DISUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha Pengampun dan maha
Penyayang. Saya panjatkan beribu-ribu pujian serta syukur atas segala nikmat Nya
yang karena nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan
juga kesalahan. Maka dari itu saya meminta maaf kepada para pembaca apabila
makalah ini jauh dari kata sempurna. Saya berharap para pembaca mau meluangkan
waktu untuk memberi kritik juga saran yang membangun agar dapat membantu bagi
seluruh pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Kesimpulan .............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT menurunkan Al-qur’an kepada manusia dengan sangat
sempurna. Kesempurnaannya tidak hanya terletak pada kedalaman
kandungan maknanya dan ketimggian bahasanya. Namun kesempurnaannya
juga tampak dari sistematika juz, surat, ayat, dan tema-tema pembahasannya.
Hal itu tak lain adalah untuk memudahkan pemahaman dan pengahayatan
manusia terhadap Al-qur’an. Sistematika Al-qur’an yang terbagi dalam 30
juz, 114 surat, dan 6666 ayat dan 313.671 huruf tersebut disusun juga untuk
meringankan manusia dalam membacanya.
Sebagaimana maklum bahwa secara kodrati menusia memiliki
kelemahan dalam kekuatan nafas. Jika Al-qur’an tidak terpecah dalam surat-
surat dan masing-masing surat tidak dibagi dalam ayat-ayat, maka tentulah
manusia akan kesulitan membacanya dengan baik dan benar. Bahkan, dalam
ayat-ayat tertentu yang tergolong panjang, daya jangkau nafas manusiapun
tidak mampu melampauinya dengan sempurna. Karena itulah kemudian
disusun suatu kaidah yang menjadi pedoman dalam menentukan tempat
berhenti dan memulai bacaan Al-qur’an, yang disebut dengan waqaf.
B. Rumusan Masalah
1. Tanda Baca Kaidah Waqaf Dan Washal?
2. Alif Lam Qamariyah Dan Alif Lam Syamsiyah ?
3. Gghunnah?
4. Hukum-Hukum Nun Sukun Betemu Dengan Huruf Hijaiyah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Tanda Baca Kaidah Waqaf Dan Washal
2. Untuk mengetahui Alif Lam Qamariyah Dan Alif Lam Syamsiyah
3. Untuk mengetahui apa itu Gghunnah
4. Untuk mengetahui Hukum-Hukum Nun Sukun Betemu Dengan Huruf
Hijaiyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
6. Tanda ṣad lam ya ( ) ﺻﻠﮯmerupakan singkatan dari al-waṣal awlā yang
bermakna "wasal atau meneruskan bacaan lebih baik". Maka dari itu,
meneruskan bacaan tanpa mewakafkannya lebih dianjurkan.
7. Tanda qaf ( ) ﻕmerupakan singkatan dari qīla alayhil waqaf yang bermakna
"boleh berhenti pada wakaf sebelumnya". Maka dari itu, lebih baik
meneruskan bacaan walaupun boleh diwakafkan.
8. Tanda ṣad lam ( ) صلmerupakan singkatan dari qad yūṣalu yang bermakna
"kadang kala boleh diwasalkan". Maka dari itu, lebih baik berhenti walau
kadang kala boleh diwasalkan;
9. Tanda qif ( ) ﻗﻴﻒartinya lebih dianjurkan untuk berhenti. Tanda tersebut
biasanya muncul pada kalimat yang biasanya diteruskan oleh sang pembaca
tanpa berhenti.
10. Tanda sin ( ) سatau tanda saktah ( ) ﺳﮑﺘﻪmenandakan pemberhentian sejenak
tanpa mengambil napas, baru untuk meneruskan bacaan.
11. Tanda waqfah ( ) ﻭﻗﻔﻪbermakna sama seperti wakaf saktah ( ) ﺳﮑﺘﻪ, tetapi
harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas.
12. Tanda lā ( ) ﻻmenandakan pelarangan penghentian. Tanda ini muncul
kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika muncul di
pertengahan ayat, maka tidak dianjurkan untuk berhenti. Jika berada di
penghujung ayat, sang pembaca boleh berhenti dan boleh tidak.
13. Tanda kaf ( ) ﻙmerupakan singkatan dari kaṭālik yang bermakna "serupa".
Dengan kata lain, makna dari wakaf ini mirip dengan wakaf yang sebelumnya
muncul.
14. Tanda titik tiga ( .˙. ) disebut sebagai wakaf muraqabah atau wakaf ta'anuq,
yang berarti "terikat". Wakaf ini bisa muncul sebanyak dua kali di mana saja,
dan dibaca dengan berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti
pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua, dan sebaliknya.
3. Tanda-tanda washal diantaranya:
1. Tanda Laa ( ) ﻻbermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala
pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan
ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung
ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
Contoh : An-Naml: 63
3
اَّلِذ يَن َتَتَو َّفاُهُم اْلَم اَل ِئَك ُة َطِّيِبيَن ۙ َيُقوُلوَن َس اَل ٌم َع َلْيُك ُم اْد ُخ ُلوا اْلَج َّنَة ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلوَن
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun´alaikum, masuklah kamu ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
2. Tanda sad-lam-ya' ( ) ﺻﻠﮯTanda sad-lam-ya' merupakan singkatan dari "Al-
wasl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih
baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih
baik.
Contoh:An-Naml: 17
َو ِإْن َيْمَس ْس َك ُهَّللا ِبُضٍّر َفاَل َك اِش َف َلُه ِإاَّل ُهَو ۖ َو ِإْن َيْمَس ْس َك ِبَخْيٍر َفُهَو َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر
"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak
ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia
mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu."
3. Tanda Waqaf Mujawwaz () ز, tanda boleh berhenti, namun meneruskan
bacaan adalah lebih utama.
4. Tanda sad ( ) ﺹdisebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan
bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat
darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad
adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada
waqaf sad.
5. Tanda qaf ( ) ﻕmerupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna
"telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih
baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.
4
Alif dan Lam ()ال, apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah, maka hukum
bacaannya ada dua macam:
1. Idzhar Qomariyah ()إظهار قمرية
2. Idgham Syamsiyah ()إدغام شمسية
Jenis-Jenis Lam Ta’rif
1. Alif Lam Qomariyyah (Idzhar)
Alif lam Qomariyah, yakni alif lam yang harus dibaca jelas, Atau Alif
lam yang dibaca bunyi “L” nya jika bertemu dengan huruf-huruf qomariyah
yang 14 yaitu:
ب – غ – ح – ج – ك – و – خ – ف – ع – ق – ي – م – ه- ء.
Agar lebih mudah dalam mengingatnya, huruf-huruf tersebut bisa
dirangkaikan menjadi kalimat:
ابغ حجك وخف عقيمه
Artinya:
“capailah haji mu dan hindarilah dari hal- hal yang membatalkan nya”
Dan hukum nya harus jelas dibaca izhar (jelas) sebab makhraj huruf lam
dengan makhraj huruf yang empat belas tadi berjauhan. Dinamakan Qomariyah
artinya : Sebangsa Bulan karena lam ta’rif itu diumpamakan bintang dan
Qomariyah yang 14 itu diumpamakan bulan. Bintang akan tetap terang dan
tampak kelihatan meskipun ia bertemu dengan sinar bulan. Oleh karena itu lah
maka lam ta’rif ketika bertemu huruf qomariyah harus dibaca dengan
terang/Jelas. Adapun huruf alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yang
empat belas. Dibawah ini adalah contoh dan cara membacanya :
No. Contoh Bacaan Cara Membacanya
1. Alif Lam bertemu ( ءhamzah( Dibaca bunyi “L” nya= Al
األنبياء Ambiya’
2. Alif Lam bertemu ( بBa) Dibaca bunyi “L” nya=Al
البّر Birru
3. Alif Lam bertemu ( جJim) Dibaca bunyi “L” nya = Al
الجسد Jasadu
4. Alif Lam bertemu (غGha) Dibaca bunyi “L” nya =Al
الغاشية Ghosiyyah
5
5. Alif Lam bertemu ( هHa) Dibaca bunyi “L” nya = Al
الحّي Hayyu
6. Alif Lam bertemu ( جKha) Dibaca bunyi “L” nya = Al
الخير Khoiru
7. Alif Lam bertemu ( فFa) Dibaca bunyi “L” nya = Al الفتنة
Fitnatu
8. Alif Lam bertemu ( كKa) Dibaca bunyi “L” nya = Al
الكتاب Kitabu
9. Alif Lam bertemu ( وWawu) Dibaca bunyi “L” nya = Al
الولّي Waliyyu
10. Alif Lam bertemu ‘( عAin) Dibaca bunyi “L” nya = Al
العدل Adllu
11. Alif Lam bertemu( قQa) Dibaca bunyi “L” nya = Al
القليل Qalilu
12. Alif Lam bertemu (يYa) Dibaca bunyi “L” nya = Al اليتيم
Yatimu
13. Alif Lam bertemu (مMim) Dibaca bunyi “L” nya = Al
المجيب Mujibu
14. Alif Lam bertemu (هHa) Dibaca bunyi “L” nya = Al
الهوى Hawa
6
Syamsiah berarti matahari, alif lamdiumpamakan dengan bintang dan huruf
syamsyiah yang 14 tadi diumpamakan sebagai bintang. Bintang apabila bertemu
dengan sinar matahari, menjadi tidak kelihatan.
7
Oleh karena itu, maka lam ta’rif apabila bertemu dengan huruf
syamsiyah menjadi tidak terbaca meskipun tulisannya ada. Kemudian langsung
ditasydidkan atau dimasukan kedalam huruf syamsyiah, oleh sebab itu juga
biasa disebut idgham syamsiyah karena cara membacanya dimasukkan langsung
kehuruf dan huruf lam dianggap tidak ada.
C. GHUNNAH
Pengertian Ghunnah Musyaddadah
Dalam ilmu tajwid, hukum nun dan mim yang bertasydid dikenal dengan
istilah ghunnah musyaddadah.
1. Musyaddadah
Musyaddadah atau syiddah berarti bertasydid atau memakai tasydid, yang
mana tasydid itu adalah tanda kepala huruf sin ( ) ّ – سdi atas sebuah huruf. Hal ini
menunjukkan bahwa huruf yang bertasydid itu diketahui adalah huruf rangkap yaitu
satu huruf yang sukun dan satu huruf yag berharakat.
8
Harus dibaca mimma (dengan mendengung), tidak boleh dibaca
ِم َّم mima.
9
Contoh Dibaca Q.S.
10
Hukum nun sukun dan tanwin ( ُــٌــ, ِــٍــ, ) َــًــadalah salah satu tajwid yang
terdapat dalam Qur'an. Hukum ini berlaku jika nun sukun atau tanwin bertemu huruf-
huruf hijaiyah tertentu. Pembagian hukum bacaan nun sukun dan tanwin yang
bertemu huruf hijaiyah dibagi menjadi empat, yaitu : Idzhar, Ikhfa, Idgham, Iqlab.
Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 145, yang terdapat
keterangan Tadjwid: idzhar, idgham, ikhfa dan iqlab.
Artinya :
Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan)
kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan
engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Allah memperingatkan Rasulullah
agar tidak mengikuti keinginan mereka.
Idzhar Halqi
Pengertian idzhar halqi secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu idzhar dan halqi.
Adapun idzhar artinya “jelas”, sedangkan halqi artinya “kerongkongan”.
Sedangkan pengertian secara istilah, izhar halqi adalah mengeluarkan lafal atau
suara dari tenggorokan dan dibaca dengan jelas (tanpa dengung). Disebut izhar halqi
karena makhraj dari huruf-huruf izhar halqi keluar (diucapkan) dari dalam
tenggorakan (halq).
Hukum bacaan idzhar halqi ini berlaku jika ada nun sukun atau tanwin ( “nun
mati” ( )ْنatau “tanwin” ( ) )ـــــٌـــ ـــــٍـــ ـــــًـــyang berhadapan atau bertemu dengan salah
satu dari huruf izhar. Huruf-huruf idzhar ini ada enam, yaitu :
. خ، ح، غ،ع، ه،ا
Cara membaca izhar halqi adalah jelas, tanpa dengung dan tidak boleh di
samarkan. Misalnya bacaan ُكُفًو اَاَح ٌدmaka huruf wau dengan harakat fathah tanwin
tidak boleh dibaca dengung. Harus di baca jelas Kufuwan ahad.
11
Contoh nun sukun bertemu huruf Izhar Halqi
َأْنَعْم َت
Ada nun sukun bertemu dengan ‘ain yang merupakan huruf Izhar Halqi dalam
kalimat ini. Sehingga bacaannya harus jelas menjadi “An’amta” bukan menjadi “Ang
‘amta” seperti hukum tajwid ikhfa yang disamarkan.
Contoh tanwin bertemu huruf Izhar Halqi
َع َلْيِهْم َس َو اٌء
Dalam bacaan tersebut ada tanwin yang berupa dammatain bertemu dengan
huruf Izhar Halqi dalam kalimat ini. Sehingga bacaannya harus jelas menjadi
“Sawaaun ‘alaihim” bukan menjadi “Sawaaung ‘alaihim” seperti hukum tajwid ikhfa
yang bacaannya disamarkan.
Contoh lain dalam surat Al-Baqarah ayat 10
َع َذ اٌب َأِليٌم
Ada tanwin yang berupa dammatain dalam kata “Azaabun aliim” sehingga
cara bacanya jelas.
Contoh lain dalam surat Al-Baqarah ayat 25
ِم ْنَها ُر ِزُقوا
Ada nun sukun bertemu dengan Ha, sehingga cara bacanya adalah “Minhaa”.
Bukan menjadi “Minghaa” yang disamarkan dalam hukum tajwid Ikhfa
Idgham )ﺇﺩﻏﺎﻡ
Idgham menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Adapun idgham menurut istilah adalah :
Bertemunya huruf yang bersukun dengan huruf yang berharakat sehingga kedua huruf
tersebut menjadi satu huruf, huruf kedua menjadi bertasydid. Kemudian lidah
mengucapkan huruf tersebut dengan sekali ucapan.
Idgham menurut pengertian ilmu tajwid adalah :
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham yang
enam yaitu ya, ro, lam, mim, wau, nun, ( ) ن و م ل ر يmaka dinamakan idgham.
Idgham dalam hukum nun sukun dan tanwin dibagi menjadi 2 bagian :
a) Idgham Bighunnah )ادغام بغّنة
12
Secara bahasa idgham artinya “memasukkan”, bighunnah artinya “dengan
dengung”. Sedangkan dalam pengertian hukum nun sukun dan tanwin adalah :
“apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang empat
maka disebut dengan idgham bigunnah”.
Keempat huruf idgham bighunnah terkumpul dalam lafaz ( )َيْنُم ْو
Cara membaca idgham bigunnah adalah dengan memasukkan suara nun sukun
atau tanwin ke dalam huruf idgham bighunnah yang ada dihadapannya sehingga
menjadi satu ucapan, seakan akan satu huruf. Pada waktu meng-idgham-kan,
suara harus di tasydid-kan ke dalam huruf idgham bighunnah.Contoh :
1. ( ِلَم ْن َيَر ىnun mati berjumpa dengan huruf ya)
2. ( َاْن َيُتْو ُبnun mati berjumpa dengan huruf ya)
3. ( ُوُجْو ٌه َيْو َم ِئٍذtanwin berjumpa dengan huruf ya)
4. ( ِم ْن َو َر اِئِه ْمnun mati berjumpa dengan huruf wau)
5. ( ِع َو جًاَو َالَاْم تَاtanwin berjumpa dengan huruf wau)
6. ( َنُك ْن َم َع ًك ْمnun mati berjumpa dengan huruf mim)
7. ( َلَك ُفْو ٌر ُم ِبْيٌنtanwin berjumpa dengan huruf mim)
8. ( ِم ْن نَاِص ِرْيَنnun mati berjumpa dengan huruf nun)
9. ( ِح َطٌة َنْغ ِفْر َلُك ْمtanwin berjumpa dengan hurud nun)
b) Idgham Bilaghunnah
Bilaghunnah artinya tanpa disertai dengung/sengau.Idgham bilaghunnah
dalam pengertian hukum nun sukun dan tanwin adalah : “apabila ada nun sukun atau
tanwin bertemu dengan salah satu dari dua huruf yaitu lam, ro’ maka disebut idgham
bilaghunnah.
Cara membacanya idgham bilaghunnah adalah dengan memasukkan suara
nun sukun atau tanwin sepenuhnya kepada huruf lam dan ro’ seraya menahanya
sejenak.
Jumlah huruf idgham bilaghunnah ada 2, yaitu:()ر()ل
Contoh :
A. ( ِم ْن َلُد ْنِكnun mati berjumpa dengan huruf lam)
B. ( ِذ ْك ٌر ِلْلَعِلَلْيَنtanwin berjumpa dengan huruf lam)
C. (َفَم ْن َر ُبُك َم اnun mati berjumpa dengan huruf ro')
D. (َغ ُفْو ٌر َر ِح ْيٍمtanwin berjumpa dengan huruf ro')
13
Pengecualian :
Jika nun mati bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam
satu kata, seperti ِقْنَو اٌن, َاُّد ْنَيا, ُبْنَياٌن, dan ِص ْنَو اٌن, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca
jelas.
. Ikhfa ()ِاْخ َفاء
Menurut bahasa adalah as-satru, artinya adalah samar atau tertiup. Adapun
ikhfa’ menurut istilah adalah:”mengucapkan huruf dengan sifat antara izhar dan
idgham, tanpa tasydid dan dengan menjaga ghunnah pada huruf yang di-ikhfa-kan.
Ikhfa’ dalam pengertian nun sukun dan tanwin adalah : “apabila nun sukun
dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa’ yang berjumlh 15 (lima belas),
maka dinamakan ikhfa haqiqi.
Dinamakan dengan ikhfa’ karena hilangnya bunyi huruf nun secara sempurna.
Huruf ikhfa' yang 15 yaitu : ta'()ت, tsa' ()ث, jim ()ج, dal ()د, żal ()ذ, zai ()ز, sin
()س, syin ()ش, sad ()ص, dad ()ض, tha ()ط, zha ()ظ, fa' ()ﻑ, qaf ()ق, dan kaf (ك
Cara membaca huruf ikhfa’ adalah dengan memadukan antara suara nun sukun
atau tanwin dengan suara huruf dari salah satu huruf ikhfa’ yang lima belas yang
berada didepanya. Suara ikhfa’ akan terdengar samar antarai-zhar dan idgham
Suara ditahan kira-kira 2 sampai 3 ketukan, kemudian disambung dengan
pengucapan huruf ikhfa.
Contoh :
1. ( ِم ْنُك ْمnun mati berjumpa dengan huruf kaf)
2. ( َم ْن َثُقَلْتnun mati berjumpa dengan huruf tsa')
3. ( ِر َج ا ٌل َص َد ُقواtanwin berjumpa dengan huruf sad)
4. ( َناًرا َذ اَت َلَهٍبtanwin berjumpa dengan huruf zal)
Iqlab ( ) اقالب
Iqlab yaitu salah satu dari hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf Nun
Sukun ( ) ْنataupun juga tanwin ( ـٌـــ, ـٍـــ, ) ـًـــyang ketemu dengan huruf hijaiyah Ba (
) ب. Secara harfiah, Iqlab mempunyai arti menggantikan atau mengubah sesuatu dari
bentuk aslinya.
Cara Membaca Hukum Iqlab
Cara membaca Iqlab yaitu dengan cara menggantikan / mengubah huruf ْن
ataupun tanwin ـٌـــ, ـٍـــ, ـًـــjadi suara huruf mim sukun ( ) ْم, oleh karenanya ketika
nun mati ataupun tanwin akan bertemu dengan huruf ba ( ب, maka bibir atas dan bibir
14
bawah tersebut posisinya tertutup, dan juga diiringi dengan suara dengung kurang
lebih 2 harakat.
Hukum Iqlab di dalam Al-Quran, biasanya sudah ditandai dengan huruf mim kecil ( م
) – dan huruf tersebut diletakkan di atas – antara ْنatau ـٌـــ, ـٍـــ, ـًـــdengan huruf ب.
Contoh Hukum Iqlab Dalam Al Qur’an
Surat Yasin Ayat 52
اْلُم ْر َس ُلوَن َو َص َدَق الَّر ْح َمُـن َم اَو َعَد َهَذ ا َّم ْر َقِد َنا ِم ن َبَع َثَنا َم ْن َياَو ْي َلَنا َقاُلوا
Pada Surat Yasin ayat ke 52 diatas, yang berwarna merah adalah contoh dari Iqlab,
dan ciri utamanya adalah nun sukun (mati) bertemu dengan huruf ba, dan dibaca mam
ba’atsanaa.
Surat tabarak ayat 11
َفاْع َتَر ُفوا ِبَذ ْن ِبِهْم َفُسْح ًقا َألْص َح اِب الَّسِع يِر
Pada Surat Tabarak ayat ke 11 diatas, yang berwarna merah adalah contoh dari Iqlab,
dan ciri utamanya adalah nun sukun (mati) bertemu dengan huruf ba, dan dibaca
bidzambihim.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu
tajwid, dengan mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana
kita harus berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat Al-qur’an, pemahaman
yang minim dapat menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika
membaca Al-qur’an.
Tidak ditemukan dalam al Qur’an waqof yang hukumnya wajib,
dengan maksud akan berdosa jika tidak mengamalkannya. Tidak ditemukan
pula waqof yang hukumnya haram, dengan maksud akan berdosa jika ada
pembaca yang melakukannya. Kecuali dengan sebab-sebab tertentu yang bisa
menarik menjadi haram. Namun, walau tidak ada maksud atau kesengajaan
dalam waqof sebaiknya jangan dilakukan, karena dapat menimbulkan
kesalahpahaman.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, jika terdapat kesalahan dalam
penulis ataupun penyampaiannya kami mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
17