Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

(Kelompok Kerja dan Komunikasi dalam Organisasi)

Dosen Pengampu : Dr. Adeline Lubis, SE. M. Si

DISUSUN OLEH :
1. FAHROZI (7223520017)
2. GITA SONIA MARPAUNG (7221220002)
3. NOVIKA SARMAULI PANGGABEAN (7223220029)
4. TABITHA ARITONANG (7223220001)
5. YESSI OCTAVIA (7223220037)

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Kelompok Kerja dan Komunikasi dalam Organisasi”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Kepemimpinan yaitu Ibu Dr. Adeline Lubis, SE. M. Si yang telah memberikan
tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami dan pihak lain yang berkepentingan.

Medan, 27 Oktober 2022

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................................... 3
BAB I (Pendahuluan) .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
C. Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II (Pembahasan) .............................................................................................................. 6
A. Pengertian Kelompok Kerja dalam Organisasi ................................................................ 6
B. Konsep Dasar Mengenai Kelompok Kerja ....................................................................... 6
C. Pembagian Kelompok Kerja ............................................................................................ 7
D. Konflik dalam Kelompok Kerja ....................................................................................... 9
E. Dampak Konflik Bagi Sebuah Organisasi ..................................................................... 10
F. Pendekatan dalam Konflik Kelompok Kerja.................................................................. 10
G. Komunikasi dalam Kelompok Kerja .............................................................................. 11
H. Pola Komunikasi dalam Struktur Organisasi ................................................................. 12
I. Konflik dan Komunikasi dalam Organisasi ................................................................... 14
BAB III (Penutup).................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok atau group didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung
danbekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan.Kelompok kerja (work
group)adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling
berbagi informasi untuk membuatkeputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah
kewenangannyamasing-masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun
kesempatan untuk terlibatdi dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari
seluruh anggota tim. Kelompok kerja dan komunikasi sebagai salah satu kunci agar fungsi
implementasi dan pengarahan dapat berjalan secara efektif. Perlu disadari bahwa organisasi
adalah kumpulan orang-orang atau kumpulan individu dengan berbagai karakteristik motif dan
potensi. Ketik tujuan hendak dicapai, maka setiap individu perlu menyadari bahwa selain
dirinya merupakan individu yang memiliki motif, namun juga merupakan bagian dari sebuah
kelompok atau kumpulan, yaitu organisasi. Pada intinya kelompok kerja disusun agar
keragaman individu dapat menjadi potensi yang terintegrasi dalam pencapaian tujuan, dan
bukan malah sumber konflik yang akan menghambat dalam pencapaian oraganisasi. Oleh
karena itu, selain kelompok kerja perlu disusun, faktor komunikasi antar pekerja, antar
pemimpin dan bawahan, dan antar bagian dalam organisasi juga menentukan bagaimana
kelompok kerja dapat berjalan secara efektif. Akhirnya,dengan keragaman potensi
individu,pola kepemimpinan yang sesuai, kelompok kerja yang tangguh, serta komunikasi
yang berjalan secara efektif, fungsi implementasi dan pengarahan dari rencana yang telah
disusun barangkali tidaklah menjadi sesuatu yang sulit untuk dijalankan, sehingga tujuan akan
lebih mudah dicapai secara efektif dan efisien.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian kelompok kerja dalam organisasi?


2. Bagaimana konsep dasar mengenai kelompok kerja?
3. Pembagian kelompok kerja?
4. Bagaimana konflik dalam kelompok kerja?
5. Apa dampak bagi organisasi?
6. Bagaimana pendekatan dalam konflik kelompok kerja?
7. Pengertian komunikasi dalam organisasi?
8. Pola komunikasi dalam organisasi?
9. Bagaimaan konflik dan komunikasi dalam organisasi?

C. Tujuan

1. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen
2. Penulis bermaksud mengupas dan membagi ilmu tentang kelompok kerja dan
komunikasi dalam organisasi
3. Untuk menambah wawasan , pengetahuan tentang kelompok kerja dan komunikasi

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Kerja Dalam Organisasi
Saling tergantung satu dengan lainnya, kelompok merupakan kumpulan dari dua
individu atau lebih yang berinteraksiyang memelihara pola hubungan yang stabil,
berbagai tujuan bersama, dan merasakan diri mereka menjadi sebuah kelompok
(Greenberg dan Baron, 2003: 273). Definisi kelompok dikemukakan pula oleh Robbins
dan Judge (2011: 310) sebagai dua atau lebih individu,berinteraksi dan saling
bergantung, yang datang bersama untuk mencapai sasaran tertentu. Kelompok kerja
dalam organisasi adalah kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk
menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi.
Kelompok Kerja adalah sekumpulan orang, terdiri atas 2 anggota atau lebih yang :
• Mempunyai tujuan yang sama
• Mempunyai kepentingan sama
• Saling bekerjasama
• Saling berhubungan
• Memiliki rasa ikut bertanggung jawab

B. Konsep Dasar Mengenai Kelompok Kerja


Stoner, Freeman, dan Gilbert mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan dua orang
atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu
yang dipahami bersama (two or more eople who interact and influence each other
toward a common purpose).
Karakteristik kelompok :
1. Merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu orang, yang berarti adanya
karakteristik yang berbeda dari setiap orang
2. Adanya interaksi di antara kumpulan orang tersebut
3. Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai
Berdasarkan karakteristik ini, jika kita memahami bahwa pekerjaan adalah sesuatu
yang telah direncanakan oleh organisasi untuk dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan, maka kelompok kerja dapat didefenisikan sebagai kelompok yang disusun oleh
organisasi dengan tujuan untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan

6
pencapaian tujuan organisasi. Kelompok kerja perlu disusun terutama jika organisasi
atau perusahaan beranggotakan orang-orang dalam jumlah yang sangat besar, ruang
lingkup kegiatan luas, dan pengelolaan sumber daya yang banyak. untuk orgsnisasi
yang beranggotakan sedikit orang 5-10 orang, barangkali keseluruhan anggota tersebut
merupakan juga satu kelompok kerja, adapun untuk organisasi yang memiliki ribuan
orang anggota, maka kelompok kerja yang disusun berdasarkan tujuan jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang, tergantung dari alasan dan tujuan dari
kelompok kerja tersebut disusun.

C. Pembagian Kelompok Kerja


Secara teoritis maupun praktik, kelompok kerja dapat dibagi dua, yaitu kelompok kerja
formal dan kelompok kerja informal.
1. Kelompok Kerja Formal
Kelompok kerja formal adalah kelompok kerja yang dibentuk dan disusun secara
resmi oleh manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan
yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Kelompok kerja yang dibentuk
atau disusun secara resmi oleh manajer dimana kelompokkerja tersebut diberikan
tugas dan pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Kelompok
kerja formal dapat berupa formal dapat berupa kelompok kerja langsung,
kepanitiaan, dan kelompok kerja temporal atau khusus.
Macam-macam kelompok kerja formal
• Kelompok kerja langsung merupakan kelompok kerja yang disusun oleh
manajer dan beranggotakan beberapa orang bawahan yang berada dibagian
dimana manajer tersebut di tugaskan.
• Kepanitiaan adalah kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan
beranggotakan beberapa orang yang bisa berasal dari bagian yang sama,
atau dari bagian lain dari organisasi.
• Kelompok kerja temporal atau khusus adalah kelompok kerja yang disusun
untuk kepentingan-kepentingan khusus dan bersifat sementara.

7
2. Kelompok Kerja Informal
Kelompok kerja informal adalah kelompok kerja yang disusun atau tersusun dengan
sendirinya ketika beberapa anggota dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak
terkait langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak
langsung akan mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi. Contohya
adalah kelompok olahraga yang beranggotakan para pegawai termasuk juga para
manajer, kelompok hobi, dan lain-lain. Kelompok informal ini biasanya terbentuk
dan dibentuk untuk memelihara budaya organisasi tertentu yang akan mendukung
terpeliharanya kekompakan, persatuan, dan kinerja dari kelompok kerja formal.

Paling tidak ada empat tujuan mengapa kelompok kerja informal ini dibentuk:
1) Untuk memelihara dan memperkuat perilaku positif dari para anggota
2) Untuk menciptakan dan memelihara interaksi sesama anggota, sehingga anggota
merasa nyaman, puas, dan aman.
3) Untuk membantu para anggota agar dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi
dalam bentuk yang informa dan fleksibel
4) Untuk membantu manajer dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang
mungkin dalam kondisi formal tidak dapat diselesaikan.

Kadang kala seseorang lebih dapat berkomunikasi ketika tengah bermain tenis
bersama misalnya.
• Lima tahapan dalam pembentukan dan interaksi kerja
1. Pembentukan: dimana kelompok kerja dibentuk oleh manajer. Kelompok
kerja yang terbentuk akan terdiri dari pemimpin kelompok dan anggota.
Masing-masing anggota dari kelompok kerja akan ditentukan tugas-tugas
yang harus dikerjakan.
2. Penguatan: pada tahapan ini, anggota yang telah menerima tugasnya
masing-masing mulai berinteraksi satu sama lainnya. Kadang kala karena
disebabkan perbedaan karakteristik individu serta persepsi mengenai
pekerjaan mereka masing-masing, termasuk pola komunikasi yang
dibangun .
3. Penyesuaian: merupakan tindak lanjut dari tahap kedua. Ketika kelompok
kerja telah saling berinteraksi, hingga barangkali bisa terjadi konflik, maka

8
tahapan ini merupakan tahapan di mana keseluruhan anggota secara alamiah
ataupun dipaksa harus menyesuaikan diri dengan berbagai perbedaan yang
ada dan terjadi.
4. Perwujudan: di mana hasil dari pekerjaan masing-masing anggota maupun
secara kelompok dapat terwujud dan terlihat. Itu sebabnya tahapan keempat
ini dinamakan performing, di mana setiap anggota memperlihatkan hasil
dari setiap pekerjaannya, dan akan di evaluasi sampai sejauh mana tingkat
kesesuaiannya terhadap tujuan dari kelompok kerja.
5. Pencarian : di mana masing-masing anggota mengalami tahapan akhir dari
proses pengerjaan bersama kelompok kerja. Pada tahapan ini, anggota aka
nada yang merasa puas, kecewa, atau penasaran, tergantung dari tahapan-
tahapan sebelumnya. Dapat dikatakan pula bahwa tahapan ini merupakan
tahapan antiklimaks dari seluruh rangkaian kerja dari kelompok kerja.

D. Konflik dalam Kelompok Kerja


Konflik adalah suatu kondisi pada individu yang berkonotasi negatif berupa suatu
pertarungan, pertentangan, opini-opini berdasarkan kepentingan mental
penderita batin. Konflik kerja adalah terjadinya suatu pertentangan antara individu
dengan individu yang lain atau adanya ketidakcocokan suatu kondisi yang dialami oleh
pegawai karena adanya hambatan komunikasi, perbedaan tujuan, kesalahan
komunikasi, perbedaan penilaian tentang kerja dan ketergantungan aktivitas kerja.
Konflik dalam organisasi dapat terjadi dalam berbagai keadaan, diantaranya:
1. Konflik antar bawahan di bagian yang sama
2. Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama
3. Konflik antar bawahan dari bagian yang berbeda
4. Konflik antar pimpinan dan bawahan dari bagian yang berbeda
5. Konflik antar pimpinan dari bagian yang berbeda

9
E. Dampak Bagi Organisasi
1. Konflik dapat menyebabkan kelompok kerja kemah dan berbagai pekerjaan dalam
organisasi akan terbengkalai.
2. Konflik bisa menjurus pada persoalan antar individu dalam organisasi
3. Konflik memiliki dampak positif ketika manajer atau pimpinan dapat mengelolah
konflik menjadi persaingan sehat antar individu, sehingga kinerja organisasi dapat di
tingkatkan
4. Konflik menyebabkan berbagai hal yang tidak terkait langsung dengan tujuan
organisasi muncul, sehingga sangat mungkin terjadinya pemborosan waktu, uang serta
berbagai sumber daya lainnya.

F. Pendekatan dalam konflik kelompok kerja


1. Stimulasi Konflik
Pada dasarnya adalah upaya dilakukan oleh manajer terhadap konflik yang terjadi
dengan jalan memberikan umpan-umpan stimulan yang menyebabkan pihak-pihak
yang terlibat konflik mengarahkan konfliknya kepada sesuatu yang bersifat positif
bagi dirinya dan organisasi. Di antara program yang dapat dijalankan adalah
memosisikan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik kedalam suatu situasi dimana
mereka terlibat dalam sebuah persaingan positif yang akan meningkatkan kinerja
mereka sekaligus juga organisasi. Memasukkan faktor persaingan ini dapat
dilakukan dengan tawaran kompensasi tertentu sehingga pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik akan benar-benar melakukan persaingan antar mereka.
2. Pengendalian Konflik
Selain memberikan stimulasi kepada pihak-pihak yang terlibat konflik, pendekatan
lain yang bisa digunakan adalah pengendalian konflik. Pengendalian konflik ini
dilakukan untuk memastikan bahwa konflik dapat senantiasa dihindari dan
kalaupun terjadi dengan segera bisa disesuaikan kembali. Diantara program yang
bisa dilakukan adalah malalui perluasan penggunaan sumberdaya organisasi.
3. Penyelesaian dan Penghilangan Konflik
Dua pendekatan diatas merupakan sebagian upaya untuk menjadikan konflik
sesuatu yang dapat diterima secara alamiah, namun tetap harus diwaspadai agar
konflik yang terjadi dapat diarahkan kepada pencapai kinerja organisasi yang lebih
baik. Pada kenyataannya konflik sekalipun telah diusahakan untuk terjadi, namun
selalu saja dapat terjadi. Untuk kasus seperti ini, maka konflik harus dihadapi dan
10
diseesaikan. Diantara program yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan dan
menghilangkan konflik, yaitu dengan melalui penghindaran konflik. Jika kita
mengetahui bahwa terdapat dua orang yang kalau dipertemukan akan terjdi konflik,
maka salah satu upaya penghindarannya adalah dengan memisahkan mereka dari
bagian kerja yang sama, atau jika berada dalam bagian yang sama mungkin dengan
jalan membagi waktu kerja yang berbeda, dan seterusnya.

G. Komunikasi dalam Kelompok Kerja


Komunikasi dapat didefenisikan sebagai memberi atau tukar informasi, isyarat, atau
pesan melalui kata, gerakan badan atau tulisan. Defenisi ini menandakan bahwa
komunikasi sebagai sebagai satu proses sepihak. Tapi sebenarnya tidaklah begitu,
komunikasi bukan hanya sekedar menyampaikan pesan. Ini menyangkut interaksi
antara dua insan atau lebih . agar komunikasi menjadi efektif, kedua pihak harus terus
menerus memberi dan menerima informasi baik lisan maupun tertulis.Suatu
keterampilan utama yang diharapkan dari seorang manajer ialah kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif. Keterampilan untuk memberlakukan kebijaksanaan,
mengupayakan supaya instruksi-instruksinya dapat dipahami denga jelas dan
menyempurnakan pelaksanaan kerja tergantung dari komunikasi yang efektif. Manajer
yang tidak dapat berkomunikasi dengan bawahannya tentang pekerjaan-pekerjaan yang
perlu dilaksanakan tidak akan berhasil menyuruh bawahannya mengerjakannya.
Sebaliknya, apabila bawahan tidak dapat berkomunikasi secara bebas dengan
manajernya, maka informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sukses itu tidak akan ada.Komunikasi merupakan cara untuk memudahkan manajemen,
akan tetapi bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri dan menjadi bagian yang
pokok dari segala sesuatu yang dikerjakan oleh manajer. Ada yang mengatakan bahwa
dua pertiga waktu manajer terpakai untuk berkomunikasi. memberikan informasi penuh
kepada rekan-rekan kerjanya dan mendapatkan saling pengertian merupakan hal-hal
yang penting sekali, sehingga ada beberapa pihak yang menarik kesimpulan bahwa
manajemen adalah berkomunikasi. Akan tetapi sesungguhnya berkomunikasi hanya
merupakan bagian dari manajemen.Berkomunikasi mengandung artiyang lebih luas
dari pada sekedar mengatakan atau menuliskan sesuatu. Didalamnya juga tercakup
suatu pengertian. Tidak akan ada komunikasi apabila anda tidak dapat dimengerti dan
kekurangan tersebut merupakan penghalang utama dalam berkomunikasi. Kondisi-
kondisi yang dapat membantu komunikasi menjadi efektif: mengetahui sepenuhnya
11
hal-hal yang ingin dikomunikasikan, berkomunikasi secukupnya, menyadari bahwa
komunikasi dapat dirubah distribusinya, gunakan simbol-simbol atau alat visual yang
memadai, dan hati-hati dalam memilih informasi yang dikomunikasikan.Tantangan
terbesar dalam berkomunikasi adalah mengerti pikiran, latar belakang dan proses
berpikir pendengar anda. Bila anda tahu ini, anda dapat mencegah “gangguan
komunikasi”. Sukses tidak dapat dicapai tanpa hubungan dengan orang lain. Namun
benar juga bahwa bagaimana dan seberapa jauh dan dalamnya hubungan tersebut
ditentukan oleh komunukasi.Fungsi komunikasi antara lain: Alat kontrol perilaku
anggota dalam sebuah organisasi dalam berbagai cara, motivasi kerja kru juga dapat
ditingkatkan melalui komunikasi, berperan sebagai media untuk mengungkapkan
ekspresi emosional perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial, dan komunikasi
memfasilitasi pengambilan keputusan.

H. Pola Komunikasi dalam Struktur Organisasi


Pola komunikasi organisasi merupakan sistem pengiriman pesan atau cara seorang
individu atau kelompok untuk berkomunikasi.

Menurut Rakhmat (2001 : 162-163), terdapat 5 (lima) pola komunikasi yaitu roda
(wheel), rantai (chain), Y, lingkaran (circle), dan bintang (star atau networks).
1. Roda (wheel)
Pola ini merupakan pola komunikasi yang dianggap yang terbaik dibandingkan dengan
pola komunikasi lainnya. Fokus perhatian dari pola ini adalah seorang pemimpin.
Dimana dalam pola ini lebih memperhatikan hubungan antara pemimpin dengan
anggota kelompoknya, seperti apakah pemimpin tersebut dapat berhubungan dengan
semua anggota kelompok, dan tidak ada masalah komunikasi, waktu dan feedback dari
anggota kelompok. Pemimpin merupakan sumber komunikasi, ia dapat mengirimkan
informasi ke semua bawahannya. Setiap anggota kelompok hanya dapat berhubungan
dengan pemimpinnya. Pola ini cocok untuk menghimpun informasi guna menanggulangi
masalah-masalah rutin, efisien untuk tugas bersifat komplek, menghasilkan produk
kelompok yang tercepat dan terorganisasi.

12
2. Rantai (chain)
Pola rantai hampir sama dengan pola lingkaran, hanya saja di sini ada dua individu yang
berada di akhir jaringan, sehingga hanya dapat mengirim dan menerima pesan dari satu
posisi. Dalam pola komunikasi rantai, anggota terakhir yang menerima pesan yang
disampaikan oleh pemimpin seringkali tidak menerima pesan yang akurat. Sehingga,
pemimpin tidak dapat mengetahui hal tersebut karena tidak adanya umpan balik yang
disampaikan.

3. Y
Merupakan pola komunikasi yang sangat rumit dan juga memiliki masalah komunikasi
yang sama seperti yang terjadi dalam pola komunikasi lingkaran dan rantai. Tiga orang
anggota dapat berhubungan dengan orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi
ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan seseorang di sampingnya saja.

4. Lingkaran (circle)
Pada pola ini, pengirim atau pemimpin dapat berkomunikasi dengan anggota kelompok
yang lain yang berada dekat dengannya. Tidak ada anggota kelompok lain yang tidak
dapat menerima pesan secara langsung dan mereka menerima pesan dari anggota
kelompok yang lain yang membagi pesan dari pengirim. Dalam pola ini, pesan dari
pengirim berjalan ke seluruh anggota kelompok dan membutuhkan waktu yang lama
untuk sampai kembali kepada pengirim. Setiap orang hanya dapat berkomunikasi
dengan dua orang yaitu di samping kiri dan kanannya. Di sini tidak ada pemimpin. Pola
komunikasi lingkaran merupakan pola yang paling lambat dalam memecahkan
masalah. Pola komunikasi lingkaran juga cenderung melahirkan banyak kesalahan.

5. Bintang (star)
Semua saluran dari setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota
kelompok yang lain. Pada pola, semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin.
Pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada anggota-anggotanya, dan yang
paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas berkenaan dengan masalah yang sukar.

13
I. Konflik dan Komunikasi dalam Organisasi
Pada dasarnya organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang
saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu yang saling bekerja sama untuk
mencapai visi dan misi serta tujuan yang sama, namun setiap anggota organisasi
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing dan mempunyai batas-batas yang jelas.
Setiap organisasi tidak akan pernah terlepas dari suatu permasalahan, namun
permasalahan itu sendiri harus segera diselesaikan agar tidak terjadi menjadi bumerang
yang akan menghancurkan organisasi itu sendiri. Kerap sekali permasalahan yang
muncul dikarenakan komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Komunikasi
merupakan elemen penting dalam organisasi. Karena tanpa adanya komunikasi segala
sesuatunya pasti tidak akan berjalan baik, munculnya kesalahpahaman antara kedua
belah pihak dalam mencerna proses komunikasi, sehingga antara pesan yang
disampaikan dan pesan yang diterima berbeda arti dan penafsirannya. Jika kondisi ini
terus berlanjut tentu akan membawa dampak yang sangat buruk bagi kelangsungan
organsiasi.

Robbins (1996) menyatakan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi


yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang)
yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun
pengaruh negatif. Robbins membahas konflik dari segi human relations and
interactionist perspective. Dijelaskan bahwa konflik adalah hal yang alamiah dan selalu
akan terjadi. Konflik merupakan bagian dari interpersonal experience, oleh karena itu
konflik dapat dihindari. Karena dapat dihindari maka sebaiknya konflik dikelola
dengan efektif, sehingga dapat bermanfaat dan memberikan perbaikan organisasi ke
arah yang lebih baik. Konflik tidak selalu merugikan organisasi selama konflik
ditangani dengan baik.

Empat Elemen Penting dalam Pencegahan Konflik


• Pertimbangan pengalaman dan tahapan kehidupan.
• Mendengarkan secara aktif.
• Disiplin.
• Komunikasi.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keberadaan kelompok kerja dalam organisasi sangatlah dibutuhkan, hal ini bertujuan
untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi. Adanya kehidupan kelompok dalam organisasi tentunya akan
mempengaruhi kinerja, karena akan menimbulkan jiwa kompetisi yang sehat sehingga
akan berdampak pada hasil kinerja anggota, selain itu juga akan timbul kerjasama antar
individu yang membawa sejumlah dampak positif dalam organisasi seperti membuat
pekerjaan yang berat menjadi lebih ringan dan cepat, menumbuhkan rasa kebersamaan
dan mempererat tali persaudaraan, memupuk rasa sosial dan menciptakan kepedulian
terhadap sesama, menghindari sifat egois atau mementingkan diri sendiri, dan
menyelesaikan problem atau masalah bersama-sama. Komunikasi merupakan elemen
penting dalam organisasi. Komunikasi sangat efektif dalam mempermudah seseorang
dalam memahami suatu pesan atau informasi, sehingga permasalahan yang kompleks
seperti kesalahpahaman dapat dicegah dengan komunikasi interpersonal yang baik,
serta saling memberi masukan, pendapat, dan bertukar pikiran satu sama lain.

B. SARAN
Penulis menyarankan dan berharap agar para pembaca mampu menerapkan komunikasi
yang baik dan kerjasama tim agar menambah wawasan dan membawa pengaruh positif
untuk lingkungan sekitarnya baik dalam dunia kerja, pendidikan dan sebagainya.
Demikian pokok bahasan dari makalah yang dapat kami sampaikan, Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih kurang sempurna, sehingga untuk selanjutnya diharapkan
penulis mampu menyusun makalah ini dengan lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA
http://miftahuddin.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/40/2016/12/5.-
KELOMPOK-KERJA-DALAM-
ORGANISASI.ppt#:~:text=Kelompok%20kerja%20adalah%20kelompok%20yang,te
rkait%20dengan%20pencapaian%20tujuan%20organisasi

https://www.coursehero.com/file/35043930/Konsep-Kelompok-Kerjadocx/

https://www.scribd.com/document/364593664/Konsep-Dasar-Kelompok-Kerja

http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/kelompok-kerja.html?m=1

https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/contoh-pertentangan-manajemen-konflik-
hingga-cara-mengatasi-konflik-karyawan/

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11696/2/T1_362011045_BAB%20I
I.pdf

https://pakarkomunikasi.com/pola-komunikasi-organisasi

https://www.konsultanpsikologijakarta.com/pola-komunikasi-organisasi/

https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-komunikasi-dalam-organisasi

16

Anda mungkin juga menyukai