Kelas : __________________________
No. Absen : __________________________
KEGIATAN 1
Alokasi Waktu : 60 Menit
Tujuan Pembelajaran
2. Melalui LKPD dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian demokrasi
sesuai unsur-unsur demokrasi.
3. Melalui LKPD dan menggali informasi, peserta didik dapat mengklasifikasikan dua macam
klasifikasi demokrasi dari tiga macam klasifikasi demokrasi.
4. Melalui LKPD dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan prinsip-prinsip
demokrasi menurut salah satu pendapat ahli.
Setelah melihat gambar di atas, apa yang kamu pikirkan? Tuliskan dalam kotak berikut.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Setelah kamu mengetahui unsur-unsur demokrasi tersebut, coba rumuskanlah pengertian demokrasi
menurut pemahamanmu.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Mengklasifikasikan Demokrasi
Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia. Meskipun
demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda bergantung dari sudut pandang masing-masing.
Keanekaragaman sudut pandang inilah yang membuat demokrasi dapat dikenal dari berbagai macam
bentuk. Berikut pengklasifikasian demokrasi.
Berdasarkan klasifikasi demokrasi tersebut, coba perhatikan demokrasi di Indonesia. Apa bentuk
demokrasi di Indonesia? Berikan alasanmu.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Merdeka.com - Warga Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Langkat di Sumut hari ini,
Rabu (23/10/2013), memilih calon bupati dan wakil bupati untuk periode 2014-2019. Mereka
menggunakan hak suaranya di ribuan TPS yang disediakan.
Para pemilih mengaku ikut memilih karena berharap ada perubahan ke arah lebih baik di
Deliserdang. “Ini kan lima tahun sekali. Jangan sampai golput yang menang. Kalau banyak
yang memberikan suara, calon terpilih nanti jadi benar-benar mendapat legitimasi,” kata
Ahmad Zuhdi (28), warga Jalan Kenari Raya, Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan,
Percut Sei Tuan, yang memilih di TPS 29.
Perubahan juga diharapkan Desta Tarigan, yang datang bersama keluarganya ke lokasi
TPS 15 di Kelurahan Delitua, Kecamatan Namorambe. “Saya juga berharap terjadi
perubahan, walaupun saya pesimis,” ucapnya.
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), jumlah pemilih di Deliserdang 1.485.326 jiwa.
Mereka diberi hak memilih 11 pasangan calon bupati dan wakil bupati. Lima pasangan
kandidat dicalonkan partai politik, enam pasangan calon lainnya maju dari jalur perseorangan.
Sementara itu, Pemilukada Langkat juga digelar hari ini. Empat pasangan calon bupati dan
wakil bupati akan memperebutkan suara 698.300 pemilih dalam DPT.
Sumber: http://www.merdeka.com
KEGIATAN 2
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku santun dalam menyampaikan
pendapat dalam rangka ber-demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku menghargai pendapat dalam
kegiatan diskusi kelas sebagai cerminan berdemokrasi Pancasila.
3. Melalui model Discovery Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat menganalisis
dinamika penerapan demokrasi di Indonesia sesuai dengan prinsip demokrasi Pancasila.
4. Melalui model Discovery Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat mengkaji sistem dan
dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 berdasarkan periodisasinya.
5. Melalui model Discovery Learning, dan metode diskusi, peserta didik dapat menyusun hasil
kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945
secara sistematis.
6. Melalui model Discovery Learning, dan metode diskusi, peserta didik dapat mengkomunikasikan
hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945
dengan menggunakan bahasa sendiri.
7. Melalui model Discovery Learning, dan metode diskusi, peserta didik dapat menyajikan hasil
kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945
sesuai kriteria yang ditentukan.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
mengalami perkembangan dari awal
kemerdekaan hingga sekarang. Sistem
demokrasi yang diinginkan oleh bangsa
Indonesia adalah demokrasi yang sesuai
dengan nilai Pancasila. Apakah demokrasi
yang sekarang sudah seuai dengan
Pancasila?
Agar kalian lebih mudah memahami materi subbab B ini, maka lakukan kerja kelompok untuk
membahas materi ini.
1. Bagilah kelas dalam enam (6) kelompok.
2. Masing-masing kelompok membahas materi tentang:
Kelompok I: Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia
Kelompok II: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1945-1949
Kelompok III: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1949-1959
Kelompok IV: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1959-1965
Kelompok V: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1965-1998
Kelompok VI: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1998-sekarang
3. Buatlah pertanyaan yang ingin diketahui lebih lanjut sesuai dengan materi kelompok kalian
masing-masing.
4. Carilah informasi dan diskusikan jawaban atas pertanyaan yang disusun dengan membaca sumber
lain yang relevan dari buku atau internet.
5. Setelah kalian mendapatkan informasi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan, susunlah
laporan atas hasil penyelidikan kalian, serta buatlah power point sebagai bahan untuk presentasi.
LKPD 11.2.3
KEGIATAN 3
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku santun dalam menyampaikan
pendapat dalam rangka ber-demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku kerjasama dalam kegiatan
diskusi kelas sebagai cerminan berdemokrasi Pancasila.
3. Melalui model Problem Based Learning, peserta didik dapat mendeskripsikan upaya
membangun kehidupan yang demokratis di Indonesia dari lingkup kehidupan keluarga sampai
lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Melalui model Problem Based Learning, peserta didik dapat menentukan masing-masing tiga
contoh kehidupan yang demokratis di berbagai lingkungan.
5. Melalui model Problem Based Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat menyusun hasil
kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945
secara sistematis.
6. Melalui Problem Based Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat mengkomunikasikan
hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945
dengan bahasa sendiri.
7. Melalui Problem Based Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat menyajikan hasil kajian
tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 sesuai
kriteria yang ditentukan.
Disadari atau tidak, kalian pasti pernah berperilaku demokratis. Misalnya, dalam pemilihan
ketua kelas atau diskusi bersama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Perilaku demokratis
di Indonesia adalah perilaku demokratis yang sesuai dengan Pancasila dan konstitusi. Banyak
bentuk perilaku demokratis yang sering kalian temui atau kalian lihat dalam kehidupan
sehari-hari kalian. Agar lebih memahami perilaku demokratis, perhatikan artikel di bawah
ini.
Gerakan 'ganti presiden' tak dapat izin polisi, politis atau pelanggaran demokrasi?
Rencana deklarasi gerakan #2019gantipresiden di beberapa kota di Indonesia gagal karena dihadang
kelompok tertentu dan tak mendapatkan izin dari aparat keamanan.
Kepolisian menyebut gerakan itu melanggar ketentuan kampanye pemilihan presiden 2019.
Namun pembubaran gerakan itu dianggap tak sesuai dengan prinsip demokrasi.
Inisiator #2019gantipresiden, Mardani Ali Sera, menampik tudingan polisi soal gerakan mereka yang
menguntungkan calon presiden tertentu.
Mardani, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berdalih Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas
Pemilu telah menyatakan gerakan 'ganti presiden' tak masuk kategori kampanye.
"Polri tidak berwenang menyebut kami politis. Kami tidak deklarasikan capres dan cawapres. Ini gerakan sosial
untuk memilih pemimpin yang baik," kata Mardani, Minggu (26/08).
Mardani, yang partainya mengusung Prabowo Subianto pada pilpres 2019, menganggap setiap orang berhak
mengutarakan sikap soal kelanjutan kepemimpinan negara.
"Kami tidak ingin demokrasi tercederai. Mau dukung Jokowi silakan, mau dukung Prabowo juga silakan,"
tuturnya.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, menyebut lembaganya berusaha menengahi perbedaan pilihan
antarkelompok jelang pilpres.
Ia mengatakan gerakan 'ganti presiden' harus menaati tahapan kampanye yang baru akan dimulai 23
September mendatang.
"Ini kan belum masuk masa kampanye, jadi tolong saling menghormati."
"Polisi sebagai penengah, tapi kalau semuanya memanfaatkan curi-curi start, itu kan repot juga," kata Setyo
seperti dilansir Detikcom.
Polda Jawa Timur tak menerbitkan izin deklarasi gerakan 'ganti presiden' yang digelar di Surabaya, Ahad
kemarin. Mereka beralasan, aksi di ruang publik tidak boleh dilakukan pada hari libur.
Tetap berkeras menggelar deklarasi, gerakan 'ganti presiden' justru dihadang sekelompok orang yang
menentang sikap mereka. Polisi juga membubarkan aksi 'ganti presiden' di Monumen Tugu Pahlawan.
Hal serupa sebelumnya terjadi di Pekanbaru, Riau. Polda Kalimantan Barat pun mengambil sikap yang sama
atas gerakan itu.
"Hasil analisis dan penilaian kami, dari aspek kamtibmas, kegiatan itu lebih banyak mudaratnya karena banyak
resistensi, banyak yang menentang," kata Kapolda Kalbar, Irjen Didi Haryono.
Terkait argumen ini, peneliti Habibie Center, Bawono Kumoro, berharap polisi bertindak bukan karena desakan
kelompok tertentu.
Pelarangan hak menyatakan pendapat, kata dia, harus benar-benar didasarkan pada pemenuhan syarat yang
tidak tuntas.
"Kalau kegiatan itu memenuhi izin dan prosedur tapi diintimidasi massa, itu tidak dibenarkan," kata Bawono.
Komisioner Bawaslu, Fritz Edward Siregar, membenarkan ucapan Mardani. Ia berkata, gerakan 'ganti presiden'
bukanlah kampanye.
Merujuk UU 7/2017 tentang Pemilu, Fritz menilai gerakan itu tidak berisi empat konten kampanye: visi, misi,
rencana program, dan citra diri calon presiden.
"Itu adalah kegiatan yang dilakukan kelompok masyarakat saja," ujarnya saat dihubungi via telepon.
Selain itu, Fritz menyebut Bawaslu belum dapat menindak pelanggaran kampanye pilpres. Ia beralasan, KPU
baru akan menetapkan pasangan capres-cawapres 20 September mendatang.
Bagaimanapun, Bawaslu diminta tidak bersikap formalistis atau mengacu pada regulasi semata. Gerakan jelang
pilpres saat ini dianggap telah mengerucut ke dua kubu saja: Joko Widodo atau Prabowo Subianto.
"Orang bisa berkomentar atau beraksi dan kita paham kecenderungannya ke arah mana," tutur Ketua Pusat
Kajian Politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana.
Menurut Aditya, kepolisian harus berhati-hati bersikap untuk mencegah persepsi politik tertentu. Aparat dapat
dituding mendukung capres tertentu.
Adtiya menilai, rentang pendaftaran hingga penetapan capres yang panjang berkonsekuensi pada wilayah 'abu-
abu'. Artinya, gerakan 'ganti presiden' dan 'dua periode' dapat mengklaim tak melanggar hukum.
Selain gerakan ganti presiden, ada pula gerakan Jokowi dua periode yang telah digelar di beberapa tempat.
Sejauh ini belum ada laporan pembatalan dari aparat keamanan terkait deklarasi yang mendukung Presiden
Jokowi tersebut.
Merujuk jadwal yang disusun KPU, kampanye pilpres akan berlangsung 23 September 2018 hingga 13 April
2019. Setelahnya, masa tenang akan bergulir 14 sampai 16 April.
Adapun, pemungutan suara pilpres akan dilakukan 17 April, bersamaan dengan pencoblosan pemilihan anggota
legislatif.
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
45312977, diakses 18 September 2018
KEGIATAN 1
No Pedoman
1 a. Yang dipikirkan peserta didik dapat berupa pertanyaan, seperti:
• Mengapa ada slogan seperti itu?
• Mengapa demokrasi dikaitkan dengan rakyat?
b. Atau berupa pernyataan atau kalimat yang menjelaskan gambar, seperti:
• Menjelaskan demokrasi yang dikaitkan dengan slogan yang tertulis dalam gambar
• Menjelaskan maksud dari slogan
2 a. Unsur-unsur demokrasi
• Pemerintahan
• kekuasaan
• rakyat
b. Pengertian demokrasi
• Jawaban peserta didik terdiri dari unsur-unsur demokrasi
• Menggunakan kalimat atau bahasa sendiri
3 Bentuk demokrasi Indonesia berdasarkan klasifikasi yang ada:
• Demokrasi formal
• Demokrasi konstitusional
• Demokrasi langsung dengan sistem perwakilan
• Disertai alasan yang logis
4 a. Sesuai atau tidak dengan prinsip demokrasi, dengan ketentuan:
• dianalisis berdasarkan prinsip demokrasi
• dianalisis berdasarkan berita dalam artikel terkait antusiasme masyarakat
• jika tidak sesuai, dilihat dari fakta-fakta yang ditemukan dalam pemilukada tersebut
b. Kericuhan dalam pilkada
• dikaitkan dengan kondisi sosial budaya masyarakat
• dilihat dari kebijakan pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara
• dilihat dari kondisi atau latar belakang pasangan calon kepala daerah
c. Jawaban peserta didik dapat bervariasi, tetapi harus disertai dengan argumen yang logis, yang
meliputi:
• Fakta yang terjadi di lapangan ada kecurangan atau tidak
• Menunjukkan sesuai atau tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang mana
• Latar belakang pasangan calon kepala daerah
d. Solusi yang diajukan peserta didik, harus:
• Berdasarkan pemikiran sendiri
• Memposisikan diri sebagai warga negara yang bijak
• Jika memposisikan diri sebagai pemerintah maka solusi yang diajukan bisa diterapkan
• Solusi yang diajukan tidak hanya sekedar mengkritik atau judgement terhadap salah satu pihak
KEGIATAN 2
Rubrik Penilaian
b. Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian Presentasi
Sangat Kurang Tidak
No Aspek yang Dinilai Baik
Baik Baik Baik
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kelas :
Kelompok :
Topik :
No Aspek Penilaian Nilai Catatan
1 Sistematika penulisan
2 Kebermaknaan gagasan
3 Pemahaman pengetahuan pendukung
gagasan
4 Bahasa penulisan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥 100
20
KEGIATAN 3
Rubrik Penilaian
b. Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian Presentasi
Sangat Kurang Tidak
No Aspek yang Dinilai Baik
Baik Baik Baik
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan