Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2 PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

NAMA : ARIEF SURYANDONO


NIM : 043821076
UPBJJ : SURABAYA
JURUSAN : D3 PERPAJAKAN

1. Paradigma ilmu administrasi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sejak
awal abad ke-19 sampai sekitar pertengahan abad ke-20, Menurut Anda, apa perbedaan
antara paradigma teori administrasi klasik dan teori administrasi neo klasik? Jelaskan!

Jawab:
Perbedaan Teori Administrasi Klasik Dan Teori Administasi Neo-Klasik

A. Teori Administrasi Klasik


Teori Administrasi Klasik dimulai pada abad XIX dan XX dengan diawali oleh
beberapa ahli ekonomi, praktisi organisasi dan industri. Yang termasuk di dalam Teori
Administrasi Klasik antara lain:

1) Teori Manajemen Ilmiah


Robert Owen (1771-1858) dikenal sebagai Bapak Personalia Modern
menyatakan bahwa investasi terbaik bagi para manajer adalah pekerja. Charles
Babbage (1792-1871) menyatakan bahwa adanya pembagian kerja akan
menambah ketrampilan kerja dan mempertinggi efisiensi. F.W. Taylor (1856-
1916) melakukan penelitian gerak dan waktu (motion and time study) dan standar
kerja, serta seleksi pekerja. Pekerja dapat dimotivasi dengan balas jasa ekonomi
lebih yang dihasilkan dari kenaikan produksi.

2) Teori Administrasi
Henry Fayol yang terkenal dengan 14 prinsip administrasi yang ditulis dalam
bukunya berbahasa Perancis Administration Industrielle en Generale yaitu
pembagian kerja (division of work), kewenangan (authority), disiplin (discipline),
kesatuan perintah (unity of command), kesatuan arah/tujuan (unity of direction),
mendahulukan kepentingan umum daripada pribadi (subordination of individuals
to general interest), penggajian (remuneration), sentralisasi (centralization),
jenjang hirarki (hierarchical scale), tata tertib (order), keadilan/ kesamaan (equity),
stabilitas staf/jabatan (stability of staffs or tenure), inisiatif (initiatives), semangat
korps (esprit de corps). Dari enam jenis kegiatan sebuah perusahaan ternyata
yang lebih banyak disorot oleh Fayol adalah hal yang terakhir, yakni aspek
manajerial. POSDCORB adalah 7 peranan Administasi dari Luther Gulickdan
Urwick merupakan gambaran kegiatan utama dari para eksekutif di dalam
organisasi yang meliputi planning, organizing, staffing, directing,
coordinating,reporting, dan budgeting yang melahirkan beberapa konsekuensi
terhadap teori administrasi, seperti dikotomi antara politik dan administrasi
sebagai bagian yang sentral dari proses administrasi.
3) Teori Birokrasi
Sebagai Bapak Sosiologi Modern, Max Weber, menyatakan aturan-aturan
organisasi disebut sebagai tatanan administrasi dan aspek terpenting tatanan
administrasi ditentukan oleh siapa yang memberikan perintah kepada siapa
(koordinasi inperatif). Di mana terdapat konsep birokrasi rasional serta konsep
legitimasi dan otoritas.

B. Teori Administrasi Neo-Klasik


Teori Administrasi Neo-Klasik melihat organisasi sebagai suatu rangkaian
keputusan, yaitu suatu seri dari pilihan-pilihan yang menghasilkan keputusan rasional
yang terkait dan terikat oleh tujuan organisasi itu sendiri. Teori Administrasi Neo-
Klasik dibatasi dengan pendekatan di bawah ini:

1) Pendekatan Hubungan Kemanusiaan (Human Relation Approach)


Marry Porker Follet (1863-1933) menekankan perlunya kepentingan umum
dalam organisasi. Agar manajemen dan pekerja benar-benar dapat menjadi
bagian dari kelompok, maka pandangan tradisional harus ditinggalkan. Elton
Mayo (1880-1949) melalui studi hawthorn (hawtorn study) ditemukan bahwa
faktor manusia merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja
di mana pentingnya hubungan interpersonal diantara para anggota organisasi
dapat produktif apabila diperhatikan kebutuhan sosialnya. Oliver Sheldon (1894-
1951) menekankan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan
industri harus dilengkapi dengan harga paling murah selaras dengan standar mutu
yang memadai serta didistribusikan dengan sedemikian rupa secara lengsung
maupun tidak lengsung sehingga meningkatkan tujuan tertinggi dari masyarakat.

2) Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach)


Hugo Minsterberg (1863-1961) menekankan psikologi dan efisiensi industri
bahwa alat-alat psikologis yang ideal membantu kegiatan pencapaian tujuan yang
efektif. Chester I. Barnard (1886-1961) menekankan fungsi-fungsi eksekutif
dengan memperkenalkan konsep-konsep organisasi informal, pengambilan
keputusan, status, komunikasi, dinamika individu dengan organisasi. Tiga aspek
teori kehidupan organisasi yaitu: organisasi sebagai suatu sistem, organisasi
formal dan informal, peranan eksekutif. Herbert A. Simon (1947) menekankan
Administrative Behavior dengan tiga tema utama yaitu: keputusan adalah dasar
dari teori administrasi, konsep instrumental rationality bahwa tujuan dan arah
seharusnya memang sudah ada, dan konsep satisfying (kepuasan) di mana
dampaknya terhadap perilaku organisasi merupakan kondisi utama dalam
pembuatan keputusan. Abraham Maslow menekankan tingkat kebutuhan
manusia mulai dari kebutuhan biologis/ fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan yang tertinggi adalah kebutuhan
aktualisasi diri. Douglas Murray McGregor mengembangkan asumsi teori X
(perilaku organisasi harus melalui campur tangan manajer secara intensif) dan Y
(manajer hanya bertugas membenahi kemampuan anggota organisasi, mengatur
kondisi dan metode kerja, serta membina perilaku anggota organisasi agar dapat
mencapai tujuan) di mana teori tersebut yang dipergunakan manajer dalam
melaksanakan kegiatannya. Warren Bennis yang menyatakan bahwa demokrasi
tidak dapat dielakkan dalam organisasi dan melekat dalam organisasi.
3) Pendekatan Sistem
Barnard (1938) menekankan bahwa organisasi sebagai suatu sistem aktivitas
yang kooperatif antara dua atau lebih yang merupakan sistem terbuka. Apabila
terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu unsur sistem makan akan
berpengaruh terhadap unsur yang lain sehingga akan mengganggu sistem secara
keseluruhan. Sundarso (2006) menyatakan karakteristik sistem yaitu:
keseluruhan (memperlajari organisasi sebagai suatu kesatuan, mencapai tujuan
(elemen-elemen sistem saling berinteraksi untuk mencapai tujuan), masukan dan
keluaran (output dipengaruhi input dan bagaimana proses yang dilakukan),
enteropi (suatu organisasi akan dihadapkan pada kondisi yang mengancam
keberadaannya atau dapat mati atau dibubarkan manakala tidak diperlukan lagi),
transformasi (proses mencapai output ditentukanoleh Teknik, proses, dan metode
dalam sistem), regulasi (elemen diatur dengan aturan agar bisa bekerja selarasa
mencapai tujuan), hirarki sistem (adanya pembagian tugas dan wewenang),
diferensiasi elemen/subsistem (setiap elemen memiliki tugas yang berbeda),
ekuifinalitas (setiap organisasi pada akhirnya berusaha mencari arah
keseimbangan).
Teori Administrasi Klasik khususnya yang dikembangkan oleh F.W. Taylor
dan Henry Fayol menekankan prinsip-prinsip dan struktur hubungan formal,
sehingga lebih sesuai untuk masa lampau yang lingkungan organisasinya masih
relatif stabil. Sedangkan Teori Administrasi Neo-Klasik melihat organisasi sebagai
suatu rangkaian keputusan, yaitu suatu seri dari pilihan-pilihan yang mengasilkan
keputusan yang bersifat rasional terkait dan terikat dengan tujuan organisasi dan
lebih mengutamakan aspek psikologis.

2. Sebagai wadah kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, organisasi
terus mengalami perkembangan, baik dalam ukuran, jenis, maupun kompleksitasnya. Hal ini
mendorong berkembangnya teori organisasi itu sendiri. Coba Anda jelaskan perbedaan
antara teori organisasi klasik dengan teori organisasi modern!

Jawab:
Perbedaan Teori Organisasi Klasik Dengan Teori Organisasi Modern
A. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke 19 digolongkan ke dalam
teori organisasi klasik atau disebut juga teori tradisional atau teori mesin. Pada
masa ini, organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk
lembaga. Tiap – tiap bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan
sentralisasi dalam tugas dan wewenang. Definisi organisasi menurut teori klasik :
Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan,
perana-nperanan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila
orang bekerja sama. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut
juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini
organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak
mengandung kreativitas di mana manusia dijadikan sebagai salah satu faktor
produksi.
B. Teori Organisasi Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum
memuaskan untuk tuntutan manajemen modern. Banyak kelemahan dan
ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori
organisasi modern pada 1950. Teori organisasi modern ini kemudian dikenal
dengan nama ”analisis sistem” atau ”teori terbuka” yang memandang organisasi
sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung dan tidak bisa
dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan
yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan
dengan lingkungan dan apabila ingin bertahan hidup maka ia harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan.
Perbedaan antara kedua teori tersebut antara lain Teori Organisasi Klasik
memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan Teori
Organisasi Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan sehingga terlihat
lebih menyeluruh. Teori Organisasi Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar,
dan vertikal sedangkan Teori Organisasi Modern lebih dinamis, sangat komplek,
multilevel, multidimensi dan banyak variable yang dipertimbangkan. Teori Organisasi
Klasik berpangkal pada struktur, hubungan, dan fungsi formal kegiatan orang dalam
rangka mencapai tujuan bersama. Teori Organisasi Modern berdasarkan pada
hubungan formal dan formal, mikro dan makro.

3. Perencanaan merupakan aktivitas yang sangat penting sebelum pelaksanaan suatu


kegiatan. Dengan perencanaan yang baik, maka kegiatan akan berjalan lebih lancar dan
dapat mencapai hasil yang diharapkan.
a. Jelaskan pengertian perencanaan!
b. Jelaskan elemen yang melekat dalam sebuah rencana atau perencanaan!
c. Jelaskan minimal 3 (tiga) urgensi perencanaan strategis!

Jawab:
a. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah adalah suatu proses yang mengawali suatu kegiatan dimana proses
perencanaan tersebut tidak mempunyai penyelesaian atau titik akhir sampai suatu tujuan
dapat tercapai. Proses ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemecahan. Selama pemecahan
masih dalam proses, maka tidak dibatasi berapa jumlah pembahasan sebelum diambil
keputusan akhir. Perencanaan adalah upaya sistematis dan rasional untuk merenungkan,
memikirkan, menuangkan, dalam rumusan secara tertulis apa yang menjadi tujuan organisasi
dan menetapkan hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam untuk mencapai tujuan
tersebut. Dalam perencanaan tersebut digunakan sumber daya manusia maupun non-
manusia.
Perencanaan (Planning) adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi,
dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat
diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju
tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan
sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tanpa perencanaan yang baik
maka tujuan organisasi tidak akan dapat tercapai, di mana efektivitas dan efisiensi dalam
kegiatan berorganisasi tidak akan dapat terwujud.
Dengan demikian secara umum perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses
menentukan hal-hal yang ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai
tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan membantu kita
memproyeksikan masa depan dan memutusakan cara untuk menghadapi situasi yang akan
dihadapi di masa yang akan datang. Sehingga, perencanaan merupakan salah satu fungsi
penting dalam proses administrasi yaitu untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Elemen Yang Melekat Dalam Perencanaan


Charles Bettleheim dalam Manullang (1987) mengemukakan bahwa dalam setiap
rencana itu terdapat dua elemen, yaitu tujuan dan alat yang perlu untuk mencapai tujuan atau
rencana itu sendiri.
1) Tujuan adalah hal yang ingin dicapai individu, grup, atau organisasi yang telah
melakukan kesepakatan atau kerja sama. Tujuan sering pula disebut sebagai
sasaran. Dengan adanya tujuan maka proses keberhasilan dapat diukur dan
diidentifikasi. Tujuan dibedakan menjadi single goals dan multiple goals (dari segi
jumlah); stated goals dan real goals (dari segi kejelasan); strategic goals, tactical
goals, dan operational goals (dari segi keluasan dan waktu pencapaian).

- Single goals berarti tujuan tunggal dan multiple goals berarti tujuan yang
banyak
- stated goals berarti tujuan yang dinyatakan secara formal dan diketahui publik
dan real goals berarti secara formal tidak dinyatakan ke publik namun secara
nyata berusaha dicapai.
- strategic goals adalah tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dalam jangka
waktu yang relatif lama, tactical goals berarti jangka waktu menengah, relatif
lebih singkat dari tujuan strategis, dan operational goals berarti hanya ingin
dicapai dalam satu periode kegiatan organisasi.

2) Rencana adalah bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan


bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya organisasi akan
dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang
terkait dengan pencapaian tujuan dan digunakan sebagai skema untuk mencapai
tujuan. Jenis-jenis rencana dibedakan menjadi strategic plans, tactical plans, dan
operational plans (dari segi keluasan dan waktu); specific plans dan directional
plans (dari segi kejelasan); single-use plans dan standing plans (dari segi frekuensi
penggunaan).

- strategic plans adalah rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen
dalam organisasi, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan, tactical plans adalah rencana yang dijalankan untuk
mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapaianya tujuan
jangka panjang, dan operational plans adalah rencana yang dijalankan untuk
tujuan jangka pendek.
- specific plans adalah rencana yang rumusannya sudah jelas dan tidak
memerlukan interpretasi dan directional plans adalah rencana yang dirmuskan
untuk tujuan tertentu, akan tetapi pada pencapaiannya memberikan
keleluasaan atau fleksibilitas untuk pencapaiannya.
- single-use plans adalah rencana yang biasanya dilakukan untuk organisasi
yang sifat kegiatannya temporal dan standing plans adalah rencana yang
biasanya digunakan oleh sebuah organisasi yang kegiatannya terus
berkelanjutan.
c. Urgensi Perencanaan Strategis
Urgensi berasal dari Bahasa Latin “urgere” yaitu jenis kata kerja yang artinya mendorong.
Dalam Bahasa Inggris yakni “urgent” yang merupakan kata sifat. Urgent sendiri berarti
kepentingan yang mendesak atau sesuatu yang bersifat mendesak dan harus segera
ditunaikan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urgensi adalah
keharusan yang mendesak; hal sangat penting. Dari ketiga sumber tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian urgensi adalah suatu hal yang sifatnya sangat mendesak dan
penting sehingga sangat diperlukan.
Sebagai contoh misalnya ada sebuah rapat perusahan, pimpinan perusahaan tidak dapat
hadir karena sedang ada kepentingan yang lebih mendesak. Maka menghubungi wakil
pimpinan untuk kemudian dapat mengisi rapat adalah suatu urgensi bagi keberlangsungan
rapat tersebut agar bisa terselesaikan dengan baik. Contoh lainnya adalah terdapat banyak
kecelakaan lalu lintas yang terjadi, sehingga urgensi budaya tertib peraturan lalu lintas
menjadi mendesak untuk mengurangi jumlah kecelakaan.
Apabila dikaitkan dengan rencana, maka yang dimaksud urgensi perencanaan strategis
adalah pentingnya perencanaan strategis dalam proses administrasi untuk mencapai tujuan.
Atau dapat pula disimpulkan bahwa urgensi perencanaan adalah hal-hal atau aspek yang
membuat perencanaan sebagai suatu komponen yang penting dalam mewujudkan tujuan
organisasi.
Menurut J. R. Schermerhorn (1996) urgensi perencanaan dapat dilihat dari beberapa
manfaat perencanaan itu sendiri, antara lain:
1) Meningkatkan Fokus dan Fleksibilitas
Dengan perencanaan, peluang dan hambatan untuk mencapai tujuan dapat
diantisipasi dan diminimalisir serta risiko dan biaya untuk tiap kegiatan organisasi
untuk mencapai tujuan dapat ditekan.
2) Meningkatkan Koordinasi
Perencanaan dapat meminimalisir tumpeng tindih kegiatan, membantu penghematan
pemakaian biaya atau meminimalisir pemborosan serta menjaga kesinambungan
pelaksanaan kegiatan.
3) Meningkatkan Pengawasan
Perencanaan menjadi dasar untuk menetapkan standar yang digunakan untuk
pelaksanaan fungsi pengawasan atau sebagai suatu kerangka untuk pengukuran
dan pengevaluasian kinerja organisasi.
4) Memperbaiki Manajemen Waktu
Perencanaan akan mengarahkan organisasi untuk melakukan aktivitasnya sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.

Sumber Referensi :
• BMP PAJA3210 Pengantar Ilmu Administrasi
• Materi Inisiasi 3-4
• https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/SKOM431402-M1.pdf
• http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/86/83
• http://dominique122.blogspot.com/2015/05/pengertian-urgensi-dan-ruang-
lingkup.html
• https://www.sosial79.com/2020/11/pengertian-perencanaan-elemen.html

Anda mungkin juga menyukai