proses ini tidak
digunakan maka komunikasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Diantara
sebagai berikut:
1. Pengirim (sender)
6 Rois Arifin, Amirullah, dan Khalikussabir. "Budaya dan Perilaku Organisasi". (Malang: Empat dua 2017),
157.
7 Rois Arifin, Amirullah, dan Khalikussabir. "Budaya dan Perilaku Organisasi". (Malang: Empat dua 2017),
158.
8
Pengirim merupakan awal proses komunikasi sebagai sumber pesan. Langkah ini
dilakukan sebelum terbentuk pesan yang akan disampaikan ke penerima pesan. Ide
yang ingin disampaikan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks pada diri
pengirim, seperti suasana hati, latar belakang budaya, keadaan fisik, situasi, dan lain
sebagainya. Setiap orang punya cara yang berbeda dalam menyampaikan pesan,
tergantung pada bagaimana seseorang tersebut memaknai suatu ide. Cara seseorang
dalam memaknai suatu objek berbeda-beda sehingga berbeda pula cara
menyampaikannya dalam bentuk pesan kepada orang lain (penerima pesan).
2. Penyandian (enconding)
Hal ini berarti mengubah ide menjadi symbol agar dapat dengan mudah dipahami
oleh penerima pesan dengan jelas. Dalam tahap pengkodean ini, pengirim pesan perlu
dengan cermat agar pesan yang akan disampaikan tidak salah paham oleh penerima
sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman pemaknaan pesan.
3. Saluran Komunikasi (communication channel)
Pesan dapat disampaikan melalui media komunikasi seperti media komunikasi
elektronik maupun non elektronik. Penyampaian komunikasi dapat dilakukan secara
tertulis maupun lisan. Penyampaian komunikasi secara lisan sangat baik digunakan
bila pesan yang disampaikan relatif pendek. Namun, pesan yang relatif panjang baik
digunakan secara tertulis. Oleh karena itu, dalam memilih saluran yang terbaik perlu
diketahui sifat pesan yang disampaikan.
4. Pengartian Sandi (decoding)
Pesan yang diterima kemudian diinterpretasikan dan diterjemahkan ke dalam
informasi yang mempunyai arti. Proses ini dilakukan dengan cara penerima harus
menerima terlebih dahulu kemudian mengartikannya. Pengartian dipengaruhi oleh
pengalaman penerima, penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakan tubuh yang
dipakai, dan harapan.
5. Penerimaan (receiver)
Pesan yang dikirim harus diterima baik (dipahami) oleh penerima. Oleh karena itu,
pesan yang dikirimkan harus jelas kepada siapa pesan itu ditujukan. Dalam hal ini,
kita tidak akan menggunakan cara yang sama dalam berkomunikasi kepada anak-anak
dan berkomunikasi kepada orang dewasa. Jadi, dalam berkomunikasi perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu siapa pendengarnya.8
8 Rois Arifin, Amirullah, dan Khalikussabir. "Budaya dan Perilaku Organisasi" (Malang: Empat dua 2017),
160.
9
6. Umpan Balik (feedback)
Umpan balik merupakan tanggapan (respon) penerima pesan atas pesan yang
disampaikan oleh pengirim pesan. Adanya umpan balik dalam proses komunikasi
bergantung pada hasil penafsiran pesan. Pesan yang dapat dipahami dengan baik oleh
penerima pesan menimbulkan adanya respon, sebaliknya pesan yang sulit dipahami
tidak akan direspon oleh penerima pesan sehingga tidak menimbulkan umpan balik
atas pesan tersebut.
7. Kegaduhan (noise)
Gangguan merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Dalam setiap proses
komunikasi, kegaduhan atau kendala-kendala dalam berkomunikasi akan selalu ada.
Gangguan dapat terjadi secara internal (kurang perhatian penerima) atau eksternal
(gangguan suara lain). Jenis-jenis gangguan dapat terjadi dari gangguan fisik,
gangguan psikologis, dan gangguan ssemantik.
10
menyebarkan informasi, Untuk mengumpulkan Informasi, Untuk menjelaskan
Keputusan, Untuk Pemecahan Masalah, Maksud konsultasi dan negoisasi terpadu.
Kunci sukses komunikasi melalui pertemuan ini adalah bagaimana semua pihak yang
diundang dapat memberikan saran dan pendapatnya. Namun, kesulitan justru muncul
ketika ada sebagian orang yang terlihat memendam pertemuan itu sebagai legalitas
atas sebuah persoalan yang telah dirancang sebelumnya. Oleh karena itu, dalam
sebuah pertemuan perlu dihindari adanya dominasi satu atau dua orang yang berkuasa
2. Komunikasi Melalui Surat Edaran
Jika pesan yang ingin disampaikan tidak memerlukan umpan balik (feedback)
secara langsung dan waktu yang dibutuhkan relatif longgar, maka komunikasi
melalui surat adalah cara yang dipandang efektif. Cara seperti ini juga sesuai untuk
menghindari kesulitan dari orang-orang yang dilibatkan, dalam pembicaraan
berhalangan hadir. Walaupun cara komunikasi ini dipandang sederhana dan mudah
Namun penggunaan surat edaran juga memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan.
Salah satu Keuntungan penyampaian informasi melalui surat edaran adalah
kesalahan pengertian dapat dihindari apabila isi pesan itu ditulis secara jelas.
Sebaliknya, salah satu Kelemahan dalam komunikasi melalui surat edaran adalah
walaupun surat edaran itu sampai ke tempat tujuan tepat pada waktunya, namun
seringkali si penerima mengabaikannya terutama jika surat yang diterima itu terlalu
banyak.
3. Komunikasi Melalui Telepon
Penggunaan telepon dalam berkomunikasi dengan orang lain merupakan cara
yang paling bermanfaat dan paling cepat, Terutama ketika pihak-pihak yang terlibat
dibatasi oleh jarak dan waktu. Penggunaan telepon sebagai metode komunikasi
memiliki keuntungan dan kelemahan.
Salah satu Keuntungannya adalah Kemampuan untuk menyesuaikan diri, karena
pokok pembicaraan selain alasan menelepon juga dapat dibicarakan. Sedangkan,
salah satu Kelemahannya adalah pembicaraan telepon tidak benar-benar cocok untuk
menyampaikan pesan yang lebih rumit dan mungkin dalam banyak kasus harus
ditegaskan dalam melalui tulisan
4. Komunikasi Melalui Surat Elektronik
Perkembangan teknologi informasi dewasa ini semakin mempermudah orang
dalam melakukan komunikasi. Penggunaan teknologi seperti mesin fax dan internet
memungkinkan pesan disampaikan lebih cepat, murah dan Informasi yang
11
disampaikan bisa lebih jelas. Hanya saja, kendalanya adalah tidak semua orang dapat
mengoperasikan alat-alat seperti itu. Oleh karena itu, walaupun perlengkapan itu
memungkinkan komunikasi pesan-pesan sangat penting secara cepat dan efektif,
organisasi perlu memastikan bahwa setiap orang dilatih dan didorong keberaniannya
untuk menggunakannya. Kesulitan utama dari metode ini adalah tidak dapat
membuktikan secara jelas siapa sebenarnya pihak yang mengirimkan pesan itu.
5. Komunikasi Melalui Papan Pengumuman
Papan pengumuman berguna untuk komunikasi umum yang memerlukan
perhatian yang lebih rendah seperti memberitahukan kepada pegawai tentang
kegiatan tertentu. Papan pengumuman tidak harus diandalkan untuk
mengkomunikasikan informasi penting karena papan pengumuman biasanya
diabaikan oleh banyak orang. Papan pengumuman hanya akan dibaca kalau
informasinya selalu baru dan menarik bagi para pegawai yang bersangkutan.
12
Komunikasi Verbal yaitu komunikasi melalui kata-kata baik lisan atau tertulis.
Kesulitan utama dalam komunikasi Verbal dengan menggunakan kata-kata adalah
bahwa hampir setiap kata biasanya mengandung beberapa arti. Kemampuan
menggunakan komunikasi Verbal secara efektif adalah penting bagi administrator dan
manajer. Adanya komunikasi verbal memungkinkan pengidentifikasian tujuan,
pengembangan strategi, dan tingkah laku untuk mencapai tujuan.11
4. Komunikasi non Verbal
Komunikasi non Verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan atau
tubuh seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala dan lain-lain. Alasan penggunaan jenis
komunikasi ini biasanya berkaitan dengan masalah waktu dan situasi saat komunikasi
terjadi. Dalam komunikasi non Verbal bagian terpenting adalah menyangkut
Penggunaan bahasa tubuh (bisa langsung), yang artinya orang-orang
mengkomunikasikan arti kepada orang lain dengan tubuh mereka dalam interaksi antar
pribadi. Bahasa tubuh merupakan pelengkap yang penting bagi komunikasi non Verbal
di semua belahan dunia umumnya.
Walaupun komunikasi Verbal dan non Verbal berbeda dalam banyak hal namun kedua
bentuk komunikasi itu seringkali bekerja sama. Atau dengan kata lain, Komunikasi non
Verbal ini memiliki fungsi tertentu dalam proses komunikasi Verbal. Fungsi Utama dari
Komunikasi non Verbal adalah : Sebagai pengulangan, Pelengkap, Pengganti, Memberi
Penekanan, dan Memperdayakan.
11 Rois Arifin, Amirullah, dan Khalikussabir. "Budaya dan Perilaku Komunikasi". (Malang: Empat dua, 2017).
165-166.
13
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami. Dalam
konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), gangguan
ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi.
Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa
besar hambatan komunikasi yang terjadi. Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah
dapat dipastikan akan menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan
komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi
tersebut. Karena pada komunikasi massa jenis hambatannya relatif lebih kompleks
sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu diketahui juga,
bahwa komunikasi harus bersifat heterogen. Oleh karena itu, komunikator perlu
memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan
tersebut.
Adapun hambatan komunikasi dalam organisasi antara lain :
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin
berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media
komunikasi. Menurut dalam bukunya, 1976, Cruden dan Sherman Personel
management jenis hambatan teknis dari komunikasi:
Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
Kurangnya informasi atau penjelasan
Kurangnya ketrampilan membaca
Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau
secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang
diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti
dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya
keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti
atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda
dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam
ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan
14
karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata
yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indra
seseorang, dll. Menurut Cruden dan Sherman:
Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia. Perbedaan persepsi,
perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan,
perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi. Suasana
iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas
komunikasi organisasi.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
15
berdampak kepada membangun iklim organisasi, yaitu berdampak kepada membangun
budaya organisasi yaitu nilai dan kepercayaan yang manjadi titik pusat organisasi. Budaya
organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi
karena keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama banyaknya dengan jumlah
individu yang ada dalam organisasi.
2. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan makalah diatas, baik dari segi penulisan
maupun dari segi bahasa. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Dody, and Ujang Cepi Barlian. “Komunikasi Dalam Organisasi.” Jurnal
Administrasi Pendidikan 2, no. 2 (2004).
Wijaya, Ida Suryani. “Komunikasi Interpersonal Dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi.”
Jurnal Dakwah Tabligh 14, no. 1 (2013): 115—26.
16
Yuliana, Rahmi. “Peran Komunikasi Dalam Organisasi.” Jurnal STIE Semarang 4 (2012):
131687.
17