Kata Pengantar….………………………………………………………………........………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………...………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….......……..1
1.1 Latar belakang……………………………………………………………….......……….1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………..........….2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..………..….2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….....………….3
2.1 Kaidah waqaf dan washal……………… ..………………………………................…….4
2.2 Tanda-tanda bacaan waqaf dan washal…………………………............................……....7
2.3 Saktah dan qath’u………………………………………………………….…...........……9
2.4 Praktik bacaan waqaf dan washal dalam Al -Quran membaca
surat AL- kafirun dan At-tin…………………………………………………...........………..9
BAB III PENUTUP………………………………………………………………....………10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...….……10
3.2 Daftar pustaka……………………………………………………………………....……10
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti dari waqaf dan washal
2. Untuk mengetahui pembagian waqaf
3. Untuk mengetahui tanda-tanda washal
4. Untuk mengetahui makna saktah dan qath’u
5. Untuk mengetahui bacaan waqaf washal dengan benar
1
PEMBAHASAN II
Waqaf secara sederhana dapat diartikan sebagai penghentian bacaan al-quran karena
sebab-sebab tertentu. Lawanya waqaf ialah washal, yang berarti menyambung bacaan.
Waqaf menurut bahasa ialah al-Habs yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah,
waqaf adalah: Memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu, tidak begitu
lama, kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan
al-Qur’an. Waqaf [ ]َو َقْفadalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku
kata untuk mengambil nafas dengan maksud melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.
Kata al-Waqof biasa dipakai untuk dua makna, makna yang pertama adalah titik atau
tanda di mana seseorang yang membaca al-Qur’an diam (menghentikan bacaannya)
pada tanda tersebut. Makna yang kedua adalah tempat-tempat (posisi) yang ditunjukkan
oleh para imam ahli Qira’at. Dengan demikian setiap tempat (posisi) dari tempat-tempat
tersebut dinamakan waqof, sekalipun seorang pembaca al-Qur’an tidak berhenti di
tempat (posisi) tersebut.
Macam-Macam Waqaf
1. Waqaf Idl-thirari
Idl-thirari Secara bahasa berasal dari kata dlarara , yang berarti darurat. Waqaf Idl-
thirarimenurut istilah ialah : Berhenti mendadak karena terpaksa, seperti kehabisan,
batuk dan lupa. Seorang qari yang dalam keadaan darurat, seperti kehabisan nafas,
batuk, atau lupa, boleh menghentikan bacaan al-Qurannya dimana saja. Namun, ketika
ia hendak memulai lagi bacaannya, ada dua pilihan baginya:
a. Ia wajib memulai kembali bacaannya dari kalimat sebelumnya yang cocok dan baik
jika penghentian bacaan yang dilakukanya tidak sempurna, Contoh, seseorang karena
alasan darurat berhenti pada lafadz ﻋﻧﺪdalam ayat:
)٨ : (اﻟﺒﻴـﻨﺔ.... ﺟﺰﺍﺆﮬﻢﻋﻨﺫﺭﺑﮬﻢ
Maka wajib baginya memulai kembali bacaanya dari lafadz:
ﺟﺰﺍﺆﮬﻢ...
2
b. Ia boleh melanjutkan bacaan pada kalimat berikutnya tanpa harus mengulang
kembali bacaanya jika ia berhenti pada tempat yang dibenarkan. Contoh, menghentikan
bacaan pada akhir ayat berikut ini:
١﴾ﺍﻟﻢ ﺗﺭﮐﻴﻑ ﻓﻌﻝ ﺭﺒﻙ ﺑﺎ ﺻﺣﺏ ﺍﻠﻓﯿﻝ ﴿ﺍﻠﻓﯿﻝ ׃
3
Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada lafazh ﻮاﳊﺧﺎرة
,baru kemudian mengulanginya dari lafazh اﻟﱵatau dari lafazh sebelumnya
yang cocok dan baikWaqaf Intizhari menurut istilah adalah berhenti (menunggu) pada
suatu kalimat guna dihubungkan dengan kalimat lain pada bacaan yang tengah dibaca,
ketika ia menghimpun beberapa qiraat dan ada beberapa perbedaan riwayat. Maksudnya
adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara
boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil
menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari
kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan
samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda
itu
Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada lafazh ﻮاﳊﺧﺎرة
,baru kemudian mengulanginya dari lafazh اﻟﱵatau dari lafazh sebelumnya
yang cocok dan baik
3. Waqaf Ikhtibari
Ikhtibari secara bahasa artinya memberi keterangan, berasal dari kata khabara
Waqaf Ikhtibari menurut istilah ialah : Berhenti pada suatu kalimat untuk menjelaskan
al-maqtu (kalimat yang terpotong) dan al-maushul (kalimat yang bersambung), atau
karena pertanyaan seorang penguji kepada seorang qari yang sedang belajar bagaimana
cara me-waqaf-kannya. Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar,
yang sebenarnya tidak boleh waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.[3]
4
(menunggu), atau ikhtibari (memberi ketenangan). Keputusannya untuk waqaf semata-
mata merupakan hatinya sendiri.
Waqaf ikhtiari terbadi menjadi empat bagian, yaitu:
c) (Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi
makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya
Washal menurut bahasa artinya terus atau menyambung bacaan. Menurut istilah
washal adalah meneruskan bacaan Al-Qur'an sampai ada tanda waqaf. Tidak boleh
diputus-putus membacanya. Jika tidak kuat napasnya, boleh berhenti, tetapi bacaannya
diulang Kembali.
Tanda-tanda waqaf
1. Tanda mim ( ) مـ
Tanda mim disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi
setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Contoh ; An-Naml: 36
5
ِإَّنَم ا َيْسَتِج يُب اَّلِذ يَن َيْس َم ُعوَن ۘ َو اْلَم ْو َتٰى َيْبَع ُثُهُم ُهَّللا ُثَّم ِإَلْيِه ُيْر َج ُعوَن
" Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-
orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah
merekadikembalikan ".
2. Tanda jim ( ) ﺝ
Tanda jim adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti. Contoh: Al-Anfal: 13
َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهْم َش اُّقوا َهَّللا َو َر ُسوَلُهۚ َو َم ْن ُيَش اِقِق َهَّللا َو َر ُسوَلُه َفِإَّن َهَّللا َش ِد يُد اْلِع َقاِب
"(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah
dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
Allah amat keras siksaan-Nya
3.Tanda waqaf Aula yaitu anda waqaf yang menunjukkan lebih bagus berhenti
walaupun nafas masih kuat.
Contoh : Fussilat : 45
َو َلَقْد آَتْيَنا ُم وَس ى اْلِكَتاَب َفاْخ ُتِلَف ِفيِهۗ َو َلْو اَل َك ِلَم ٌة َسَبَقْت ِم ْن َر ِّبَك َلُقِض َي َبْيَنُهْم ۚ َو ِإَّنُهْم َلِفي َشٍّك ِم ْنُه ُم ِريٍب
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Taurat lalu diperselisihkan tentang
Taurat itu. Kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabb-mu, tentulah
orang-orang kafir itu sudah dibinasakan. Dan Sesungguhnya mereka terhadap Al
Quranbenar-benar dalam keragu-raguan yang membingungkan."
5 َٰذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ۛ ِفيِهۛ ُهًدى ِلْلُم َّتِقيَن.Tanda tho ( ) ﻁadalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah
berhenti.
6.Tanda Waqaf Mustahab()قف, berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
6
7.Tanda sin ( ) سatau tanda Saktah ( ) ﺳﮑﺘﻪmenandakan berhenti seketika tanpa
mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa
mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan
"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
"
3.Tanda Waqaf Mujawwaz () ز, tanda boleh berhenti, namun meneruskan bacaan
adalah lebih utama.
4.Tanda sad ( ) ﺹdisebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih
baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah
makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata
lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.
7
5. Tanda qaf ( ) ﻕmerupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna "telah
dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik
meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.
8
6. Bacaan Washal: " "َلُك ْم ِد يُنُك ْم َوِلَي ِد يِن
Waqaf: ( – )وقفBerhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.
b. Surah At-Tin:
Dengan melakukan praktek bacaan washal dan waqaf, kita dapat memperindah
recitasi Al-Qur'an dan memahami setiap ayat dengan lebih baik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu tajwid, dengan
mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana kita harus berhenti
sejenak dalam membaca ayat-ayat Al qur’an, pemahaman yang minim dapat
menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika membaca Al qur’an.
10