Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TANDA BACA WAQAF DAN WASHAL

( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-qur’an Hadist )

Dosen pengampu : Yuli Yanti, M. Pd.I

DISUSUN OLEH :

Kelompok : 1

Isnaini Nurhafizah Rizki 2111100062


Umi Lailatul Putri 2111100313
Semester/kelas 2/J

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan
Al-qur’an Hadist. Makalah ini membahas mengenai hukum bacaan waqaf dan
washal. Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada bapak dosen atas segala
arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada  penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Bandar lampung, 27 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
A. Pengertian wafaq dan washal. .....................................................................3
B. Jenis-jenis waqaf..........................................................................................3
C. Macam-macam waqaf.................................................................................4
D. Cara mewaqafkan bacaan dalamal-qur’an...................................................7
E. Tanda-tanda washal.....................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................10
Kesimpulan.........................................................................................................10
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT menurunkan Al-qur’an kepada manusia dengan sangat


sempurna. Kesempurnaannya tidak hanya terletak pada kedalaman
kandungan maknanya dan ketimggian bahasanya. Namun
kesempurnaannya juga tampak dari sistematika juz, surat, ayat, dan tema-
tema pembahasannya. Hal itu tak lain adalah untuk memudahkan
pemahaman dan pengahayatan manusia terhadap Al-qur’an. Sistematika
Al-qur’an yang terbagi dalam 30 juz, 114 surat, dan 6666 ayat dan 313.671
huruf tersebut disusun juga untuk meringankan manusia dalam
membacanya.

Sebagaimana maklum bahwa secara kodrati menusia memiliki


kelemahan dalam kekuatan nafas. Jika Al-qur’an tidak terpecah dalam
surat-surat dan masing-masing surat tidak dibagi dalam ayat-ayat, maka
tentulah manusia akan kesulitan membacanya dengan baik dan benar.
Bahkan, dalam ayat-ayat tertentu yang tergolong panjang, daya jangkau
nafas manusiapun tidak mampu melampauinya dengan sempurna. Karena
itulah kemudian disusun suatu kaidah yang menjadi pedoman dalam
menentukan tempat berhenti dan memulai bacaan Al-qur’an, yang disebut
dengan waqaf.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian waqaf dan washal?
2. Apa saja jenis-jenis waqaf?
3. Apa saja macam-macam tanda waqaf?
4. Bagaimana cara mewaqafkan bacaan dalam al-qur’an?
5. Apa saja tanda-tanda washal?

1
B. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian waqaf dan washal
2. Memaparkan jenis-jenis waqaf
3. Memaparkan macam-macam tanda waqaf
4. Menjelaskan cara mewaqafkan bacaan dalam al-qur’an
5. Memaparkan tanda-tanda washal

2
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian waqaf dan washal


Waqaf menurut bahasa mempunyai arti berhenti atau menahan.
Sedangkan menurut istilah (ilmu tajwid) pengertian waqaf adalah berhenti
sejenak ketika membaca suatu lafadz atau kalimat yang terdapat tanda
waqaf guna mengambil nafas untuk melanjutkan kembali bacaan ayat
selanjutnya.
Washal menurut bahasa artinya terus atau menyambung bacaan.
Menurut istilah washal adalah meneruskan bacaan Al-Qur'an sampai ada
tanda waqaf. Tidak boleh diputus-putus membacanya. Jika tidak kuat
napasnya, boleh berhenti, tetapi bacaannya diulang kembali.
B. Jenis – jenis waqaf  
Ada 4 (empat) macam waqaf, yaitu :
ْ َ‫( ) َوق‬Wakaf yang sempurna)
1. Waqaf Taamm (‫ف تام‬
Yaitu mewaqafkan (memberhentikan) suatu bacaan secara
sempurna, tidak terputus di tengah – tengah ayat atau bacaan.
Sehingga tidak mempengaruhi makna dari suatu ayat yang tengah
dibaca. Karena tempat berhentinya tidak berkaitan dengan ayat atau
makna sebelum atau sesudahnya.

ْ َ‫) َوق‬. (Waqaf yang wajar atau memadai).


2. Waqaf Kaaf (‫ف ﻛﺎﻒ‬
Yaitu mewaqafkan / memberhentikan suatu bacaan dengan
sempurna. Tidak terputus di tengah-tengah ayat atau bacaan,
meskipun sebenarnya ayat tersebut masih mempunyai kaitan dengan
arti dan ayat sesudahnya .

ْ َ‫)وق‬.
3. Waqaf Hasan (‫ف ﺣﺴﻦ‬ َ (Waqaf yang baik)
Yaitu mewaqafkan / memberhentikan bacaan tanpa
mempengaruhi dari arti dan ayat sesudahnya. Namun, secara bacaan
ayat tersebut masih berkaitan dengan ayat sesudahnya.

3
4. Waqaf Qabiih (‫ف ﻗَﺒﻴْﺢ‬
ْ َ‫) َوق‬. (Waqaf yang buruk)
Yaitu mewaqafkan / memberhentikan bacaan secara tidak
sempurna. Atau berhenti di tengah-tengah ayat.

Usahakan untuk menghindarinya, karena ketika berhenti di


sini, lafadz dan arti yang kita jadikan waqaf tersebut masih berkaitan
dengan lafadz dan arti sesudahnya. Sehingga bisa membuat arti yang
berbeda pula pada suatu bacaan

C. Macam-Macam Tanda Waqaf


Berikut ini tanda waqaf yang sering ditemukan dalam Al-Qur'an :

1. Waqaf La Washal tanda waqaf  (‫)ال‬  artinya "tidak boleh berhenti".


Jika terdapat tanda waqaf ini di tengah ayat, maka tidak diperbolehkan
berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ini berada di akhir ayat maka
diperbolehkan berhenti. 
Contoh Waqaf La Washal terdapat dalam surat An-Nahl ayat 32 :

2. Waqaf Lazim tanda baca (‫)م‬ berarti "harus berhenti". Waqaf lazim


juga disebut waqaf tamm (sempurna), karena tanda waqaf ini
menandakan sempurnanya suatu kalimat. Jadi kalimat sebelumnya
tidak ada hubungannya dengan kalimat setelahnya. Contoh waqaf
lazim terdapat dalam surat Al-An’aam ayat 20 : 

3. Waqaf Waqfu Aula tanda waqaf (‫ال‬VVVV‫)ق‬ berarti "diutamakan


berhenti". Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf

4
ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
Contoh Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-Maaida : 38

4. Waqaf Muraqabah / Mu'anaqah tanda waqaf  (.’. …..  .’.)  artinya


"berhenti disalah satu tanda". Waqaf ini akan selalu muncul sebanyak
dua kali, dan kita harus berhenti disalah satu tanda waqah tersebut.
Contoh Waqaf Muraqabah / Mu'anaqah  terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 2 : 

5. Saktah (‫ )ساكته‬tanda waqaf (‫)س‬  "Berhenti sejenak tanpa bernafas".


Jadi apabila terdapat tanda waqaf tersebut, maka anda harus berhenti
sejenak sehingga memutus bacaan tetapi tidak diperbolehkan bernafas.
Di dalam Al-Qur’an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:

Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.


a. Di dalam surah Al-Qiyaamah, ayat 27, yaitu :

b. Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.


c. Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.

6. Waqaf Jaiz tanda waqaf (‫)ج‬ artinya "boleh berhenti atau boleh


melanjutan". Contoh waqaf jaiz terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat
35 :

5
7. Waqaf Waslu Ula tanda waqaf  (‫لى‬VV‫)ص‬ berarti "diutamakan untuk
melanjutkan ". Apabila menjumpai tanda waqaf, kita boleh berhenti
atau melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan untuk melanjutkan.
Contoh Waqaf Waslu Ula terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 44 :

Tanda waqaf lainnya, namun jarang ditemui antara lain :

1. Waqaf Mutlaq tanda waqaf (‫)ط‬ artinya "harus berhenti". Jadi


apabila anda menemukan tanda waqaf pada bacaan, maka anda
harus berhenti. 

2. Waqaf Mustahab tanda waqaf (‫)قيف‬ berarti "diutamakan berhenti".


Apabila tedapat tanda waqaf ini dianjurkan untuk berhenti daripada
melanjutkan.

3. Waqaf Murakh-khas tanda waqaf (‫)ص‬ berarti "tidak berhenti".


Selama tidak menemukan alasan untuk berhenti atau kita kehabisan
napas karena panjangnya suatu ayat, maka kita meneruskan
bacaan.  

4. Waqaf Qabih tanda waqaf (‫)ق‬ artinya "diutamakan untuk


melanjutkan".  Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf
ini, diutamakan melanjutkan bacaan.

5. Waqaf Mujawaz tanda waqaf (‫)ز‬  berarti "diutamakan untuk


melanjutkan" Untuk tanda waqaf mujawaz ini anda dianjurkan
untuk melanjutkan membaca. 

6. Wakaf Kadzalik tanda waqaf (‫)ﻙ‬  berarti "sama dengan waqaf


sebelumnya". Jadi apabila anda menemukan tanda waqaf ini, maka
anda harus menyamakan dengan tanda waqaf sebelumnya. 

D. Cara Mewaqafkan Bacaan Dalam Al-Qur’an

6
1. Jika huruf terakhir berharakat sukun (mati), maka membacanya tida
ada perubahan sama sekali. Contohnya:
ْ ‫ ِّد‬VVV‫فَ َح‬   —   ْ‫ارْ غَب‬VVVَ‫ف‬  (tetap
‫الَهُ ْم‬VVV‫اَ ْع َم‬  —  ‫ث‬ dibaca a’maalahum,
fahaddits – dan farghab )
2. Jika huruf terakhir  berharakat fathah, kasrah,dhammah, atau
tanwin,maka huruf terakhir tersebut dibaca sukun (mati). Contohnya:

Lafadz  ‫ ِد‬VVVVVَ‫ ْالبَل‬ (al-baladi) dibaca menjadi  ‫ ْد‬VVVVVَ‫ ْالبَل‬ (al-balad), 


َ َ‫خَ ل‬ (Khalaqa) dibaca menjadi ‫ َخلَ ْق‬  (khalaq).
lafadz  ‫ق‬

3. Jika huruf terakhir  ta’ marbuthah (‫ة‬ ), baik letaknya di tengah ataupun
di akhir kalimat. Maka, membacanya adalah dengan mengganti huruf

ta’ marbuthah (‫ة‬ ) tersebut dengan huruf ha’ (‫ ) ْه‬yang dibaca sukun
(mati). Contohnya:

Kata ٌ‫جنّة‬ —  ُ‫ار َعة‬


ِ َ‫الق‬  – ٌ‫أخ َرة‬
ِ  
dibaca menjadi  ‫جن َّ ْه‬
َ  — ِ َ‫الق‬ —  ‫أ ِخ َر ْه‬
 ‫ارعَه‬
4. Jika huruf terakhir berharakat (hidup), tetapi sebelumnya didahului
huruf mati (sukun), maka dua huruf tersebut dibaca sukun semuanya,
tapi huruf yang terakhir dibaca suara yang pelan. Contohnya:

ِ ‫بِ ْالهَ ْز‬  (bil hazli) dibaca menjadi   ْ‫با ِ ْلهَ ْزل‬ (bil hazl)
Lafadz  ‫ل‬
5. Jika di akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad
layyin (bacaan mad yang huruf sebelumnya berharakat fathah) . Maka
cara membacanya dengan mematikan huruf yang terletak di akhir
kalimat tersebut, dengan dipanjangkan sedikit antara dua sampai empat
harakat.
ْ َ‫ي‬  — ‫الح ِك ْي ُم‬
Contohnya:  َ‫ش ُعرُوْ ن‬ ِ ‫ َوٱلص َّۡي‬  — ‫ف‬
َ   — ‫ف‬ ٍ ْ‫خَ و‬ ‫ِم ْن‬
6. Ketika berhenti di akhir kalimat, tetapi huruf akhirnya berharakat

fathah tanwin ( ً  ),  maka cara mewaqafkan bacaan tersebut dengan
membaca harakat fathahnya saja sebanyak dua harakat. Sehingga
ketika berhenti bacaannya menjadi bacaan mad ‘iwadh.

7
Contohnya:  Lafadz   ‫اَ ْف َواجًا‬  dibaca menjadi  ‫اجا‬
َ ‫ا ْف َو‬   , kemudian
lafadz  ‫ًما‬ َ‫ َسال‬   dibaca menjadi  ‫َساَل َما‬
7. Jika huruf terakhir bertasydid, maka dimatikan tanpa menghilangkan

fungsi tasydidnya, seperti : ‫ ِم ْنـه َُّن‬ dibaca ‫خلَقَه َُّن‬ , ‫ ِم ْنـه ْ ُّن‬ dibaca ‫خَ لَقَه ْ ُّن‬
8. Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ‫ؤ‬ ] dimatikan bila
waqaf, dan dibaca pendek bila washal,

seperti : V‫يَـتَـفَـي َّـُؤ ا‬ dibaca ‫يَـتَـفَـي َّـْأ‬

E. Tanda-tanda washal diantaranya:

1. Tanda Laa ( ‫ﻻ‬ ) bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul


kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia
muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan
jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau
tidak. Contoh : An-Naml: 63

 َ‫الَّ ِذينَ تَت ََوفَّاهُ ُم ْال َماَل ِئ َكةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ َساَل ٌم َعلَ ْي ُك ُم ا ْد ُخلُوا ْال َجنَّة‬
َ‫بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬ 
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun´alaikum,
masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan".

2. Tanda sad-lam-ya' ( ‫ﺻﻠﮯ‬ ) Tanda sad-lam-ya'  merupakan singkatan


dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan
adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa
mewaqafkannya adalah lebih baik. Contoh:An-Naml: 17

‫اشفَ لَهُ ِإاَّل هُ َو‬ ُ ِ‫َوِإ ْن يَ ْم َس ْسكَ هَّللا ُ ب‬


ِ ‫ض ٍّر فَاَل َك‬

 ۖ ‫َوِإ ْن يَ ْم َس ْسكَ بِ َخي ٍْر فَه َُو َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬

8
"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka
tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia
mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-
tiap sesuatu."

3. Tanda Waqaf Mujawwaz (‫ز‬ ),  tanda boleh berhenti, namun


meneruskan bacaan adalah lebih utama.

4. Tanda sad ( ‫ﺹ‬ ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas,


menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun
diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan
antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata
lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.

5. Tanda qaf ( ‫ﻕ‬ ) merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang


bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya",
maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh
diwaqafkan.

9
BAB III

A. Kesimpulan
Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu
tajwid, dengan mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana
kita harus berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat Al qur’an, pemahaman
yang minim dapat menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika
membaca Al qur’an

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam
penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima
kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ade Hanafi Abu Raudhah. (2010). Materi Praktis Tahsin Tilawah 4. Bandung:


Tar-Q Press.
Ade Hanafi Abu Raudhah. (2010). Materi Praktis Tahsin Tilawah 4. Bandung:
Tar-Q Press.
United Islamic Cultural Center of Indonesia. 2005. Tajwid Qarabasy, Jakarta
Chaer Abdul. 2013. Al-quran Ilmu Tajwid, Jakarta: Rineka Cipta
Sunarto, Ahmad. 1420 H/1999 M. Pintar Ilmu Tajwid (Tanya Jawab).
Surabaya : Al-Miftah
Masjid Abdul. 2007.Pedoman Tajwid Transliterasi Al-Qur’an (PTTQ).
Jakarta: Depag.Khon
 Abdul Aziz.2014. Panduan Tahsin Tilawah Kajian Ilmu Tajwid
Jakarta: Ma’had Qur’an

Anda mungkin juga menyukai