Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada manusia dengan sangat
sempurna. Kesempurnaannya tidak hanya terletak pada kedalaman kandungan
maknanya dan ketinggian bahasanya. Namun kesempurnaannya juga tampak dari
sistematika juz, surat, ayat, dan tema-tema pembahasannya. Hal itu tak lain adalah
untuk memudahkan pemahaman dan penghayatan manusia terhadap Al Qur’an.
Sistematika Al Qur’an yang terbagi dalam 30 juz, 114 surat, dan 6666 ayat dan
313.671 huruf tersebut disusun juga untuk meringankan manusia dalam
membacanya.
Sebagaimana maklum bahwa secara kodrati manusia memiliki kelemahan
dalam kekuatan nafas. Jika Al Qur’an tidak terpecah dalam surat-surat dan masing-
masing surat tidak dibagi dalam ayat-ayat, maka tentulah manusia akan kesulitan
membacanya dengan baik dan benar. Bahkan, dalam ayat-ayat tertentu yang
tergolong panjang, daya jangkau nafas manusia pun tidak mampu melampauinya
dengan sempurna. Karena itulah kemudian disusun suatu kaidah yang menjadi
pedoman dalam menentukan tempat berhenti dan memulai bacaan Al Qur’an, yang
disebut dengan waqaf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari waqaf dan washal?
2. Apa saja pembagian waqaf?
3. Apa saja tanda-tanda washal?

C. Tujuan
1. Mengetahui makna waqaf dan washal
2. Mengetahui apa saja pembagian waqaf.
3. Mengetahui tanda-tanda washal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Waqaf
Waqaf secara sederhana dapat diartikan sebagai penghentian bacaan al-
quran karena sebab-sebab tertentu. Lawanya waqaf ialah washal, yang berarti
menyambung bacaan. Waqaf menurut bahasa ialah al-Habs yang artinya menahan.
Sedangkan menurut istilah, waqaf adalah: Memutuskan suara pada suatu kalimat
dalam waktu tertentu, tidak begitu lama, kemudian mengambil nafas satu kali
dengan niat untuk memulai kembali bacaan al-Qur’an. Waqaf [ْ‫]و َقف‬
َ adalah
menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku kata untuk mengambil
nafas dengan maksud melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.1
Kata al-Waqof biasa dipakai untuk dua makna, makna yang pertama adalah
titik atau tanda di mana seseorang yang membaca al-Qur’an diam (menghentikan
bacaannya) pada tanda tersebut. Makna yang kedua adalah tempat-tempat (posisi)
yang ditunjukkan oleh para imam ahli Qira’at. Dengan demikian setiap tempat
(posisi) dari tempat-tempat tersebut dinamakan waqof, sekalipun seorang pembaca
al-Qur’an tidak berhenti di tempat (posisi) tersebut.2

B. Macam-Macam Waqaf
1. Waqaf Idl-thirari
Idl-thirari Secara bahasa berasal dari kata dlarara ﴾‫﴿ﺿﺮﺭ‬, yang berarti
darurat. Waqaf Idl-thirarimenurut istilah ialah : Berhenti mendadak karena terpaksa,
seperti kehabisan, batuk dan lupa.Seorang qari yang dalam keadaan darurat, seperti
kehabisan nafas, batuk, atau lupa, boleh menghentikan bacaan al-Qurannya dimana
saja. Namun, ketika ia hendak memulai lagi bacaannya, ada dua pilihan baginya:

1
United Islamic Cultural Center of Indonesia,Tajwid Qarabasy, Jakarta,2005,hlm.44.
2
Nuraynien, makalah waqof dan
ibtid,https://nuraynien.wordpress.com/2013/12/03/makalah-waqof-dan-ibtida/,pada tanggal 25 mei
2017 pukul 20:00

2
a. Ia wajib memulai kembali bacaannya dari kalimat sebelumnya yang cocok
dan baik jika penghentian bacaan yang dilakukanya tidak sempurna, Contoh,
seseorang karena alasan darurat berhenti pada lafadz ‫ ﻋﻧﺪ‬dalam ayat:
)٨ْ:‫ْ(ﺍﻟﺒﻴـﻨﺔ‬....ْ‫ﺟﺰﺍﺆﮬﻢﻋﻨﺫﺭﺑﮬﻢ‬
Maka wajib baginya memulai kembali bacaanya dari lafadz:
‫ﺟﺰﺍﺆﮬﻢ‬...
b. Ia boleh melanjutkan bacaan pada kalimat berikutnya tanpa harus mengulang
kembali bacaanya jika ia berhenti pada tempat yang dibenarkan. Contoh,
menghentikan bacaan pada akhir ayat berikut ini:
‫﴾ ﺍﻟﻢْﺗﺭﮐﻴﻑْﻓﻌﻝْﺭﺒﻙْﺑﺎْﺻﺣﺏْﺍﻠﻓﻴﻝْْ﴿ﺍﻠﻓﻴﻝ‬١‫׃‬
2. Waqaf Intizhari (menunggu)
Waqaf Intizhari menurut istilah adalah berhenti (menunggu) pada suatu kalimat
guna dihubungkan dengan kalimat lain pada bacaan yang tengah dibaca, ketika ia
menghimpun beberapa qiraat dan ada beberapa perbedaan riwayat. Maksudnya
adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat
antara boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu,
sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian
diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat,
dan diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua
pendapat yang berbeda itu
Contoh, seseorang menghentikan bacaannya pada lafazh:
‫وﺍﳊﺟﺎﺮة‬....
Dari ayat yang berbunyi:
‫)ﻓﺎﺗﻘوﺍْﻟﻨﺎﺮْﺍﻟﱵْوقودﮬﺎْﺍﻟﻨﺎسْوﺍﻟﺣﺠﺎﺭةْﺍﻋْتْﻟﻠﻜﻔﺮﻳﻦﺍ‬..... ٢٤ْ:‫( ﺍﻟﺒﻘﺮة‬

Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada


lafazh ‫ ﻮﺍﳊﺧﺎﺭة‬,baru kemudian mengulanginya dari lafazh ‫ ﺍﻟﱵ‬atau dari lafazh
sebelumnya yang cocok dan baik

3
3. Waqaf Ikhtibari
Ikhtibari secara bahasa artinya memberi keterangan, berasal dari
kata khabara ﴾‫ ﴿ﺧﺒﺭ‬. Waqaf Ikhtibari menurut istilah ialah : Berhenti pada suatu
kalimat untuk menjelaskan al-maqtu (kalimat yang terpotong) dan al-maushul
(kalimat yang bersambung), atau karena pertanyaan seorang penguji kepada seorang
qari yang sedang belajar bagaimana cara me-waqaf-kannya. Waqaf ini dibolehkan
hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf menurut
kaidah ilmu tajwid.3

4. Waqaf Ikhtiari (pilihan).


Waqaf Ikhtiyari adalah waqaf yang dipilih dengan sengaja oleh seorang qari
untuk menghentikan bacaan al-Qurannya pada suatu lafazh/kalimat. Pilihannya
untuk waqaf pada lafazh/kalimat tersebut bukan karena alasan idl-
thirari (darurat), intizhari (menunggu), atau ikhtibari (memberi ketenangan).
Keputusannya untuk waqaf semata-mata merupakan hatinya sendiri.
Waqaf ikhtiari terbadi menjadi empat bagian, yaitu:
a) ّ‫( ﺗﺂﻡ‬taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan
pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-
tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena
tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang
sesudahnya;
b) ‫( ﻛﺎف‬kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada
suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau
bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya;
c) ‫( ﺣﺴﻦ‬Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa
memengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan
bacaan sesudahnya;
d) ‫( قﺒﻴﺢ‬Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan
secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf

3
Ibid,hlm.45.

4
ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan
maknanya dengan bacaan yang lain.

C. Tanda-tanda waqaf
1. Tanda mim ( ‫) مـ‬
Tanda mim disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf
terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat
sesudahnya. Contoh ; An-Naml: 36
َّ ‫ِإﻧَّ َمﺎْﻳَﺴت َِﺠﻴبُ ْﺍﻟَّذِﻳﻦَ ْﻳَﺴ َمﻌُﻮنَ ْْْۘ َْوﺍﻟ َمﻮﺗ َٰىْ َﻳﺒ َﻌث ُ ُه ُﻢ‬
َْ‫َّْللاُْث ُ َّﻢْ ِإﻟَﻴ ِهْﻳُﺮ َﺟﻌُﻮن‬

" Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan
orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-
Nya-lah merekadikembalikan ".

2. Tanda jim ( ‫) ﺝ‬
Tanda jim adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti. ْContoh: Al-Anfal: 13
ِْ ‫شﺪِﻳﺪُْﺍﻟ ِﻌﻘَﺎ‬
‫ﺏ‬ َّ ْ‫سﻮﻟَهُْﻓَإ ِ َّن‬
َ َْ‫َّللا‬ ُ ‫ْو َﺭ‬ َّ ‫ق‬
َ َ‫َّْللا‬ َ ُْ‫سﻮﻟَه‬
ِ ِ‫ْۚو َمﻦْﻳُشَﺎق‬ ُ ‫ْو َﺭ‬ َّ ُّ‫ٰﺫَﻟِكَ ْﺑِأَﻧَّ ُهﻢْشَﺎق‬
َ َ‫ﻮﺍَّْللا‬
"(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang
Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya."
3. Tanda Waqaf Aula (‫) قل‬
Tanda waqaf Aula yaitu anda waqaf yang menunjukkan lebih bagus berhenti
walaupun nafas masih kuat.
Contoh : Fussilat : 45

َ ‫ﺎﺏْﻓَﺎﺧت ُ ِﻠ‬
ْ‫فْﻓِﻴ ِه‬ َ ‫يْ ْۗ َوﻟَﻘَﺪْآﺗَﻴﻨَﺎْ ُمﻮ‬
َ َ ‫سىْﺍﻟ ِﻜت‬ ِ ُ‫ْﺭ ِﺑّ َكْﻟَﻘ‬
َ ‫ض‬ َ ٌْ‫َو َﻟﻮ ََلْ َﻛ ِﻠ َمﺔ‬
ِ ‫سﺒَﻘَت‬
َ ‫ْمﻦ‬
ْۚ‫ب ﺑَﻴﻨَ ُهﻢ‬ ِ ‫َو ِإﻧَّ ُهﻢْﻟَ ِﻔيْش ٍَّّك‬
ٍّْ ‫ْمﻨهُْ ُم ِﺮﻳ‬

5
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Taurat lalu diperselisihkan
tentang Taurat itu. Kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabb-mu,
tentulah orang-orang kafir itu sudah dibinasakan. Dan Sesungguhnya mereka
terhadap Al Quran benar-benar dalam keragu-raguan yang membingungkan."
4. tanda bertitik tiga (.'. .'.~Mu'anaqah)
Tanda bertitik tiga yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq
(Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara
membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti
pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya. Contoh
Al-Baqorah:2
َْ‫بْْۛﻓِﻴ ِهْْۛ ُﮬﺪًىْ ِﻟﻠْ ُمت َّ ِﻘﻴﻦ‬ َ ‫ٰﺫَﻟِكَ ْﺍﻟ ِﻜتَﺎﺏُ ََْل‬
َ ‫ْﺭﻳ‬
5. Tanda tho ( ‫ ) ﻁ‬adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
6. Tanda Waqaf Mustahab(‫)قف‬, berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
7. Tanda sin ( ‫ ) س‬atau tanda Saktah ( ‫ ) سﮑته‬menandakan berhenti seketika
tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika
tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.

D. Washal
Washal artinya menyambung, Secara ilmu tajwid wasal bermakna meneruskan
tanpa mewaqafkan atau menghentikan bacaan. Tanda-tanda washal diantaranya:
1. Tanda Laa ( ‫ ) َل‬bermaksud "Jangan berhenti!".
Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat.
Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika
berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
Contoh : An-Naml: 63

َْ‫س ََل ٌﻡْ َﻋﻠَﻴ ُﻜ ُﻢْﺍد ُﺧﻠُﻮﺍْﺍﻟ َﺠﻨَّﺔَْ ِﺑ َمﺎْ ُﻛﻨتُﻢْﺗَﻌ َمﻠُﻮن‬ َ ُْ‫ﺍﻟَّذِﻳﻦَ ْﺗَت ََﻮﻓَّﺎ ُﮬ ُﻢْﺍﻟ َم ََلئِﻜَﺔ‬
َ ْ َ‫ﻁ ِﻴّ ِﺒﻴﻦَ ْْۙ َﻳﻘُﻮﻟُﻮن‬

6
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun´alaikum, masuklah kamu ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
2. Tanda sad-lam-ya' ( ‫) ﺻﻠﮯ‬
Tanda sad-lam-ya' merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang
bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu
meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik.
Contoh:An-Naml: 17
ْ‫فْﻟَهُْ ِإ ََّلْﮬ َُﻮ‬
َ ‫َّْللاُْﺑِض ٍّ ُّﺮْﻓَ ََلْﻛَﺎ ِش‬
َّ َ‫ﺴﺴك‬ ٌْ ‫ﺴﺴكَ ْﺑِخَﻴ ٍّﺮْﻓَ ُه َﻮْ َﻋﻠَ ٰىْ ُﻛ ِّلْشَيءٍّ ْقَﺪ‬
َ ‫ِﻳﺮ ْۗ َو ِإنْﻳَم‬ َ ‫َوِْإنْﻳَم‬

"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada
yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan
kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu."
3. Tanda Waqaf Mujawwaz (‫) ز‬, tanda boleh berhenti, namun meneruskan
bacaan adalah lebih utama.
4. Tanda sad ( ‫ ) ﺹ‬disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan
bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat
tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada
fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.
5. Tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang
bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu
lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu tajwid,
dengan mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana kita harus
berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat Al qur’an, pemahaman yang minim
dapat menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika membaca Al qur’an.
2. Macam-Macam Waqaf
a. Waqaf Idl-thirari
b. Waqaf Intizhari (menunggu)
c. Waqaf Ikhtibari
d. Waqaf Ikhtiari (pilihan).
3. Tanda-tanda Washol.
a. ‫) َلْْْْْْْ(ْﺍﻟﻮقفْممﻨﻮع‬ : Sebaiknya terus
b. ‫) ﺻﻠىْْْ(ْﺍﻟﻮﺻلْﺍوﻟى‬ : Sebaiknya terus
c. ‫) زْْْْْْْْ(ْمﺠﻮزْﺍﻟﻮقف‬ : Sebaiknya terus
d. ‫ ) ﺹْْْْْْ(ْمﺮْﺧصْﺍﻟﻮقف‬: Sebaiknya terus
e. ‫) ﻕْْْْْْْ(ْقﻴلْﮬﻮْوقف‬ : Sebaiknya terus

B. Saran
Melalui makalah yang singkat ini penulis menyarankan kepada segenap pembaca
agar merujuk kepada sumber-sumber lain yang relevan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif

8
DAFTAR PUSTAKA

Nuraynien, makalah waqof dan


ibtid,https://nuraynien.wordpress.com/2013/12/03/makalah- waqof-dan-
ibtida/,pada tanggal 25 mei 2017 pukul 20:00.
United Islamic Cultural Center of Indonesia,Tajwid Qarabasy, Jakarta,2005.

Anda mungkin juga menyukai