Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TANDA BACA WAQAF DAN WASHAL

DISUSUN OLEH :

1 MARIZAN RAHMA VIA 23020235


2 NADIA 23020244
3 ANISA DELLA PUSPITA 23020251

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH


MANNA BENGKULU SELATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha Pengampun dan maha
Penyayang. Saya panjatkan beribu-ribu pujian serta syukur atas segala nikmat Nya
yang karena nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan
juga kesalahan. Maka dari itu saya meminta maaf kepada para pembaca apabila
makalah ini jauh dari kata sempurna. Saya berharap para pembaca mau meluangkan
waktu untuk memberi kritik juga saran yang membangun agar dapat membantu bagi
seluruh pembaca.

Manna, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
A..Tanda Baca Kaidah Waqaf Dan Washal.................................................................2
B.. Alif Lam Qamariyah Dan Alif Lam Syamsiyah .....................................................4
C.. Gghunnah.................................................................................................................7
D..Hukum-Hukum Nun Sukun Betemu Dengan Huruf Hijaiyah ...............................10
BAB III PENUTUP............................................................................................................15

A. Kesimpulan .............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT menurunkan Al-qur’an kepada manusia dengan sangat
sempurna. Kesempurnaannya tidak hanya terletak pada kedalaman
kandungan maknanya dan ketimggian bahasanya. Namun kesempurnaannya
juga tampak dari sistematika juz, surat, ayat, dan tema-tema pembahasannya.
Hal itu tak lain adalah untuk memudahkan pemahaman dan pengahayatan
manusia terhadap Al-qur’an. Sistematika Al-qur’an yang terbagi dalam 30
juz, 114 surat, dan 6666 ayat dan 313.671 huruf tersebut disusun juga untuk
meringankan manusia dalam membacanya.
Sebagaimana maklum bahwa secara kodrati menusia memiliki
kelemahan dalam kekuatan nafas. Jika Al-qur’an tidak terpecah dalam surat-
surat dan masing-masing surat tidak dibagi dalam ayat-ayat, maka tentulah
manusia akan kesulitan membacanya dengan baik dan benar. Bahkan, dalam
ayat-ayat tertentu yang tergolong panjang, daya jangkau nafas manusiapun
tidak mampu melampauinya dengan sempurna. Karena itulah kemudian
disusun suatu kaidah yang menjadi pedoman dalam menentukan tempat
berhenti dan memulai bacaan Al-qur’an, yang disebut dengan waqaf.

B. Rumusan Masalah
1. Tanda Baca Kaidah Waqaf Dan Washal?
2. Alif Lam Qamariyah Dan Alif Lam Syamsiyah ?
3. Gghunnah?
4. Hukum-Hukum Nun Sukun Betemu Dengan Huruf Hijaiyah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Tanda Baca Kaidah Waqaf Dan Washal
2. Untuk mengetahui Alif Lam Qamariyah Dan Alif Lam Syamsiyah
3. Untuk mengetahui apa itu Gghunnah
4. Untuk mengetahui Hukum-Hukum Nun Sukun Betemu Dengan Huruf
Hijaiyah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. TANDA BACA KAIDAH WAQAF DAN WASHAL


1. Kaidah Waqaf dan Washal
Waqaf secara sederhana dapat diartikan sebagai penghentian bacaan al-quran
karena sebab-sebab tertentu. Waqaf menurut bahasa ialah al-Habs yang artinya
menahan. Sedangkan menurut istilah, waqaf adalah memutuskan suara pada suatu
kalimat dalam waktu tertentu, tidak begitu lama, kemudian mengambil nafas satu
kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan al-Qur’an. Waqaf [ ‫ ]َو َقْف‬adalah
menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku kata untuk mengambil
nafas dengan maksud melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya. Lawanya
waqaf ialah washal, yang berarti menyambung bacaan. Menurut istilah washal
adalah meneruskan bacaan Al-Qur'an sampai ada tanda waqaf. Tidak boleh
diputus-putus membacanya. Jika tidak kuat napasnya, boleh berhenti, tetapi
bacaannya diulang kembali.
2. Tanda-Tanda Bacaan Waqaf Dan Washal
Berikut tanda-tanda baca waqaf:
1. Tanda mim ( ‫) مـ‬, disebut juga dengan wakaf lazim, adalah penghentian di
akhir kalimat sempurna. Wakaf lazim disebut juga sebagai
wakaf tāmm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan
tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( ‫) م‬, memiliki
kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, tetapi sangat jauh berbeda dengan
fungsi dan maksudnya.
2. Tanda ṭa ( ‫ ) ﻁ‬adalah tanda wakaf mutlak sehingga diwajibkan untuk berhenti.
3. Tanda jim ( ‫ ) ﺝ‬adalah wakaf jaiz, jadi boleh berhenti dan boleh melanjutkan
bacaan.
4. Tanda ẓa ( ‫ ) ﻇ‬menandakan lebih baik tidak berhenti.
5. Tanda ṣad ( ‫) ﺹ‬, disebut juga dengan wakaf murakhkhas, menunjukkan
bahwa lebih baik tidak mengentikan bacaan, tetapi diperbolehkan berhenti
saat dkeadaan darurat dan tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum
tanda ẓa dan ṣad terletak pada fungsinya; dalam kata lain, lebih diperbolehkan
berhenti pada wakaf ṣad.

2
6. Tanda ṣad lam ya ( ‫ ) ﺻﻠﮯ‬merupakan singkatan dari al-waṣal awlā yang
bermakna "wasal atau meneruskan bacaan lebih baik". Maka dari itu,
meneruskan bacaan tanpa mewakafkannya lebih dianjurkan.
7. Tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan dari qīla alayhil waqaf yang bermakna
"boleh berhenti pada wakaf sebelumnya". Maka dari itu, lebih baik
meneruskan bacaan walaupun boleh diwakafkan.
8. Tanda ṣad lam ( ‫ ) صل‬merupakan singkatan dari qad yūṣalu yang bermakna
"kadang kala boleh diwasalkan". Maka dari itu, lebih baik berhenti walau
kadang kala boleh diwasalkan;
9. Tanda qif ( ‫ ) ﻗﻴﻒ‬artinya lebih dianjurkan untuk berhenti. Tanda tersebut
biasanya muncul pada kalimat yang biasanya diteruskan oleh sang pembaca
tanpa berhenti.
10. Tanda sin ( ‫ ) س‬atau tanda saktah ( ‫ ) ﺳﮑﺘﻪ‬menandakan pemberhentian sejenak
tanpa mengambil napas, baru untuk meneruskan bacaan.
11. Tanda waqfah ( ‫ ) ﻭﻗﻔﻪ‬bermakna sama seperti wakaf saktah ( ‫) ﺳﮑﺘﻪ‬, tetapi
harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas.
12. Tanda lā ( ‫ ) ﻻ‬menandakan pelarangan penghentian. Tanda ini muncul
kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika muncul di
pertengahan ayat, maka tidak dianjurkan untuk berhenti. Jika berada di
penghujung ayat, sang pembaca boleh berhenti dan boleh tidak.
13. Tanda kaf ( ‫ ) ﻙ‬merupakan singkatan dari kaṭālik yang bermakna "serupa".
Dengan kata lain, makna dari wakaf ini mirip dengan wakaf yang sebelumnya
muncul.
14. Tanda titik tiga ( .˙. ) disebut sebagai wakaf muraqabah atau wakaf ta'anuq,
yang berarti "terikat". Wakaf ini bisa muncul sebanyak dua kali di mana saja,
dan dibaca dengan berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti
pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua, dan sebaliknya.
3. Tanda-tanda washal diantaranya:
1. Tanda Laa ( ‫ ) ﻻ‬bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala
pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan
ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung
ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
Contoh : An-Naml: 63

3
‫اَّلِذ يَن َتَتَو َّفاُهُم اْلَم اَل ِئَك ُة َطِّيِبيَن ۙ َيُقوُلوَن َس اَل ٌم َع َلْيُك ُم اْد ُخ ُلوا اْلَج َّنَة ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلوَن‬
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun´alaikum, masuklah kamu ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
2. Tanda sad-lam-ya' ( ‫ ) ﺻﻠﮯ‬Tanda sad-lam-ya' merupakan singkatan dari "Al-
wasl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih
baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih
baik.
Contoh:An-Naml: 17
‫َو ِإْن َيْمَس ْس َك ُهَّللا ِبُضٍّر َفاَل َك اِش َف َلُه ِإاَّل ُهَو ۖ َو ِإْن َيْمَس ْس َك ِبَخْيٍر َفُهَو َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬
"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak
ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia
mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu."
3. Tanda Waqaf Mujawwaz (‫) ز‬, tanda boleh berhenti, namun meneruskan
bacaan adalah lebih utama.
4. Tanda sad ( ‫ ) ﺹ‬disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan
bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat
darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad
adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada
waqaf sad.
5. Tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna
"telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih
baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.

B. ALIF LAM QAMARIYAH DAN ALIF LAM SYAMSIYAH


 Pengertian Alif Lam ( ‫) أل‬
Lam Ta’rif (‫ )الم التعريف‬ialah alif dan lam (‫ )ال‬yang selalu dihubungkan
dengan kata benda didalam bahasa arab. Alif Lam (‫ )ال‬atau biasa disebut dengan
lam ta’rif adalah alif yang selalu berada di awal kata benda atau isim.
Contohnya :
‫ الجسم‬،‫ الكتاب‬،‫ األرض‬.

4
Alif dan Lam (‫)ال‬, apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah, maka hukum
bacaannya ada dua macam:
1. Idzhar Qomariyah (‫)إظهار قمرية‬
2. Idgham Syamsiyah (‫)إدغام شمسية‬
 Jenis-Jenis Lam Ta’rif
1. Alif Lam Qomariyyah (Idzhar)
Alif lam Qomariyah, yakni alif lam yang harus dibaca jelas, Atau Alif
lam yang dibaca bunyi “L” nya jika bertemu dengan huruf-huruf qomariyah
yang 14 yaitu:
‫ ب – غ – ح – ج – ك – و – خ – ف – ع – ق – ي – م – ه‬-‫ ء‬.
Agar lebih mudah dalam mengingatnya, huruf-huruf tersebut bisa
dirangkaikan menjadi kalimat:
‫ابغ حجك وخف عقيمه‬
Artinya:
“capailah haji mu dan hindarilah dari hal- hal yang membatalkan nya”
Dan hukum nya harus jelas dibaca izhar (jelas) sebab makhraj huruf lam
dengan makhraj huruf yang empat belas tadi berjauhan. Dinamakan Qomariyah
artinya : Sebangsa Bulan karena lam ta’rif itu diumpamakan bintang dan
Qomariyah yang 14 itu diumpamakan bulan. Bintang akan tetap terang dan
tampak kelihatan meskipun ia bertemu dengan sinar bulan. Oleh karena itu lah
maka lam ta’rif ketika bertemu huruf qomariyah harus dibaca dengan
terang/Jelas. Adapun huruf alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yang
empat belas. Dibawah ini adalah contoh dan cara membacanya :
No. Contoh Bacaan Cara Membacanya
1. Alif Lam bertemu ‫( ء‬hamzah( Dibaca bunyi “L” nya= Al
‫األنبياء‬ Ambiya’
2. Alif Lam bertemu ‫( ب‬Ba) Dibaca bunyi “L” nya=Al
‫البّر‬ Birru
3. Alif Lam bertemu ‫( ج‬Jim) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫الجسد‬ Jasadu
4. Alif Lam bertemu ‫(غ‬Gha) Dibaca bunyi “L” nya =Al
‫الغاشية‬ Ghosiyyah

5
5. Alif Lam bertemu ‫( ه‬Ha) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫الحّي‬ Hayyu
6. Alif Lam bertemu ‫( ج‬Kha) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫الخير‬ Khoiru
7. Alif Lam bertemu ‫( ف‬Fa) Dibaca bunyi “L” nya = Al ‫الفتنة‬
Fitnatu
8. Alif Lam bertemu ‫( ك‬Ka) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫الكتاب‬ Kitabu
9. Alif Lam bertemu ‫( و‬Wawu) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫الولّي‬ Waliyyu
10. Alif Lam bertemu ‫‘( ع‬Ain) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫العدل‬ Adllu
11. Alif Lam bertemu‫( ق‬Qa) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫القليل‬ Qalilu
12. Alif Lam bertemu ‫(ي‬Ya) Dibaca bunyi “L” nya = Al ‫اليتيم‬
Yatimu
13. Alif Lam bertemu ‫(م‬Mim) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫المجيب‬ Mujibu
14. Alif Lam bertemu ‫(ه‬Ha) Dibaca bunyi “L” nya = Al
‫الهوى‬ Hawa

 Alif lam Syamsiyah


Alif lam Syamsiyah, yakni alif lam menjadi tidak terbaca meskipun
tulisannya masih ada, kemudian langsung ditasydidkan atau dimasukkan
kedalam huruf-huruf qomariyah yang 14 yaitu:
‫ ل‬- ‫ط – ث – م – ر – ت – ض – ذ – ن – د – س – ظ – ز – ش‬.
Huruf syamsiyah yang 14 tersebut terkumpul dalam syair berikut
terdapat pada awal-awal kata:
‫ دع سوء ظّن زر شريفا للكرم‬# ‫طب ثم صل رحم تفزضف ذا نعم‬.
Dan hukum nya harus dibaca idgham (dimasukkan/ditasydidkan) sebab
makhraj huruf lam dengan makhraj yang empat belas tadi berdekatan.

6
Syamsiah berarti matahari, alif lamdiumpamakan dengan bintang dan huruf
syamsyiah yang 14 tadi diumpamakan sebagai bintang. Bintang apabila bertemu
dengan sinar matahari, menjadi tidak kelihatan.

No. Contoh Bacaan Cara Membacanya


1. Alif Lam bertemu ‫( ت‬Ta) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّتين‬ “T” = At-Tinu
2. Alif Lam bertemu (Tsa) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّثمرات‬ “Ts”= Ats-Samaratu
3. Alif Lam bertemu (Dal) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّد خان‬ “D” = Ad-Dukhaanu
4. Alif Lam bertemu (Dzal) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّذ كر‬ “Dz” = Adz- Dzakaaru
5. Alif Lam bertemu (Ra) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّرحيم‬ “R” = Ar- Rahimu
6. Alif Lam bertemu (Zai) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّز يتون‬ “Z” = Az-Zaituuna
7. Alif Lam bertemu (Sin) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّسموات‬ “As” = As-Smaawaatu
8. Alif Lam bertemu (Syin) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّش مس‬ “Sy” = Asy-Syamsu
9. Alif Lam bertemu (Shad) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّصال ة‬ “Sh” = Ash-Sholatu
10. Alif Lam bertemu (Dla) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّضيق‬ “Dla” = Adl-Dhoyiqu
11. Alif Lam bertemu (Tha) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّطهارة‬ “Tha” = Ath-Thaaratu
12. Alif Lam bertemu (Zha) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّظاهر‬ “Zha = Azh-Zhaahiru
13. Alif Lam bertemu (Lam) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّليل‬ “Al” = Al- Lailu
14. Alif Lam bertemu (Nun) Bunyi “L” diganti dengan
‫الّنمل‬ “An” = An-Namlu

7
Oleh karena itu, maka lam ta’rif apabila bertemu dengan huruf
syamsiyah menjadi tidak terbaca meskipun tulisannya ada. Kemudian langsung
ditasydidkan atau dimasukan kedalam huruf syamsyiah, oleh sebab itu juga
biasa disebut idgham syamsiyah karena cara membacanya dimasukkan langsung
kehuruf dan huruf lam dianggap tidak ada.

C. GHUNNAH
 Pengertian Ghunnah Musyaddadah
Dalam ilmu tajwid, hukum nun dan mim yang bertasydid dikenal dengan
istilah ghunnah musyaddadah.
1. Musyaddadah
Musyaddadah atau syiddah berarti bertasydid atau memakai tasydid, yang
mana tasydid itu adalah tanda kepala huruf sin ( ‫ ) ّ – س‬di atas sebuah huruf. Hal ini
menunjukkan bahwa huruf yang bertasydid itu diketahui adalah huruf rangkap yaitu
satu huruf yang sukun dan satu huruf yag berharakat.

‫ِا ْن َن‬ ‫ِاَّن‬

‫َع ْم َم‬ ‫َعَّم‬

2. Ghunnah ((‫ُغ َّنٌة‬


Ghunnah menurut bahasa artinya sengau atau dengung (mendengung).
Sedangkan menurut istilah ialah:
‫ٌت ْه ِر ٌّي ْخ ِم اْلَخ ُش ِم َال َع الِّل اِن ِف ِه‬
‫َم َل َس ْي‬ ‫َي ُرُج َن ْي ْو‬ ‫َصْو َج‬
“suara yang jelas (dan nyaring) yang keluar dari al-khaisyum (pangkal hidung
dengan tidak menggunakan lidah pada waktu mengucapkannya”
Apabila terdapat nun bertasydid dan mim bertasydid, maka hukum bacaannya
disebut Ghunnah ((‫ُغ َّنٌة‬. Adapun cara membacanya harus dibaca dengan berdengung
panjang.
Contoh :
Harus dibaca ‘amma (dengan mendengung), tidak boleh dibaca
‫َعَّم‬ ‘ama.

8
Harus dibaca mimma (dengan mendengung), tidak boleh dibaca
‫ِم َّم‬ mima.

Harus dibaca inna (dengan mendengung), tidak boleh dibaca ina.


‫ِاَّنا‬

Tingkatan bobot dengung (ghunnah) terbagi menjadi lima tingkatan:


a. Bobot ghunnah secara penuh pada saat mim dan nun bertasydid.
b. Bobot ghunnah menjadi lebih ringan pada mim dan nun dibaca
idgham.
c. Bobot ghunnah menjadi lebih ringan lagi saat mim dan nun dibaca
ikhfa’.
d. Bobot ghunnah bertambah lebih ringan lagi saat mim dan nun dibaca
izhar.
e. Bobot ghunnah paling ringan saat mim dan nun berbaris/berharakat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesempurnaan bobot


ghunnah dalam tingkatannya, terdengar pada saat bertasydid (musyaddadah),
diidghamkan (mudghamah), dan diikhfa’kan (mukhfah). Sedanagkan pada saat
dibaca izhar (muzharah) dan saat berharakat (mutaharikah), ukuran
ghunnanhnya sangat minim (ats-tsabitu ashluhu faqath).
 Cara Membaca Nun dan Mim Musyaddadah
Dijelaskan dalam nazham:
‫ َو َس ِّم ُك ًّال َحْر َف ُغَّنٍة َبَد ا‬# ‫َو ُغَّن ِم ْيًم ا ُثَّم ُنْو ًنا ُش ِّد َد ا‬

“Dan hendaklah, mim dan nun dibaca sengau/dengung saat keduanya


bertasydid. Yang demikian itu dinamakan ghunnah selamanya.
1. Cara Membaca Nun Musyaddadah
Cara membaca nun musyaddadah adalah dengan membuka kedua bibir
dikarenakan makhraj nun hanya terjadi jika kedua bibir dalam keadaan terbuka dan
pada saat yang bersamaan ujung lidah menekan lahmatul asnan (daging tempat
tumbuhnya gigi seri atas) dan bersamaan dengan didengungkan secara nyata ke
pangkal hidung selama dua sampai tiga harakat.
Contoh:

9
Contoh Dibaca Q.S.

‫ِاَّناَاْع َطْيَناَك‬ innaa a’thoina 108:1

‫َج َّنٌة‬ jannatun 17:91


‫ِا‬
‫َّنَك‬ innaka 3:8

‫َلَتْر َك َّنُب‬ latarkabunna 86:19

‫ِبَر ِّبالَّناِس‬ birabbinnaasi 114:1


‫ِن الَّن ِا‬
‫َع َب‬ ‘aninnabai 78:2

‫اَخلَّناِس‬ alkhannasi 114:4

2. Cara Membaca Mim Musyaddadah


Cara membaca mim musyaddadah adalah dengan menutup kedua bibir
bersamaan dengan didengungkan secara nyata ke pangkal hidung selama dua sampai
tiga harakat. Dilakukannya penutupan bibir dikarenakan makhraj mim terjadi apabila
kedua bibir dalam keadaan tertutup.
Contoh:
Contoh Dibaca Q.S.

‫َو اْم َر َأُتُه َّمَحاَلَة‬ Wamraatuhu hammaa lata 111:4

‫َّمُث َك َّال‬ Tsumma kallaa 78:5

‫َفَلَّم ا‬ falammaa 2:17

‫ُاَّم ُتُك ْم‬ ummatukum 21:92

‫ِاَّم ا َاْن ُتْلِق ى‬ Immaa an tulqi 20:65

‫َو َّمِما‬ wamimmaa 36:36

‫ُمَس ًّم ى‬ musamman 71:4

D. HUKUM-HUKUM NUN SUKUN BETEMU DENGAN HURUF HIJAIYAH


 Hukum Nun Sukun Dan Tanwin

10
Hukum nun sukun dan tanwin ( ‫ ُــٌــ‬, ‫ ِــٍــ‬, ‫ ) َــًــ‬adalah salah satu tajwid yang
terdapat dalam Qur'an. Hukum ini berlaku jika nun sukun atau tanwin bertemu huruf-
huruf hijaiyah tertentu. Pembagian hukum bacaan nun sukun dan tanwin yang
bertemu huruf hijaiyah dibagi menjadi empat, yaitu : Idzhar, Ikhfa, Idgham, Iqlab.
Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 145, yang terdapat
keterangan Tadjwid: idzhar, idgham, ikhfa dan iqlab.

Artinya :
Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan)
kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan
engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Allah memperingatkan Rasulullah
agar tidak mengikuti keinginan mereka.
 Idzhar Halqi
Pengertian idzhar halqi secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu idzhar dan halqi.
Adapun idzhar artinya “jelas”, sedangkan halqi artinya “kerongkongan”.
Sedangkan pengertian secara istilah, izhar halqi adalah mengeluarkan lafal atau
suara dari tenggorokan dan dibaca dengan jelas (tanpa dengung). Disebut izhar halqi
karena makhraj dari huruf-huruf izhar halqi keluar (diucapkan) dari dalam
tenggorakan (halq).
Hukum bacaan idzhar halqi ini berlaku jika ada nun sukun atau tanwin ( “nun
mati” ( ‫ )ْن‬atau “tanwin” (‫ ) )ـــــٌـــ ـــــٍـــ ـــــًـــ‬yang berhadapan atau bertemu dengan salah
satu dari huruf izhar. Huruf-huruf idzhar ini ada enam, yaitu :
. ‫ خ‬،‫ ح‬،‫ غ‬،‫ع‬،‫ ه‬،‫ا‬
Cara membaca izhar halqi adalah jelas, tanpa dengung dan tidak boleh di
samarkan. Misalnya bacaan ‫ ُكُفًو اَاَح ٌد‬maka huruf wau dengan harakat fathah tanwin
tidak boleh dibaca dengung. Harus di baca jelas Kufuwan ahad.

11
 Contoh nun sukun bertemu huruf Izhar Halqi
‫َأْنَعْم َت‬
Ada nun sukun bertemu dengan ‘ain yang merupakan huruf Izhar Halqi dalam
kalimat ini. Sehingga bacaannya harus jelas menjadi “An’amta” bukan menjadi “Ang
‘amta” seperti hukum tajwid ikhfa yang disamarkan.
 Contoh tanwin bertemu huruf Izhar Halqi
‫َع َلْيِهْم َس َو اٌء‬
Dalam bacaan tersebut ada tanwin yang berupa dammatain bertemu dengan
huruf Izhar Halqi dalam kalimat ini. Sehingga bacaannya harus jelas menjadi
“Sawaaun ‘alaihim” bukan menjadi “Sawaaung ‘alaihim” seperti hukum tajwid ikhfa
yang bacaannya disamarkan.
 Contoh lain dalam surat Al-Baqarah ayat 10
‫َع َذ اٌب َأِليٌم‬
Ada tanwin yang berupa dammatain dalam kata “Azaabun aliim” sehingga
cara bacanya jelas.
Contoh lain dalam surat Al-Baqarah ayat 25
‫ِم ْنَها ُر ِزُقوا‬
Ada nun sukun bertemu dengan Ha, sehingga cara bacanya adalah “Minhaa”.
Bukan menjadi “Minghaa” yang disamarkan dalam hukum tajwid Ikhfa
 Idgham ‫)ﺇﺩﻏﺎﻡ‬
Idgham menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Adapun idgham menurut istilah adalah :
Bertemunya huruf yang bersukun dengan huruf yang berharakat sehingga kedua huruf
tersebut menjadi satu huruf, huruf kedua menjadi bertasydid. Kemudian lidah
mengucapkan huruf tersebut dengan sekali ucapan.
Idgham menurut pengertian ilmu tajwid adalah :
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham yang
enam yaitu ya, ro, lam, mim, wau, nun, ( ‫ ) ن و م ل ر ي‬maka dinamakan idgham.
Idgham dalam hukum nun sukun dan tanwin dibagi menjadi 2 bagian :
a) Idgham Bighunnah ‫)ادغام بغّنة‬

12
Secara bahasa idgham artinya “memasukkan”, bighunnah artinya “dengan
dengung”. Sedangkan dalam pengertian hukum nun sukun dan tanwin adalah :
“apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang empat
maka disebut dengan idgham bigunnah”.
Keempat huruf idgham bighunnah terkumpul dalam lafaz ( ‫)َيْنُم ْو‬
Cara membaca idgham bigunnah adalah dengan memasukkan suara nun sukun
atau tanwin ke dalam huruf idgham bighunnah yang ada dihadapannya sehingga
menjadi satu ucapan, seakan akan satu huruf. Pada waktu meng-idgham-kan,
suara harus di tasydid-kan ke dalam huruf idgham bighunnah.Contoh :
1. ‫ ( ِلَم ْن َيَر ى‬nun mati berjumpa dengan huruf ya)
2. ‫ ( َاْن َيُتْو ُب‬nun mati berjumpa dengan huruf ya)
3. ‫ ( ُوُجْو ٌه َيْو َم ِئٍذ‬tanwin berjumpa dengan huruf ya)
4. ‫ ( ِم ْن َو َر اِئِه ْم‬nun mati berjumpa dengan huruf wau)
5. ‫ ( ِع َو جًاَو َالَاْم تَا‬tanwin berjumpa dengan huruf wau)
6. ‫ ( َنُك ْن َم َع ًك ْم‬nun mati berjumpa dengan huruf mim)
7. ‫ ( َلَك ُفْو ٌر ُم ِبْيٌن‬tanwin berjumpa dengan huruf mim)
8. ‫ ( ِم ْن نَاِص ِرْيَن‬nun mati berjumpa dengan huruf nun)
9. ‫ ( ِح َطٌة َنْغ ِفْر َلُك ْم‬tanwin berjumpa dengan hurud nun)

b) Idgham Bilaghunnah
Bilaghunnah artinya tanpa disertai dengung/sengau.Idgham bilaghunnah
dalam pengertian hukum nun sukun dan tanwin adalah : “apabila ada nun sukun atau
tanwin bertemu dengan salah satu dari dua huruf yaitu lam, ro’ maka disebut idgham
bilaghunnah.
Cara membacanya idgham bilaghunnah adalah dengan memasukkan suara
nun sukun atau tanwin sepenuhnya kepada huruf lam dan ro’ seraya menahanya
sejenak.
Jumlah huruf idgham bilaghunnah ada 2, yaitu:(‫)ر()ل‬
Contoh :
A. ‫ ( ِم ْن َلُد ْنِك‬nun mati berjumpa dengan huruf lam)
B. ‫ ( ِذ ْك ٌر ِلْلَعِلَلْيَن‬tanwin berjumpa dengan huruf lam)
C. ‫ (َفَم ْن َر ُبُك َم ا‬nun mati berjumpa dengan huruf ro')
D. ‫ (َغ ُفْو ٌر َر ِح ْيٍم‬tanwin berjumpa dengan huruf ro')

13
Pengecualian :
Jika nun mati bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam
satu kata, seperti ‫ ِقْنَو اٌن‬,‫ َاُّد ْنَيا‬, ‫ُبْنَياٌن‬, dan ‫ِص ْنَو اٌن‬, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca
jelas.
 . Ikhfa (‫)ِاْخ َفاء‬
Menurut bahasa adalah as-satru, artinya adalah samar atau tertiup. Adapun
ikhfa’ menurut istilah adalah:”mengucapkan huruf dengan sifat antara izhar dan
idgham, tanpa tasydid dan dengan menjaga ghunnah pada huruf yang di-ikhfa-kan.
Ikhfa’ dalam pengertian nun sukun dan tanwin adalah : “apabila nun sukun
dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa’ yang berjumlh 15 (lima belas),
maka dinamakan ikhfa haqiqi.
Dinamakan dengan ikhfa’ karena hilangnya bunyi huruf nun secara sempurna.
Huruf ikhfa' yang 15 yaitu : ta'(‫)ت‬, tsa' (‫)ث‬, jim (‫)ج‬, dal (‫)د‬, żal (‫)ذ‬, zai (‫)ز‬, sin
(‫)س‬, syin (‫)ش‬, sad (‫)ص‬, dad (‫)ض‬, tha (‫)ط‬, zha (‫)ظ‬, fa' (‫)ﻑ‬, qaf (‫)ق‬, dan kaf (‫ك‬
Cara membaca huruf ikhfa’ adalah dengan memadukan antara suara nun sukun
atau tanwin dengan suara huruf dari salah satu huruf ikhfa’ yang lima belas yang
berada didepanya. Suara ikhfa’ akan terdengar samar antarai-zhar dan idgham
Suara ditahan kira-kira 2 sampai 3 ketukan, kemudian disambung dengan
pengucapan huruf ikhfa.
Contoh :
1. ‫ ( ِم ْنُك ْم‬nun mati berjumpa dengan huruf kaf)
2. ‫( َم ْن َثُقَلْت‬nun mati berjumpa dengan huruf tsa')
3. ‫( ِر َج ا ٌل َص َد ُقوا‬tanwin berjumpa dengan huruf sad)
4. ‫ ( َناًرا َذ اَت َلَهٍب‬tanwin berjumpa dengan huruf zal)

 Iqlab ( ‫) اقالب‬
Iqlab yaitu salah satu dari hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf Nun
Sukun ( ‫ ) ْن‬ataupun juga tanwin ( ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ) ـًـــ‬yang ketemu dengan huruf hijaiyah Ba (
‫ ) ب‬. Secara harfiah, Iqlab mempunyai arti menggantikan atau mengubah sesuatu dari
bentuk aslinya.
 Cara Membaca Hukum Iqlab
Cara membaca Iqlab yaitu dengan cara menggantikan / mengubah huruf ‫ْن‬
ataupun tanwin ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ـًـــ‬jadi suara huruf mim sukun ( ‫) ْم‬, oleh karenanya ketika
nun mati ataupun tanwin akan bertemu dengan huruf ba (‫ ب‬, maka bibir atas dan bibir

14
bawah tersebut posisinya tertutup, dan juga diiringi dengan suara dengung kurang
lebih 2 harakat.
Hukum Iqlab di dalam Al-Quran, biasanya sudah ditandai dengan huruf mim kecil ( ‫م‬
) – dan huruf tersebut diletakkan di atas – antara ‫ ْن‬atau ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ـًـــ‬dengan huruf ‫ ب‬.
 Contoh Hukum Iqlab Dalam Al Qur’an
Surat Yasin Ayat 52
‫اْلُم ْر َس ُلوَن َو َص َدَق الَّر ْح َمُـن َم اَو َعَد َهَذ ا َّم ْر َقِد َنا ِم ن َبَع َثَنا َم ْن َياَو ْي َلَنا َقاُلوا‬
Pada Surat Yasin ayat ke 52 diatas, yang berwarna merah adalah contoh dari Iqlab,
dan ciri utamanya adalah nun sukun (mati) bertemu dengan huruf ba, dan dibaca mam
ba’atsanaa.
Surat tabarak ayat 11

‫َفاْع َتَر ُفوا ِبَذ ْن ِبِهْم َفُسْح ًقا َألْص َح اِب الَّسِع يِر‬
Pada Surat Tabarak ayat ke 11 diatas, yang berwarna merah adalah contoh dari Iqlab,
dan ciri utamanya adalah nun sukun (mati) bertemu dengan huruf ba, dan dibaca
bidzambihim.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu
tajwid, dengan mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana
kita harus berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat Al-qur’an, pemahaman
yang minim dapat menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika
membaca Al-qur’an.
Tidak ditemukan dalam al Qur’an waqof yang hukumnya wajib,
dengan maksud akan berdosa jika tidak mengamalkannya. Tidak ditemukan
pula waqof yang hukumnya haram, dengan maksud akan berdosa jika ada
pembaca yang melakukannya. Kecuali dengan sebab-sebab tertentu yang bisa
menarik menjadi haram. Namun, walau tidak ada maksud atau kesengajaan
dalam waqof sebaiknya jangan dilakukan, karena dapat menimbulkan
kesalahpahaman.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, jika terdapat kesalahan dalam
penulis ataupun penyampaiannya kami mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.

16
DAFTAR PUSTAKA

United Islamic Cultural Center of Indonesia. 2005. Tajwid Qarabasy, Jakarta


Ade Hanafi Abu Raudha. 2010. Materi Praktis Tahsin Tilawah 4, Bandung: Tar-Q
Press
Chaer Abdul. 2013. Al-quran Ilmu Tajwid, Jakarta: Rineka Cipta
https://adinawas.com/pengertian-waqaf-saktah-dan-qath.html, diakses pada tanngal 20
Juni 2021
https://www.imamrambe.eu.org/2018/12/makalah-tahsinul-quran-tentang-waqaf.html,
diakses pada tanggal 20 Juni 2021
https://id.scribd.com/document/436210270/MAKALAH-WAQAF, di akses pada
tanggal 20 Juni 2021
Junaidi, Tahsin Quran, 2009, Bandung :citapustaka Media Perintis.
Rauf, Abdul Aziz Abdur. Al hafizh, Pedoman Daurah Al- Quran,2014, Jakarta:
Markaz Al-Quran
Tim penyusun silabus Ponpes Mawaridussalam, Pelajaran Ilmu Tajwid,.Tanpa Tahun
Asy’ari, Abdullah. 1987. Pelajaran Tajwid. Surabaya: Apollo.
Hanafi, Pelajaran Tajwid Praktis, (Jakarta: Bintang Indonesia, t.t), h. 27
Salim, KH. Muhsin. t.t. Ilmu Tajwid Al-Qur’an. Jakarta: Kebayoran Widya Ripta,YPI
Al-Azhar.
Al-Jamzuri, Sulaiman, Fat-hul Aqfal. Semarang: Maktabah Al-‘Alawiyah.
Abdurohim, Acep Iim. 2003. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: Penerbit
Diponegoro.
Annuri, Ahmad. 2010. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Nizhan Abu. 2008. Buku Pintar Al-Qur’an. Qultum Media Anggota IKAPI : Jakarta S
elatan
Marzuki & Sun Choirol Ummah. 2020. Dasar-dasar Ilmu Tajwid. DIVA Press Anggo
ta IKAPI : Yogyakarta
Muhammad Amri Amin.2019. Ilmu Tajwid. Batam: Pustaka Baitul Hikmah Harum
Ar-Rasyid.
Samsul Amin. Ilmu Tajwid Lengkap. El-Ameen Publisher.
https://makalahnih.blogspot.com/2017/03/pembahasan-lengkap-hukum-nun-mati-
dan.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai