Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“AL-WAQF WA AL-IBTIDA ”
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas QQWT
Dosen Pengampu : Drs. H. Hajani. M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Taufik hidayatullah: (231110118)
Ahmad Sihabul qoliyubby: (231110139)
Rizal Amri Maftuhi: (231110143)
Adhi Nugraha : (231110125)
Yoga Maulana: (231110117)
Nisa Amelia Putri: (231110147)

FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA
HASANUDDIN BANTEN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, atas selesainya
makalah ini yang berjudul "Al-waqf wa Al-ibtida". Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Oleh
karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
Bapak Drs. H. Hajani. M.Si. selaku, dosen pengampu mata kuliah QQWT, yang
telah memberikan arahan dan kesempatan untuk kami menyelesaikan makalah
ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan, besar harapan kami isi
makalah ini bisa di amalkan pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Waqaf ........................................................................................2


B. Macam-Macam waqaf..................................................................................3
C. Penerapan Waqaf dan Ibtida dalam membaca Al-Qur’an............................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................9
B. Saran ...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan mengaplikasikan bacaan Al-Quran merupakan suatu
hal yang harus dimiliki oleh setiap orang muslim, karena Al-Quran sebagai
pedoman hidup manusia. Untuk itu, hendaklah setiap umat muslim mampu
membacanya dengan memakai ilmu tajwid. Untuk dapat membaca Al-Quran
dengan baik harus melalui proses belajar mengajar. Belajar merupakan hal
penting bagi umat Islam dan dengan belajar akan terciptalah perubahan pada
diri dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.Dari
keterangan di atas dapat dipahami bahwa pentingnya mempelajari Al-Quran
dan kemampuan mengaplikasikan bacaan Al-Quran dengan baik dan benar.
Bagi umat Islam belajar membaca Al-Quran bagian dari Pendidikan Agama
Islam, namun untuk generasi Al-Quran bukan pekerjaan yang mudah untuk
mempelajari Al-Quran, ia harus berusaha secara teratur dan berkelanjutan
dalam mempelajarinya baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan
non formal.Pada tingkat selanjutnya agar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Waqaf


2. Apa Pengertian Ibtida
3. Macam-Macam Waqaf

C. Tujuan penulisan

Tujuan makalah ini di buat sebagai bahan diskusi di mata kulaih qqwt.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Waqaf
Secara etimologi, al-waqf bisa berarti menahan (al-habs), mencegah (al-
kaff),atau berdiam (al-sukun). Sedangkan secara terminologi, pengertian
waqaf adalah: “Suatu ungkapan untuk menghentikan suara (bacaan) pada
kata al-Qur’an, berhenti sejenak sekadar untuk bernafas sebagaimana
biasa, dengan niat untuk melanjutkan bacaan lagi, baik meneruskannya
pada kata setelah tempat berhenti
tersebut jika layak dijadikan tempat ibtida (memulai) bacaan, atau pada
kata di tempat berhenti, atau pada kata sebelumnya yang layak dijadikan
tempat memulai (bacaan), bukan untuk meninggalkan atau mengakhiri
bacaan tersebut." Selain itu, sebagian ulama ada yang lebih memandang
waqaf sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu membahas tentang tata cara
melafalkan huruf atau harakat ketika berhenti membaca, di tempat-tempat
yang telah ditentukan oleh para qurra' dalam rangka menjaga
kesempurnaan makna.
Dari kedua definisi waqaf ini, ada beberapa hal penting yang harus
tercakup di dalamnya. Selain itu, tujuan berhenti bukan untuk mengakhiri
bacaan atau berpaling kepada aktivitas lain, tetapi untuk meneruskan
bacaan lagi pada tempat yang sesuai dan pantas untuk melanjutkan bacaan
tersebut. Dalam hal ini, berhenti (al-waqf) bisa saja terjadi pada akhir ayat
(ra’s al-ayah) maupun di tengah ayat. Namun, al-waqf tidak mungkin
terjadi di tengah kata dan pada kata yang bentuk tulisan (rasm)-nya masih
bersambung.
Oleh karena itu, waqaf selain berarti ilmu yang membahas tentang tata
cara ilmu yang membahas tentang tempat-tempat yang baik untuk
menghentikan Al-Qur’an.

2
B. Nama-Nama Waqaf dan Macam-Macam Tanda Waqaf dalam Al-
Qur’an
1. Nama-Nama Waqaf
 Waqaf Taamm (‫ )َو َق ْف ت ام‬Yaitu Wakaf уаng sempurna. Artinya
memberhentikan ѕuаtu bacaan secara sempurna. Tidak
memutuskan atau berhenti di tengah-tengah ayat atau bacaan
 Waqaf Kafi (‫ )َو َق ْف ﻛﺎﻒ‬Yaitu Waqaf уаng wajar atau memadai.
Maksudnya adalah mewaqafkan atau memberhentikan bacaan
dengan sempurna. Tidak terputus di tengah-tengah ayat atau
bacaan, walaupun sebenarnya ayat itu masih memiliki kaitan
dengan arti dan ayat sesudahnya.
 Waqaf Hasan (‫ )َو َق ْف ﺣﺴﻦ‬Yaitu Waqaf уаng baik. Artinya,
memberhentikan bacaan tanpa mempengaruhi arti dan ayat
sesudahnya. Namun, secara bacaan ayatnya masih berhubungan
dengan ayat setelahnya.
 Waqaf Qabiih (‫ )َو َقْف َﻗﺒْﻴﺢ‬Yaitu Waqaf уаng buruk. Maksudnya
memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau berhenti di
tengah-tengah ayat sehingga menimbulkan makna dan arti yang
berbeda pada suatu bacaan.
2. Macam-Macam Tanda Waqaf

1. Waqaf La Washal

Tanda waqaf (‫ )ال‬artinya "tidak boleh berhenti". Jika terdapat tanda waqaf ini
di tengah ayat, maka tidak diperbolehkan berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ini
berada di akhir ayat maka diperbolehkan berhenti contoh Waqaf La Washal
terdapat dalam surat Ali Imran ayat 181.

‫َو َقۡت َلُهُم اَاۡلۢۡن ِبَي ٓاَء ِبَغ ۡي ِر َح ٍّق ۚۙ  َّو َن ُقۡو ُل‬

2. Waqaf Lazim

Tanda mim ( ‫ ) مـ‬disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir
kalimat sempurna. Waqaf Lazim disebut juga Waqaf Taamm (sempurna) karena
waqaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat

3
sesudahnya. Tanda mim ( ‫ ) م‬memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab,
namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya. Contohnya waqaf
lazim terdapat dalam surat Shad ayat 41:

‫َو اْذ ُك ْر َع ْبَد َن ٓا َاُّيْو َۘب ِاْذ َن اٰد ى‬

3. Waqaf Murakhkhas

Tanda sad ( ‫ ) ﺹ‬disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa


lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa
mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada
fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.

Contohnya waqaf murakhkhas terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 187:

‫ِمْن َش ِّر اْلَو ْس َو اِس ۙە اْلَخ َّن اِۖس‬

4. Tanda sad-lam-ya'

Tanda sad-lam-ya' (‫ ) صلى‬merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang


bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu
meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik.

Tanda waqaf dan contohnya sad-lam-ya terdapat dalam surat An-Nas ayat 4:

‫ِمْن َش ِّر اْلَو ْس َو اِس ۙە اْلَخ َّن اِۖس‬

5. Tanda qaf

Tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna
"telah dinyatakan boleh berhenti pada waqaf sebelumnya", maka dari itu lebih
baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.

Tanda waqaf dan contohnya pada waqaf Qeela terdapat dalam surat Al-Haj ayat
17:

‫َو َّالِذْي َن َاْش َر ُك ْو ا ق ِاَّن َهللا َي ْف ِص ُل َب ْي َن ُهْم َي ْو َم ْالِقَياَمِة‬

4
6. Tanda sad-lam

Tanda sad-lam ( ‫ ) ﺼﻞ‬merupakan singkatan dari "Qad yoosalu" yang bermakna


"kadang kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang
kala boleh diwasalkan.

Tanda waqaf dan contohnya pada waqaf sad-lam terdapat dalam surat Al-zukhruf
ayat 44:

‫َو ِإَّن ُهۥ َلِذ ْك ٌر َّلَك َو ِلَقْو ِمَك ۖ َو َس ْو َف ُت ْس َٔـُلوَن‬

7. Tanda Qif

Tanda Qif ( ‫ ) ﻗﻴﻒ‬bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti.


Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan
meneruskannya tanpa berhenti.

8. Tanda sin atau tanda Saktah

Tanda sin ( ‫ ) س‬atau tanda Saktah ( ‫ ) ﺳﮑﺘﻪ‬menandakan berhenti seketika tanpa


mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa
mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.

Tanda waqaf dan contohnya pada waqaf saktah terdapat dalam surat Al-qiyamah

ayat 27:

‫َو ِقْي َل َم ْن ۜ َر اٍۙق‬

9. Tanda kaf

Tanda kaf ( ‫ ) ﻙ‬merupakan singkatan dari "Kathaalik" yang bermakna "serupa".


Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya
muncul.

10. Tanda bertitik tiga

Tanda bertitik tiga ( ... ...) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf
Ta'anuq (terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja

5
dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika
sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan
sebaliknya.

Tanda waqaf dan contohnya dalam hal ini terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat
2:

‫ٰذ ِلَك اْلِك ٰت ُب اَل َر ْي َب ۛ ِفْيِهۛ ُه ًد ى ِّلْلُم َّت ِقْي َۙن‬

11. Tanda Waqfah

Tanda Waqfah ( ‫ ) ﻭﻗﻔﻪ‬bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ‫) ﺳﮑﺘﻪ‬, namun


harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas.

12. Tanda tho ( ‫) ﻁ‬

Tanda tho ( ‫ ) ﻁ‬adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti. Tanda
waqaf dan contohnya dalam hal ini terdapat dalam surat al Mulk ayat 6:

‫َو ِلَّلِذ ۡي َن َكَفُر ۡو ا ِبَر ِّب ِه ۡم َع َذ اُب َج َه َّن َمؕ‌ َو ِبۡئ َس اۡل َمِص ۡي ُر‬

13. Tanda jim ( ‫) ﺝ‬

Tanda jim ( ‫ ) ﺝ‬adalah Waqaf Jaiz. Boleh berhenti dan boleh untuk dilanjutkan.
Tanda waqaf dan contohnya pada waqaf jim terdapat dalam surat Al-zukhruf ayat
35:

‫َو ُزْخ ُر ًفاۚ َو ِإن ُك ُّل َٰذ ِلَك َلَّما َم َٰت ُع ٱْلَح َي ٰو ِة ٱلُّد ْن َي اۚ َو ٱْل َء اِخَر ُة ِع نَد َر ِّب َك ِلْلُم َّت ِقيَن‬

14. Tanda zha ( ‫) ﻇ‬

Tanda zha ( ‫ ) ﻇ‬bermaksud lebih baik tidak berhenti.

6
C. Pengertian Ibtida dan Penerapan Waqaf dan Ibtida dalam membaca Al-
Qur’an

istilah al-ibtida secara bahasa berarti memulai (al-isti’naf), atau membuka (al-
iftitah). Sedangkan pengertian al-ibtida secara terminologI adalah bersegera dalam
membaca ayat al-Qur’an setelah sebelumnya menghentikan atau memutus
bacaan tersebut. Dalam hal ini, memulai bacaan al-Qur’an bisa dalam dua
keadaan, yaitu sama sekali memulai dari awal membaca (al-isti’naf), atau
memulai dalam arti meneruskan bacaan setelah berhenti sebentar (al-istimrar).

Secara keseluruhan, ibtida’ dibagi menjadi empat jenis, yaitu ibtida tamm,

1. Ibtida’ Tamm (Sempurna)

Ibtida’ tamm berarti memulai bacaan setelah kalimat sempurna dan tidak ada
hubungannya dengan kalimat atau ayat sebelumnya, baik secara lafadz maupun
makna.

2. Ibtida’ Kafi (Cukup)

Ibtida’ kafi berarti memulai bacaan setelah kalimat sempurna, namun masih
ada hubungannya dengan kalimat atau ayat sebelumnya secara makna, bukan
secara lafadz.

3. Ibtida’ Hasan (Baik)

Ibtida’ hasan adalah memulai dari kalimat yang baru setelah kalimat sempurna.
Namun, kalimat baru ini masih memiliki hubungan dengan kalimat sebelumnya
secara makna dan lafadz.

4. Ibtida’ Qabih (Buruk)

Ibtida’ qabih berarti memulai bacaan setelah kalimat yang belum sempurna
dan masih ada hubungannya secara lafadz maupun makna. Ibtida’ ini harus
dihindari karena dapat merusak makna keseluruhan dari suatu ayat.

7
Penerapan Waqaf dan Ibtida dalam Membaca Al-Qur’an

Penempatan tanda Waqaf dan masalah ibtida' dalam al-Qur'an bertujuan untuk
membantu dan mempermudah para pembaca al-Qur'an untuk berhenti dan
memulai kembali bacaannya pada kata yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pemahaman dan penafsiran. Demikian pula bila orang membaca Al-Qur’an
tanpa mengetahui tanda baca waqaf dan ibtida’, tentu akan memberikan
pemaknaan yang berbeda. Dari sini ulama memberikan peringatan kepada para
pembaca Al-Qur’an agar senantiasa belajar dan mengetahui kapan berhenti dan
kapan memulai bacaannya kembali.

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kesimpulan
Dari uraian, penjelasan dan analisa sebagai hasil kajian yang
berkenaan dengan pengaruh waqaf dan ibtida’ terhadap terjemah dan tafsir,
maka sebagai upaya mengakhiri pembahasan skripsi ini penulis
mengambil kesimpulan bahwa penempatan tanda waqaf dalam al-Qur’an
bertujuan untuk membantu dan mempermudah pembaca al-Qur’an untuk
berhenti dan memulai kembali bacaannya pada kata yang tepat sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman dan penafsiran, karena waqaf
dan ibtida’ mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penafsiran,
maka pada umumnya waqaf bersifat ijtihadi karena terkait dengan
pemahaman sehingga sangat relatif dan beragam
B. Saran
Kami selaku penulis sangat mengharapkan banyak banyak saran
dan kritik untuk makalah ini semoga kedepanyaa kami bisaa menulis
makalah dengan baiak dan benar.

9
DAFTAR FUSTAKA

https://islam.nu.or.id/ilmu-al-quran-baca-al-qur-an

https://www.liputan6.com/hot/read/5112855/macam- tanda-waqaf-
dalam-alquran-hukum

https://idr.uin-antasari.ac.id/20382/1/Editor-pengaruh

10

Anda mungkin juga menyukai