Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

ETIKA KOMUNIKASI

“PERMASALAHAN ETIKA DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ORGANISASI”

OLEH :

(KELOMPOK IV)

1. AHMAD SURYA LESMANA 8. LA USMAN


2. ALIF YANDAR MEIDI KAMAL 9. MIRANTI
3. ARDINAL M. AMIN 10. MIRNAWATI
4. DINA MELINDA 11. MUH. AMIL IHSAN
5. DONNIE FITRAHWAN 12. NURIANA
6. ILMIATI AULYA 13. RISKI APRIABI
7. JUMARKAN 14. WD ITA AMBARIYANI

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم‬


ْ ِ‫ب‬

ُ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


َّ ‫ال‬

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat dan jalan
kebaikan-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Permasalahan Dalam Konteks Komunikasi Organisasi”

Sholawat teriring salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Akhir Zaman
Muhammda SAW, beserta keluaga, sahabat dan para pengikutnya. Semoga kita
mendapat syafa’at Rasullullah SAW kelak hingga akhir nanti.

Dalam penulisan makalah ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dan


pengarahan dari berbagai pihak. Namun secara pribadi penulis menyadari banyak
sekali kekurangan dalam makalah ini, baik isi maupun literatur. Untuk itu penulis
berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan
kesempurnaan karya ilmiah ini.

Kendari, 17 Maret 2022

Kelompok IV
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan, manusia harus berkomunikasi untuk dapat bertahan
hidup. Yang berarti memerlukan interaksi orang lain dan kelompok atau
komunitas. Mayoritas kepribadian manusia terbentuk sebagai hasil integrasi sosial
dengan orang lain dalam kelompok dan masyarakat. Kehidupan manusia baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, tidak dapat dipisahkan dari
komunikasi. Karena berbicara dengan benar memiliki dampak langsung pada
seseorang dalam masyarakat. Komunikasi diperlukan untuk mengatur etika
kontak manusia.
Menurut Bertens, K. 2011:6 (dalam Suryani & Setiawan 2013:197),
bahwa etika adalah nilai nilai dan norma norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku, sehingga di dalam
berkomunikasi individu harus memiliki etika dalam melakukan komunikasi
secara efektif.
Selalu ada tipe kepemimpinan dalam kelompok atau organisasi, yang
merupakan isu krusial bagi kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari
atasan dan bawahan.
Harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik antara kedua
belah pihak (atasan dan bawahan). Untuk itu sangat penting adanya kerjasama
yang diharapkan untuk mencapai tujuan, baik tujuan pribadi maupun kelompok,
untuk mencapai tujuan suatu organisasi. . Kerjasama bisa terjadi karena berbagai
alasan, termasuk ikatan sosial dan budaya. Hubungan yang berkembang adalah
hasil dari ambisi masing-masing individu untuk mencapai hasil yang benar yang
dapat membawa imbalan untuk eksistensi jangka panjang.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi
antarpribadi dan komunikasi kelompok.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu :
1. Apa Definisi dari Konteks Komunikasi Organisasi?
2. Apa Tujuan dari Komunikasi Organisasi?
3. Bagaimana Arus Komunikasi dalam Organisasi?
4. Apa yang menjadi Permasalahan Etika dalam Konteks Komunikasi
Organisasi?
5. Bagaimana cara mengatasi Permasalahan Etika dalam Konteks Komunikasi
Organisasi tersebut?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan dalam makalah
ini yaitu:
1. Untuk mengetahui Definisi Konteks Komunikasi Organisasi.
2. Untuk mengetahui Tujuan Komunikasi Organisasi.
3. Untuk mengetahui Arus Komunikasi dalam Organisasi.
4. Untuk mengetahui Permasalahan Etika dalam Konteks Komunikasi
Organisasi.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi Permasalahan Etika dalam Konteks
Komunikasi Organisasi.
1.4 MANFAAT PENULISAN

Berdasarkan tujuan penulisan tersebut, manfaat dari penulisan makalah


ini ditujukan bagi penulis dan pembaca.

1. Bagi Penulis
Dengan adanya penulisan makalah ini, maka penulis dapat
mengembangkan wawasannya, mencari tahu lebih banyak informasi
pengetahuan mengenai Permasalahan Etika dalam Konteks Komunikasi
Organisasi.

2. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat menjadi wadah ataupun media pembelajaran bagi
pembaca dalam memahami Permasalahan Etika dalam Konteks Komunikasi
Organisasi, serta memperluas pengetahuan ataupun cakrawala berpikir
pembaca untuk memahami mengenai Permasalahan Etika dalam Konteks
Komunikasi Organisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konteks Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi terdiri dari dua kata yakni “Komunikasi dan


Organisasi”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan pesan maupun berita dari dua orang atau
lebih agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh lawan bicara. Sedangkan
Organisasi menurut Sondang Siagian merupakan bentuk perserikatan atau
persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan
kerjasama mencapai tujuan tertentu dalam sebuah ikatan formal.

Komunikasi Organisasi merupakan pengirim dan penerima pesan


organisasi dalam kelompok formal atau informal di suatu lembaga. Jika
organisasi itu besar serta kompleks maka akan semakin kompleks pula proses
komunikasinya.

Komunikasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah


komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan berorientasi pada
kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotannya secara
individual.1

1
Menurut Gold Haber yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya
Komunikasi Organisasi yang menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
proses menciptakan dan menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering
berubah-ubah.

2.2 Tujuan Komunikasi Organisasi

Beberapa tujuan dari Komunikasi Organisasi diantaranya sebagai berikut :

1. Komunikasi memungkinkan orang untuk menyampaikan pikiran, ide, dan


pendapat mereka. Artinya memberikan kesempatan kepada pimpinan dan
anggota organisasi untuk menyuarakan pikiran, pandangan, dan pendapatnya
tentang tugas dan fungsi yang dijalankannya.

2. Memberikan Informasi. Artinya semua anggota organisasi dapat berbagi


informasi dan memberikan arti yang sama pada visi, misi, tugas utama
organisasi, fungsi organisasi, sub organisasi, individu, dan kelompok kerja.

3. Komunikasi memiliki kekuatan untuk mengubah perilaku. Hal ini merupakan


cerminan dari sikap para aktor di dalam organisasi. Kemampuan organisasi
untuk mencapai tujuannya ditentukan oleh perilaku dan sikapnya dalam
memanfaatkan berbagai sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Efisiensi dimana karyawan dapat
mengoperasikan unit kerja untuk menentukan keberhasilan.

2.3 Arus Komunikasi dalam Organisasi

Arus Komunikasi dalam Organisasi dibedakan menjadi :

1. Downward Communication (Komunikasi Vertikal ke Bawah)


Donward communication adalah komunikasi yang terjadi ketika
banyak orang berada pada jajaran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan
pengarahan, informasi, instruksi, nasehat atau saran dan penilaian kepada
bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi
tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi. Biasanya berbentuk lisan
maupun tulisan yang disampaikan melalui memo, laporan ataupun
dokumen lainnya. Fungsi arus komunikasi diantaranya sebagai berikut :

a. Penyimpanan atau pemberian petunjuk kerja.


b. Pemaparan dari seorang pimpinan mengapa suatu tugas perlu
dilaksnakan.
c. Pemberian informasi mengenai aturan-aturan yang berlaku.
d. Memotivasi karyawan agar melakukan tugasnya dengan baik.
2. Upward Communication ( Komunikasi Vertikal ke Atas)
Upward Communication merupakan komunikasi yang terjadi ketika
bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Ketika bawahan
mengirimkan komunikasi kepada atasan mereka, ini dikenal sebagai
komunikasi vertikal ke atas. Contohnya seperti Laporan berkala,
penjelasan, ide, dan permintaan keputusan. Adapun tujuannya sebagai
berikut:
1. Penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang telah
diselesaikan.
2. Informasi tentang tantangan pekerjaan atau tugas yang tidak dapat
dipenuhi bawahan. Saran bawahan untuk perbaikan diajukan.
Keluhan bawahan tentang diri mereka dan pekerjaan mereka
disampaikan.Penyampaian informasi tentang pekerjaan atau pun
tugas yang sudah dilaksanakan.
3. Komunikasi Horizontal (Komunikasi Sejajar)
Komunikasi horizontal adalah pertukaran informasi antara karyawan
atau bagian yang berada pada posisi yang sama. Berikut adalah fungsi dari
alur komunikasi horizontal ini: Koordinasi tugas dapat ditingkatkan.
Upaya untuk memecahkan masalah Berbagi informasi dan upaya resolusi
konflik Hubungan dibangun melalui tindakan kolaboratif. Fungsi arus
komunikasi horisontal ini adalah:
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Upaya pemecahan masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama

2.4 Permasalahan Etika dalam Konteks Komunikasi Organisasi

Peneliti mendefinisikan bahwa organisasi adalah bagian dari budaya yang


mencakup nilai-nilai dasar organisasi, asumsi yang diterima, aturan pengambilan
keputusan, gaya manajerial, kisah sukses dan sukses, makna tradisi dan loyalitas,
serta topik dan metode komunikasi yang diterima. . Individu dan organisasi harus
mengambil pendekatan moral dan etika yang konstruktif dalam distribusi
informasi sehubungan dengan individu dan organisasi lain ketika berkomunikasi.
Kesulitan etika selalu ada dalam pengaturan yang melibatkan individu lain,
meskipun organisasi sering menarik perhatian mereka lebih dari pihak lain.
Organisasi prihatin tentang pelanggaran etika yang diakui secara universal. Etika
organisasi mungkin tidak selalu penting bagi sebagian orang.

Etika, menurut sekelompok ahli teori, berkaitan dengan pemikiran dan


cara berpikir; etika penilaian, di sisi lain, berkaitan dengan mengevaluasi
masalah dan keputusan dalam hal bagaimana keduanya berkontribusi pada
peningkatan potensial seseorang sambil menghindari konsekuensi yang
berbahaya bagi orang lain dan diri sendiri. Tindakan yang sesuai dengan standar
etika disebut sebagai perilaku etis.

2.4.1 Permasalahan Etika Komunikasi Organisasi di Dunia Pekerjaan


1. Rasa hormat, martabat dan kebebasan individu. Masalah ini
menyangkut bagaimana organisasi memperlakukan anggotanya.
Menurut pendapat sebagian besar anggota organisasi, kepentingan
organisasi didahulukan dan kepentingan anggota kemuadian.
2. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika
kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan,
pemberhinetian dan masalah pension anggota organisasi. Kewajiban
umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi yang
prospektif disetiap jenjang karirnya.
3. Keleluasaan (privacy) dan pengaruh terhadap keputusan pribadi.
Perjanjian eksplisit dan implicit antara pegawai dengan organisasi
yang memperkerjakan mereka, memberi peluang kepada organisasi
untuk memperhatikan faktor – faktor yang secara jelas mempengaruhi
prestasi kerja pegawai. Namun masalah etika muncul bila organisasi
menaruh perhatian khusus pada masalah kehidupan pribadi anggotanya
yang tidak secara langsung mempengaruhi prestasi kerja mereka dalam
organisasi, misalnya segala sesuatu yang terjadi selama cuti yang
mungkin mempengaruhi citra organisasi, keikutsertaan dalam masalah
– masalah public seperti kegiatan masyarakat dan organisasi
pelayanan, kontribusi pada badan – badan amal, dan keterlibatan
dalam kelompok kegiatan politik.
Contoh pelanggraan etika komunikasi organisasi di dunia pekerjaan:
1. Berbicara dengan arogan, mendengarkan dengan penuh
perhatian, dan kontak mata dalam komunikasi adalah praktik etis
yang umum digunakan dengan karyawan dan dengan atasan.
Namun dalam memberikan umpan balik atau pendapat ketika
berkomunikasi dengan menunjukkan keterampilan pengetahuan
yang kita miliki meskipun kita menyadari bahwa kita lebih berilmu
dari lawan bicara, ini harus dihindari. Hal tersebuat akan terdengar
arogan oleh orang lain dan dapat menyebabkan kesalahpahaman di
antara para pihak. Untuk mengatasi masalah ini setidaknya secara
preventif, kita harus bersikap open minded, tujuannya adalah agar
kita dapat menerima kritik atau saran rekan kerja lain. Di sisi lain,
kemampuan berpikir open minded akan membantu dalam
memecahkan suatu masalah ketika ada beberapa pendapat yang
berbeda.
2. Berselisih/bertengkar dengan rekan kerja, jenis pelanggaran
karyawan berikutnya adalah perselisihan. Tidak jarang perbedaan
pendapat atau pandangan ini berkembang menjadi perselisihan.
Kebisingan tentunya mengganggu aktivitas karyawan lain. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, hal pertama yang harus
dilakukan HRD adalah melakukan mediasi antar karyawan yang
sedang berkonflik sehingga dapat diselesaikan secara musyawarah.
Namun, jika hal ini terjadi lagi, HRD dapat mengambil langkah
untuk mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan tersebut.

2.4.2 Pelangaran Etika Komunikasi Organisasi di Dunia Politik


1. Partai politik saling serang

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra melaporkan setelah


menyamakan PDIP dengan PKI. Meski sudah meminta maaf,
pernyataan ini memicu pemicu kader banteng moncong putih. Belum
selesai, giliran Ketua DPP Partai NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat
yang menyebut Partai Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN sebagai
pendukung kelompok intoleran dan menghendaki negara khilafah.
Pernyataan itu juga memicu empati pihak. Mereka berencana
melaporkan Viktor ke polisi dan Mahkamah Kehormatan Dewan
(MKD). Partai Solidaritas Indonesia (PSI) balik menyerang PDI-
Perjuangan yang menyebut berlebihan dan kurang informasi karena
mengkritik partai nasionalis. Juru bicara PSI, Rian Ernest,
mengatakan partainya tidak terima disebut minim implementasi di
lapangan.

Begitu pentingnya etika di dalam berkomunikasi, partai


politik yang seharusnya saling dukung dan bekerjasama menjadi
saling serang dan musuh akibat kurangnya (tidak adanya) etika dalam
berkomunikasi. Terlebih, jika pernyataan komunikasi itu dilontarkan
di media, akan menjadi sangat sensitif dan menjadi sumber
perpecahan.

Anda mungkin juga menyukai