Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Robbins (1990:xxi), teori organisasi merupakan sub-disiplin yang paling
menarik dan paling relevan dalam ilmu administrasi. Oleh karena itu, kita perlu
mengolaborasi pendapat ini dengan cara menampilkan segmen-segmen khusus
mengenaiperan ilmu administrasi pada beberapa bab tertentu.
Tidak hanya membahas tentang teori organisasi saja, namun pembahasan teori tentang
organisasi juga diperlukan. Dalam hal ini kita akan melihat kesamaan dan perbedaannya
dengan sebuah disiplin ilmu lain yang cukup dekat, yaitu manajemen. Di samping itu, filosofi
ilmu administrasi serta posisinya dalam pengelolaan organisasi perlu didiskusikan secara
singkat. Penekanannya adalah adalah pada domain keilmuan yang ditempati oleh ilmu
administrasi itu sendiri.
Berkaitan dengan ilmu organisasi, di sini akan dibahas perkembangan atau “evolusi”
teori organisasi dari masa ke masa. Pembagian dari periodenya adalah tiga fase, yaitu klasik,
modern, dan post-modern.

1.2 Rumusan Masalah


1.      Bagaimana cara memahami pengertian dan definisi teori, organisasi dan administrasi?
2.      Bagaimana menjelaskanperbedaan antara administrasi dan manajemen?
3.      Bagaimana mengenali dan membedakan tiga perspektif teori organisasin tokoh-tokohnya?
4.      Bagaimana metafora-metafora dalam teori organisasi?
5.      Bagaimana posisi administrasi pada masing-masing aliran pemikiran?

1.3 Tujuan
1.      Untuk memahami pengertian dan definisi teori, organisasi dan administrasi
2.      Untuk menjelaskan perbedaan antara administrasi dan manajemen
3.      Untuk mengenali dan membedakan tiga perspektif teori organisasi dan tokoh-tokohnya
4.      Untuk menjelaskan metafora-metafora dalam teori organisasi
5.      Untuk mengetahui posisi administrasi pada masing-masing aliran pemikiran

1
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Definisi Teori, Organisasi dan Administrasi


2.1.1 TEORI
Teori pada umumnya adalah pengamatan atau penglihatan manusia yang kemudian
dikembangkan secara spekulatif, lalu disusun menjadi prorporsi-proporsi dan pada gilirannya
digunakan untuk mengkomunikasikan secara ringkas dan padat hasil pengamatan tersebut.
Setiap teori harus didukung oleh fakta-fakta. Karena sebuah teori akan dikatakan gugur
dengan sendirinya dan dianggap tidak lagi valid bila berlawanan dengan fakta-fakta.
2.1.2 ORGANISASI
Organisasi adalah suatu sistem berkelanjutan dari aktivitas-aktivitas manusia yang
terdeferensiasi dan terkoordinasi, yang mempergunakan, mentransformasi, dan
menyatupadukan seperangkat khusus manusia, material, modal, gagasan, dan sumber daya
alam menjadi suatu kesatuan pemecahan masalah yang unik dalam rangka memuaskan
kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia dalam interaksinya dengan sistem-sistem lain dari
aktivitas manusia dan sumber daya dalam lingkungannya.
2.1.3 ADMINISTRASI
Hodgkinson (1978:5) sangat perhatian terhadap persilangan posisi ini. Ia
mendefinisikan administrasi sebagai “aspek-aspek yang lebih banyak berurusan dengan
formulasi tujuan, masalah terkait nilai, dan komponen manusia dlam organisasi. Sementara
itu manajemen diartikan sebagai “ aspek-aspek yang lebih rutin, definitif, terprogram, dan
cenderung pada metode kuantitatif.

2.2 Perbedaan Administrasi dan Manajemen


Administrasi dan manajemen memiliki posisi yang berbeda. Administrasi berfokus
pada penetapan arah organisasi, sementara manajemen mengurusi bagaimana mencapai arah
yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, Hodgkinson meletakkan administrasi pada
level atas (pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi), sementara manajemen pada level
menengah-bawah. Ini menuntut cara berpikir yang berbeda pula. Cara pikir administrasi
berorientasi pada tujuan, sementara manajemen berorientasi pada sarana atau cara mencapai
tujuan.

2
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
2.3 Mengenali dan Membedakan Tiga Perspektif Teori Organisasi Beserta Tokoh-
tokohnya
2.3.1 PERPEKTIF KLASIK
Teori-teori organisasi klasik adalah teori-teori yang berrkembang di akhir abad ke-18
pada periode yang disebut revolusi industri,berdasarkan pengamatan yang ada perkembangan
teori organisasi tidak lepas dari faktor lingkungan yang meliputi aspek teknologi,sistem
publik,sistem sosial,sistem budaya,demografi.terutama yang paleng mendasar disni adalah
teknologi.
Oganisasi pekerjaan pabrik mencerminkan pembagian tugas secara fungsional dan
hierarkis,di mana setidak-tidaknya terdapat tiga jenjang. Pertama,pemilik pabrik  atau
diwakili oleh seorang administrator.kedua mandor atau supervisi,ketiga lapisan pekerja atau
buruh. Selain itu barangkali terdapat fungsi-fungsi tambahan seperti teknisi yang bertugas
merawat dan mereparasi mesin yang rusak,bagian distribusi,bagian pemasaran,dan bagian
pembukuan. Inilah protipe organisasi modern.
Menurut  Hatch (1997:27) pada periode klasik terdapat dua kelompok besar ahli
pemikir organisasi. Pertama, pemalikir-pemikir aliran sosiologis yang mencoba
memprekdisikan dan menganalisis perubahan struktur organisasi dan peran-peran di
dalamnya serta implikasinyaterhadap dunia sosial yang lebih luas.disini kita bisa bertemu 
antara lain dengan nama-nama seperti Emile Durkheim, Mark Weber,Karl Mark.Kedua,
pemikir-pemikir aliran administrasi manajemen yang lebih menitikberatkan pada masalah-
masalah praktis yang dihadapi pengelolah organisasi pabrik dalam menjalankan
tugasnya,disini diantaranya lain terdapat Fredirick Taylor,Henry Fayol,dan Chester
Barnad.Hodkingson(1978: 9_10)  menurut Hodkingson menggambarkan bahwa para pemikir
periode klasik(khususnya fayol dan taylor) menciptakan situasin yang tidak menguntungkan
pada aspek manusia dalam organisasi. Pemikiran mereka dianggap lebih menekankan pada
sistem organisasi yang efesien dan efektif,sehingga mengabaikan faktor manusia. Para
pekerja lebihb diasumsiakan sebagai faktor produksi atau alat organisasi belaka,menurut
kelompok pemikir yang disebut aliran humansis, pekerja biasanya  mengalami
dehumanisasi hal ini menimbulkan reaksi balik berupa pemikiran-pemikiran yang
menekankan aspek manusia dalam organisasi. Tokohnya adalah Elton Mayo,dan Chris
Argyris. Kelompok ini terutama diilhami oleh howtrone studies,yaitu serangkain penilitian
yang menekankan pentingnya faktor manusia terhadap pencapaian efesiensi dan efektifitas.

3
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
Adam Smith (1776), ahli Ekonomi-Politik, Skotlandia
Teori organisasi sumbangan terpenting Adam Smith adalah pengamatan dan analisis
nya tentang efisiensi organisasi melaui konsep pembagian kerja. Dalam bukunya Wealth of
nations menggambarkan dan menganalisis teknik produksi pada sebuah pabrik pembujat
peniti. Pemahaman terhadap pembagian kerja atau spesialisasi ini meletakkan dasar pertama
dari organisasi dalam pengertian modern.
Karl Mark (1867), ahli Filsafat dan Ekonomi, Inggris
Tokoh ini barang kali tidak kalah populer karena pemikirannya menginspirasikan
perlawanan kaum pekerja dan belakangan menjadi salah satu dasar ideologi bagi
terbentuknya partai-partai komunis yang berkuasa lama di Uni Soviet dan Cina. Bagi Mark,
organisasi tidak lain adalah sarana untuk mengontrol pekerja. Melalui analisisnya yang rinci
terhadap sistem ekonomi kapitalis, berkesimpulan bahwa kepentingan kelas pemilik modal
dan kepentingan kelas pekerja adalah antagonistik, dalam arti secara inheren secara
berlawanan.
Emile Durkheim (1867), Ahli Sosiologi, Prancis
Pemikiran Durkheim adalah perluasan dari gagasan adam smith.ia mengembangkan
gagasan division of labaour tidak semata-mata menjelaskan organisasi-organisasi di bidang
industri,melainkan mencangkup pula organisasi-organisasi sosial pada umumya. Pembedaan
penting antara aspek formal dan informal dalam organisasi, dimana para anggota memiliki
kebutuhan – kebutuhan sosial yang biasanya tersalurkan lewat aspek informal.
Frederick Taylor (1911), Ahli Management, AS
Gagasan terpenting Taylor adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam melakukan
pekerjaan dan mengontrol pekerja,jadi Taylor menggunakan metode induktif
yaitu,menciptakan prinsip umum dari pengamatan terhadap kasus-kasus khusus. Pemikiran
ini terutama dituangkannya dalam Principle of Sciensific Management. Salah satu
gagasannya yang cukup berbekas hingga sekarang dalam praktik organisasi adalah sistem
penggajian performance based yaitu menjadikan upah atau gaji sebagai salah satu cara
mengontrol agar para pekerja mematuhi manual atau instruksi yang telah disusun.
Henry Fayol (1919), Ahli administrasi, Insinyur, Direktur, Prancis
Berlawanan dengan taylor yang menggunakan metode induktif,maka henry fayol
menggunakan metode deduktif,namun tujuan mereka sama,yaitu bagaimana menyusun
organisasi dan memberi perhatian terhadap motivasi pegawai/pekerja.

4
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
 Max Weber (1924), Ahli Sosiologi, Jerman
Weber mendasarkan pemikiran birokrasinya pada konsep otoritas normal yang
impersonal, objektif, dan rasional. Birokrasi semacam ini dijalankan dengan aturan – aturan
dan prosedur baku, melalui bentuk-bentuk kontrol legalistik. Pengaruhnya terhadap teori
organisasi terutama adalah para aspek organisasi publik. Weber sebenarnya tidak
menganggap birokrasi idealnya itu seperti mesin yang dingin dan tidak manusiawi, weber
mengajukan konsep rasionalitas substantif yang menurutnya sangat penting untuk mencegah
manusia terjebak dalam mesin ciptaannya sendiri.
Chester Barnard (1938), Ahli Manajemen, AS
Barnard sebagai tokoh neohumanis mengajukan kritik terhadap kecenderungan tidak
manusiawi dalam organisasi-organisasi rasional yang terlalu menekan efisien dan efektivitas.
Salah satu tugas kunci seorang administrator atau eksekutif menurut Barnard mengelola
aspek informal sedemikian rupa sehingga dapat mengembangkan sistem sosial yang
kooperatif dalam organisasi. Tugas-tugas yang telah terdiferensiasi perlu diintegrasikan
kembali lewat upaya mengomunikasikan berbagai tujuan organisasi dan memberi perhatian
terhadap motivasi pengaruh/pekerja. Pengaruh pemikiran ini adalah memberi dasar-dasar
yang lebih praktis, terutama bagi administrasi dan manajemen dalam mengelola aspek
manusia dalam organisasi.

2.3.2 PERSPEKTIF MODERN


Prespektif klasik sebagaimana dapat kita cermati dari pemikiran para tokoh-tokohnya
terbagi menjadi dua aliran besar,yaitu aliran yang menekankan pencapaiana efisiensi dan
efektivitas organisasi (aliran scientific)dan aliran yang tuntutan kebutuhan sosial dan
psikologi manusia (aliran humanis).Teori organisasi di sini berhadapan dengan suatu masalah
klasik besar secara efisien dan efekif tetapi pada suatu ketika juga
dapat”meperbudak”manusia yang menciptakanya.setiap tikoh berusaha menyumbangkan
gagasanya,baik dengan menekankan pada konsep organisasi yang efisiensi dan efektif
maupun kritik tentang dampak-dampaknya terhadap manusia.
Jadi di satu sisi teori-teori organisasi prespektif modern adalah kelanjutan dari
pemikiran-pemikiran era klasik.Namun dilihat dari sisi yang lain,mereka berbeda inpirasi
utama mereka adalah keteraturan dan cara kerja alam(nature),khususnya dari aspek biogis
sementara itu pemikir-pemikir klasik umum terinpirasi oleh aspek fisika. Dari sisi ilmu fisika
pemikiran newton melihat bahwa alam semesta dapat diasumsikan sebuah mesin seidak
terjperti jam rasaksa yang bekerja melalui prinsip-prinsip keteraturan tertentu sehinggah tidak

5
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
terjadi kekacauan atau tabrakan satu sama lain. Gagasan keteraturan ini di kembangkan oleh
pemikir-pemikir klasik dengan metafora organisasi sebagai mesin yang harus bekerja secara
efektif dan efesien.
Sebaiknya para pemikir era modern mengamati keteraturan lain yang di anggap lebih
dinamis yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati. Mereka menamaknya keteraturan
organik.luwdig von bertalanffy.seorang ahli biofisiologi jerman,mengambil konsep organisasi
yang di kembangkan ahli-ahli biologi untuk di terapkan pada semua jenis sistem secara
umum gagasanya ini dituangkan dalam bukunya general sytem theory yang terbit dalam
bahasa inggris pada tahun 1968.Namun gagasan telah ia kembangkan kira-kira pada akhir
1940-an inilah dasar pemikiran prespektif modern.
Dalam perspektif modern ada beberapa teori-teori dan model dasar organisasi yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh penting pada masa teori perspektif ada, yaitu:
a.       Teori sistem umum
Teori ini disusun Bertalanffy dibangun berdasarkan premis-premis dasar berikut (Littlejhon,
1996):
1.      Kesatuan dan interdependensi, yaitu di dalam sebuah sistem berlaku bahwa keseluruhan
adalah lebih daripada penjumlahan bagian-bagiannya, karena masing-masing bagian saling
berhubungan secara interdependen.
2.      Hierarki, yaitu sebuah sistem yang selalu terdiri dari tingkatan-tingkatan yang makin tinggi
kompleksitasnya. Sistem yang lebih besar disebut supra-sistem, sedangkan sistem yang lebih
kecil disebut sub-sistem.
3.      Pengaturan dari (self-regulation) dan kontrol, yaitu sistem yang selalu berorientasi pada
tujuan dan sistem yang mengatur perilakunya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4.      Hubungan timbal-balik dengan lingkungan, yaitu sistem yang terbuka yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya secara timbal-balik entah berupa pertukaran materi dan
energi dalam bentuk input-output.
5.      Keseimbangan, yaitu sistem yang disebut juga kondisi homeostatis atau kemampuan untuk
mempertahankan kestabilan.
6.      Kemampuan perubahan dan penyesuaian diri, yaitu sebuah paradoks dari sistem adalah
bahwa untuk bertahan sebuah sistem harus mempertahankan keseimbangan serta berubah dan
memiliki daya adaptasi terhadap dinamika lingkungan.
7.      Equafinality, yaitu tujuan sebuah sistem yang selalu bersifat ekuifinalitas yang artinya suatu
keadaan final tertentu bisa dicapai dengan berbagai cara dari titik berangkat yang berbeda-
beda sesuai dengan beragamnya kondisi lingkungan.

6
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
b.      Hierarki Sistem Boulding
Hierarki sistem boulding ini disadari oleh kontributor utama dalam teori sistem umum
lainnya, yaitu Kenneth Boulding, seorang ahli ekonomi Amerika.

Level Karakteristik Contoh


Framework Label dan terminologiKlasifikasi Anatomi, geografi, daftar,
indeks, katalog
Clockwork Bersifat siklus , simpel dan gerakan Tata surya, mesin sederhana
yang reguler atau diatur (jam atau mainan anak-
Ekuilibrium atau keadaan seimbang anak), permintaan-
penawaran ekonomi
Control Mengontrol diri sendiri, umpan balik Termostat, homeostatis, pilot
Aliran informasi otomatis
Open Memelihara diri sendiri, pengolahan Sel
material, input energi, reproduksi
Genetika Devision of labour, deferensiasi dan Tanaman
interdependensi, memiliki blue-print
Binatang Mobilitas, self-aware, spesialisasi indra Anjing, kucing, ikan,
sensorik, sistem syaraf sangat serangga
kompleks, struktur pengetahuan atau
ingatan
Manusia Kesadaran diri, kemampuan berbuat, Manusia
menyerap, dan menafsirkan simbol,
kesadaran waktu
Organisasi sosial Sistem nilai, makna Bisnis, pemerintah
Transendental “inescapable unknowable” Metafisika, estetika

c.       Model Dasar Oraganisasi Sebagai Sistem Terbuka


Dalam perspektif modern, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang
memproses input-input menjadi output-output untuk dikonsumsi atau dinikmati oleh
lingkungan. Hal ini dikemukakan oleh Mary Jo Hatch.

d.      Teori Sistem Lunak dan Berpikir Sistem


Sepanjang dasawarsa 1950an dan 60-an dikembangkan berbagai disiplin baru yang
ditujukan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam manajemen dengan
menggunakan teori sistem, yang antara lain adalah teknik sistem, analisis sistem, dan

7
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
manajemen sistemik (Checkland, 1981: 123). Kelemahan dari aplikasi teori sistem tahap awal
ini adalah pendifinisian masalah yang kaku dan tidak memperhitungkan kompleksitas
pengelolaan organisasi sehari-hari. Selain itu, konsep sistem yang dijadikan dasar umumnya
adalah sistem tertutup yang tidak berinteraksi dengan lingkungan.
Ketidakpuasan terhadap pendekatan sistem generasi pertama ini melahirkan kelompok
kedua dalam teori sistem, yang disebut teori sistem lunak. Para ilmuan mencoba
mempertimbangkan solusi yang tidak semata-mata pemecah masalah yang bersifat
optimalisasi teknis-ekonomis. Artinya, efisiensi dan efektivitas tidak menjadi satu-satunya
pertimbangan dalam kelompok sistem lunak. Kelompok kedua ini melakukan pergeseran titik
berat:
“...dari optimasi pada pembelajaran, dari saran pemecahan masalah pada pemahaman, dari
perencanaan pada ‘proses perencanaan’, dari reduksionisme pada holisme, dan seterusnya”
(Pruzan, 1988).
Dalam kelompok ini tercakup didalamnya metode-metode baru seperti sistem dinamis,
metodologi sistem lunak, dan pemetaan kognitif. Kelompok ini mulai berkembang pada
tahun 1970-an dan 1980-an.
Melalui pendekatan yang lunak ini, pendekatan sistem kemudian memberi sumbangan
praktis besar dalam teori organisasi mutakhir di tahun 1990-an, yaitu melalui gagasan
berpikir sistem. Konsep ini terutama merupakan salah satu dasar pentingnya pembelajaran
dalam organisasi, atau disebut juga pembelajaran oraganisasional. Menurut Senge (1990: 73),
berpikir sistem adalah suatu disiplin yang melihat sesuatu secara keseluruhan, di mana
dengan kerangka ini kita diajak untuk melihat hal-hal yang ada tidak secara terpisah,
malainkan hubungan-hubungan antar-berbagai hal tersebut. Kita diminta untuk melihat pada
pola-pola perubahan, bukan ‘gambar-gambar sekilas’ yang bersifat statis. Senge menekankan
bahwa berpikir sistem merupakan aspek paling mendasar dari perubahan paradigma
organisasi dewasa ini. Dalam model yang ia beri nama fifth dicipline, yang merupakan dasar-
dasar untuk membangun suatu pembelajaran organisasi, ia menempatkan berpikir sistem
sebagai disiplin kelima, sekaligus dasar bagi keempat disiplin lainnya.

2.3.3 PERSPEKTIF POST-MODERN


Kecenderungan pemikir-pemikir post-modern adalah membalikkan asumsi-asumsi
dasar dari pemikir-pemikir sebelumnya. Hal yang paling mendasar tentunya adalah
“keteraturan”. Namun, dalam post-modern sengaja mengabaikan konsep keteraturan itu,

8
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
termasuk dalam teori organisasi. Tujuannya adalah memperlihatkan realitas yang lebih
kompleks, di mana kebenaran yang satu bisa bersanding dengan kebenaran yang lain
meskipun keduanya tidak sama.
Ada asumsi-asumsi yang hendak “dibongkar” oleh pendekatan post-modern, kendati
dengan catatan bahwa proyek post-modernisme itu sendiri belum bisa dikatakan selesai atau
memberikan hasil yang diharapkan :
1. Kemajuan atau pertumbuhan adalah sesuatu yang tanpa batas. Baik pendekatan klasik
maupun modern pada dasarnya tidak mengasumsikan adanya batas-batas tertentu bagi
perkembangan organisasi.
2. Kebenaran adalah universal, sehingga rancangan yang berlaku pada satu kasus dapat
diterapkan pada kasus lain. Ini melahirkan apa yang disebut dengan grand-design atau grand-
narrative (narasi besar).
3. Kebutuhan dan hasrast manusia pada dasarnya sama dan dapat diobjektivikasi. Kriteria-
kriteria mengenai benar-salah, baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain dianggap inheren dalam
diri setiap manusia.
4. Hierarki dna ketidakseimbangan kekuasaan (power) dalam organisasi adalah ilmiah.
Demokratisasi dapat dilakukan dengan memberi pilihan pada suara terbanyak.
Dalam banyak hal (apalagi bagi kita yang berada di negara berkembangan) belum bisa diduga
seperti apa kondisi dan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan organisasi terhadap kondisi
pascaindustri tersebut. Berikut beberapa ciri yang dapat diidentifikasikan mulai sekarang
adalah:
1. Penciptaan pengetahuan (knowledge creation) dan penggunaan informasi makin
penting. Bell meramalkan jumlah pekerja sektor manufaktur berkurang,
sememntara sektor jasa meningkat. Utamanya adalah kaum profesional dan teknisi.
Oleh karena itu, periode ini dapat disebut abad informasi.
2. Batas-batas antara organisasi dan lingkunagn cenderung semakin susah untuk
dipertahankan. Organisasi-organisasi yang ada cenderung membentuk joint-
venture, aliansi strategis, dan virtual organizations.
3. Batas-batas antara unit-unit atau departemen dalam sutu organisasi juga
cenderungmakin kabur. Pendekatan yang lebih umum digunakan adalah kolaborasi
dalam tim-tim ad hoc yang bersifat lintas bidang dan lintas disiplin, sedemikian
rupa untuk memacu learning dan mengikuti cepatnya perubahan.

9
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
5. Kehidupan dalam organisasi ditandai oleh ketidakpastian yang makin besar, kontradiksi, dan
paradoks. Ini berlawanan dengan tipikal organisasi era industri yang stabil, rutin, dan terikat
pada tradisi.
Jika dibatasi pada organisasi bisnis, perubahan yang terjadi dalam masyarakat
pascaindustri ada dalam tiga hal penting berikut:
a. Sistem produksi, harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan selera pasar
yang berlangsung cepat. Perusahaan harus makin sensitif terhadap kebutuhan
pelanggan dan menggunakan tekni-teknik baru untuk menstimulasi konsumsi.
b. Pasar domestik tidak memadai, harus ada internasionalisasi mamasuki pasar-pasar
baru di luar negeri.
c. Inovasi manjadi sangat penting, di mana riset dan pengembangan tidak jarang
akan sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan perusahaan.
Dengan latar belakang perubahan-perubahan masyarakat pasca-industri tersebut, dapat
dipahami bahwa proyek pemikiran post-modernisme itu sendiri merupakan antisipasi
terhadap pola pikir masyarakat yang secara radikal telah berubah. Empat asumsi yang
dikemukakan tersebut menjelaskan beberapa hal dari sudut pandang post-modernis
1. Kemajuan dan perubahan bukan suatu inheren dalam masyarakat.
2. Tidak ada kebenaran universal. Realitas adalah apa yang dikonstruksikan.
3. Keragaman adalah dasar dari kehidupan dan identitas personal setiap manusia.
4. Permasalahan demokratisasi dalam organisasi tidak sekadar menerapkan prosedur-
prosedur pengambilan keputusan yang demokratis. Pemberdayaan justru perlu
dilakukan terhadap anggota-anggota yang tidak bersuara.
Dalam bahasa post-modern, kolase atau kepingan-kepingan yang direkat menjadi satu
merupakan gambaran dari teori organisasi pasca-modern. Dalam pendekatan fragmentaris
post-modern kita tidak diharapkan untuk mengafirmasi teori. Juga tidak pula membangun
teori, melainkan bersikap kritis terhadap asumsi-asumsi yang barangkali melatarbelakangi
sebuah teori, dan tanpa sadar menjauhkan kita dari melihat motif atau “tema besar” yang
sedang dikembangkan didalamnya. Dikap dogmatis terhadap kebenaran agak sulit
dipertahankan dalam konteks subjektivisme perspektif post-modenisme. Tentu saja tidak
setiap waktu kita dapat menerapkan pendangan-pandangan semacam ini. Dalam banyak hal,
pemikiran-pemikiran klasik dan modern pun barangkali masih sangat berguna.

2.4 Metafora-metafora Dalam Teori Organisasi

10
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
Metafora adalah perumpamaan atau permisalan, dimana kita mengambil suatu objek
sebagai sarana untuk menjelaskan objek lain. Penjelasan mengenai metafora-metafora teori
organisasi sekedar tambahn untuk memahami teori organisasi, dan tidak dimaksudkan untuk
membatasi. Tidak pula ingin menunjukkan mana diantara metafora-metafora itu yang paling
benar.
2.4.1 ORGANISASI ADALAH MESIN
Metafora tertua dalam teori organisasi yang diibaratkan “mesin birokrasi”. Tugas
administrator dan manajemen adalah menyusun desain terbaik dan mengimplementasikannya
sedemikian rupa sehingga mesin organisasi berjalan secara efisien dan efektif. Dalam banyak
hal metafora ini cukup berguna, setidaknya untuk langkah awal dalam menciptakan
organisasi yang baik. Satu-satunya peringatan kepada pemakai metafora ini bahwa
“komponen-komponen” tersebut pada dasarnya adalah manusia. Cara memperlakukan sebuah
mesin yang komponen-komponennya terdiri dari manusia barangkali tidak bisa disamakan
dengan mesin dalam arti sebenarnya. Jika aspek etik dan moral seperti ini diperhatikan, maka
analogi organisasi sebagai mesin agaknya tidak banyak persoalan. Pengelola organisasi disini
dibayangkan seperti insinyur atau montir.
2.4.2 ORGANISASI ADALAH ORGANISME
Banyak kebudayaan yang mengibaratkan masyarakatnya sebagai organisme makhluk
hidup. Nabi Muhammad sebagai contoh, pernah mengatakan persaudaraan umat islam itu
seharusnya ibarat sau tubuh, kalau yang satu sakit maka yang lain akan sakit. Ini adalah
metafora organisme. Namun, dalam teori organisasi analogi organisasi sebagai “tubuh
biologis” adalah metafora dari pendekatan modern yaitu teori sistem. Fungsi-fungsi biologis
menunjukkan bahwa setiap makhluk hidup bergantung pada lingkungannya, demikian pula
organisasi. Organisasi memperoleh sumber daya seperti bahan mentah, tenaga kerja, modal,
pengetahuan dari lingkungannya.
2.4.3 ORGANISASI ADALAH KULTUR
Organisasi-organisasi yang telah berusia lama, atau organisasi yang sangat khas
karakteristiknya, kita akan menemukan berbagai unsur kebudayaan. Di dalamnya ada adat
dan tradisi, cerita-cerita dan mitos, simbol-simbol, artefak dan tokoh-tokoh tertentu yang
dipandang mewakili nilai-nilai. Administrator atau manajer barangkali biasa diibaratkan
sebagai tetua-tetua adat atau agen-agen kultural yang bertugas menjaga dan meneruskan
tradisi.

11
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
2.4.4 ORGANISASI ADALAH KOLASE
Kolase semacam karya seni, biasanya dibuat dari kepingan-kepingan benda yang
ditempel satu sama lain, sehingga membentuk citra tersendiri yang sama sekali baru atau
mengandung gagasan artistik tertentu. Perspektif post-modern mengibaratkan teori organisasi
sebagai semacam kolase yaitu kepingan-kepingan dari berbagai sudut pandang, dan disajikan
untuk maksud atau tujuan tertentu. Tentu saja, umumnya mereka ingin mengkritisi dan
“membongkar” secara personal asumsi-asumsi dasar yang masih membayangi persepsi
tentang organisasi. Administrator dan manajer mungkin diibaratkan seniman yang menyusun
dan mengolah berbagai informasi dan teori, untuk kemudian menyusunnya secara artistik
dalam menggambarkan situasi yang paradoks dan kontradiktif.
2.5 Posisi Administrasi Pada Setiap Aliran
2.5.1 PERIODE KLASIK
Hubungan antara administrasi dan teori organisasi pada masa klasik sangat dekat,
dimana posisi administrasi terutama memberikan bahan-bahan kajian untuk diangkat ke level
teoritis ketika para ahli menyusun teori-teori tentang organisasi dan administrasi. Disamping
itu, seperti telah dielaborasi di depan bahwa konseptualisasi organisasi sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Mengingat aspek yang terakhir ini pada berkembangnya era klasik
kondisinya relatif stabil, sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi sangat
ditentukan oleh kepiawaian kepemimpinan menangani masalah internalnya. Fokus utama
organisasi adalah bagaimana proses internal dapat berjalan secara efisien, sehingga efisien
merupakan kriteria keberhasilan utama. Dengan karakteristik operasional perusahaan yang
demikian, maka kinerja organisasi dapat dijelaskan secara baik oleh konsep-konsep ekonomi,
manajemen, dan teknologi.
2.5.2 PERIODE MODERN
Pada periode modern, terjadi hubungan yang terbalik. Teori organisasi justru
memberikan sumbangan yang tidak kecil terhadap pengembangan ilmu administrasi. Teori
sistem memberikan peluang berkembangnya studi-studi administrasi komparatif, yang
menurut Fred W. Riggs (1962) ditandai oleh tiga fase, yaitu (1) pergeseran dari studi-studi
normatif pada studi-studi empiris, (2) kemudian di dalam studi-studi empiris terjadi lagi
pergeseran dari pendekatan idiografis pada pendekatan nomothetic yang bersifat generalisasi
(3) munculnya pendekatan yang lebih luas lagi yaitu pendekatan ecological. Selain itu,
terdapat studi pengaruh “karakter nasional” terhadap administrasi, yaitu The Bureaucratic
Phenomenon yang membahas dua organisasi publik di Prancis. Pada era ini peran
administrasi terasa lebih dominan karena dengan berkembangnya teori sistem maka

12
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
hubungan organisasi dengan lingkungan sangat erat. Stabilitas lingkungan pada era ini juga
dipertanyakan, sehingga bila mengacu pada konsepnya Hodgkinson, di era modern peran
administrasi makin dominan dibandingkan dengan manajemen.
2.5.3 PERIODE POST-MODERN
Teori organisasi pada masa post-modern telah berkembang lebih matang sehingga
berjalan secara timbal-balik dengan ilmu administrasi. Pengaruh dari analisis sosiologis
masyarakat pasca-industri dan perkembangan kajian-kajian post-modernisme terlihat dalam
ilmu administrasi berupa kecenderungan untuk mengkaji ulang birokrasi serta
mengembangkan model-model pemerintahan yang lebih efektif dan efisien dengan
meminjam gagasan-gagasan dari organisasi bisnis.

13
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan atau evolusi teori organisasi secara umum dapat dilihat melalui tiga
fase, yaitu periode klasik, modern, dan post-modern. Pada setiap fase, faktor lingkungan
sangat mempengaruhi bagaimana manusia menyusun dan mengkonsep organisasi. Demikian
pula dengan administrasi, dimana pada masing-masing fase terlihat adanya penekanan titik
berat yang berbeda mengani tugas dan fungsi administrasi. Aliran-aliran pemikiran pada
masa klasik dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu aliran sosiologis, dan aliran
administrasi dan manajemen. Aliran-aliran pemikiran pada masa modern adalah teori sistem.
Secara umum dapat dibagi dua, yaitu teori sistem umum dan teori sistem baru. Aliran-aliran
pada masa post-modern sangat beragam dan sulit untuk dikelompokkan dalam satu
pendekatan yang sama. Mereka sendiri umumnya menolak untuk dikelompokkan dalam suatu
kategori tertentu. Terdapat antara lain pendekatan arsitektur post-modern, aliran teori sastra,
pendekatan Marxis dan neo-Marxis, dan kritik feminis. Posisi administrasi di dalam aliran-
aliran tersebut ditempatkan pada titik berat yang berbeda-beda. Secara umum, perspektif
klasik menempatkan administrasi sebagai pelaksana “mandat” dari pemilik organisasi,
sedangkan pespektif modern menempatkan administrasi pada level pengambilan keputusan.
Pada perspektif post-modern, jika dilihat dari karakteristik masyarakat pasca-industri, maka
tugas dan fungsi administrasi saat ini lebih dititikberatkan papa memimpin dan mengelola
perubahan organisasi. Aspek simbolis dan nilai-nilai menjadi pertimbangan yang penting.

14
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo,Kusdi.2009.Teori Organisasi Dan Administrasi.Jakarta:Salemba


Nuraeni,Rani.2015. evolusi teori organisasi dan administrasi.

15
Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi

Anda mungkin juga menyukai