Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI WAQAF DAN IBTIDA’I SERTA

PENGERTIANNYA

Tugas Mata Kuliah : Tahsin dan Tasawwuf


Dosen : Bapak Hendrayadi, S.Pd.i., M.Pd

Disusun oleh :
Diva Haqiqi 231012100411
Syahrizal maulana Irsyad 231012100021
Muhammad Maulana Nur Subhan 231012100003

KELAS : MPIP 001


RUANGAN : V.512

FAKULTAS MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS PAMULANG
2023/2024
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iii
Bab I
Pendahuluan........................................................................................................1
A. Kata pengantar......................................................................................1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………..1
Bab II
Pembahasan.......................................................................................................3
A. Pengertian Waqaf Dan Ibtida’.........................................................................3
B. Urgensi Waqaf Dan Ibtida’………………………..........................................4
1.Pembagian Waqaf Dan Ibtida’…………………………………………..5
2. Pembagian Waqaf Ikhtirari……………………………………………..7
C. Tanda Tanda waqaf………………………………………………………….8
Bab III
Penutup.............................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................9

B. Daftar

Pustaka......................................................................................................11
KATA PENGANTAR

Al-Qur’an adalah bacaan yang agung. Waqf dan ibtidā’ merupakan hal yang tak
terelakkan dalam membaca Al-Qur’an. Seorang pembaca Al-Qur’an akan menemukan
kesulitan membaca satu surah atau ayat yang panjang dalam satu nafas, sementara ia tidak
diperbolehkan bernafas di tengah kata atau di antara dua kata (ketika hendak me-washl-kan1
keduanya). Untuk itu ia memerlukan waqf untuk menarik nafas dan beristirahat, kemudian
melanjutkan bacaannya (ibtidā’) dengan tetap menjaga keutuhan makna ayat yang dibacanya.

Pada mulanya waqf dan ibtidā’ dipelajari secara lisan, kemudian –pada masa
kodifikasi– berkembang menjadi karya-karya tulis yang –umumnya– ditulis oleh para ulama
ahli qirāāt dan ahli nahwu. Pada perkembangan selanjutnya, untuk mempermudah umat
Islam dalam menentukan waqf dan ibtidā’ ketika membaca Al-Qur’an, para ulama
menetapkan tanda waqf yang diletakkan pada lafaz-lafaz tertentu dalam mushaf Al-Qur’an,
sebagai rambu-rambu untuk mengenali tempat-tempat yang diperbolehkan atau dilarang
waqf.2 Sementara untuk ibtidā’ tidak ada tanda khusus, akan tetapi bisa diketahui dari tanda
waqf yang ditetapkan. Faktanya, tanda tersebut berbeda-beda antara satu mushaf dengan yang
lain, baik dari segi simbol maupun letaknya.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah
ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian waqof dan ibtida ?


2. Bagaimana cara berwaqof atau berhenti ?
3. Apa saja pembagian-pembagian waqof ?
4. Bagaimana tanda-tanda waqof dan contohnya ?
5. Sebutkan contoh lafal-lafal Al Qur’an di dalam waqof dan washolnya?

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian waqof dan ibtida


2. Untuk mengetahui cara berwaqof atau berhenti
3. Untuk mengetahui pembagian-pembagian waqof
4. Untuk mengetahui tanda-tanda waqof dan contohnya
5. Untuk mengetahui lafal-lafal di dalam waqof dan washolnya
PENGERTIAN WAQF DAN IBTIDĀ’

Definisi Waqf

Kata waqf dalam bahasa Arab adalah salah satu bentuk maṣdar dari fi‘il māḍī
(waqafa). Kata waqf secara etimologi mempunyai beberapa arti, antara lain berdiri (khilāf al-
julūs), menahan (al-ḥabsu) dan diam (as-sukūt).

Definisi Ibtidā’

Kata ibtidā’ dalam Bahasa Arab adalah bentuk maṣdar dari fi‘il mādhī, ibtada’a. Kata
dasarnya adalah bada’a, artinya memulai suatu pekerjaan.Sedang secara terminologi, para
ulama yang menyebutkan definisi waqf di atas tidak memberikan definisi ibtidā’. Namun dari
definisi waqf yang diungkapkan oleh Ibn al-Jazarīy dapat disimpulkan bahwa ibtidā’ ialah
memulai untuk membaca al-Qur’an baik setelah qaṭ‘ maupun setelah waqf.

Ibtidā’ setelah qaṭ‘ hendaknya diawali dengan isti‘ādhah dan basmalah baik di
permulaan surah, pertengahan maupun di akhirnya. Sementara dalam ibtidā’ setelah waqf
tidak dianjurkan mengawalinya dengan isti‘ādhah dan basmalah, karena tujuan waqf adalah
untuk istirahat dan menarik nafas. Dengan demikian waqf dan ibtidā’ adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Dalam setiap waqf selalu ada ibtidā’, namun ibtidā’ tidak selalu
dilakukan setelah waqf
URGENSI WAQF DAN IBTIDĀ’

Waqf
dan ibtidā’ merupakan bagian penting yang harus diketahui dan diperhatikan
oleh qāri’ dalam membaca al-Qur’an sebagai implementasi dari tadabbur yang telah
diperintahkan Allah swt. dalam Surah Ṣād [38]: 29 :21

‫ِكٰت ٌب َاْنَز ْلٰن ُه ِاَلْيَك ُم ٰب َر ٌك ِّلَيَّد َّبُر ْٓو ا ٰا ٰي ِتٖه َو ِلَيَتَذَّك َر ُاوُلوا اَاْلْلَباِب‬

29. Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.

Seorang qāri’ akan mengalami kesulitan membaca satu surah atau ayat yang panjang
dalam satu nafas, sementara ia tidak diperbolehkan bernafas di tengah kata atau di antara dua
kata (ketika hendak me-washl-kan keduanya). Untuk itu ia membutuhkan waqf, yakni
berhenti sejenak pada akhir kata untuk menarik nafas dan beristirahat dengan tetap menjaga
keutuhan makna dan maksud ayat yang dibacanya.

Di antara riwayat yang menunjukkan pentingnya memperhatikan waqf dan ibtidā. ika
pemilihan jeda (waqf) yang tidak tepat dalam pembicaraan antar sesama manusia –seperti
dalam contoh di atas- dianggap tercela karena melahirkan pemahaman yang tidak benar,
maka dalam membaca firman Allah (Al-Qur’an) hal itu jauh lebih tercela dan berbahaya.
Oleh karenanya, qāri’ harus lebih berhati-hati dalam memilih kata yang tepat untuk waqf dan
ibtidā’, sehingga pesan yang terkandung dalam ayat Al-Qur›an yang dibacanya dapat
difahami dengan sempurna dan tidak menimbulkan pengertian yang salah.

29. Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.
I L M U TA J W I D T E N TA N G WA Q A F D A N I B T I D A’

WAQAF DAN IBTIDA’

Perlu kita mengenal istilah-istilah terkait dengan membaca Al-Qur’an dan menghentikan
bacaan sebagai berikut :

1. Iftitah adalah pembukaan dalam bacaan Al-Qur’an yang diawali dengan membaca
isti’adzah, basmalah, lalu diteruskan dengan membaca ayat.

2. Waqaf adalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku kata untuk
mengambil nafas dengan maksud kendak melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.

3. Ibtida’adalah memulai bacaan kembali sesudah waqaf dari awal suku kata pada ayat
berikutnya.

4. Qatha’adalah mengakhiri bacaan Al-Qur’an dengan memotong bacaan sama sekali. Dan
apabila hendak membuka bacaan kembali sesudah melakukan qatha’, disunahkan membaca
isti’adzah lagi.

A. PEMBAGIAN WAQAF

1. WAQAF IKHTIBARI / MENGUJI ATAU MENCOBA. Maksudnya adalah waqaf yang


dilakukan untuk menguji qari’ atau menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang
sebenarnya. Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya
tidak boleh waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.

2. WAQAF IDHTHIRARI / TERPAKSA. Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam


keadaan terpaksa, mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain sebagainya.
Apabila terjadi waqaf ini, hendaklah mengulang dari kata tempat berhenti atau kata
sebelumya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat.

3. WAQAF INTIZHARI / MENUNGGU. Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada


kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk
menghormati perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya
waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang
dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian
terwakili dua pendapat yang berbeda itu.

4. WAQAF IKHTIARI / PILIHAN. Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata
yang dipilih, disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.

WAQAF IKHTIARI ADA EMPAT

1. WAQAF TAM / SEMPURNA. Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang
sudah sempurna, baik menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir
ayat dan di akhir keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan
ayat

2. WAQAF KAFI / CUKUP. Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut
tata bahasa sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah masih ada kaitannya
dengan ayat

3. WAQAF HASAN / BAIK. Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah
dianggap baik menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat berikutnya, baik dari
segi arti maupun tata bahasa.

4. WAQAF QABIH / BURUK. Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang
menurut tata bahasa tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari makna ayat
yang sebenarnya.

C. TANDA TANDA WAQAF

1. Waqaf La Washal (‫)ال‬

Ditandai dengan huruf Lam, waqaf satu ini bermakna tidak boleh berhenti. Hukum ini
berlaku apabila kamu menemukannya di tengah ayat saja. Jika waqaf la washal berada di
akhir ayat, maka diperbolehkan mematikan huruf terakhir.

Contoh Waqaf La Washal - An-Nahl: 32


‫ٰۤل‬
‫اَّلِذ ْيَن َتَتَو ّٰف ىُهُم اْلَم ِٕىَك ُة َطِّيِبْيَن َۙيُقْو ُلْو َن َس ٰل ٌم َع َلْيُك ُم اْدُخ ُلوا اْلَج َّنَة ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلْو َن‬

2. Waqaf Lazim - Tanda Mim (‫)مـ‬

Waqaf yang kedua ditandai dengan huruf mim dan berarti wajib berhenti. Waqaf ini disebut
juga waqaf lazim atau waqaf taamm.

Jangan sampai tertukar, waqaf lazim memang memiliki kemiripan dengan tanda mim yang
muncul ketika nun mati bertemu ba (Iqlab). Bagaimanapun, fungsi dan pengaruhnya terhadap
bacaan sangat berbeda.

Contoh Waqaf Lazim - Al-An’am: 20

‫ࣖ َاَّلِذ ْيَن ٰا َتْيٰن ُهُم اْلِكٰت َب َيْع ِر ُفْو َنٗه َك َم ا َيْع ِر ُفْو َن َاْبَنۤا َء ُهْۘم َاَّلِذ ْيَن َخ ِس ُر ْٓو ا َاْنُفَس ُهْم َفُهْم اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن‬

3. Waqaf Murakhkhas - Tanda Sad (‫)ﺹ‬

Selanjutnya, ada Waqaf Murakhkhas. Ketika menemukan tanda ini, kamu dianjurkan untuk
tidak berhenti. Meski demikian, dalam keadaan darurat boleh berhenti dan hal tersebut tidak
mengubah makna.

4. Waqaf Waslu Awla - Tanda Sad-Lam-Ya (‫)ﺻﻠﮯ‬

Tanda Sad-Lam-Ya memiliki kepanjangan Al-wasl Awlaa. Makna dari penamaan ini adalah
meneruskan bacaan adalah lebih baik. Karenanya, ketika bertemu tanda ini kamu lebih baik
melanjutkan bacaan.

Contoh Al-Wasl Awlaa - Az-Zukhruf: 45

‫َو ْٔس َـْل َم ْن َاْر َس ْلَنا ِم ْن َقْبِلَك ِم ْن ُّر ُس ِلَنٓا ۖ َاَجَع ْلَنا ِم ْن ُد ْو ِن الَّرْح ٰم ِن ٰا ِلَهًة ُّيْع َبُد ْو َن‬

5. Waqaf Muraqabah - Tanda Titik Tiga (.·. … .·.)

Waqaf ini muncul sebanyak dua kali dengan jarak yang berdekatan. Yang harus kamu
lakukan ketika bertemu waqaf Muqarabah adalah berhenti di salah satu tanda.

Contoh Waqaf Muqarabah - Al-Baqarah: 2

‫ٰذ ِلَك اْلِكٰت ُب اَل َر ْيَب ۛ ِفْيِه ۛ ُهًدى ِّلْلُم َّتِقْيَۙن‬


6. Tanda Waqaf Jaiz - Tanda Jim (‫)ج‬

Ketika bertemu huruf Jim di tengah ayat, ini artinya kamu boleh memilih untuk berhenti
atau tidak.

Contoh Waqaf Jaiz - Az-Zukhruf: 43

‫َفاْسَتْمِس ْك ِباَّلِذ ْٓي ُاْو ِح َي ِاَلْيَك ِۚاَّنَك َع ٰل ى ِصَر اٍط ُّم ْسَتِقْيٍم‬

7. Waqaf Mutlaq - Tanda Tho (‫)ﻁ‬

Ketika bertemu waqaf dengan huruf Tho, maka kamu harus berhenti.

8. Waqaf Saktah - Tanda Sin (‫)س‬

Ketika bertemu waqaf ini, langkah yang kamu ambil adalah berhenti tanpa mengambil napas
sebelum melanjutkan bacaan.

Contoh Waqaf Saktah - Al-Mutaffifin: 14

‫َك اَّل َبْل َۜر اَن َع ٰل ى ُقُلْو ِبِه ْم َّم ا َك اُنْو ا َيْك ِس ُبْو َن‬

9. Waqaf Kadzalik - Tanda Kaf (‫)ﻙ‬

Tanda ini punya makna “serupa”. Artinya langkah yang perlu diambil ketika bertemu tanda
ini adalah serupa dengan waqaf sebelumnya.

10. Waqaf Waqfu Aula (‫)قال‬

Waqaf ini berarti diutamakan berhenti dan merupakan salah satu tanda waqaf yang paling
umum ditemui.

Contoh Waqaf Waqfu Aula - Al-Hajj: 9

‫َثاِنَي ِع ْطِفٖه ِلُيِض َّل َع ْن َس ِبْيِل ِهّٰللا ۗ َلٗه ِفى الُّد ْنَيا ِخ ْز ٌي َّو ُنِذ ْيُقٗه َيْو َم اْلِقٰي َم ِة َع َذ اَب اْلَح ِرْيِق‬
Mengenai tanda tanda waqaf ulama’ yang sepuluh banyak yang tidak sama (khilaf) jadi
anda bisa mengikuti salah satunya.

Dan untuk lebih baiknya anda ikuti ulama’ yang masuk pada mutawattir, begitu juga
dalam qiroatnya,lebih baik anda ikuti yang mutawattir saja,atau diwaktu anda bersama orang
lain (banyak orang) gunakanlah yang mutawattir,hal ini untuk menjaga salah persepsi orang
yang mendengarkan anda.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu tajwid, dengan
mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana kita harus berhenti sejenak
dalam membaca ayat-ayat Al-qur’an, pemahaman yang minim dapat menyebabkan seseorang
jatuh pada kesalahan ketika membaca Al-qur’an.Tidak ditemukan dalam al Qur’an waqof
yang hukumnya wajib, dengan maksud akan berdosa jika tidak mengamalkannya. Tidak
ditemukan pula waqof yang hukumnya haram,dengan maksud akan berdosa jika ada pembaca
yang melakukannya. Kecuali dengan sebab-sebab tertentu yang bisa menarik menjadi haram.
Namun, walau tidak ada maksud atau kesengajaan dalam waqof sebaiknya jangan dilakukan,
karena dapat menimbulkan kesalahpahaman
DAFTAR PUSTAKA
United Islamic Cultural Center of Indonesia. 2005.Tajwid Qarabasy, JakartaAde Hanafi Abu
Raudha. 2010.
Materi Praktis Tahsin Tilawah 4, Bandung: Tar-Q PressChaer Abdul. 2013.Al-quran Ilmu
Tajwid
, Jakarta: Rineka Ciptahttps://adinawas.com/pengertian-waqaf-saktah-dan-qath.html, diakses
pada tanngal 20 Juni2021https://www.imamrambe.eu.org/2018/12/makalah-tahsinul-quran-
tentang-waqaf.html,diakses pada tanggal 20 Juni
2021https://id.scribd.com/document/436210270/MAKALAH-WAQAF, di akses pada
tanggal 20Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai