Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MENGHAFAL AL-QUR’AN

TERHADAP HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PADA


PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
BAITURRAHIM KOLAKA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
Syarifa Uswah
NIM : 17.21.023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AL MAWADDAH WARRAHMAH
KOLAKA
2020
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MENGHAFAL AL-QUR’AN
TERHADAP HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PADA
PONDOK P ESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
BAITURRAHIM KOLAKA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
Syarifa Uswah
NIM : 17.21.023

Dibimbing Oleh :
DR. Hartono, S.Ag., M.A.
Muh. Yusuf Nasir, S.H.I., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AL MAWADDAH WARRAHMAH
KOLAKA
2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Penelitian: Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-Qur’an


Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka.
Yang ditulis oleh :

Nama : Syarifa Uswah

Nim : 17.21.023

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Disetujui untuk diujiankan pada seminar proposal

Demikian untuk proses selanjutnya.

Kolaka, Maret 2021

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Hartono, S.Ag., M.A. Muh. Yusuf Nasir, S.H.I., M.Si.


NIDK: 008 1433 19721231 200906 1 009 NIDN: 2121128201

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................
HALAMAN JUDUL.............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................iii
DAFTAR ISI…………........................................................................................iv
DAFTAR TABEL……..........................................................................................v
DAFTAR BAGAN…...........................................................................................vi
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
E. Batasan Masalah.............................................................................................5
F. Tinjauan Pustaka.............................................................................................6
1. Kajian Teori...............................................................................................6
a. Motivasi.................................................................................................6
b. Belajar.................................................................................................11
c. Al-Qur’an............................................................................................17
2. Penelitian Yang Relevan..........................................................................27
3. Kerangka Pikir.........................................................................................30
4. Hipotesis Penelitian..................................................................................30
G. Metode Penelitian.........................................................................................31
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian..............................................................31
2. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................32
3. Desain Penelitian......................................................................................32
4. Variabel Penelitian....................................................................................33
5. Definisi Operasional.................................................................................33
6. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel..............................................34
7. Data Dan Sumber Data.............................................................................35
8. Metode Pengumpulan Data.......................................................................35
9. Instrumen Penelitian.................................................................................36
10. Teknik Analisis Data..............................................................................36
H. Daftar Pustaka...............................................................................................37
I. Jadwal Kegiatan Penelitian...........................................................................40
1. Angket Motivasi Siswa…………………………………………………...41

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1 Populasi...................................................................................................................34

v
DAFTAR BAGAN

Nomor Halaman

Bagan 1 Kerangka Pikir…………………………………………………….….30


Bagan 2 Desain Penelitian……………………………………………………..32

vi
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MENGHAFAL AL-QUR’AN
TERHADAP HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PADA
PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
BAITURRAHIM KOLAKA

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok

orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih

tinggi.

Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya. Masyarakat bangsa dan negara.1

Melalui pendidikan, seseorang akan mendapatkan banyak pengetahuan serta

informasi. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang, maka

semakin banyak pula pengetahuan dan informasi yang diperoleh dan berpengaruh

dalam memberikan perubahan pada seseorang. Baik perubahan dari segi pola

berpikir, cara pandang, maupun pada tingkah laku. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal diharapkan dapat mewujudkan terciptanya sumber daya manusia

yang berkualitas, serta mampu menciptakan program pendidikan yang dapat

meningkatkan prestasi peserta didik.

Lavengeveld dalam Hasbullah menyatakan, pendidikan ialah setiap usaha,

pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada
1
Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 13.

1
kedewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa

(atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-

hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.2

Suatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya, bahwa tugas dari siswa atau

pelajar adalah belajar, karena aktivitas belajar adalah suatu proses untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pengetahuan keterampilan dengan melibatkan segenap jiwa

raga secara efektif untuk mencapai hasil yang baik. Ketika aktivitas berjalan dengan

baik, maka otomatis prestasi akan baik begitu juga sebaliknya.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak

mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh

kebutuhannya.

Minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam

beberapa gejala seperti : gairah, keinginan, semangat, perasaan, suka untuk

melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi

mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah

perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (warga belajar) terhadap proses belajar

yang dijalaninya dan yang kemudian ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi

dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar yang ada.

2
Hasbullah, “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”, (Cet II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), hlm. 2.

2
Minat diperoleh melalui suatu proses belajar yang timbul melalui proses

mengamati suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian-penilaian

tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang.

Hasil belajar menurut Suprijono dalam Sri Lestari Munung Sughiarti adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan-keterampilan. Sedangkan menurut Soedijarto hasil belajar adalah

tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.3

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa orang yang mempunyai

minat terhadap sesuatu, ia akan berusaha lebih keras untuk memperoleh hasil sesuatu

yang diminatinya atau dengan kata lain dengan adanya minat dalam diri seseorang,

maka ia akan termotivasi untuk mendapatkan sesuatu itu. Misalnya, seorang anak

menaruh minat terhadap menghafal Al-Qur’an, maka ia akan berusaha untuk

mempelajari dan mengetahui lebih banyak tentang Al-Qur’an.

Menghafal Al-Qur’an merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangat besar

dan mulia, setiap orang pasti bisa menghafal tetapi tidak semua orang bisa menghafal

dengan baik. Problema yang dihadapi oleh orang yang sedang menghafal Al-Qur’an

memang banyak dan bermacam-macam. Mulai dari pengembangan minat,

penciptaan lingkungan, pembagian waktu, sampai pada metode menghafal itu sendiri

dan bagaimana korelasi antara minat belajar menghafal Al-Qur’an terhadap prestasi

belajar Al-Qur’an.

3
Sri Lestari Munung Sughiarti, “Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyah Semarang” skripsi, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2016), hlm. 3.

3
Membahas mengenai motivasi belajar menghafal Al-Qur’an, Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka terkhusus anak-anak yang berasal dari Muara

Lapao-Pao Kec. Wolo Kab. Kolaka memiliki motivasi untuk menghafal Al-Qur’an

yang berbeda-beda, ada yang memiliki minat yang memang dari diri sendiri dan

adapun keinginan menghafal karena dorongan orang tua atau keluarga. Minat

menghafal Al-Qur’an memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan hasil

belajar menghafal Al-Qur’an.

Berdasarkan observasi awal bahwa terdapat peserta didik yang memiliki minat

dan motivasi menghafal Al-Qur’an, sehingga calon peneliti tertarik untuk mengkaji

dan meneliti lebih lanjut mengenai Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-Qur’an

Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

Baiturrahim Kolaka dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-

Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur’an Baiturrahim Kolaka”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam

rencana penelitian ini adalah : Apakah ada Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-

Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

Baiturrahim Kolaka?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah untuk

mengetahui : Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-Qur’an Terhadap Hafalan Al-

Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka.

4
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat (teoritis) yaitu, dapat menambah khasanah dan wawasan pengetahuan,

khususnya masalah pengetahuan tentang menghafal al-qur’an serta pengaruh

motivasi belajar menghafal al-qur’an terhadap hafalan al-qur’an pada pondok

pesantren tahfidzul qur’an baiturrahim kolaka.

2. Manfaat (praktis) yaitu, dapat memberikan sumbangsi pemikiran bagi tenaga

kependidikan untuk menerapkan sistem atau metode menghafal al-qur’an yang

menitiberatkan pada terbangunnya hasil dari hafalan al-qur’an di pondok

pesantren tahfidzul qur’an baiturrahim kolaka.

E. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan jauh dalam penelitian ini,

maka perlu dibatasi masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Dalam

hal ini batasan permasalahan yang dikaji adalah Pengaruh Motivasi Belajar

Menghafal Al-Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka.

F. Tinjauan Pustaka

1. Kajian Teori

a. Motivasi

1) Pengertian Motivasi

Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu.4

Selalu ada faktor pendorong dan tujuan yang ingin dicapai dalam setiap perilaku

individu. Faktor pendorong dan tujuan ini mungkin mendasari individu, tetapi
4
Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya, Serba Jaya)

5
mungkin juga tidak, sesuatu yang bersifat konkret ataupun abstrak. Motivasi ini

menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan

individu dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, seseorang yang tidak memiliki

motivasi dalam belajar tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Menurut Hamalik

dalam Pupu Saeful Rahmat menyatakan bahwa motivasi menunjukkan pada semua

gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu, yang

sebelumnya belum ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut. 5

Kemudian, menurut Brophy dalam Pupu Saeful Rahmat menyatakan bahwa

motivasi belajar lebih mengutamakan respons kognitif, yaitu kecenderungan peserta

didik untuk mencapai aktivitas akademik yang bermakna dan bermanfaat, serta

mencoba untuk mendapatkan keuntungan dan aktivitas tersebut.6

Mc. Donald dalam Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa, motivation is a

energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory

goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai

tujuan.7

Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam banyak teori pembelajaran.

Motivasi ini sangatlah dikaitkan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan

balik/penguatan.8

5
Pupu Saeful Rahmat, Psikologi Pendidikan, (Cet: I; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018),
hlm. 139.
6
Ibid, hlm. 139.
7
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Cet: III; Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm.
148.
8
Mark K. Smith, Teori Pembelajaran & Pengajaran, (Cet: III: Jogjakarta: Mirza Media
Pustaka, 2010), hlm. 19.

6
2) Jenis Motivasi Belajar

Sudirman dalam Pupu Saeful Rahmat memaparkan macam-macam motivasi

sebagai berikut:

a) Motivasi yang dilihat dari dasar pembentukannya yaitu motif bawaan dan motif

yang dipelajari. Motif bawaan berarti motif yang dibawa sejak lahir, motivasi ini ada

tanpa harus dipelajari. Sementara itu, motif yang dipelajari berarti motif yang timbul

akibat proses belajar atau motif yang dipelajari.

b) Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis terdiri dari motif organis,

motif darurat, dan motif objektif. Motif atau kebutuhan organis berarti kebutuhan

dasar manusia, seperti minum, makan, beristirahat, dan sebagainya. Sementara itu,

motif darurat dapat berupa dorongan untuk menyelamatkan diri, membala, berusaha,

memburu, dan sebagainya. Motivasi ini timbul karena adanya rangsangan dari luar.

Terakhir, motif objektif dapat berupa kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

manipulasi, menaruh minat, dan sebagainya.

c) Motivsi jasmaniah dan rohaniah. Motivasi jasmaniah ini dapat berupa reflex,

insting otomatis, dan nafsu, sedangkan motivasi rohaniah dapat berupa kemauan.

d) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik berarti motif yang menjadi

aktif atau akan berfungsi dengan sendirinya tanpa perlu ada rangsangan dari luar. Hal

ini karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Sementara itu, motivasi ekstrinsik berarti motif yang akan berfungsi dengan adanya

rangsangan dari luar.9

3) Ciri-ciri Motivasi Belajar

9
Pupu Saeful Rahmat, op.cit, hlm. 139-140.

7
Dalam hal motivasi ini, Sudirman dalam Pupu Saeful Rahmat menjabarkan ciri-

ciri motivasi yang ada pada diri manusia sebagai berikut.

a) Tekun menjalankan tugas

Tekun menjalankan tugas berarti bahwa individu tersebut dapat bekerja secara

terus-menerus dalam waktu yang ditentukan, serta tidak pernah berhenti hingga tugas

tersebut selesai.

b) Ulet menghadapi kesulitan

Ulet menghadapi kesulitan dapat berarti tidak mudah menyerah dan putus asa,

serta tidak bertanya terlalu banyak. Sebesar dan sesulit apa pun masalah yang

dihadapi oleh peserta didik, jika ia memiliki sifat ulet maka ia tidak akan mudah

putus asa.

c) Menunjukan minat terhadap berbagai masalah

Beragamnya cara yang dilakukan oleh peserta didik ini menunjukkan bahwa guru

harus memiliki sikap yang kompleks dalam menghadapi permasalahan, khususnya

permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar dan menangani peserta didik.

d) Lebih senang bekerja sendiri

Peserta didik yang mandiri sangat diperlukan untuk mewujudkan prestasi belajar.

Jika peserta didik sudah merasa senang untuk bekerja sendiri maka akan memberikan

pengaruh yang baik terhadap lingkungan di sekitarnya.10

4) Pentingnya Motivasi Belajar

Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya motivasi

memiliki fungsi sebagai berikut.

10
ibid, hlm. 143-146.

8
a) Motivasi berfungsi sebagai pendorong timbulnya perilaku belajar. Sebaliknya,

tanpa motivasi tidak akan timbul perilaku belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah terjadinya kegiatan belajar. Artinya,

motivasi yang mengarahkan pada perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak terjadinya kegiatan belajar. Jika diibaratkan

sebuah mobil, motivasi berfungsi sebagai mesin bagi mobil yang akan menggerakkan

jalan atau tidaknya dan cepat atau lambatnya mobil tersebut.11

Firman Allah tentang minat belajar yang terdapat dalam QS. An-Najm : (53) : 39

yang berbunyi :

‫نس ِن إِاَّل َما َس َع ٰى‬ ِ ِ ‫وأَن لَّْي‬


َٰ ‫س لإْل‬
َ َ
Terjemahnya : “dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya,”12

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa:


Ayat yang lalu menyebutkan sebagian yang tercantum dalam Shuhuf Ibrahim
dan Musa AS. Ayat-ayat di atas melanjutkan bahwa: dan, disamping
seseorang tidak akan memikul dosa dan mudharat yang dilakukan orang lain,
ia pun tidak akan meraih manfaat dari amalan juga baiknya. Karena itu, disana
ada juga keterangan bahwa seorang manusia tidak memiliki selain apa yang
telah diusahakannya. Dan bahwa usahanya yang baik atau yang buruk tidak
akan dilenyapkan Allah, tetapi kelak akan dilihat dan diperlihatkan kepadanya
sehingga ia akan berbangga dengan amal baiknya dan ingin menjauh dari amal
buruknya. Kemudian akan diberi balasnya, yakni amal itu dengan balasan
yang sempurna kalau baik akan dilipat gandakan Allah dan kalau buruk tidak
dimaafkan Allah maka dibalas sempurna kesetimpalannya, dan disamping itu
termaktub juga disana bahwa kepada Tuhanmu lah saja, tidak kepada selain-
Nya, kesudahan dan awal segala sesuatu.
Huruf (‫ )ل‬lam pada firman-Nya: (‫ )لالنس ان‬li al-insan berarti memiliki.
Kepemilikian dimaksud adalah kepemilikan hakiki yang senantiasa akan
menyertai manusia sepanjang eksistensinya. Ia adalah amal-amalnya yang
baik dan yang buruk. Ini berbeda dengan kepemilikan relative, seperti
kepemilikan harta, anak, kedudukan, dan lain-lain yang sifatnya sementara
serta pasti akan lenyap dengan kematiannya.
11
Ibid, hlm. 148.
12
Kementrian Agama Republik Indonesia, Alquran Al-Karim dan Terjemahnya,
(Surabaya, Halim Publishing & Distributing, 2013), hlm. 527.

9
Kata (‫ )س عي‬sa’a pada mulanya berarti berjalan cepat-namun belum sampai
tingkat berlari. Kata ini kemudian digunakan dalam arti berupaya secara
sungguh-sungguh.13

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwasannya ketika hati kita sudah

mempunyai niat/kemauan/keinginan untuk belajar dengan ikhlas dan sungguh-

sungguh, maka keberhasilan yang akan kita dapat seperti kalam hikmah yang

terkenal diantara kita setiap harinya, barang siapa yang tekun dan bersungguh-

sungguh akan berhasil dalam usahanya.

b. Belajar

1) Pengertian belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting

dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sukmadinata menyatakan bahwa

sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas,

apa sesungguhnya arti belajar? Berikut pengertian belajar menurut para ahli.

a) Crow dan Crow menyatakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-

kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.

b) Witherington menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian

yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan,

sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

c) Hilgard menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul

atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi.

d) Gage dan Berliner menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku yang muncul karena pengalaman.14


13
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Cet:
IV; Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 206.
14
Pupu Saeful Rahmat, op.cit, hlm. 44-45.

10
Belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan

cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan. Menurut

Sardiman dalam Sri Lestari Munung Sughiarti belajar adalah berubah. Dalam hal ini

yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Belajar akan

membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga keterampilan, sikap,

watak, minat dan penyesuaian diri.15

Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun sering

disalahartikan atau diartikan secara common sense atau pendapat umum saja. Untuk

memahami konsep belajar secara utuh perlu digali lebih dulu bagaimana para pakar

psikologi dan pakar pendidikan mengartikan konsep belajar. Pakar psikologi melihat

perilaku belajar sebagai proses psikologi individu dalam interaksinya dengan

lingkungan secara alami, sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar

sebagai proses psikologis-pedagogis yang ditandai dengan adanya interaksi individu

dengan lingkungan belajar yang disengaja diciptakan.16

Kata belajar tidak asing lagi bagi kita. Barangkali sudah ribuan kali kita

mendengarnya, mungkin kata itu mendatangkan nuansa kegembiraan ke diri, tetapi

juga ada kemungkinan membawa kemurungan, kebosanan, ketegangan, dan

sebagainya seribu rasa.17

15
Sri Lestari Munung Sughiarti, op.cit, hlm.9.
16
Udin S. Winataputra, Hakikat Belajar dan Pembelajaran.
17
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Cet: I; Yogyakarta: Deepublish, 2018),
hlm. 1.

11
Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan

perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan.

2) Ciri-ciri belajar

Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap tentang pengertian

belajar tersebut, maka berikut ini dikemukakan beberapa ciri-ciri penting dari konsep

tersebut:

a) Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi pada ospek

kepribadian seseorang mempunyai dampak terhadap perubahan selanjutnya.

b) Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas. Yang

bersangkutan tidak begitu menyadarinya namun demikian paling tidak dia menyadari

setelah peristiwa itu berlangsung.

c) Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual.

d) Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi.

e) Belajar adalah proses interaksi.

f) Perubahan berlangsung dari yang sederhana kearah yang lebih kompleks.18

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa

perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar:

(1)Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau

sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya perubahan dalam

dirinya.

(2)Perubahan dalam belajar bersifat fungsional


18
ibid, hlm. 12-13.

12
Perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis.

Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan

berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

(3)Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju

untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,

makin banyak usaha belajar dilakukan, maka makin baik perubahan yang diperolah.

Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan

sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

(4)Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat permanen atau menetap. Ini

berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

(5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena adanya tujuan yang akan

dicapai. Perubajan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar

disadari.

(6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi

perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya

ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap

kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

13
Menurut Suryabrata dalam Keke T. Aritonang, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu: faktor dari dalam,

faktor dari luar, dan faktor instrumen.

Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang

berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini diantaranya adalah: (a)

minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar

siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat (b) motivasi

belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Motivasi belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar

siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan

upaya guru membelajarkan siswa.

Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini di antaranya adalah

lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial di sini yaitu manusia

atau sesama manusia, baik manusia itu hadir ataupun tidak langsung hadir.

Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering mengganggu aktivitas

belajar. Salah satu dari lingkungan sosial tersebut yaitu lingkungan siswa di sekolah

yang terdiri dari teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan

lainnya yang dapat juga mempengaruhi proses dan hasil belajar individu.

Faktor instrumen yaitu faktor yang berhubungan dengan perangkat pembelajaran

seperti kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana pembelajaran (media

pembelajaran), serta guru sebagai perancang pembelajaran. Dalam penggunaan

14
perangkat pembelajaran tersebut harus dirancang oleh guru sesuai dengan hasil yang

diharapkan.19

Muhibbin Syah dalam Syamsu Rijal, mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi

oleh tiga macam yaitu :

1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu aspek fisiologis dan aspek

psikologis :

(1) aspek fisiologis yaitu kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan

siswa dalam menyerap informasi dalam proses pembelajaran;

(2) aspek psikologis teridri atas:

(a)intelegensi siswa yaitu tingkat kecerdasan sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa;

(b)sikap siswa yang positif dalam merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap

objek orang, barang dan sebagainya merupakan pertanda awal yang baik bagi proses

belajar siswa;

(c)bakat siswa yaitu kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa

banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan; iv) minat siswa yaitu

Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu;

(d)motivasi siswa yaitu Keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat

sesuatu,

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), kondisi lingkungan disekitar siswa yaitu:

19
Keke T. Aritonang, “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,
Jurnal Pendidikan, Nomor. 10, 2008, hlm. 14.

15
a) Lingkungan sosial yaitu sekolah seperti guru-guru, para tenaga kependidikan

(kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas,orang tua (keluarga)

dan masyarakat dapat mempengaruhi semangat belajar siswa;

b) Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal

siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang

digunakan siswa. Faktor-faktor ini turut menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa, dan

3) Faktor Pendekatan belajar (approach to learning), adalah keefektifan segala cara

atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses

20
belajar materi tertentu.

c. Al-Qur’an

1) Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama

pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia

mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-

Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.21

Al-qur’an secara harfiah berarti “bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”.

Al-qur’an Al-Karim berarti “ bacaan yang mahasempurna dan mahamulia”.

Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan “bacaan” ini agaknya tidak hanya dapat

20
Syamsu Rijal dan Suhaedir Bachtiar, “Hubungan antara Sikap, Kemandirian
Belajar, dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa”, Jurnal Bioedukatika, Vol. III.
Nomor. 2, 2015, hlm. 2-3.
21
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’I atas berbagai Persoalan
Umat,(Cet: IV; Bandung: Mizan, 1997), hlm. 3.

16
dipahami oleh para pakar, tetapi juga oleh semua orang yang menggunakan ‘sedikit’

pikirannya.22

Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah swt. dengan perantara

malaikat jibril as. kepada Nabi Muhammad saw, sebagai kunci dan kesimpulan dari

semua kitab-kitab suci yang pernah diturunkan Allah swt kepada nabi-nabi dan rasul-

rasul yang diutus Allah sebelum Nabi Muhammad saw.

“Al-Qur’an”, adalah nama yang paling populer dan banyak dipakai untuk kitab

suci yang satu ini. Dan ini merupakan keistimewaan yang diberikan Allah kepada

Rasulullah saw, karena kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya

tidak ada yang diberi nama Al-Qur’an. Al-Qur’an diambil dari kata Al-Qira-ah

sebagai nama yang dipahami umumnya ulama. Secara istilah ia dikhususkan untuk

kitab suci yang lain adalah karena kitab suci ini mencakup isi seluruh kitab suci

(agama samawi) yang lain, bahkan mencakup kandungan berbagai ilmu.23

Turunnya Al-Qur’an, tentu saja, merupakan salah satu kehendak Tuhan agar

masyarakat yang maju secara ekonomi tersebut mempunyai landasan moral yang

kuat. Dalam sebuah hadis disebutkan:24

ِ
ُ ْ‫إِمَّنَ ا بُعث‬
‫ت ألُمَتِّ َم َم َك ا ِر َم‬
‫َخالَق‬
ْ ‫األ‬
Terjemahnya:
“sesungguhnya saya mengutusmu wahai Muhammad hanya untuk
menyempurnakan akhlak”(H.R. Baihaqi).25

22
M. Quraish Shihab, Kisah dan Hikmah Kehidupan Lentera Hati,(Cet: XXXI; Bandung:
PT. Mizan Pustaka, 2007), hlm. 24.
23
Sholah Al-Kholidi, Membedah Al-Qur’an Versi Al-Qur’an Upaya Tadabbur Kitabullah
di Tengah-tengah Pesatnya Perdaban Umat, (Cet: I; Surabaya: Progressif, 1997), hlm. 34.
24
Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lil
Alamin,(Jakarta: Pustaka Oasi, 2017), hlm. 72.
25
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Cet IX: Yogyakarta: Pelajar Offset, 2007), hlm. 6.

17
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah swt yang disampaikan kepada Nabi

Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup umat manusia. Secara bahasa, Al-Qur’an

artinya bacaan, yaitu bacaan bagi orang-orang yang beriman. Bagi umat Islam,

membaca Al-Qur’an merupakan ibadah.

Dalam hukum islam, Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang pertama dan

utama, tidak boleh ada satu aturan pun yang bertentangan dengan Al-Qur’an,

sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa [4] : 105 berikut.

ُ‫ك ٱللَّه‬ ِ ‫ب بِٱحْلَ ِّق لِتَ ْح ُك َم َبنْي ٱلن‬


َ ٰ‫َّاس مِب َٓا أ ََرى‬ ِ َ ‫ۚ إِنَّٓا أَنزلْنَٓا إِلَي‬
َ َ‫ك ٱلْكٰت‬ ْ َ
Terjemahnya:
“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an ) kepadamu
(Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia
dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu”.26

Sedangkan menurut istilah, al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung

mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Tertulis dalam mushaf,

dinukilkan kepada kita secara mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah.

Pendapat lain mengenai pengertian Al-Qur’an ini datang dari Manna’ al Qathan yang

merumuskan pengertian Al-Qur’an ini sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad saw. Yang bernilai ibadah dalam membacanya.27

2) Pengertian Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz berasal dari kata ‫ حفظ ا حيف ظ حفظ‬yang berarti menghafal. Secara

etimologi, hafal merupakan lawan dari pada lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.

Sedangkan secara terminologi, penghafal adalah orang yang menghafal dengan

26
Kementrian Agama Republik Indonesia, Alquran Al-Karim dan Terjemahnya,
(Surabaya, Halim Publishing & Distributing, 2013),hlm. 95.
27
Ridhoul Wahidi dan M. Syukron Maksum, Beli Surga dengan Al-Qur’an Kumpulan
Dalil dan Kisah Luar Biasa Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an, Medpress Digital, hlm. 11.

18
cermat dan termasuk sederetan kaum yang menghafal. Penghafal Al-Qur’an adalah

orang yang menghafal setiap ayat-ayat dalam Al-Qur’an mulai ayat pertama sampai

ayat terakhir. Penghafal Al-Qur’an dituntut untuk menghafal secara keseluruhan baik

hafalan maupun ketelitian. Sebab itu tidaklah disebut penghafal yang sempurna

orang yang menghafal Al-Qur’an setengahnya saja atau sepertiganya dan tidak

menyempurnakannya. Hendaknya hafalan itu berlangsung dalam keadaan cermat,

sebab jika tidak dalam keadaan demikian maka implikasinya seluruh umat islam

dapat disebut penghafal Al-Qur’an, karena setiap muslim dapat dipastikan bisa

membaca Al-Fatihah karena merupakan salah satu rukun shalat menurut mayoritas

madzhab. 28

Secara bahasa/etimologi Al Hifzh bermakna selalu ingat dan sedikit lupa. Hafidz

(penghafal) adalah orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sederet kaum

yang menghafal. Al Hifzh juga bermakna memelihara, menjaga, menahan diri,

ataupun terangkat.

Secara istilah/terminology, pengertian Al Hifzh sebenarnya tidak berbeda dengan

pengertian secara bahasa/etimologi, tetapi ada dua hal yang secara prinsip

membedakan seorang penghafal Al-Qur’an dengan penghafal hadits, syair, hukmah,

tamsil ataupun lainnya, yaitu:

a) Penghafal Al-Qur’an dituntut untuk menghafal secara keseluruhan baik hafalan

maupun ketelitiannya. Karena itu tidaklah dikatakan Al Hafizh orang yang

menghafal setengahnya atau dua pertiganya atau kurang sedikit dari 30 Juz dan tidak

menyempurnakannya.

28
Eko Aristanto, et.al., Taud Tabungan Akhirat Perspektif “Kuttab Rumah Qur’an”,
(Cet: I; Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia), hlm. 10.

19
b) Menekuni, merutinkan dan mencurahkan segenap tenaga untuk melindungi

hafalannya dari kelupaan.29

Adapun arti “menghafal” adalah “berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar

selalu ingat” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 381). Jadi, tahfidz Qur’an atau

menghafal al-Qur’an adalah membaca serta mengecamkan al-Qur’an dengan atau

melihat tulisannya (di luar kepala) secara berulang-ulang agar senantiasa ingat.30

3) Metode Menghafal Al-Qur’an

Ada beberapa metode yang mungkin bisa dikembangkan dalam rangka mencari

alternative terbaik untuk menghafal Al-Qur’an dan bisa memberikan bantuan kepada

para penghafal dalam mengurangi kepayahan dalam menghafal Al-Qur’an (Akbar

dan Hidayatullah, 2016). Menurut Ahsin al-hafidz metode-metode yang digunakan

dalam menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

a) Metode Wahdah: yang dimaksud metode ini adalah menghafal satu per satu

terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya.

b) Metode Khitabah: khitabah artinya menulis. Pada metode ini penghafal menulis

terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah

disediakan untuknya. Kemudian ayat tersebut dibaca hingga lancar dan benar

bacaannya, lalu dihafalkannya.

c) Metode Sima’I: sima’I yaitu metode dengan mendengarkan sesuatu bacaan untuk

dihafalkannya. Metode ini dapat dilakukan dengan dua alternative.

29
Mustofa Kamal, “Pengaruh Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur’an Terhadap
Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6. Nomor. 2, 2017, hlm. 3-4.
30
Kussrinaryanto, “Korelasi Tahfidz Al-Qur’an Dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab
Santri Di Smp Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an Daarul Qur’an Semester Gasal Sanggir
Paulan Colomadu Karanganyar”, Skripsi, (Karanganyar: Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014), hlm. 9.

20
(1)Mendengar dari guru yang membimbingnya, terutama bagi penghafal tunanetra,

atau anak-anak.

(2)Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalkannya ke dalam pita kaset

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Kemudian kaset tersebut diputar dan

didengarkan secara seksama sambil mengikuti secara perlahan-lahan.

d) Metode Gabungan: metode ini merupakan metode gabungan antara metode

wahdah dan metode khitabah. Hanya saja khitabah disini lebih memiliki fungsional

sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka dalam hal ini,

setelah penghafal selesai menghafal ayat yang dihafalnya, kemudian ia mencoba

menuliskannya di atas kertas yang disediakan untuknya dengan hafalan pula.

e) Metode Jama’: metode jama’ adalah cara menghafal yang dilakukan secara

kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal secara kolektif, atau bersama-sama, dipimpin

seorang instruktur. Instruktur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan santri

menirukan secara bersama-sama. Kemudian instruktur membimbingnya dengan

mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan santri mengikutinya.31

4) Hukum Menghafal Al-Qur’an

Para ulama sepakat bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah.

Apabila di antara anggota masyarakat ada yang sudah melaksanakannya maka

bebaslah anggota masyarakat yang lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali, maka

berdosalah semuanya.

Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, mengatakan,


“ketahuilah, sesungguhnya menghafal Al-Qur’an itu adalah fardhu kifayah
bagi umat.” (343:1)32

31
Eko Arisanto, et.al., op.cit, hlm. 11-13.
32
Sa’dulloh, 9 cara praktis Menghafal Al-Qur’an, hlm. 19.

21
Hal ini bertujuan untuk menjaga Al-Qur’an dari pemalsuan, perubahan, dan

pergantian seperti yang pernah terjadi pada kitab-kitab terdahulu. Dan dihati para

penghafal Al-Qur’an lah yang ikut andil dalam menjaga kemurnian Al-Qur’an.

Cara untuk dapat menghafal dengan cepat antara lain adalah sebagai berikut:

a) Panca Indera: Di dalam membaca keterampilan memperhatikan perlu kita pelajari,

karena akan sulit mengingat sesuatu apabila kita tidak memperhatikan dari awal.

Dengan menggunakan kombinasi penglihatan (mata), bunyi (telinga), gerak (tangan

dan kaki), bau (hidung), dan rasa (lidah), akan menciptakan memori terkuat.

b) Membuat Kesan: Cara supaya sesuatu dapat diingat membuat menjadi lebih

berkesan, buat kesan objek yang akan kita ingat secara imajinatif dan berlebih-

lebihan.

c) Mainkan Emosi: Untuk memainkan emosi dengan membuat kesan yang

bermuatan cinta, kebahagiaan, dan kesedihan mudah untuk diingat. Dengan

menggunakan kesan dari perasaan hangat, perasaan yang membuat jantung kita

berdegup kencang dan memancarkan kebahagiaan, akan membantu memori kita.

d) Imajinasi dan Asosiasi: Pergunakanlah asosiasi dan imajinasi pribadi kita seperti

anggota-anggota keluarga kita, rumah kita, kantor, teman-teman, peristiwa, dan hal-

hal yang istimewa bagi kita.

e) Repitisi: Usahakan selalu berkonsentrasi secara penuh pada materi yang sedang

dipelajari dan mengulangnya dengan cara yang berbeda dan kreatif seperti

mengucapkannya keras-keras dan lebih baik bila dibuat peta pikiran.

22
f) Password: Usahakan mengingat bagian pertama dan terakhir karena bagian

tersebut paling mudah untuk diingat. Buat password untuk bagian-bagian tersebut

33
dan jadikan keyword untuk mengingat bagian-bagian lain.

Al-Qur’an sebagai dasar hukum islam dan pedoman hidup umat, disamping

diturunkan kepada hambanya yang terpilih, Al-Qur’an diturunkan melalui ruhul

Amin Jibril as. dengan hafalan yang berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan umat

dimasa itu dan dimasa yang akan datang. Selama dua puluh tiga tahun Nabi

Muhammad SAW menerima wahyu Al-Qur’an dari Allah melalui Jibril As tidak

melalui tulisan melainkan dengan lisan (hafalan).

5) Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menghafal Al-Qur’an

a) Persiapan yang matang: persiapan yang matang merupakan syarat penting bagi

seorang menghafal Al-Qur’an, faktor persiapan sangat berkaitan dengan minat

seseorang dalam menghafal Al-Qur’an. Minat yang tinggi sebagai usaha menghafal

Al-Qur’an adalah modal awal seseorang mempersiapkan diri secara matang.

b) Motivasi dan stimulus: selain minat, motivasi dan stimulus juga harus

diperhatikan bagi seorang yang menghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an dituntut

kesungguhan khusus pekerjaan yang berkesinambungan dan kemauan keras tanpa

mengenal bosan dan putus asa. Karena itulah motivasi yang tinggi untuk menghafal

Al-Qur’an harus selalu dipupuk.

c) Faktor usia: menghafal Al-Qur’an pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia,

namun setidaknya usia yang ideal untuk menghafal Al-Qur’an harus tetap

33
Muhammad Nur, “Hubungan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Dengan Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Daarun Najah
Teratak Buluh”, Skripsi, ( Pekanbaru, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2013), hlm. 15-16.

23
dipertimbangkan. Seorang yang menghafal Al-Qur’an dalam usia produktif (5-20

tahun) lebih baik dari pada menghafal Al-Qur’an dalam usia 30-40 tahun. Faktor usia

harus tetap diperhitungkan karena berkaitan dengan daya ingat (memori) seseorang.

Oleh karena itu, lebih baik usia menghafal Al-Qur’an adalah usia dini (masa anak

dan remaja). Karena daya rekam yang dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang

cukup tajam. Seperti pepatah arab menyatakan: belajar dimasa kecil bagaikan

mengukir di atas batu, sedangkan belajar dimasa tua bagaikan mengukir diatas air.

d) Manajemen waktu: seseorang yang menghafalkan Al-Qur’an harus dapat

memanfaatkan waktu yang dimiliki sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seorang yang

menghafal Al-Qur’an harus dapat memilih kapan ia harus menghafal dan kapan ia

harus melakukan aktivitas dan kegiatan lainnya. Sehubungan dengan manajemen

waktu yang dianggap ideal untuk menghafal Al-Qur’an sebagai berikut:

(1)Waktu sebelum fajar

(2)Setelah fajar hingga terbir matahari

(3)Setelah bangun dari tidur siang

(4)Setelah shalat

(5)Waktu d iantara maghrib dan isya’

e) Intelegensi dan potensi ingatan: faktor intelegensi dan potensi ingatan lebih

mengangkut faktor psikologis. Seseorang yang mempunyai kecerdasan dan daya

ingat yang tinggi akan lebih cepat dalam menghafal Al-Qur’an dari pada seseorang

yang kecerdasannya dibawah rata-rata.34

6) Faedah menghafal Al-Qur’an

Menurut para ulama, diantara beberapa faedah menghafal Al-Qur’an adalah:


34
Eko Arisanto, et.al., op.cit, hlm. 14-15.

24
a) Jika disertai dengan amal saleh dan keikhlasan, maka ini merupakan kemenangan

dan kebahagiaan didunia dan diakhirat.

b) Orang yang menghafal Al-Qur’an akan mendapatkan anugerah dari Allah berupa

ingatan yang tajam dan pemikiran yang cemerlang. Karena itu, para penghafal Al-

Qur’an lebih cepat mengerti, teliti, dan lebih hati-hati karena banyak latihan untuk

mencocokkan ayat serta membandingkannya dengan ayat lain.

c) Menghafal Al-Qur’an merupakan bahtera ilmu, karena akan mendorong seseorang

yang hafal Al-Qur’an untuk berprestasi lebih tinggi daripada teman-temannya yang

tidak hafal Al-Qur’an sekalipun umur, kecerdasan, dan ilmu mereka berdekatan.

d) Penghafal Al-Qur’an memiliki identitas yang baik, akhlak, dan perilaku yang

baik.

e) Penghafal Al-Qur’an mempunyai kemampuan mengeluarkan fonetik Arab dari

landasannya secara thabi’i(alami), sehingga bisa fasih berbicara dan ucapannya

benar.35

Menghafal Al-Qur’an memiliki banyak faedah. Diantara faedah-faedah

menghafal Al-Qur’an adalah:

(1)Jika disertai amal saleh dan keikhlasan, maka hal ini merupakan kemenangan dan

kebahagiaan didunia dan diakhirat.

(2)Seorang penghafal Al-Qur’an memiliki identitas yang baik, perilaku yang baik.

(3)Didalam Al-Qur’an banyak kata-kata bijak yang mengandung hikmah dan sangat

berharga bagi kehidupan. Semakin banyak menghafal Al-Qur’an semakin banyak

pula mengetahui kata-kata bijak tersebut.

35
Sa’dulloh, op.cit, hlm. 21.

25
(4)Didalam Al-Qur’an terdapat ribuan kosakata atau kalimat, jika kita menghafal Al-

Qur’an dan memahami artinya, secara otomatis kita telah menghafal kata-kata

tersebut.36

2) Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan atau mempunyai kesamaan dan perbedaan yang dilakukan

oleh beberapa peneliti, diantaranya :

a) Yusni Harahap dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar
37
Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas X MAN Binjai. Adapun

kesimpulan dari skripsi tersebut yaitu gambaran pengaruh motivasi belajar dan

disipilin belajar terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadits pada kelas X MAN Binjai

merupakan lembaga pendidikan berstatus negeri yang prestasinya dapat dilihat dari

data statistik kelulusan dan kenaikan kelas siswa mengalami peningkatan. Tidak

hanya pada mata pelajaran umum, mata pelajaran PAI juga mengalami hal serupa.

Tetapi Prestasi belajar Alquran Hadīs khususnya, siswa masih rendah tidak

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran yaitu 80/81.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat dilihat bahwa persamaannya terdapat

pada salah satu fokus penelitian yakni terkait motivasi belajar. Sementara

perbedaannya, pada penelitian ini menghubungkan antara prestasi belajar al-qur’an

hadits dengan motivasi belajar menghafal Alqur’an.

b) Markhamah Waliya dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap

Kemampuan Menghafal Juz Amma Siswa Kelas V Di MI Ma’arif 07 Karangmangu

36
Ridhoul Wahidi dan M. Syukron Maksum,op.cit, hlm. 42.
37
Yusni Harahap, “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas X MAN Binjai”, Skripsi, (Medan: UIN Sumatera Utara, 2016),
hlm. 1.

26
38
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Adapun kesimpulan persamaan dan

perbedaan penelitian sebelumnya, keduanya meneliti untuk mencari motivasi belajar,

adapun perbedaannya peneliti sebelumnya mencari motivasi belajar terhadap

kemampuan menghafal juz Amma siswa kelas V di MI Ma’arif 07 Karangmangu

sedangkan peneliti sekarang mencari motivasi belajar menghafal al-qur’an terhadap

hafalan al-qur’an santri pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Baiturrahim

Kolaka. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari peneliti sebelumnya dan peneliti sekarang

mempunyai hubungan yang relevan tentang motivasi belajar sehingga penelitian

terdahulu bisa dijadikan rujukan baik sebagai pembanding ataupun pengembangan

untuk penelitian sekarang.

c) Endah Widiarti dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar

Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Ilmu-Ilmu

Sosial Di SMA Negeri 2 Banguntapan, Bantul39. Adapun penelitian ini relevan

dengan penelitian sekarang ini. Hal ini berlandaskan atas Pengaruh Motivasi Belajar

dengan Pengaruh Motivasi Belajar. Perbedaan dan persamaan dari kedua peneliti

tersebut yaitu pada salah satu fokusnya yang membahas tentang Motivasi Belajar.

Akan tetapi yang menjadi perbedaan adalah peneliti sebelumnya mencari Pengaruh

Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Siswa Kelas X Ilmu-Ilmu Sosial Di SMA Negeri 2 Banguntapan, Bantul

sedangkan pada penelitian ini mencari Pengaruh Motivasi Belajar Menghafal Al-

38
Markhamah Waliya, “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Menghafal
Juz Amma Siswa Kelas V Di MI Ma’arif 07 Karangmangu Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap”, Skripsi, (Purwokerto: IAIN Porwokerto, 2018), hlm. 1.
39
Endah Widiarti, “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Ilmu-Ilmu Sosial Di pSMA Negeri 2
Banguntapan, Bantul”, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2018), hlm. 1.

27
Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

Baiturrahim Kolaka.

3) Kerangka Pikir

Proses Pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan

dimana pendidikan merupakan pengembangan potensi dalam menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pelajaran dan latihan bagi peranannya dimasa

mendatang. 40 Berikut skema kerangka pikir.

Gambar 1.1 kerangka pikir


PPTQ BAITURRAHIM

AL-QUR’AN

40
MOTIVASI HAFALAN AL-
Dwima Selfiana, Korelasi Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam
BELAJAR
Pembelajaran Aqidah
QUR’AN
Akhlak Kelas IV MIN 5 Bandar Lampung, (Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Raden Intan, 2018), hlm. 48.

28
ADA PENGARUH TIDAK ADA
PENGARUH

4) Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah atau research question. Hipotesis penelitian biasanya akan sama

banyak dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian. Dengan kata lain

hipotesis penelitian akan mencakup rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian.
41
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis

dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dan mengacu pada penelitian yang relevan maka

hipotesis yang akan dikemukakan oleh penulis adalah “Pengaruh Motivasi Belajar

Menghafal Al-Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka”.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini ialah kuantitatif yang metode penelitian

kuantitatif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan

41
Wagiran, Metode Penelitian Pendidikan (Teori dan Implementasi), (Cet. I;
Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2013), hlm. 102.

29
fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisis yang

umumnya menggunakan statistik.42

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan ialah penelitian korelasional yaitu suatu

penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, kemudian

mengklarifikasi suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan mendeskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berlokasikan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

Baiturrahim Kolaka Jalan Bolu, Kelurahan Sea, Kecamatan Latambaga, Kabupaten

Kolaka, Provinsis Sulawesi Tenggara. Dan penelitian ini akan direncanakan pada

bulan November sampai dengan bulan Desember 2020. Calon peneliti memilih

lokasi tersebut karena merupakan pondok pesantren yang berlokasi di Kabupaten

Kolaka.

3. Desain Penelitian

Gambar 1.2 Desain Penelitian

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Hipotesis Pengumpulan Analisis


Kajian Teori
Penelitian Data Data

42
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. (cet. III;
Bandung: Pustaka Refika Aditama, 2018), hlm, 49. Kesimpulan

30
4. Variabel Penelitian

Variabel merupakan atribut sekaligus objek yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. 43Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu

variabel bebas dan terikat, atau variabel independen dan variabel dependen.

Variabel penelitian adalah adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independent variable) adalah Variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. 44Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah “Hafalan Qur’an”.

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah Variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Motivasi Belajar

Menghafal Al-Qur’an”.

5. Defenisi Operasional

Korelasi adalah salah satu cara dalam statistik yang dipakai untuk mencari
45
hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Korelasi yaitu hubungan

43
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Cet: I; Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 50.
44
ibid, hlm. 52.
45
Eeng Ahman dan Epi Indriani, Membina Kompetensi Ekonomi untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Grafindo Media
Pratama).

31
timbal balik antara dua variabel. Minat belajar adalah suatu aktivitas mental yang

diwujudkan dalam bentuk kecenderungan terhadap suatu obyek, yang dilandasi oleh

pemusatan perhatian dan perasaan senang terhadap sesuatu obyek tertentu.

Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau

tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu.

Dari pengertian judul diatas, maka penulis menegaskan maksud judul tersebut

sebagai suatu penelitian guna memperoleh data tentang ada tidaknya Pengaruh

Motivasi Belajar Menghafal Al-Qur’an Terhadap Hafalan Al-Qur’an Santri Pada

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka.

6. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu

yang sedang dikaji.46

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh santri di

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka, berjumlah :

Gambar 1.3 Populasi

N Laki-Laki Perempuan Jumlah Total

O
1. 176 245 421
Jumlah Keseluruhan 421

Berdasarkan tabel diatas, jumlah populasi penelitian ini adalah santri

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Baiturrahim Kolaka yang terdiri dari:

1) Santri putra dengan jumlah populasi 176.

46
Harinaldi, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik Dan Sains, (Jakarta: Erlangga,
2005), hlm. 2.

32
2) Santri putri dengan jumlah populasi 245.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini ialah santri asal Muara Lapao-

Pao Kec. Wolo Kab. Kolaka. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode Cluster Sampling.

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana pemilihannya

mengacu pada kelompok bukan pada individu.47

7. Data dan Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini, yaitu :

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak atau instansi tertentu.48

8. Metode Pengumpulan Data

a. Quesioner (Angket)

Angket atau quesioner adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan seorang

peneliti untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas


49
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

Quesioner atau Angket yang digunakan calon peneliti dengan mengajukan daftar

yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan, dimana siswa dituntut untuk

memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang dialami berkaitan dengan minat

belajar terhadap hasil belajar menghafal alqur’an. Quesioner tidak/belum tentu lebih

mudah dibandingkan teknik lainnya dan harus dikerjakan secara hati-hati.

47
Uhar Suharsaputra, op.cit, hlm. 118.
48
Amir Khosim dan Sriyanto, Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2008 Geografi
SMA/MA, (Grasindo, 2008), hlm. 7.
49
Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII, (PT. Gelora
Aksara Pratama, 2006). Hlm. 130.

33
b. Dokumentasi

Dokumentasi ialah merupakan metode pengumpulan data dengan jalan meneliti

atau mencatat dokumen atau arsip-arsip yang ada dilokasi, terutama yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas pada proposal penelitian ini, seperti

berapa jumlah santri dari desa Muara Lapao-Pao di Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur’an Baiturrahim Kolaka.

9. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen dalam penelitian kuantitatif ialah berupa pedoman

dokumentasi dan angket (questioner).

10. Teknik Analisis Data

a. Pertama, untuk mengukur instrumen penelitian berupa angket, telebih dahulu

angket diuji validitas dan reliablitasnya dengan melakukan uji validitas dan

reliabilitas.

b. Kedua, melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data dari sampel

penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dan uji linieritas

untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara satu variabel bebas dengan

satu variabel terikat.

Dalam melakukan analisis data, calon peneliti menggunakan bantuan program

analisis data yakni SPSS.

34
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya


Amir Khosim dan Sriyanto. (2008). Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2008.
Grasindo.
Dwima Selfiana. (2018). Korelasi Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas IV MIN 5 Bandar
Lampung, Skripsi. Lampung.
Eeng Ahman dan Epi Indriani. (n.d.). Membina Kompetensi Ekonomi untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Sosia. Grafindo Media Pratama.
Eko Aristanto, e. (n.d.). Taud Tabungan Akhirat Perspektif “Kuttab Rumah Qur’an".
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Endah Widiarti. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Ilmu-
Ilmu Sosial Di SMA Negeri 2 Banguntapan, Bantul, Skripsi. Yogyakarta.
Harinaldi. (2005). Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik Dan Sains. Jakarta:
Erlangga.
Hasbullah. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Keke T. Aritonang. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No.10, 2008, 14.
Kementrian Agama Republik Indonesia. (2013). Alquran Al-Karim dan Terjemahnya.
Surabaya: Halim Publishing & Distributing.
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2006). Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII. PT.
Gelora Aksara Pratama.
Kussrinaryanto. (2014). Korelasi Tahfidz Al-Qur'an Dengan Prestasi Belajar Bahasa
Arab Santri Di SMP Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur'an Daarul
Qur'an Semester Gasal Sanggir Paulan Colomadu Karanganyar, Skripsi.
Surakarta.

35
M. Quraish Shihab. (1997). Wawasan Al-Qur'an Tafsir Maudhu'i atas pelbagai
Persoalan Umat. Bandung: Mizan.
M. Quraish Shihab. (2007). Kisah dan Hikmah Kehidupan Lentera Hati. Bandung: PT.
Mizan Pustaka.
M. Quraish Shihab. (2011). Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Mark K. Smith, d. (2010). Teori Pembelajaran & Pengajaran. Jogjakarta: Mirza
Media Pustaka.
Markhamah Waliya. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan
Menghafal Juz Amma Siswa Kelas V Di MI Ma'arif 07 Karangmangu
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, Skripsi. Purokerto.
Moh. Suardi. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV budi utama.
Muhammad Nur. (2013). Hubungan Kemampuan Menghafal Al-Qur'an Dengan
Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadits Siswa di
Madrasah Tsanawiyah Daarun Najah Teratak Buluh Kecamatan Siak
Hulu Kabupaten Kampar, Skripsi. Riau Pekanbaru.
Mustofa Kamal. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur'an
Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Tadarus:Jurnal Pendidikan
Islam/Vol.6.No.2.
Pupu Saeful Rahmat. (2018). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi AKsara.
Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Ridhoul Wahidi dan M. Syukron Maksum. (n.d.). Beli Surga dengan Al-Qur’an
Kumpulan Dalil dan Kisah Luar Biasa Pembaca dan Penghafal Al-
Qur’an. Medpress Digital.
Risa Agustin. (n.d.). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya.
Sa'dulloh. (n.d.). 9 cara praktis Menghafal Al-Qur'an .
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sholah Al-Kholidi. (1997). Membedah AlQuran Versi AlQuran Upaya Tadabbur
Kitabullah di Tengah-tengah Pesatnya Peradaban Umat. Surabaya:
Pustaka Progressif.
Sri Lestari Munung Sughiarti. (2016). Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar
Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan
Semarang, Skripsi. Semarang.
Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

36
Syamsu Rijal, S. B. (2015). Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan Gaya
Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal BIOEDUKATIKA
Vol.3 No. 2, 2015, 2-3.
Udin S. Winataputra. (n.d.). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Teori Belajar dan
Pembelajaran, 1-2.
Uhar Suharsaputra. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: Pustaka Refika Aditama.
Wagiran. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Teori dan Implementasi).
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Yunahar Ilyas. (2007). Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Pelajar Offset.
Yusni Harahap. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Al-Qur'an Hadits Kelas X MAN Binjai, Skripsi. Medan.
Zuhairi Misrawi. (2017). Al-Qur'an Kitab Toleransi Tafsir Tematik Islam Rahmatan
Lil Alamin. Jakarta: Pustaka Oasis.

37
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AL MAWADDAH WARRAHMAH KOLAKA
SULAWESI TENGGARA
Secretariat : Jl. Pondok Pasantren No. 10 Telp. (0405)
2323229. Fax (0405) 2323229 Website :
www.iaialmawar.ac.id. Kolaka Sulawesi Tenggara

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN


TAHUN PENELITIAN 2020
Bulan
No. Kegiatan
Okt Nov Des Jan
Tahap Pertama : Penyusunan
Proposal Penelitian        
a. Menyusun Proposal        
1 Penelitian
b. Seminar Proposal      
c. Perbaikan Proposal        
Penelitian
Tahap Kedua : Pra        
Penelitian
2 a. Penyusunan Instrumen
Pengumpulan Data        
b. Konsultasi        
Tahap Ketiga : Penelitian dan
Penulisan Skripsi        
a. Penelitian/Pengumpulan Data        
3 b. Analisis dan Pengumpulan        
Data
c. Penulisan Skripsi        
d. Konsultasi        

38
Tahap Keempat : Penyerahan
Skripsi dan Konsultasi        
4 a. Konsultasi        
b. Perbaikan        
c. Penyerahan Skripsi        

Lampiran I : Angket Motivasi Siswa


1. Berilah tanda silang (X) salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai atau
cocok dengan keadaan atau yang saudara alami.
Pilih lah STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
2. Jawaban-jawaban anda tetap dirahasiakan oleh peneliti. Anda tidak perlu
menuliskan nama dan identitas lainnya.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan ST
S TS S SS
1 Saya termotivasi untuk menghafal Al-Qur’an        
Saya selalu berusaha membaca Al-Qur’an dengan bacaan
2
sempurna        
3 Saya selalu berusaha menghafal Al-Qur’an dengan lancar        
4 Saya selalu belajar untuk terus mengulang hafalan        
5 Saya selalu tekun menjalankan setoran hafalan Al-Qur’an        
Saya yakin bahwa saya mempunyai kemampuan yang
6
cukup untuk menghafal Al-Qur’an        
7 Menghafal Al-Qur’an adalah bagian dari hidup saya        
8 Saya selalu menekuni dan merutinkan hafalan        
Saya memiliki persiapan yang matang untuk menyetorkan
9
hafalan        
Saya yakin dapat mengulang hafalan meskipun dalam
10
keadaan sibuk        

39
40

Anda mungkin juga menyukai