Anda di halaman 1dari 3

ANALISA MATERI AJAR

MATERI AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Nama Mahasiswa : Idam Kholid, S.Pd.


Kelas : PAI. 9

Instruksi Khusus
Silahkan saudara mencari artikel yang relevan dengan Pendidikan Islam Multikulturalisme.
Kemudian saudara Analisa sesuai dengan fokus tugas dari saya.

Fokus Tugas
1. Bagaimana sikap guru dalam melihat atau memandang realitas Pendidikan Islam saat ini?

Guru adalah salah satu dari komponen dalam dunia pendidikan, termasuk dalam
pendidikan agama islam, yang merupakan salah satu komponen sangat penting bagi
tujuan pendidikan agama islam yang relevan dan berorientasi pada peluang dan
tantangan di era globalisasi ini. Karena itu dibutuhkan sosok seorang guru agama yang
sesuai dengan kondisi saat ini.
Dalam proses belajar mengajar (KBM) guru tidak hanya berperan sebagai penyampai
ilmu pengetahuan (pemberi rangsangan) saja, akan tetapi bertanggung jawab terhadap
perkembangan kepribadian peserta didik. Guru itu harus bisa menciptakan proses belajar
yang edukatif serta entertainmet, sehingga dapat merangsang peserta didik untk mau
belajar secaras efektif dan dinamis sesuai tujuan yang diharapkan.
Dengan semakin kemajuan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi akan semakin cepat memicu perubahan yang terjadi diberbagai bidang
kehidupan manusia yang sekaligus berdampak pada pergeseran nilai-nilai budaya dan
agama dalam kehidupan. Hal inilah yang menjadi tantangan yang harus diantisipasi
sedini mungkin agar tidak menjadi ancaman.
Guru itu harus bertaggung jawab dalam pembentukan pribadi anak didiknya.
Terutama dalam pendidikan agama islam, guru mempunyai tanggung jawab yang lebih
berat dibandingkan dengan pendidik atau pengajar mata pelajaraan tertentu pada
umumnya, karena bukan hanya bertanggung jawab terhadap pembentukan akal pribadi
anak saja, ia juga harus bertanggung jawab terhadap Allah Swt.
Sosok seseorang yang dikatakan sebagai guru bukan sekedar hanya transfer
pengetahuan, pembinaan mental jasmani. rohani dan intelektual semata, tetapi juga
bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan dapat dipraktekkan
dalam prilaku kehidupan sehari-hari. Mengutip kata-katanya KI Hajar Dewantara dalam
hal ini menyatakan pendidikan yaitu usaha sadar yang dilakukan dengan penuh
keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan
adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar
mempertinggi derajat kemanusiaan. Dari situlah sosok guru agama memegang peran
penting sebagai pengontrol sikap perilaku peseta didik yang di dasrkan pada aturan dan
norma yang berlaku di masyarakat.
Oleh sebab itu pentingnya pendidikan islam dapat diketahui melalui tujuannya secara
filosofis, yakni membentuk muslim yang sempurna (insan kamil) dengan mempersiapkan
kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujuan akhir dari pendidikan yang akan dicapai
adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan dan akal secara
dinamis, sehingga akan tercipta pribadi yang utuh dan mendukung. Yang mana pada
dasarnya manusia itu sendiri diciptakan di bumi ini sebagai pemimpin (khalifah) di dunia.

2. Apa langkah-langkah yang bapak ibu lakukan dalam menghadapi realitas Pendidikan
islam saat ini?
Sebagai seorang guru PAI tidak hanya membekali anak didiknya dengan hanya teori
atau sebatas pengetahuan saja, namun harus bisa mendidiknya supaya memiliki sikap
yang baik yang diimbangi dengan keterampilan sebagai bekal untuk masa depanya.
Disamping itu seorang guru PAI dalam mendidik / mengajar/mentrasfer ilmu ke anak
didiknya harus memiliki tujuan agar anak didiknya memiliki pemahaman Islam yang
benar bisa menjadi muslim yang toleran, moderat bisa menjaga kerukunan umat
beragama. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh mengenai persolana ini yaitu
di anatara lain ;
a) Menanamkan serta menerapkan Nilai-nilai keislaman
Lembaga Pendidikan Islam dalam hal ini atau bisa di sebut sekolah tentu perlu
menanamkan serta menerapakan nilai-nilai moral islami yang seyogyanya diharapkan
mampu dapat memberi banteng pertahanan (pondasi) bagi peserta didik dalam
menghadapi gejolak bahaya yang ditimbulkan dengan kondisi pada saat ini..
Menanamkan nilai-nilai Islami haruslah diiringi dengan pemberian contoh
yang baik (uswah hasanah) di dalam lembaga mulai dari guru (pendidik) sampai
tenaga kependidikan. Dalam hal ini ada sebuah kutipan tentang bagaimana
implementasi pendidikan intelektual serta akhlak sehingga mampu menghasilkan
peserta didik yang berkualitas. Oleh sebab itu bagi guru seyogyanya di haruskan
untuk selalu berakhlakul karimah / menjahaga sikap sesuai dengan status yang
disandang dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Dengan demikian ini
akan diteladani perilaku guru yang disaksikan peserta didik baik itu di dalam
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dengan harapan terlahirnya generasi
yang cerdas yang tidak hanya dalam segi intelektual/kemampuan dalam hal berfikir
namun juga moral atau akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya
prisnsip peserta didik dalam kehidupanya yaitu 3 M seperti mengamati, meniru dan
mempraktekan apa yang dilihat, di dengar dan didapatkan di lembaga pendidikan
dimana ia menimba ilmu pengetahuan yang ia peroleh..
Setiap pesertaa didik terkadang merasa cemasa yang diakibatkan mudahnya
mendapatkan segala informasi dan komunikasi yang menimbulkan dampak tertekan
bagi dirinya seperti pergaulan bebas, kemrosotan sikap sopan dan santun, yang
menjadikan manusia jauh dari Allah Swt.
b) Mengkombinasikan strategi pembelajaran
Seorang guru ketika dikelas harus bisa membawa peserta didiknya merasa
nyaman dan aman di kelas agar nilai-nilai yang akan ditanamakan dapat diserap oleh
peserta dididk sesuai yang di harapkan. Oleh sebab itu dalam memberikan atau
mentransfer ilmunya harus pandai-pandai atau selektif dalam menggunkan strategi
pembeljaran. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh seorang guru pada
saat ini. Mengapa demikian karena. Seorang peserta didik sekarang dia aktif mencari
sumber ilmu penngetahuan tanpa dari seorang guru itu sendirii melainkan melaui
media masa yang berkembang pada saat ini.
Pendekatan pembelajaran tentunya perlu dikembangkan, sekarang bukan lagi
proses belajar mengajar yang bersifat teacher centris di mana peserta didik itu
terdiam terpaku mengandalkan informasi dari seorang guru saja, namun harus
berkembang menjadi proses belajar mengajar pada peserta didik atau student centris,
yang aktif peserta didik bukan lagi seorang guru yang banyak berbicara di depan.

3. Bagaimana peran guru dalam mencari solusi atas realitas Pendidikan dari perspektif
Pendidikan islam multikultural

Munculnya pendidikan Islam multikultural adalah jawaban solusi yang dikembangkan


dengan nilai Islam yang ada di masyarakat sekarang, sangat tepat untuk menjawab
persoalan yang menyangkut perbedaan dan keragaman. Perkembangan kehidupan
manusia yang semakin cepat tanpa dibatasi ruang dan waktu, sangatlah memerlukan
sebuah kesadaran individu yang berimplikasi pada kesadaran masyarakat untuk
menerima dan ditempatkan.
Pendidikan Islam multikultural yaitu pendidikan yang menempatkan multikultural
sebagai satu visi pendidikan dengan karakter utama, namun tetap kokoh pada nilai
spiritual yang berdasarkan al-Qur’an dan hadis. Pengembangan pendidikan multikultural
berjalan optimal apabila didukung oleh manajemen yang baik. Konsep sumber daya
manusia dalam pengembangan ini harus memiliki sikap profesional.
Pendidikan Islam berwawasan multikultural lahir karena munculnya ketegangan,
konflik dan krisis sosial. Tujuan pendidikan multikultural mampu memanfaatkan
keragaman dan perbedaan. Agama Islam memperkokoh toleransi menegaskan terdapat
hubungan yang kuat antara nilai-nilai (agama) dalam kebangsaan dengan dilandasi
semangat humanitas dan universalitas Islam. Dengan melibatkan agama dalam
pendidikan multicultural. Pendidikan Islam multikultural adalah sebuah gerakan
pembaharuan dan inovasi pendidikan agama yang menanamkan kesadaran pentingnya
hidup bersama. Tujuan mendasar dari pendidikan Islam berwawasan multikultural
sebagai jalan keluar karena agama adalah sistem untuk menata individu yang ada di
dalam masyarakat (seperti etnisitas, ras, gender, daerah, dan suku) dapat mempengaruhi
konflik yang terjadi.
Pendekatan pembelajaran berbasis multikultural diharapkan dapat tercipta tata
kehidupan yang menghargai perbedaan yang mengupayakan kehidupan damai.
Disamping itu, diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi, sehingga pendidikan
agama itu sendiri diharapkan jangan sampai menumbuhkan kefanatikan berlebihan yang
tentunya, akan memperlemah kerukunan hidup beragama dan persatuan nasional.
Guru adalah sosok pelaku penting dalam menanamkan nilai-nilai multikultural. Guru
diharapkan mampu bisa menebarkan wawasan kebangsaan melalui proses pembelajaran
baik itu di dalam kelas maupun di luar. Peran sosok guru diharapkan dapat berperan aktif
terhadap pengembangan multikulturalisme di Indonesia, sehingga pertumbuhan yang
dapat mengundang konflik intra dan antar kelompok dapat berkurang. Guru agama dalam
mengajarkan pelajaran di dalam kelas, tidak hanya mengajarkan nilai-nilai partikular
ritual-ritual agama, atau pengetahuan semata tetapi mampu memberikan nilai-nilai
universal, seperti keadilan, kesetaraan, kemanusiaan, berbuat baik terhadap sesama

Anda mungkin juga menyukai