SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Syarifa Uswah
NIM : 17.21.023
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Syarifa Uswah
NIM : 17.21.023
Dibimbing Oleh :
DR. Hartono, S.Ag., M.A.
Muh. Yusuf Nasir, S.H.I., M.Si.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nim : 17.21.023
Pembimbing I Pembimbing II
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................
HALAMAN JUDUL.............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................iii
DAFTAR ISI…………........................................................................................iv
DAFTAR TABEL……..........................................................................................v
DAFTAR BAGAN…...........................................................................................vi
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
E. Batasan Masalah.............................................................................................5
F. Tinjauan Pustaka.............................................................................................6
1. Kajian Teori...............................................................................................6
a. Motivasi.................................................................................................6
b. Belajar.................................................................................................11
c. Al-Qur’an............................................................................................17
2. Penelitian Yang Relevan..........................................................................27
3. Kerangka Pikir.........................................................................................30
4. Hipotesis Penelitian..................................................................................30
G. Metode Penelitian.........................................................................................31
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian..............................................................31
2. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................32
3. Desain Penelitian......................................................................................32
4. Variabel Penelitian....................................................................................33
5. Definisi Operasional.................................................................................33
6. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel..............................................34
7. Data Dan Sumber Data.............................................................................35
8. Metode Pengumpulan Data.......................................................................35
9. Instrumen Penelitian.................................................................................36
10. Teknik Analisis Data..............................................................................36
H. Daftar Pustaka...............................................................................................37
I. Jadwal Kegiatan Penelitian...........................................................................40
1. Angket Motivasi Siswa…………………………………………………...41
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1 Populasi...................................................................................................................34
v
DAFTAR BAGAN
Nomor Halaman
vi
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MENGHAFAL AL-QUR’AN
TERHADAP HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PADA
PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
BAITURRAHIM KOLAKA
orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih
tinggi.
Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
semakin banyak pula pengetahuan dan informasi yang diperoleh dan berpengaruh
dalam memberikan perubahan pada seseorang. Baik perubahan dari segi pola
berpikir, cara pandang, maupun pada tingkah laku. Sekolah sebagai lembaga
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada
1
Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 13.
1
kedewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa
(atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-
hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.2
Suatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya, bahwa tugas dari siswa atau
pelajar adalah belajar, karena aktivitas belajar adalah suatu proses untuk mengadakan
raga secara efektif untuk mencapai hasil yang baik. Ketika aktivitas berjalan dengan
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya.
Minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi
mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah
perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (warga belajar) terhadap proses belajar
2
Hasbullah, “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”, (Cet II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), hlm. 2.
2
Minat diperoleh melalui suatu proses belajar yang timbul melalui proses
Hasil belajar menurut Suprijono dalam Sri Lestari Munung Sughiarti adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
minat terhadap sesuatu, ia akan berusaha lebih keras untuk memperoleh hasil sesuatu
yang diminatinya atau dengan kata lain dengan adanya minat dalam diri seseorang,
maka ia akan termotivasi untuk mendapatkan sesuatu itu. Misalnya, seorang anak
Menghafal Al-Qur’an merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangat besar
dan mulia, setiap orang pasti bisa menghafal tetapi tidak semua orang bisa menghafal
dengan baik. Problema yang dihadapi oleh orang yang sedang menghafal Al-Qur’an
penciptaan lingkungan, pembagian waktu, sampai pada metode menghafal itu sendiri
dan bagaimana korelasi antara minat belajar menghafal Al-Qur’an terhadap prestasi
belajar Al-Qur’an.
3
Sri Lestari Munung Sughiarti, “Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyah Semarang” skripsi, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2016), hlm. 3.
3
Membahas mengenai motivasi belajar menghafal Al-Qur’an, Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka terkhusus anak-anak yang berasal dari Muara
Lapao-Pao Kec. Wolo Kab. Kolaka memiliki motivasi untuk menghafal Al-Qur’an
yang berbeda-beda, ada yang memiliki minat yang memang dari diri sendiri dan
adapun keinginan menghafal karena dorongan orang tua atau keluarga. Minat
Berdasarkan observasi awal bahwa terdapat peserta didik yang memiliki minat
dan motivasi menghafal Al-Qur’an, sehingga calon peneliti tertarik untuk mengkaji
dan meneliti lebih lanjut mengenai Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-Qur’an
B. Rumusan Masalah
rencana penelitian ini adalah : Apakah ada Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-
Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Baiturrahim Kolaka?
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan jauh dalam penelitian ini,
maka perlu dibatasi masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Dalam
hal ini batasan permasalahan yang dikaji adalah Pengaruh Motivasi Belajar
F. Tinjauan Pustaka
1. Kajian Teori
a. Motivasi
1) Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
Selalu ada faktor pendorong dan tujuan yang ingin dicapai dalam setiap perilaku
individu. Faktor pendorong dan tujuan ini mungkin mendasari individu, tetapi
4
Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya, Serba Jaya)
5
mungkin juga tidak, sesuatu yang bersifat konkret ataupun abstrak. Motivasi ini
menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, seseorang yang tidak memiliki
motivasi dalam belajar tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Menurut Hamalik
dalam Pupu Saeful Rahmat menyatakan bahwa motivasi menunjukkan pada semua
gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu, yang
didik untuk mencapai aktivitas akademik yang bermakna dan bermanfaat, serta
energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory
goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai
tujuan.7
Motivasi ini sangatlah dikaitkan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan
balik/penguatan.8
5
Pupu Saeful Rahmat, Psikologi Pendidikan, (Cet: I; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018),
hlm. 139.
6
Ibid, hlm. 139.
7
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Cet: III; Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm.
148.
8
Mark K. Smith, Teori Pembelajaran & Pengajaran, (Cet: III: Jogjakarta: Mirza Media
Pustaka, 2010), hlm. 19.
6
2) Jenis Motivasi Belajar
sebagai berikut:
a) Motivasi yang dilihat dari dasar pembentukannya yaitu motif bawaan dan motif
yang dipelajari. Motif bawaan berarti motif yang dibawa sejak lahir, motivasi ini ada
tanpa harus dipelajari. Sementara itu, motif yang dipelajari berarti motif yang timbul
b) Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis terdiri dari motif organis,
motif darurat, dan motif objektif. Motif atau kebutuhan organis berarti kebutuhan
dasar manusia, seperti minum, makan, beristirahat, dan sebagainya. Sementara itu,
motif darurat dapat berupa dorongan untuk menyelamatkan diri, membala, berusaha,
memburu, dan sebagainya. Motivasi ini timbul karena adanya rangsangan dari luar.
c) Motivsi jasmaniah dan rohaniah. Motivasi jasmaniah ini dapat berupa reflex,
insting otomatis, dan nafsu, sedangkan motivasi rohaniah dapat berupa kemauan.
d) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik berarti motif yang menjadi
aktif atau akan berfungsi dengan sendirinya tanpa perlu ada rangsangan dari luar. Hal
ini karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sementara itu, motivasi ekstrinsik berarti motif yang akan berfungsi dengan adanya
9
Pupu Saeful Rahmat, op.cit, hlm. 139-140.
7
Dalam hal motivasi ini, Sudirman dalam Pupu Saeful Rahmat menjabarkan ciri-
Tekun menjalankan tugas berarti bahwa individu tersebut dapat bekerja secara
terus-menerus dalam waktu yang ditentukan, serta tidak pernah berhenti hingga tugas
tersebut selesai.
Ulet menghadapi kesulitan dapat berarti tidak mudah menyerah dan putus asa,
serta tidak bertanya terlalu banyak. Sebesar dan sesulit apa pun masalah yang
dihadapi oleh peserta didik, jika ia memiliki sifat ulet maka ia tidak akan mudah
putus asa.
Beragamnya cara yang dilakukan oleh peserta didik ini menunjukkan bahwa guru
Peserta didik yang mandiri sangat diperlukan untuk mewujudkan prestasi belajar.
Jika peserta didik sudah merasa senang untuk bekerja sendiri maka akan memberikan
Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya motivasi
10
ibid, hlm. 143-146.
8
a) Motivasi berfungsi sebagai pendorong timbulnya perilaku belajar. Sebaliknya,
sebuah mobil, motivasi berfungsi sebagai mesin bagi mobil yang akan menggerakkan
Firman Allah tentang minat belajar yang terdapat dalam QS. An-Najm : (53) : 39
yang berbunyi :
9
Kata ( )س عيsa’a pada mulanya berarti berjalan cepat-namun belum sampai
tingkat berlari. Kata ini kemudian digunakan dalam arti berupaya secara
sungguh-sungguh.13
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwasannya ketika hati kita sudah
sungguh, maka keberhasilan yang akan kita dapat seperti kalam hikmah yang
terkenal diantara kita setiap harinya, barang siapa yang tekun dan bersungguh-
b. Belajar
1) Pengertian belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
apa sesungguhnya arti belajar? Berikut pengertian belajar menurut para ahli.
c) Hilgard menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul
d) Gage dan Berliner menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
10
Belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan
Sardiman dalam Sri Lestari Munung Sughiarti belajar adalah berubah. Dalam hal ini
yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Belajar akan
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tidak hanya
disalahartikan atau diartikan secara common sense atau pendapat umum saja. Untuk
memahami konsep belajar secara utuh perlu digali lebih dulu bagaimana para pakar
psikologi dan pakar pendidikan mengartikan konsep belajar. Pakar psikologi melihat
Kata belajar tidak asing lagi bagi kita. Barangkali sudah ribuan kali kita
15
Sri Lestari Munung Sughiarti, op.cit, hlm.9.
16
Udin S. Winataputra, Hakikat Belajar dan Pembelajaran.
17
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Cet: I; Yogyakarta: Deepublish, 2018),
hlm. 1.
11
Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan
2) Ciri-ciri belajar
belajar tersebut, maka berikut ini dikemukakan beberapa ciri-ciri penting dari konsep
tersebut:
b) Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas. Yang
bersangkutan tidak begitu menyadarinya namun demikian paling tidak dia menyadari
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
dirinya.
12
Perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis.
Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,
makin banyak usaha belajar dilakukan, maka makin baik perubahan yang diperolah.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat permanen atau menetap. Ini
berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena adanya tujuan yang akan
dicapai. Perubajan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar
disadari.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya
13
Menurut Suryabrata dalam Keke T. Aritonang, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu: faktor dari dalam,
Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang
berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini diantaranya adalah: (a)
siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat (b) motivasi
belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Motivasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar
siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang
lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial di sini yaitu manusia
atau sesama manusia, baik manusia itu hadir ataupun tidak langsung hadir.
Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering mengganggu aktivitas
belajar. Salah satu dari lingkungan sosial tersebut yaitu lingkungan siswa di sekolah
yang terdiri dari teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan
lainnya yang dapat juga mempengaruhi proses dan hasil belajar individu.
14
perangkat pembelajaran tersebut harus dirancang oleh guru sesuai dengan hasil yang
diharapkan.19
Muhibbin Syah dalam Syamsu Rijal, mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi
1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu aspek fisiologis dan aspek
psikologis :
(1) aspek fisiologis yaitu kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar siswa;
(b)sikap siswa yang positif dalam merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap
objek orang, barang dan sebagainya merupakan pertanda awal yang baik bagi proses
belajar siswa;
(c)bakat siswa yaitu kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan; iv) minat siswa yaitu
Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu;
(d)motivasi siswa yaitu Keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat
sesuatu,
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), kondisi lingkungan disekitar siswa yaitu:
19
Keke T. Aritonang, “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,
Jurnal Pendidikan, Nomor. 10, 2008, hlm. 14.
15
a) Lingkungan sosial yaitu sekolah seperti guru-guru, para tenaga kependidikan
b) Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang
siswa, dan
atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses
20
belajar materi tertentu.
c. Al-Qur’an
1) Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama
pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia
mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-
20
Syamsu Rijal dan Suhaedir Bachtiar, “Hubungan antara Sikap, Kemandirian
Belajar, dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa”, Jurnal Bioedukatika, Vol. III.
Nomor. 2, 2015, hlm. 2-3.
21
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’I atas berbagai Persoalan
Umat,(Cet: IV; Bandung: Mizan, 1997), hlm. 3.
16
dipahami oleh para pakar, tetapi juga oleh semua orang yang menggunakan ‘sedikit’
pikirannya.22
Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah swt. dengan perantara
malaikat jibril as. kepada Nabi Muhammad saw, sebagai kunci dan kesimpulan dari
semua kitab-kitab suci yang pernah diturunkan Allah swt kepada nabi-nabi dan rasul-
“Al-Qur’an”, adalah nama yang paling populer dan banyak dipakai untuk kitab
suci yang satu ini. Dan ini merupakan keistimewaan yang diberikan Allah kepada
tidak ada yang diberi nama Al-Qur’an. Al-Qur’an diambil dari kata Al-Qira-ah
sebagai nama yang dipahami umumnya ulama. Secara istilah ia dikhususkan untuk
kitab suci yang lain adalah karena kitab suci ini mencakup isi seluruh kitab suci
Turunnya Al-Qur’an, tentu saja, merupakan salah satu kehendak Tuhan agar
masyarakat yang maju secara ekonomi tersebut mempunyai landasan moral yang
ِ
ُ ْإِمَّنَ ا بُعث
ت ألُمَتِّ َم َم َك ا ِر َم
َخالَق
ْ األ
Terjemahnya:
“sesungguhnya saya mengutusmu wahai Muhammad hanya untuk
menyempurnakan akhlak”(H.R. Baihaqi).25
22
M. Quraish Shihab, Kisah dan Hikmah Kehidupan Lentera Hati,(Cet: XXXI; Bandung:
PT. Mizan Pustaka, 2007), hlm. 24.
23
Sholah Al-Kholidi, Membedah Al-Qur’an Versi Al-Qur’an Upaya Tadabbur Kitabullah
di Tengah-tengah Pesatnya Perdaban Umat, (Cet: I; Surabaya: Progressif, 1997), hlm. 34.
24
Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lil
Alamin,(Jakarta: Pustaka Oasi, 2017), hlm. 72.
25
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Cet IX: Yogyakarta: Pelajar Offset, 2007), hlm. 6.
17
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah swt yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup umat manusia. Secara bahasa, Al-Qur’an
artinya bacaan, yaitu bacaan bagi orang-orang yang beriman. Bagi umat Islam,
Dalam hukum islam, Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang pertama dan
utama, tidak boleh ada satu aturan pun yang bertentangan dengan Al-Qur’an,
Pendapat lain mengenai pengertian Al-Qur’an ini datang dari Manna’ al Qathan yang
merumuskan pengertian Al-Qur’an ini sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada
Tahfidz berasal dari kata حفظ ا حيف ظ حفظyang berarti menghafal. Secara
etimologi, hafal merupakan lawan dari pada lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.
26
Kementrian Agama Republik Indonesia, Alquran Al-Karim dan Terjemahnya,
(Surabaya, Halim Publishing & Distributing, 2013),hlm. 95.
27
Ridhoul Wahidi dan M. Syukron Maksum, Beli Surga dengan Al-Qur’an Kumpulan
Dalil dan Kisah Luar Biasa Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an, Medpress Digital, hlm. 11.
18
cermat dan termasuk sederetan kaum yang menghafal. Penghafal Al-Qur’an adalah
orang yang menghafal setiap ayat-ayat dalam Al-Qur’an mulai ayat pertama sampai
ayat terakhir. Penghafal Al-Qur’an dituntut untuk menghafal secara keseluruhan baik
hafalan maupun ketelitian. Sebab itu tidaklah disebut penghafal yang sempurna
orang yang menghafal Al-Qur’an setengahnya saja atau sepertiganya dan tidak
sebab jika tidak dalam keadaan demikian maka implikasinya seluruh umat islam
dapat disebut penghafal Al-Qur’an, karena setiap muslim dapat dipastikan bisa
membaca Al-Fatihah karena merupakan salah satu rukun shalat menurut mayoritas
madzhab. 28
Secara bahasa/etimologi Al Hifzh bermakna selalu ingat dan sedikit lupa. Hafidz
(penghafal) adalah orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sederet kaum
ataupun terangkat.
pengertian secara bahasa/etimologi, tetapi ada dua hal yang secara prinsip
menghafal setengahnya atau dua pertiganya atau kurang sedikit dari 30 Juz dan tidak
menyempurnakannya.
28
Eko Aristanto, et.al., Taud Tabungan Akhirat Perspektif “Kuttab Rumah Qur’an”,
(Cet: I; Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia), hlm. 10.
19
b) Menekuni, merutinkan dan mencurahkan segenap tenaga untuk melindungi
selalu ingat” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 381). Jadi, tahfidz Qur’an atau
melihat tulisannya (di luar kepala) secara berulang-ulang agar senantiasa ingat.30
Ada beberapa metode yang mungkin bisa dikembangkan dalam rangka mencari
alternative terbaik untuk menghafal Al-Qur’an dan bisa memberikan bantuan kepada
a) Metode Wahdah: yang dimaksud metode ini adalah menghafal satu per satu
b) Metode Khitabah: khitabah artinya menulis. Pada metode ini penghafal menulis
terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah
disediakan untuknya. Kemudian ayat tersebut dibaca hingga lancar dan benar
c) Metode Sima’I: sima’I yaitu metode dengan mendengarkan sesuatu bacaan untuk
29
Mustofa Kamal, “Pengaruh Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur’an Terhadap
Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6. Nomor. 2, 2017, hlm. 3-4.
30
Kussrinaryanto, “Korelasi Tahfidz Al-Qur’an Dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab
Santri Di Smp Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an Daarul Qur’an Semester Gasal Sanggir
Paulan Colomadu Karanganyar”, Skripsi, (Karanganyar: Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014), hlm. 9.
20
(1)Mendengar dari guru yang membimbingnya, terutama bagi penghafal tunanetra,
atau anak-anak.
(2)Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalkannya ke dalam pita kaset
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Kemudian kaset tersebut diputar dan
wahdah dan metode khitabah. Hanya saja khitabah disini lebih memiliki fungsional
sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka dalam hal ini,
e) Metode Jama’: metode jama’ adalah cara menghafal yang dilakukan secara
kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal secara kolektif, atau bersama-sama, dipimpin
seorang instruktur. Instruktur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan santri
Para ulama sepakat bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah.
bebaslah anggota masyarakat yang lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali, maka
berdosalah semuanya.
31
Eko Arisanto, et.al., op.cit, hlm. 11-13.
32
Sa’dulloh, 9 cara praktis Menghafal Al-Qur’an, hlm. 19.
21
Hal ini bertujuan untuk menjaga Al-Qur’an dari pemalsuan, perubahan, dan
pergantian seperti yang pernah terjadi pada kitab-kitab terdahulu. Dan dihati para
penghafal Al-Qur’an lah yang ikut andil dalam menjaga kemurnian Al-Qur’an.
Cara untuk dapat menghafal dengan cepat antara lain adalah sebagai berikut:
karena akan sulit mengingat sesuatu apabila kita tidak memperhatikan dari awal.
dan kaki), bau (hidung), dan rasa (lidah), akan menciptakan memori terkuat.
b) Membuat Kesan: Cara supaya sesuatu dapat diingat membuat menjadi lebih
berkesan, buat kesan objek yang akan kita ingat secara imajinatif dan berlebih-
lebihan.
menggunakan kesan dari perasaan hangat, perasaan yang membuat jantung kita
d) Imajinasi dan Asosiasi: Pergunakanlah asosiasi dan imajinasi pribadi kita seperti
anggota-anggota keluarga kita, rumah kita, kantor, teman-teman, peristiwa, dan hal-
e) Repitisi: Usahakan selalu berkonsentrasi secara penuh pada materi yang sedang
dipelajari dan mengulangnya dengan cara yang berbeda dan kreatif seperti
22
f) Password: Usahakan mengingat bagian pertama dan terakhir karena bagian
tersebut paling mudah untuk diingat. Buat password untuk bagian-bagian tersebut
33
dan jadikan keyword untuk mengingat bagian-bagian lain.
Al-Qur’an sebagai dasar hukum islam dan pedoman hidup umat, disamping
Amin Jibril as. dengan hafalan yang berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan umat
dimasa itu dan dimasa yang akan datang. Selama dua puluh tiga tahun Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu Al-Qur’an dari Allah melalui Jibril As tidak
a) Persiapan yang matang: persiapan yang matang merupakan syarat penting bagi
seseorang dalam menghafal Al-Qur’an. Minat yang tinggi sebagai usaha menghafal
b) Motivasi dan stimulus: selain minat, motivasi dan stimulus juga harus
mengenal bosan dan putus asa. Karena itulah motivasi yang tinggi untuk menghafal
c) Faktor usia: menghafal Al-Qur’an pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia,
namun setidaknya usia yang ideal untuk menghafal Al-Qur’an harus tetap
33
Muhammad Nur, “Hubungan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Dengan Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Daarun Najah
Teratak Buluh”, Skripsi, ( Pekanbaru, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2013), hlm. 15-16.
23
dipertimbangkan. Seorang yang menghafal Al-Qur’an dalam usia produktif (5-20
tahun) lebih baik dari pada menghafal Al-Qur’an dalam usia 30-40 tahun. Faktor usia
harus tetap diperhitungkan karena berkaitan dengan daya ingat (memori) seseorang.
Oleh karena itu, lebih baik usia menghafal Al-Qur’an adalah usia dini (masa anak
dan remaja). Karena daya rekam yang dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang
cukup tajam. Seperti pepatah arab menyatakan: belajar dimasa kecil bagaikan
mengukir di atas batu, sedangkan belajar dimasa tua bagaikan mengukir diatas air.
memanfaatkan waktu yang dimiliki sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seorang yang
menghafal Al-Qur’an harus dapat memilih kapan ia harus menghafal dan kapan ia
(4)Setelah shalat
e) Intelegensi dan potensi ingatan: faktor intelegensi dan potensi ingatan lebih
ingat yang tinggi akan lebih cepat dalam menghafal Al-Qur’an dari pada seseorang
24
a) Jika disertai dengan amal saleh dan keikhlasan, maka ini merupakan kemenangan
b) Orang yang menghafal Al-Qur’an akan mendapatkan anugerah dari Allah berupa
ingatan yang tajam dan pemikiran yang cemerlang. Karena itu, para penghafal Al-
Qur’an lebih cepat mengerti, teliti, dan lebih hati-hati karena banyak latihan untuk
yang hafal Al-Qur’an untuk berprestasi lebih tinggi daripada teman-temannya yang
tidak hafal Al-Qur’an sekalipun umur, kecerdasan, dan ilmu mereka berdekatan.
d) Penghafal Al-Qur’an memiliki identitas yang baik, akhlak, dan perilaku yang
baik.
benar.35
(1)Jika disertai amal saleh dan keikhlasan, maka hal ini merupakan kemenangan dan
(2)Seorang penghafal Al-Qur’an memiliki identitas yang baik, perilaku yang baik.
(3)Didalam Al-Qur’an banyak kata-kata bijak yang mengandung hikmah dan sangat
35
Sa’dulloh, op.cit, hlm. 21.
25
(4)Didalam Al-Qur’an terdapat ribuan kosakata atau kalimat, jika kita menghafal Al-
Qur’an dan memahami artinya, secara otomatis kita telah menghafal kata-kata
tersebut.36
Penelitian ini relevan atau mempunyai kesamaan dan perbedaan yang dilakukan
a) Yusni Harahap dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar
37
Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas X MAN Binjai. Adapun
kesimpulan dari skripsi tersebut yaitu gambaran pengaruh motivasi belajar dan
disipilin belajar terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadits pada kelas X MAN Binjai
merupakan lembaga pendidikan berstatus negeri yang prestasinya dapat dilihat dari
data statistik kelulusan dan kenaikan kelas siswa mengalami peningkatan. Tidak
hanya pada mata pelajaran umum, mata pelajaran PAI juga mengalami hal serupa.
Tetapi Prestasi belajar Alquran Hadīs khususnya, siswa masih rendah tidak
pada salah satu fokus penelitian yakni terkait motivasi belajar. Sementara
36
Ridhoul Wahidi dan M. Syukron Maksum,op.cit, hlm. 42.
37
Yusni Harahap, “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas X MAN Binjai”, Skripsi, (Medan: UIN Sumatera Utara, 2016),
hlm. 1.
26
38
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Adapun kesimpulan persamaan dan
Kolaka. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari peneliti sebelumnya dan peneliti sekarang
c) Endah Widiarti dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar
Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Ilmu-Ilmu
dengan penelitian sekarang ini. Hal ini berlandaskan atas Pengaruh Motivasi Belajar
dengan Pengaruh Motivasi Belajar. Perbedaan dan persamaan dari kedua peneliti
tersebut yaitu pada salah satu fokusnya yang membahas tentang Motivasi Belajar.
Akan tetapi yang menjadi perbedaan adalah peneliti sebelumnya mencari Pengaruh
Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
sedangkan pada penelitian ini mencari Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-
38
Markhamah Waliya, “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Menghafal
Juz Amma Siswa Kelas V Di MI Ma’arif 07 Karangmangu Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap”, Skripsi, (Purwokerto: IAIN Porwokerto, 2018), hlm. 1.
39
Endah Widiarti, “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Ilmu-Ilmu Sosial Di pSMA Negeri 2
Banguntapan, Bantul”, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2018), hlm. 1.
27
Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Baiturrahim Kolaka.
3) Kerangka Pikir
didik melalui kegiatan bimbingan, pelajaran dan latihan bagi peranannya dimasa
AL-QUR’AN
40
MOTIVASI HAFALAN AL-
Dwima Selfiana, Korelasi Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam
BELAJAR
Pembelajaran Aqidah
QUR’AN
Akhlak Kelas IV MIN 5 Bandar Lampung, (Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Raden Intan, 2018), hlm. 48.
28
ADA PENGARUH TIDAK ADA
PENGARUH
4) Hipotesis Penelitian
rumusan masalah atau research question. Hipotesis penelitian biasanya akan sama
banyak dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian. Dengan kata lain
hipotesis penelitian akan mencakup rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian.
41
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
Berdasarkan penjelasan di atas dan mengacu pada penelitian yang relevan maka
hipotesis yang akan dikemukakan oleh penulis adalah “Pengaruh Motivasi Belajar
G. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
41
Wagiran, Metode Penelitian Pendidikan (Teori dan Implementasi), (Cet. I;
Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2013), hlm. 102.
29
fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisis yang
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan ialah penelitian korelasional yaitu suatu
penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, kemudian
Kolaka, Provinsis Sulawesi Tenggara. Dan penelitian ini akan direncanakan pada
bulan November sampai dengan bulan Desember 2020. Calon peneliti memilih
Kolaka.
3. Desain Penelitian
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
42
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. (cet. III;
Bandung: Pustaka Refika Aditama, 2018), hlm, 49. Kesimpulan
30
4. Variabel Penelitian
Variabel merupakan atribut sekaligus objek yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. 43Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu
variabel bebas dan terikat, atau variabel independen dan variabel dependen.
Variabel penelitian adalah adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. 44Variabel bebas
variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Motivasi Belajar
Menghafal Al-Qur’an”.
5. Defenisi Operasional
Korelasi adalah salah satu cara dalam statistik yang dipakai untuk mencari
45
hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Korelasi yaitu hubungan
43
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Cet: I; Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 50.
44
ibid, hlm. 52.
45
Eeng Ahman dan Epi Indriani, Membina Kompetensi Ekonomi untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Grafindo Media
Pratama).
31
timbal balik antara dua variabel. Minat belajar adalah suatu aktivitas mental yang
diwujudkan dalam bentuk kecenderungan terhadap suatu obyek, yang dilandasi oleh
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
Dari pengertian judul diatas, maka penulis menegaskan maksud judul tersebut
sebagai suatu penelitian guna memperoleh data tentang ada tidaknya Pengaruh
a. Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh santri di
O
1. 176 245 421
Jumlah Keseluruhan 421
46
Harinaldi, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik Dan Sains, (Jakarta: Erlangga,
2005), hlm. 2.
32
2) Santri putri dengan jumlah populasi 245.
Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini ialah santri asal Muara Lapao-
Pao Kec. Wolo Kab. Kolaka. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak atau instansi tertentu.48
a. Quesioner (Angket)
Angket atau quesioner adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan seorang
Quesioner atau Angket yang digunakan calon peneliti dengan mengajukan daftar
yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan, dimana siswa dituntut untuk
memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang dialami berkaitan dengan minat
belajar terhadap hasil belajar menghafal alqur’an. Quesioner tidak/belum tentu lebih
47
Uhar Suharsaputra, op.cit, hlm. 118.
48
Amir Khosim dan Sriyanto, Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2008 Geografi
SMA/MA, (Grasindo, 2008), hlm. 7.
49
Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII, (PT. Gelora
Aksara Pratama, 2006). Hlm. 130.
33
b. Dokumentasi
atau mencatat dokumen atau arsip-arsip yang ada dilokasi, terutama yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas pada proposal penelitian ini, seperti
berapa jumlah santri dari desa Muara Lapao-Pao di Pondok Pesantren Tahfidzul
9. Instrumen Penelitian
angket diuji validitas dan reliablitasnya dengan melakukan uji validitas dan
reliabilitas.
b. Kedua, melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data dari sampel
penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dan uji linieritas
untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara satu variabel bebas dengan
34
DAFTAR PUSTAKA
35
M. Quraish Shihab. (1997). Wawasan Al-Qur'an Tafsir Maudhu'i atas pelbagai
Persoalan Umat. Bandung: Mizan.
M. Quraish Shihab. (2007). Kisah dan Hikmah Kehidupan Lentera Hati. Bandung: PT.
Mizan Pustaka.
M. Quraish Shihab. (2011). Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Mark K. Smith, d. (2010). Teori Pembelajaran & Pengajaran. Jogjakarta: Mirza
Media Pustaka.
Markhamah Waliya. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan
Menghafal Juz Amma Siswa Kelas V Di MI Ma'arif 07 Karangmangu
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, Skripsi. Purokerto.
Moh. Suardi. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV budi utama.
Muhammad Nur. (2013). Hubungan Kemampuan Menghafal Al-Qur'an Dengan
Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadits Siswa di
Madrasah Tsanawiyah Daarun Najah Teratak Buluh Kecamatan Siak
Hulu Kabupaten Kampar, Skripsi. Riau Pekanbaru.
Mustofa Kamal. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur'an
Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Tadarus:Jurnal Pendidikan
Islam/Vol.6.No.2.
Pupu Saeful Rahmat. (2018). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi AKsara.
Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Ridhoul Wahidi dan M. Syukron Maksum. (n.d.). Beli Surga dengan Al-Qur’an
Kumpulan Dalil dan Kisah Luar Biasa Pembaca dan Penghafal Al-
Qur’an. Medpress Digital.
Risa Agustin. (n.d.). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya.
Sa'dulloh. (n.d.). 9 cara praktis Menghafal Al-Qur'an .
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sholah Al-Kholidi. (1997). Membedah AlQuran Versi AlQuran Upaya Tadabbur
Kitabullah di Tengah-tengah Pesatnya Peradaban Umat. Surabaya:
Pustaka Progressif.
Sri Lestari Munung Sughiarti. (2016). Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar
Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan
Semarang, Skripsi. Semarang.
Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
36
Syamsu Rijal, S. B. (2015). Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan Gaya
Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal BIOEDUKATIKA
Vol.3 No. 2, 2015, 2-3.
Udin S. Winataputra. (n.d.). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Teori Belajar dan
Pembelajaran, 1-2.
Uhar Suharsaputra. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: Pustaka Refika Aditama.
Wagiran. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Teori dan Implementasi).
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Yunahar Ilyas. (2007). Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Pelajar Offset.
Yusni Harahap. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Al-Qur'an Hadits Kelas X MAN Binjai, Skripsi. Medan.
Zuhairi Misrawi. (2017). Al-Qur'an Kitab Toleransi Tafsir Tematik Islam Rahmatan
Lil Alamin. Jakarta: Pustaka Oasis.
37
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AL MAWADDAH WARRAHMAH KOLAKA
SULAWESI TENGGARA
Secretariat : Jl. Pondok Pasantren No. 10 Telp. (0405)
2323229. Fax (0405) 2323229 Website :
www.iaialmawar.ac.id. Kolaka Sulawesi Tenggara
38
Tahap Keempat : Penyerahan
Skripsi dan Konsultasi
4 a. Konsultasi
b. Perbaikan
c. Penyerahan Skripsi
39
40