Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

Kata Pengantar….………………………………………………………………........………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………...………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….......……..1
1.1 Latar belakang……………………………………………………………….......……….1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………..........….2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..………..….2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….....………….3
2.1 Kaidah waqaf dan washal……………… ..………………………………................…….4
2.2 Tanda-tanda bacaan waqaf dan washal…………………………............................……....7
2.3 Saktah dan qath’u………………………………………………………….…...........……9
2.4 Praktik bacaan waqaf dan washal dalam Al -Quran membaca
surat AL- kafirun dan At-tin…………………………………………………...........………..9
BAB III PENUTUP………………………………………………………………....………10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...….……10
3.2 Daftar pustaka……………………………………………………………………....……10

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada manusia dengan sangat sempurna.
Kesempurnaannya tidak hanya terletak pada kedalaman kandungan maknanya dan ketinggian
bahasanya. Namun kesempurnaannya juga tampak dari sistematika juz, surat, ayat, dan tema-
tema pembahasannya. Hal itu tak lain adalah untuk memudahkan pemahaman dan
penghayatan manusia terhadap Al Qur’an. Sistematika Al Qur’an yang terbagi dalam 30 juz,
114 surat, dan 6666 ayat dan 313.671 huruf tersebut disusun juga untuk meringankan
manusia dalam membacanya.
Sebagaimana maklum bahwa secara kodrati manusia memiliki kelemahan dalam
kekuatan nafas. Jika Al Qur’an tidak terpecah dalam surat-surat dan masing-masing surat
tidak dibagi dalam ayat-ayat, maka tentulah manusia akan kesulitan membacanya dengan
baik dan benar. Bahkan, dalam ayat-ayat tertentu yang tergolong panjang, daya jangkau nafas
manusia pun tidak mampu melampauinya dengan sempurna. Karena itulah kemudian disusun
suatu kaidah yang menjadi pedoman dalam menentukan tempat berhenti dan memulai bacaan
Al Qur’an, yang disebut dengan wakaf

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa makna dari waqaf dan washal
2.Apa saja pembagian waqaf
3.Apa saja tanda-tanda washal
4.Apa makna saktah dan qath’u
5.Bagaimana cara membaca waqaf dan washal dalam Al-Quran Surah al kafirun dan at tin

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti dari waqaf dan washal
2. Untuk mengetahui pembagian waqaf
3. Untuk mengetahui tanda-tanda washal
4. Untuk mengetahui makna saktah dan qath’u
5. Untuk mengetahui bacaan waqaf washal dengan benar

1
PEMBAHASAN II

1.PENGERTIAN WAQAF DAN WASHAL

Waqaf secara sederhana dapat diartikan sebagai penghentian bacaan al-quran karena
sebab-sebab tertentu. Lawanya waqaf ialah washal, yang berarti menyambung bacaan.
Waqaf menurut bahasa ialah al-Habs yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah,
waqaf adalah: Memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu, tidak begitu
lama, kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan
al-Qur’an. Waqaf [ ‫ ]َو َقْف‬adalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku
kata untuk mengambil nafas dengan maksud melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.
Kata al-Waqof biasa dipakai untuk dua makna, makna yang pertama adalah titik atau
tanda di mana seseorang yang membaca al-Qur’an diam (menghentikan bacaannya)
pada tanda tersebut. Makna yang kedua adalah tempat-tempat (posisi) yang ditunjukkan
oleh para imam ahli Qira’at. Dengan demikian setiap tempat (posisi) dari tempat-tempat
tersebut dinamakan waqof, sekalipun seorang pembaca al-Qur’an tidak berhenti di
tempat (posisi) tersebut.

Macam-Macam Waqaf

1. Waqaf Idl-thirari
Idl-thirari Secara bahasa berasal dari kata dlarara , yang berarti darurat. Waqaf Idl-
thirarimenurut istilah ialah : Berhenti mendadak karena terpaksa, seperti kehabisan,
batuk dan lupa. Seorang qari yang dalam keadaan darurat, seperti kehabisan nafas,
batuk, atau lupa, boleh menghentikan bacaan al-Qurannya dimana saja. Namun, ketika
ia hendak memulai lagi bacaannya, ada dua pilihan baginya:
a. Ia wajib memulai kembali bacaannya dari kalimat sebelumnya yang cocok dan baik
jika penghentian bacaan yang dilakukanya tidak sempurna, Contoh, seseorang karena
alasan darurat berhenti pada lafadz ‫ ﻋﻧﺪ‬dalam ayat:
)٨ :‫ (اﻟﺒﻴـﻨﺔ‬.... ‫ﺟﺰﺍﺆﮬﻢﻋﻨﺫﺭﺑﮬﻢ‬
Maka wajib baginya memulai kembali bacaanya dari lafadz:
‫ﺟﺰﺍﺆﮬﻢ‬...

2
b. Ia boleh melanjutkan bacaan pada kalimat berikutnya tanpa harus mengulang
kembali bacaanya jika ia berhenti pada tempat yang dibenarkan. Contoh, menghentikan
bacaan pada akhir ayat berikut ini:
١‫﴾ﺍﻟﻢ ﺗﺭﮐﻴﻑ ﻓﻌﻝ ﺭﺒﻙ ﺑﺎ ﺻﺣﺏ ﺍﻠﻓﯿﻝ ﴿ﺍﻠﻓﯿﻝ ׃‬

2. Waqaf Intizhari (menunggu)


Waqaf Intizhari menurut istilah adalah berhenti (menunggu) pada suatu kalimat guna
dihubungkan dengan kalimat lain pada bacaan yang tengah dibaca, ketika ia
menghimpun beberapa qiraat dan ada beberapa perbedaan riwayat. Maksudnya adalah
waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh
dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil menunggu
adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari kata
sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi
tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda itu
Contoh, seseorang menghentikan bacaannya pada lafazh:
‫واﳊﺟﺎﺮة‬....
Dari ayat yang berbunyi:
٢٤ :‫ اﻟﺒﻘﺮة‬.....)‫ ﻓﺎﺗﻘوا ﻟﻨﺎﺮ اﻟﱵ وﻗودﻫﺎ اﻟﻨﺎس واﻟﺣﺠﺎرة اﻋ ت ﻟﻠﻜﻔﺮﻳﻦا‬Untuk mempertemukan dua
pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada lafazh ‫ﻮاﳊﺧﺎرة‬ ,baru kemudian
mengulanginya dari lafazh ‫ اﻟﱵ‬atau dari lafazh sebelumnya yang cocok dan baikWaqaf
Intizhari menurut istilah adalah berhenti (menunggu) pada suatu kalimat guna
dihubungkan dengan kalimat lain pada bacaan yang tengah dibaca, ketika ia
menghimpun beberapa qiraat dan ada beberapa perbedaan riwayat. Maksudnya adalah
waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh
dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil menunggu
adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari kata
sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi
tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda itu
Contoh, seseorang menghentikan bacaannya pada lafazh:
‫واﳊﺟﺎﺮة‬....
Dari ayat yang berbunyi:
٢٤ :‫ اﻟﺒﻘﺮة‬.....)‫( ﻓﺎﺗﻘوا ﻟﻨﺎﺮ اﻟﱵ وﻗودﻫﺎ اﻟﻨﺎس واﻟﺣﺠﺎرة اﻋ ت ﻟﻠﻜﻔﺮﻳﻦا‬

3
Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada lafazh ‫ﻮاﳊﺧﺎرة‬
,baru kemudian mengulanginya dari lafazh ‫ اﻟﱵ‬atau dari lafazh sebelumnya
yang cocok dan baikWaqaf Intizhari menurut istilah adalah berhenti (menunggu) pada
suatu kalimat guna dihubungkan dengan kalimat lain pada bacaan yang tengah dibaca,
ketika ia menghimpun beberapa qiraat dan ada beberapa perbedaan riwayat. Maksudnya
adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara
boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil
menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari
kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan
samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda
itu

Contoh, seseorang menghentikan bacaannya pada lafazh:


‫واﳊﺟﺎﺮة‬....
Dari ayat yang berbunyi:
٢٤ :‫ اﻟﺒﻘﺮة‬.....)‫( ﻓﺎﺗﻘوا ﻟﻨﺎﺮ اﻟﱵ وﻗودﻫﺎ اﻟﻨﺎس واﻟﺣﺠﺎرة اﻋ ت ﻟﻠﻜﻔﺮﻳﻦا‬

Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada lafazh ‫ﻮاﳊﺧﺎرة‬
,baru kemudian mengulanginya dari lafazh ‫ اﻟﱵ‬atau dari lafazh sebelumnya
yang cocok dan baik

3. Waqaf Ikhtibari
Ikhtibari secara bahasa artinya memberi keterangan, berasal dari kata khabara
Waqaf Ikhtibari menurut istilah ialah : Berhenti pada suatu kalimat untuk menjelaskan
al-maqtu (kalimat yang terpotong) dan al-maushul (kalimat yang bersambung), atau
karena pertanyaan seorang penguji kepada seorang qari yang sedang belajar bagaimana
cara me-waqaf-kannya. Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar,
yang sebenarnya tidak boleh waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.[3]

4. Waqaf Ikhtiari (pilihan).


Waqaf Ikhtiyari adalah waqaf yang dipilih dengan sengaja oleh seorang qari untuk
menghentikan bacaan al-Qurannya pada suatu lafazh/kalimat. Pilihannya untuk waqaf
pada lafazh/kalimat tersebut bukan karena alasan idl-thirari (darurat), intizhari

4
(menunggu), atau ikhtibari (memberi ketenangan). Keputusannya untuk waqaf semata-
mata merupakan hatinya sendiri.
Waqaf ikhtiari terbadi menjadi empat bagian, yaitu:

a) ّ (taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu


bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau
bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki
kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya

b) (kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu


bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan,
namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya

c) (Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi
makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya

d) (Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara


tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus
dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan
bacaan yang lain.

Washal menurut bahasa artinya terus atau menyambung bacaan. Menurut istilah
washal adalah meneruskan bacaan Al-Qur'an sampai ada tanda waqaf. Tidak boleh
diputus-putus membacanya. Jika tidak kuat napasnya, boleh berhenti, tetapi bacaannya
diulang Kembali.

2.TANDA-TANDA BACAAN WAQAF DAN WASHAL

Tanda-tanda waqaf
1. Tanda mim ( ‫) مـ‬
Tanda mim disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi
setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Contoh ; An-Naml: 36

5
‫ِإَّنَم ا َيْسَتِج يُب اَّلِذ يَن َيْس َم ُعوَن ۘ َو اْلَم ْو َتٰى َيْبَع ُثُهُم ُهَّللا ُثَّم ِإَلْيِه ُيْر َج ُعوَن‬

" Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-
orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah
merekadikembalikan ".

2. Tanda jim ( ‫) ﺝ‬
Tanda jim adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti. Contoh: Al-Anfal: 13
‫َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهْم َش اُّقوا َهَّللا َو َر ُسوَلُهۚ َو َم ْن ُيَش اِقِق َهَّللا َو َر ُسوَلُه َفِإَّن َهَّللا َش ِد يُد اْلِع َقاِب‬
"(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah
dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
Allah amat keras siksaan-Nya

3.Tanda waqaf Aula yaitu anda waqaf yang menunjukkan lebih bagus berhenti
walaupun nafas masih kuat.
Contoh : Fussilat : 45
‫َو َلَقْد آَتْيَنا ُم وَس ى اْلِكَتاَب َفاْخ ُتِلَف ِفيِهۗ َو َلْو اَل َك ِلَم ٌة َسَبَقْت ِم ْن َر ِّبَك َلُقِض َي َبْيَنُهْم ۚ َو ِإَّنُهْم َلِفي َشٍّك ِم ْنُه ُم ِريٍب‬

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Taurat lalu diperselisihkan tentang
Taurat itu. Kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabb-mu, tentulah
orang-orang kafir itu sudah dibinasakan. Dan Sesungguhnya mereka terhadap Al
Quranbenar-benar dalam keragu-raguan yang membingungkan."

4. tanda bertitik tiga (.'. .'.~Mu'anaqah)


Tanda bertitik tiga yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat).
Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya
adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda
pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya. Contoh Al-Baqorah:2

5 ‫َٰذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ۛ ِفيِهۛ ُهًدى ِلْلُم َّتِقيَن‬.Tanda tho ( ‫ ) ﻁ‬adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah
berhenti.

6.Tanda Waqaf Mustahab(‫)قف‬, berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.

6
7.Tanda sin ( ‫ ) س‬atau tanda Saktah ( ‫ ) ﺳﮑﺘﻪ‬menandakan berhenti seketika tanpa
mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa
mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan

TANDA-TANDA WASHAL DIANTARANYA ADALAH :

1.Tanda Laa ( ‫ ) ﻻ‬bermaksud "Jangan berhenti!".


Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia
muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di
penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
Contoh : An-Naml: 63 ‫اَّلِذ يَن َتَتَو َّفاُهُم اْلَم اَل ِئَك ُة َطِّيِبيَن ۙ َيُقوُل وَن َس اَل ٌم َع َلْيُك ُم اْدُخ ُل وا اْلَج َّن َة ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُل وَن‬
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka): "Salaamun´alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu
disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".

2.Tanda sad-lam-ya' ( ‫) ﺻﻠﮯ‬


Tanda sad-lam-ya' merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna "wasal
atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa
mewaqafkannya adalah lebih baik.
Contoh:An-Naml: 17
‫َو ِإْن َيْمَس ْس َك ُهَّللا ِبُضٍّر َفاَل َك اِش َف َلُه ِإاَّل ُهَو ۖ َو ِإْن َيْمَس ْس َك ِبَخْيٍر َفُهَو َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬

"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
"
3.Tanda Waqaf Mujawwaz (‫) ز‬, tanda boleh berhenti, namun meneruskan bacaan
adalah lebih utama.

4.Tanda sad ( ‫ ) ﺹ‬disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih
baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah
makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata
lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.

7
5. Tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna "telah
dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik
meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.

3.SAKTAH DAN QATH’U


Secara bahasa, Saktah artinya diam. Pengertian Saktah secara istilah adalah
memotong atau berhenti membaca dalam jangka waktu tertentu tanpa bernafas dan niat
melanjutkan bacaan waktu itu juga. Cara baca Saktah adalah dengan berhenti dan
menahan nafas selama kurang dari 2 harakat.Praktek bacaan Saktah dalam riwayat
Hafsh dari Ashim thariq Syathibi, terdapat hanya pada 6 tempat dalam al-Quran. Dengan
rincian Saktah Wajib ada 4 dan saktah Jaiz ada 2.
Secara bahasa, Qatha' artinya memutus. Pengertian Qatha' secara istilah adalah
memotong atau berhenti membaca pada akhir kata dengan niat berpaling atau tidak
melanjutkan membaca lagi. Maksudnya, ketika kita ingin mengakhiri baca al-Quran
itu adalah Qatha'
4.BACAAN WASHAL DAN WAQAF DALAM AL-QURAN MEMBACA QS AL-
KAFIRUN DAN AT-TIN
a.Surah Al-Kafirun:
1. Bacaan Washal: " ‫"ُقْل َيا َأُّيَها اْلَك اِفُروَن‬
Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

2. Bacaan Washal: " ‫"اَل َأْع ُبُد َم ا َتْعُبُد وَن‬


Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

3. Bacaan Washal: "‫"َو اَل َأنُتْم َعاِبُد وَن َم ا َأْع ُبُد‬


Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

4. Bacaan Washal: " ‫"َو اَل َأَنا َعاِبٌد َّم ا َع َبدُّتْم‬


Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

5. Bacaan Washal: "‫"َو اَل َأنُتْم َعاِبُد وَن َم ا َأْع ُبُد‬


Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat
berikutnya.

8
6. Bacaan Washal: " ‫"َلُك ْم ِد يُنُك ْم َوِلَي ِد يِن‬
Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

b. Surah At-Tin:

1.Bacaan Washal: " ‫"َو الِّتيِن َو الَّز ْيُتوِن‬


Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

2.Bacaan Washal: " ‫"َو ُطوِر ِس يِنيَن‬


Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

3.Bacaan Washal: " ‫"َو َهَذ ا اْلَبَلِد اَأْلِم يِن‬


Waqaf: (‫ – )وقف‬Berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke ayat berikutnya.

Dengan melakukan praktek bacaan washal dan waqaf, kita dapat memperindah
recitasi Al-Qur'an dan memahami setiap ayat dengan lebih baik.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu tajwid, dengan
mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana kita harus berhenti
sejenak dalam membaca ayat-ayat Al qur’an, pemahaman yang minim dapat
menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika membaca Al qur’an.

3.2 DAFTAR PUSTAKA


Nuraynien, makalah waqof dan ibtidwaqof-dan-ibtida/,pada tanggal 25 mei 2017
pukul 20:00.
United Islamic Cultural Center of Indonesia,Tajwid Qarabasy, Jakarta,2005.

10

Anda mungkin juga menyukai